Nona Badut itu Ternyata Istri Mafia

Nona Badut itu Ternyata Istri Mafia

last updateLast Updated : 2023-06-29
By:  Suzy WiryantyCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
10
21 ratings. 21 reviews
118Chapters
35.8Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Selama 26 tahun hidup, Raline merasa kesialan kerap mengikutinya ke mana pun ia melangkah. Dua kali dia berhubungan dengan pria dalam waktu cukup lama. Namun, keduanya meninggalkan Raline dan menikahi perempuan lain. Belum lagi, ayahnya pun sekarang bangkrut dan terlilit hutang! Tak ada yang membantunya, sampai Raline bertemu dengan Axel Delacroix Adams. Dalam kurun waktu empat menit, ia dilamar oleh mafia sadis sekaligus kakak laki-laki Lily, rivalnya dulu. Pria itu juga menawarkan uang dua milyar untuk membayar hutang ayahnya. Seperti apakah takdir cinta Raline kali ini? Belum lagi ... untuk menghidupi keluarganya, kali ini Raline memilih untuk menjadi badut jalanan. Apakah Tuan Mafia Kejam itu mau menerima istri yang bekerja sebagai Badut?

View More

Chapter 1

1. Bangkrut

Raline memindai jam di pergelangan tangannya. Pukul 19.30 WIB. Berarti, ia telah menghabiskan waktu kurang lebih sepuluh jam untuk mencari pekerjaan.

Ia keluar rumah pada pukul 09.00 WIB tadi pagi. Sialnya dalam kurun waktu sepuluh jam itu, ia belum juga mendapat pekerjaan.

Raline melirik pos Satpam di depan pintu gerbang yang kosong melompong. Namun, Pak Udin atau Bang Jaja tidak lagi di sana.

"Tentu saja, keduanya tidak ada," gumam Raline lesu.

Satpam, supir, ataupun Aristen Rumah Tangga.

Ayah Raline memang telah memberhentikan semua pegawai untuk menghemat pengeluaran,

Raline lantas membuka pintu pagar dan menutupnya perlahan. 

Setelah seharian berjibaku dari satu kantor ke kantor lainnya untuk mencari pekerjaan, Raline ingin mengisi perut dan beristirahat.

Ia merasa sangat lelah. Mungkin dengan beristirahat, ia bisa memulihkan kondisinya. Dengan begitu, diharapkan keesokan harinya ia bisa kembali mencari pekerjaan.

"Semua masalah ini terjadi, itu karena kamu tidak bisa mendidik anak!"

"Mas!"

Baru saja tiba di depan pintu, Raline telah disambut oleh pertengkaran kedua orang tuanya.

Akhir-akhir ini, kedua orang tuanya kerap berselisih paham. Tepatnya, sejak Heru batal menjadi suaminya, karena menikahi Lily.

Dengan lepasnya Heru sebagai kandidat menantu potensial, ayahnya sekarang pusing tujuh keliling.

Dulu, ayahnya tenang-tenang saja terus dan terus meminjam uang panas pada Pak Riswan meski renternir itu menetapkan suku bunga di atas rata-rata.

Ayahnya mengira Heru akan melunasi semua hutang-hutangnya setelah Heru menjadi menantunya.

Untung tidak dapat diraih, malang tidak dapat ditolak. Rencana pernikahan mereka gagal  karena Heru mendadak jatuh cinta pada Lily. 

Semua rencana yang disusun ayahnya, berbalik 180 derajat. Hutang ayahnya semakin menggunung, sementara ayahnya tidak mempunyai uang untuk melunasinya.

Ayahnya bangkrut. Perusahaan mereka telah ditutup sebulan yang lalu.

Sisa uang yang ada, telah habis untuk membayar pesangon para karyawan. Itu pun tidak cukup.

Setiap hari, ada saja mantan-mantan karyawan ayahnya yang berteriak-teriak di luar rumah. Mereka menuntut pesangon yang lebih besar. 

Karena ayahnya memang sudah tidak lagi memiliki uang, ayahnya mendiamkan Raline.

Mau bagaimana lagi? Mereka memang sudah tidak memiliki apapun lagi. Bahkan, rumah yang mereka tempati ini kabarnya akan segera disita oleh bank. Mereka hanya tinggal menunggu waktu. 

Kedua orang tuanya sudah satu satu bulan ini tidak berani keluar rumah. Mereka malu pada tetangga  kanan kiri. Biasanya kedua orang tuanya ini sombong dan tinggi hati. Sehingga pada saat susah seperti ini, para tetangga dengan bahagia menyoraki alih-alih ikut bersusah hati.  

"Pokoknya, ini semua salah dirimu yang tidak bisa mendidik Raline dengan benar!"

