Demi keegoisannya, sang paman tega menjual Abby Hart kepada CEO De Luca Inc. Dari kabar yang terdengar, Giorgio De Luca mengalami luka bakar dua tahun yang lalu. Sejak saat itu, dia tidak pernah menampilkan dirinya ke publik. Seiring waktu berjalan, Abby bisa melihat tidak hanya luka fisik yang dirasakan Gio tapi juga luka psikis. Meskipun tidak bisa mengobati luka fisiknya, tapi Abby ingin sekali bisa menyembuhkan luka di hati Gio. Sayangnya sikap dingin dan tertutup Gio membuat Abby tidak bisa menjangkau pria itu. Namun ketulusan hati Abby membuat Gio yang semula tidak ingin jatuh cinta lagi menjadi luluh. Namun sayangnya banyak rintangan yang harus mereka hadapi. Membuat Abby terjerat dalam cinta sang CEO. Hingga suatu hari Abby mendapati kebenaran masa lalu Gio yang mengharuskannya menekan perasaan cintanya. Saat itulah Gio menyadari Abby terlalu berharga baginya. Sayangnya semua sudah terlambat. Akankah Gio mampu meyakinkan Abby untuk kembali padanya? Atau dia harus menanggung kebencian Abby padanya? * * * * * Adorable poster by : DR Desain Galeri
view moreSiapapun tidak bisa membaca pikiran orang lain. Karena itu berhati-hatilah, karena tidak semua orang memiliki pikiran yang baik untuk kita.
♠ ♠ ♠ ♠ ♠
Di dapur sebuah toko roti berukuran kecil terlihat sangat berantakan. Serbuk tepung berserakan di atas meja. Lalu terdengar suara oven berdenting. Seorang wanita mengenakan apron pink polos dengan antusias menghampiri oven dan membukanya. Seketika aroma muffin tercium hidungnya dan sangat menggiurkan.
Wanita bernama Abby Hart itu mengeluarkan loyang yang berisi muffin coklat. Dia meletakkan loyang itu di atas meja. Wajahnya menampilkan senyum kepuasan. Tidak ada yang lebih membahagiakan bagi Abby selain melihat kue buatannya berhasil dan terlihat sempurna.
Abby memindahkan muffin itu ke atas piring besar. Saat memindahkan muffin ketiga, terdengar langkah kaki mendekat. Abby menoleh ke arah pintu yang menghubungkan dapur dengan toko rotinya. Terlihat seorang pria paruh baya bersama dengan seorang wanita yang sangat cantik.
"Uncle Matt, Carla. Tidak biasanya kalian kemari." Abby tampak senang melihat paman dan sepupunya. Mereka adalah keluarga Abby yang tersisa.
"Ada yang ingin kubicarakan denganmu, Abby." Matt yang mengenakan setelan abu-abu menatap Abby dengan gelisah.
Saat itulah Abby tahu ada yang tidak beres. Terutama melihat wajah Carla yang biasanya cerah berubah menjadi murung.
"Baiklah. Bisakah kalian menunggu sebentar di depan sementara aku membersihkan diri dulu." Abby menunjukkan tangannya yang kena tepung serta celemeknya yang kotor.
"Tentu. Terimakasih, Abby."
Matt dan putrinya, Carla, berjalan meninggalkan dapur. Mereka menempati tempat duduk yang disediakan di toko roti. Karena saat ini masih pagi, jadi toko roti milik Abby masih belum dibuka dan belum ada pengunjung. Bahkan Taylor, pegawai Abby, belum datang.
"Dad, kau harus membuat Abby setuju untuk pergi. Aku tidak mau melakukan tugas itu." Ucap Carla dengan wajah kesalnya.
"Tenanglah. Aku yakin dia mau pergi." Matt meyakinkan putrinya.
"Kalau tidak mau, dia sangat keterlaluan, Dad. Dia sudah menyusahkan kita dengan menjadi benalu di rumah kita."
