Terjerat Cinta Atasan Nakal

Terjerat Cinta Atasan Nakal

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-28
Oleh:  SkaviviOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
9 Peringkat. 9 Ulasan-ulasan
35Bab
1.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

“Kau benar-benar gila, Tuan! Kau membuatku cinta tapi kini kau...” Kabar buruk menjebak Rania Zaskia Putri ke dalam pernikahan kontrak dengan atasan ibunya, Joe Abrizam Sky. Di tengah badai masalah yang datang silih berganti, sebagai seniman muda, Rania pun ikut memanfaatkan Joe sebagai batu loncatan menuju cita-citanya, meski kemudian masa lalu Joe yang telah lenyap membawa perkara baru dalam hidup Rania! Realino dan Sabrinna seolah-olah menjadi gula dan racun, dan Rania terjerat tipu daya atasannya. Mungkinkah Rania bebas dari jeratan atasannya yang nakal atau membuat babak baru kehidupan?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Tiba Di Jakarta

“Separah apa sih Ibu sekarang? Kenapa nggak dipulangkan sama bosnya dan di kasih pesangon? Kenapa aku yang perlu ke sini!”

Denyut kehidupan sangat terasa di kota Jakarta. Terutama di stasiun, ratusan kaki bergerak melambat ke pintu keluar dan masuk.

Sore ini. Aku—Rania Zaskia Putri, tiba di Jakarta untuk merawat Ibu yang sakit di rumah majikannya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Tapi sungguh aku benci kepadatan kota ini, aku benci hawa panas dan sesak yang begitu kuat membelai kulit meskipun ini adalah kali ke empat aku menginjak wilayah yang tidak pernah absen di berbagai stasiun televisi nasional dengan pemberitaan yang bermacam-macam.

Ibu sakit, raganya sudah tidak mampu menjadi tulang punggung keluarga. Meski begitu jiwanya yang keras dan mulutnya yang ceriwis itu tetap bisa mendesakkan sebuah tanggung jawab ngeri yang aku sendiri tidak menyangkalnya. Aku di suruh menggantikannya sebagai pembantu seorang pria dewasa, meneruskan pekerjaan yang tidak layak untuk gelar sarjanaku yang seorang pekerja seni.

“Pokoknya kamu berangkat, urus Ibumu dan ambil tawaran itu!” itu kata Bapak dengan muram selagi Ibu merepet kegelisahannya tentang penyakit yang tiba-tiba datang lewat telepon.

Ibu menebas cita-citaku selagi aku sedang mengasah kemampuan diri sebagai seorang seniman ternama. Kemarin aku bekerja sebagai kurator seni dan museum.

Aku tahu. Sebagai anak aku perlu berbalas budi kepada Ibu dan Bapak yang telah mencongkel perasaan mereka sendiri demi perkonomian keluarga yang lebih layak dengan berpisah.

Tetapi caranya tidak begini. Aku tahu uang adalah alasan yang utama, paling krusial dan selalu menjadi alasan agar aku segera ke Jakarta.

Dan efek tragis dari kabar buruk yang menimpaku, aku akhirnya mencium lagi polusi Jakarta dan kemacetannya sepanjang sopir taksi mengantarku ke perumahan elite di bawah benderang langit Jakarta.

Hebat. Aku betul-betul bertekuk lutut pada perintah Ibu dan Bapak. Di depan rumah lantai dua, bergaya Amerika klasik, aku berdiri, menatap kemewahan yang membungkus persoalan getir yang akan aku hadapi sebentar lagi.

Aku tidak gengsi, atau pekerjaan itu menyiksaku. Aku biasa menyapu, mengepel, membersihkan kaca, masak dan menyetrika. Aku hanya merasa aku jauh dari keinginanku, cita-citaku.

“Semoga salah alamat!” Aku merogoh kantong celana jins hitamku, mengambil secarik kertas berisi alamat Joe Abrizam Sky.

Seusai memastikan kembali alamatnya kepada Zainuddin, satpam kompleks yang aku benci sekali karena berkali-kali orang itu menyebut nama Ibuku dengan senang gembira, aku langsung memasrahkan diri pada seseorang yang baru keluar dari mobil sport merah yang berhenti di depan rumah nomer 07b itu.

“Tempat kerja Bu Minah? Suminah Andari dari Jawa tengah?” ucapku sopan dan langsung mengenalkan inti dari kedatanganku.

Zainuddin pamit undur diri setelah melapor kepada Joe bahwa aku tamu Ibunya.

Joe mengiyakan. Dan percayalah tatapannya mirip seorang juri ajang pencarian bakat sekarang.

“Saya Rania, anak Bu Suminah.”

Pria berdasi, tinggi, maskulin, dan wangi sekali ini memandangku dari atas ke bawah dengan berani. Tanganku gatal ingin menjotos matanya yang nakal itu. Sialnya aku diam, bahkan tersenyum dengan canggung.

Aku mengenali pria ini. Pemilik mata coklat yang tajam. Ibu pernah mengirim fotonya lewat media berbagi dan mengatakan dia adalah Joe Abrizam Sky, bosnya yang berusia sekitar tiga puluh lima tahun. Yang menurutnya tampan dan tidak ribet dengan pilihan makan. Tapi yang lebih penting lagi, Joe selalu membawa gadis yang berbeda-beda setiap bulan.