Mendengar suara bentakan ayahnya, Raline urung memutar panel pintu.

Ia takut terkena imbas amarah kedua orang tuanya. Jika sedang bertengkar seperti ini, keduanya acapkali menjadikannya pelampiasan atas rasa frustasi. Semua kesalahannya di masa lalu akan terus diungkit-ungkit. Sebaiknya ia menyingkir saja.

Padahal saat ini ia sangat lelah dan lapar. Seharian berkeliling dari satu kantor ke kantor yang lain untuk mencari pekerjaan, benar-benar menguras tenaganya. 

Sialnya lagi, meskipun telah berjibaku seharian, tidak ada satu perusahaan pun yang bersedia menerimanya. Selain ijazahnya yang nilainya memang pas-pasan, mungkin karena isu-isu ayahnya yang bangkrut juga. Makanya mereka semua kompak menolaknya. 

Untuk meminta tolong Aksa atau Heru, Raline tidak berani.

Pada Aksa, dulu Raline pernah berbuat jahat pada Camelia, istri Aksa. Atas desakan ibunya, Raline terpaksa memfitnah Camelia supaya Aksa tidak jadi menikahi Camelia.

Selain itu, Raline juga takut dihajar oleh Camelia. Istri Aksa itu sangat mumpuni dalam ilmu bela diri. Ia bisa dijadikan perkedel oleh Camelia, kalau ia tahu bahwa dirinya berani menemui Aksa lagi.

Meminta bantuan pada Heru, Raline juga tidak enak hati.

Selain masih di rumah sakit, Heru sekarang juga telah menikah dengan Lily. Tidak pantas rasanya jika ia merecoki suami orang.

Lagi pula, dulu ia dan sang mama kerap menyakiti Lily, demi mempertahankan Heru.

Tidak tahu diri sekali kalau ia sekarang mengemis pada Lily, bukan? Makanya, Raline berinisiatif untuk mencari pekerjaan demi menyambung hidup. Ia tidak mau menjadi tukang minta-minta lagi. 

Namun pada kenyataannya, bekerja itu sangat tidak mudah. Terbiasa dimanja sedari kecil, membuat Raline  gamang saat menghadapi kenyataan hidup.

Di luar tembok rumahnya, kehidupan begitu keras. Tanpa koneksi, mencari pekerjaan itu bagai mencari jarum di dalam tumpukan jerami. Sulitnya pangkat tiga. Alias sulit, sulit dan sulit.

Sementara keadaan keuangan keluarganya sudah sampai pada taraf kritis. Selain tidak mampu lagi membayar gaji karyawan,  untuk mengisi perut saja mereka harus benar-benar berhemat.

"Kok aku yang disalahkan? Dari kecil, aku sudah mengajarinya berdandan. Mendidiknya agar pandai membawa diri dan bersikap layaknya seorang wanita kelas atas. Salahku di mana, Mas?"

Bantahan keras sang ibu yang tidak mau disalahkan, memutus lamunan Raline.

Raline meringis. Seperti inilah perangai ibunya apabila diintimidasi. Ibunya akan balik menyerang apabila diserang. 

Nyali Raline menciut.

Ia jadi takut masuk ke dalam rumah.

Karena kalau ia memaksa, sudah bisa dipastikan ia akan menjadi bulan-bulanan kedua orang tuanya.

Tapi kalau tidak masuk, ia sangat lelah dan lapar. Lagi pula, nanti ia akan tidur di mana? Di depan pintu rumah, Raline berhadapan dengan dilema.

"Kamu masih berani bertanya? Salahmu itu tidak mendidik otaknya! Kamu hanya fokus pada penampilan fisiknya, tapi tidak dengan cara berpikirnya!" 

Deg! 

Raline menutup telinga dengan kedua tangan, kala mendengar ayahnya membahas kekurangcerdasannya.

Terkadang, Raline bingung.

Mengapa kedua orang tuanya acapkali menganggapnya bodoh? Padahal di sekolah dulu ia tidak bodoh-bodoh amat. Buktinya ia tidak pernah tidak naik kelas. 

Guru-gurunya dulu juga mengatakan bahwa dirinya cukup cerdas terkait calistung.

Menghapal, ia jagonya. Ia mampu menghapal titik dan koma dalam buku pelajarannya.

Berhitung pun, ya bisalah. Dirinya hanya lemah pada bidang studi yang memerlukan inisiatif sendiri.

Misalnya menggambar atau mengarang. Ia selalu tidak punya ide jika diminta berpikir sendiri. Dalam hal apapun, ia memang memerlukan pengarahan.

 "Kalau cara berpikirnya itu bukan salahku. Tapi salah genetika Mas dong. Toh, benih Mas lah yang menghasilkan Raline!" 