"Sebentar lagi dia akan membalas kebaikan kita padanya, Putriku. Percayalah."
Carla tersenyum puas. Sejak lama wanita itu membenci Abby. Bahkan dia memperlakukan sepupunya itu dengan tidak baik. Tak lama Abby keluar dari dapur dan bergabung dengan paman dan sepupunya. Dia menyerahkan dua cangkir teh untuk mereka.
"Jadi apa yang ingin Uncle bicarakan?" tanya Abby menatap Matt.
"Sebenarnya aku ingin meminta bantuanmu, Abby." Matt menggerakkan kedua tangannya gelisah.
"Bantuan apa, Uncle? Katakanlah. Aku pasti akan membantu jika aku bisa melakukannya."
"Kau tahu bukan perusahaan sedang dalam kondisi tidak baik?"
"Kau menceritakannya minggu lalu. Tapi jika Uncle membutuhkan dana, aku tidak bisa membantu banyak, Uncle." Abby tidak bisa berbuat apapun karena toko rotinya belum memiliki pemasukan yang banyak.
"Tidak, Abby. Aku tidak ingin mengusik penghasilanmu dari toko roti ini. Aku sudah memiliki cara lain. Dan aku membutuhkan bantuanmu."
"Cara apa, Uncle?" Abby menatap bingung ke arah pria dengan rambut hitam yang tertata rapi.
"Aku sedang meminta kerjasama dengan De Luca Inc. perusahaan teknologi besar dari Italia. Dengan suntikan dana dari perusahaan itu bisa membantu perusahaan kita untuk bangkit kembali. Tapi perusahaan itu meminta tanda tangan kontrak sore ini. Padahal aku sedang ada pertemuan penting dewan direksi. Karena itu aku meminta kau mewakili perusahaan kita menandatangani kerjasama itu."
"Kau yakin ingin menyerahkan tanggung jawab penting ini padaku, Uncle? Apa tidak sebaiknya Carla yang melakukannya?" Abby mengalihkan pandangannya pada sepupunya.
"Tidak. Aku tidak mau bertemu dengan CEO De Luca Inc." Tolak Carla dengan keras.
"Mengapa? Bukankah kau yang selalu tertarik dengan perusahaan, Carla?"
"CEO De Luca Inc. bernama Giorgio terkenal dengan wajah buruk rupanya. Dia mengalami kebakaran dua tahun lalu. Entah mengapa dia tidak mau melakukan operasi plastik untuk mengembalikan wajahnya."
Abby menghela nafas berat mendengar ucapan Carla yang terus terang. "Carla tidak seharusnya kau berbicara seperti itu. Tidak semua orang memiliki kehidupan sempurna."
Carla mengangkat telapak tangan menghentikan ucapan Abby, "Hentikan ceramahmu, Abby. Kalau kau merasa dirimu baik maka bantulah Dad menandatangani kerjasama itu."
"Baiklah. Aku akan membantu Uncle menandatangani kerjasama itu."
"Benarkah? Terimakasih banyak, Abby. Bantuanmu sangat berarti untukku." Senang Matt.
"Hanya ini yang bisa kulakukan untuk membantu Uncle. Katakan saja di mana dan jam berapa aku harus menandatanganinya."
"Sore ini jam tiga di kantor cabang De Luca, Inc. di Cupertino, California."
"Aku pasti datang, Uncle."
Matt dan Carla tersenyum puas. Mereka senang tidak perlu membujuk Abby lebih keras. Ada sesuatu yang mereka sembunyikan dari Abby. Sesuatu yang akan mengubah hidup wanita itu.
♠ ♠ ♠ ♠ ♠
Paman Matt dan Carla tampak mencurigakan. Apa yang sebenarnya mereka rencanakan? Langsung meluncur di chapter berikutnya. Byee...