Aku menyimpulkan, pria setampan dirinya dan sekaya dirinya adalah pria-pria yang meninggikan maskulinitas dan uang dalam menjerat gadis-gadis untuk diambil inti kesuciannya. Tipe laki-laki yang enggan berkomitmen dan senang berkelana.

“Silakan masuk.” ucapnya sambil membuka pintu rumah. Bagus. Dia tidak menginterupsi ekspresiku dan keinginanku menjotos matanya dengan tanganku yang erat memegang gagang koper.

Aku menyeret koperku untuk mengikutinya, menapaki kehidupannya yang berdampingan dengan suasana sepi. Tidak ada suara gaduh seperti di rumah Bapak yang bercampur dengan orang tua dan adiknya. Rumah ini betul-betul sepi, dingin dan elegan.

Aku celingukan. Di mana Ibu? Apa dia ada di kamar sempit yang pengap yang lantas akan diisi olehku juga? Dan kami sama-sama terperangkap di ruang itu?

Joe Abrizam Sky berhenti di depan pintu, di sebelah dapur yang tampaknya tidak menyediakan makan malam untuknya. Dapur itu bersih meski beberapa gelas dan piring mengisi wastafel cuci piring.

“Bu Minah di dalam, dan maaf, Bu Minah tidak ada yang mengurus!” Joe lantas pergi setelah membuang fakta sialan yang membuatku segera cemas alih-alih sebal akan melihat Ibu lagi.

Aku mengucapkan terima kasih lalu mengetuk kamar dan membukanya. Ibu membuka matanya, menatapku dalam diam sebelum tersenyum lesu.

“Ran...”

Aku menutup pintu, meletakkan barang bawaanku sebelum menyaksikan tulang punggung keluarga terbaring lemah di kasurnya yang kecil tapi spring bed. Lebih berkelas dari kasur busa di kamarku, yang kempes dan kadang dikencingi kucing keponakanku, si meli.

“Datang juga kamu, duduk sini.” Ibu berusaha menggeser posisi tidurnya, memberi ruang bagiku untuk duduk di tepi kasur spring bed-nya itu.

Aku mencium punggung tangannya sebelum duduk. Perasaanku seketika teriris pisau bernama kasihan. Ibu tidak bilang sakitnya tidak parah. Benjolan di lehernya tidak apa-apa, tapi kemudian Ibu bilang itu adalah kanker tiroid.

“Ini benar-benar gak masuk akal, Bu. Gimana bisa Ibu gak ada yang urus. Apa Joe...”

Ibu mendesis tajam dengan serak, menyuruhku diam dan tidak boleh mengkritik atasannya. Aturan pertama yang dilayangkan di hari pertama aku menemuinya setelah bertahun-tahun sulit jumpa.

“Kenapa, Bu?” Dia kan gak mungkin dengar.”

“Ibu sendiri yang minta, Ran. Biaya perawat mahal, Ibu gak sanggup bayar!”

Sial, aku lagi-lagi hanya bisa menggerutu dalam hati. Hari pertamaku di Jakarta benar-benar tidak senang. Tanganku betul-betul ingin menjotos apa pun. Joe itu apa tidak bermurah hati sedikit saja pada Ibu yang sudah menemaninya nyaris lima tahun?

“Ibu sudah makan? Harus minum obat kan? Aku bawa oleh-oleh dari kampung...”

Ibu tidak langsung mengiyakan, dia justru memiringkan tubuhnya, mengambil sepucuk surat dari laci kecil yang berhias obat-obatan, roti tawar dan sebotol air mineral.

“Kamu baca, Ran. Terus maafin Ibu.”

-

Selamat membaca kisah baru ini. Semoga suka, dear reader. Jangan lupa komentar dan gemsnya.

With Love, Skavivi.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Mak Iyah
semangat thor untuk novel barunya
2025-03-22 05:08:46
2
default avatar
hej42107
ceritanya bikin ketar-ketir
2025-03-21 23:14:43
1
user avatar
Claresta Ayu
double up dong mb vi....
2025-03-17 14:29:44
2
user avatar
Claresta Ayu
penasaran sama sabrina mantan kekasihnya joe. seperti apa kisah percintaan mereka, sampai² joe tidak mau membahasnya lagi??
2025-03-17 14:29:15
1
user avatar
Bamban Arimurti
Semangat bestie, sukses untuk karya barunya
2025-03-16 15:30:36
1
user avatar
Skavivi
Komentar di sini yuk buat yang sudah baca.
2025-03-14 23:37:25
0
user avatar
Claresta Ayu
Setelah sekian purnama akhirnya karya mb Vivi launching lagi disini. Selalu suka sama karya²mu mb, sukses selalu.
2025-03-12 16:08:40
1
user avatar
Lenie
bagus banget
2025-03-10 10:28:28
1
user avatar
LP addict.
Ayo di baca dan di sayangi kisah Rania & Joe ini. :⁠-⁠)
2025-03-08 23:17:56
2
35 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status