Cukup sudah! Raline memutuskan tidak akan masuk ke dalam rumah.

Lebih baik, ia membeli mie instan dan makan malam di Indomare* saja.

Kalau hanya membeli mie instan, sepertinya sisa uangnya masih cukup. Paling ia akan menghemat untuk tidak membeli air minum.

Perkara tidur, nanti saja ia pikirkan. Kalau hanya sekedar memejamkan mata di pos Satpam juga bisa. Pokoknya, ia harus menunggu emosi kedua orang tuanya reda barulah ia pulang ke rumah.

Dengan langkah tersaruk-saruk, Raline kembali membuka pintu pagar. Niatnya untuk makan dan berisrirahat buyar sudah. 

***

Raline duduk terkantuk-kantuk setelah satu cup popmie berpindah ke perutnya.

Saat ini, ia duduk di depan minimarket komplek. Ia menumpang mengisi perut setelah membeli satu cup popmie di sana.

Raline menggigil kedinginan ketika angin basah bertiup.

Sepertinya sebentar lagi akan turun hujan. Raline berdehem. Tenggorokan sakit dan matanya terasa panas. Raline sangat ingin berbaring.

Kepalanya seperti diganduli batu berat, sementara suhu tubuhnya terus merangkak naik. Sembari memeluk diri sendiri, Raline menelungkupkan kepalanya di meja. Ia akan mencoba tidur sebentar untuk meredakan sakit kepalanya.

 Raline tidak tahu berapa lama ia tertidur, kala suara ponsel yang terus berdering membangunkannya. Raline yang kaget, terbangun sembari mengucek-ucek mata. Ternyata ibunya yang menelepon. Dengan segera Raline mengangkat teleponnya. 

"Ha--"

"Ini sudah jam sembilan malam, Raline. Kamu ada di mana?!"

Raline meringis. Belum sempat mengucapkan kata halo, ibunya sudah membentaknya.

"Raline ada di minimarket komplek, Bu. Ada a--"

"Cepat pulang ke rumah! Pak Riswan ingin bertemu denganmu. Pak Riswan akan membicarakan masalah pernikahan."

 Mata Raline terpejam, Dia tahu arah pembicaraan ini.

Dengan tegas, perempun itu pun berkata, "Tidak! Raline tidak mau menikah dengan Pak Riswan! Pak Riswan bahkan lebih tua dari ayah. Istrinya juga banyak sekali. Raline--"

"Jadi kamu memilih kalau ayahmu di penjara oleh Pak Riswan karena hutang dua milyar? Dasar anak durhaka kamu. Ibu tidak mau tahu. Pokoknya kamu pulang sekarang!"

"Apa? Penjara?"

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
100%(21)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
21 ratings · 21 reviews
Write a review
user avatar
RASYA CACA
selalu suka karya kakak satu ini
2025-01-07 20:35:45
1
user avatar
Me Nana
ceritanya seru. huhu 5bintang utk ceritanya dan author nya yaaa
2023-07-29 00:00:29
3
user avatar
Wieta Wieta
true lies kak, up disini
2023-07-28 14:44:14
3
user avatar
zahra
keren banget ceritanya,,
2023-07-19 13:01:34
3
user avatar
Latem Schot
jgn lma2 donkk thor up nya... :(
2023-06-22 06:58:23
1
user avatar
Latem Schot
lepas nie tunggu lma lg baru baca..... :(
2023-06-05 05:00:37
1
user avatar
Latem Schot
blm up lg...??
2023-06-02 07:34:33
1
user avatar
Latem Schot
blm up thor...??
2023-05-23 06:00:23
1
user avatar
Latem Schot
tdk tiap hari ya thor up nya...??
2023-05-20 05:00:37
1
user avatar
Latem Schot
suka sangat2....rajin up ea thor.... ^_^
2023-05-19 05:35:14
0
user avatar
Latem Schot
blm up thor...??
2023-05-18 06:24:07
1
user avatar
Latem Schot
blm up ya thor...??
2023-05-12 06:32:44
1
user avatar
Leelan Yoja
seru , lucu, sedih, campuur aduuk jadi satu sesaat bisa tertawa, selanjutnya nangissss kejeerr bagussss
2023-05-07 03:21:32
0
user avatar
Halima Tussaddia
bagusss...bklikin gemes
2023-05-06 14:50:54
1
user avatar
Alvin Subeki
Ah mama raline - papa axel akhirnya ada di sini ... pasangan fav selain lily - heru ... setelah ini semoga ada cerita bima - cia ya kak, hehehe
2023-04-15 00:17:33
1
  • 1
  • 2
118 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status