So as long as I live I'll love youWill have and hold youYou look so beautiful in whiteAnd from now to my very last breathThis day I'll cherishYou look so beautiful in whiteTonightWhat we have is timelessMy love is endlessAnd with this ring I say to the worldYou're my every reasonYou're all that I believe inWith all my heart I mean every word~ Beautiful in White - Shane Filan ~❇️❇️❇️❇️❇️Seorang bocah laki-laki berusia empat tahun sedang duduk di atas sofa. Anak laki-laki itu mengenakan sete
Keluarga akan sangat indah jika diselimuti oleh cinta.Karena cinta akan mendatangkan kebahagiaan.Bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga orang lain.Karena cinta layaknya sinar yang bercahaya.❇️❇️❇️❇️❇️Abby mengunjungi Mrs. Paige dan Mrs. Hendren di teras rumah Mrs. Paige, di mana sahabat itu selalu menghabiskan waktunya bersama. Mereka memeluk Abby secara bergantian. Mereka tampak begitu sedih ketika Abby mengatakan jika dia akan kembali ke Italia bersama suaminya."Aku pasti akan merindukanmu dan kue-kuemu, Sayang." Ucap Mrs. Paige dengan sedih.
Dia belajar masa lalu tidak mampu mereka ubah. Tapi mereka bisa merangkai masa depan yang indah bersama-sama.❇️ ❇️ ❇️ ❇️ ❇️Perlahan kelopak mata Abby pun terbuka. Dia menatap langit ruangan berwarna putih. Wanita itu mengerjapkan mata lagi. Kemudian dia melihat sekelilingnya. Dia berada di salah satu ruangan dalam rumah sakit. Abby mengangkat tangannya dan melihat selang infus sudah menembus kulit tangannya. Bahkan wanita itu juga sudah mengenakan piayama rumah sakit.Abby berusaha mengingat apa yang terjadi. Dia hanya teringat dadanya terasa begitu sesak dan dia melihat api. Wanita itu berpikir jika api itu hanyalah bagian dari mimpinya. Lalu terdengar suara pintu terbuka dan terlihat Taylor melangkah masuk. Pria itu terkejut sekaligus lega melihat Abby sud
Ketika batas hidup mulai menipis,Hati terdalam seseorang pun mulai terbuka.Memperlihatkan kebenaran yang tak pernah diungkapkan.❇️ ❇️ ❇️ ❇️ ❇️Abby melihat kakinya menyentuh pasir pantai tanpa alas kaki. Seharusnya dia merasakan dingin karena ini adalah pertengahan musim dingin. Namun dia sama sekali tidak merasakan hal itu. Lalu dia mendengar suara ombak yang terus menderu."Jossie."Seketika Abby langsung mendongak. Nafas wanita itu tercekat saat melihat sosok wanita yang begitu dirindukannya berdiri tidak jauh darinya. Terusan cream bunga-bunga yang dikenakan ibunya tertiup angin yang kencang. Namun Wanita itu sama sekali tidak terpengaruh dengan angin k
Segala hal buruk terjadi bukan karena kebetulan.Terjadi karena ada alasan dibaliknya.Mendorong seseorang untuk melakukan.Tidak peduli seberapa besar resikonya.❇️❇️❇️❇️❇️Dia melakukannya lagi. Membuat tubuhku terluka. Kali ini Billy menendang perutku berkali-kali hanya karena aku tidak segera datang saat dia memanggilku. Seringkali aku bertanya apa kesalahanku hingga suamiku senang menyiksaku. Tidak hanya tubuh, tapi hatiku juga merasakan perih ketika pria yang kupikir mencintaiku justru mel
Hold on, I still want youCome back, I still need youLet me take your handI'll make it rightI swear to love you all my lifeHold on, I still need youHold on I still want youHold onI still need you~Hold on - chord overstreet~❇️❇️❇️❇️❇️Xavery mengajak adiknya makan siang bersama di restoran yang tidak jauh dari apartemen Lucia. Dia tahu jika Lucia masih menyimpan kesedihan karena kepergian Taylor. Karena itu Xavery ingin sedikit menghibur adiknya.
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments