Início / Romansa / Terjerat Cinta Mas Lurah / 4. Ternyata Pak Lurah

Compartilhar

4. Ternyata Pak Lurah

Autor: BlueEyes
last update Última atualização: 2025-09-04 15:03:04

Para staf Kelurahan memperhatikan Kinanti ketika Dokter cantik itu sampai. Kinan sendiri hanya bisa tersenyum canggung saat netranya saling bertemu dengan staf Kelurahan. Wajah cantik Dokter Kinanti lah yang tentu saja menjadi daya tariknya.

"Aduh, aku malu jadi pusat perhatian gini." Lirih Kinanti yang mengeluh pada dua rekannya.

"Dokter cantik sih, mana adem lagi kalau ngelihat wajah Dokter." Kekeh Fitri.

"Gak apa - apa, Dok. Namanya juga anggota baru, belum di kenalin lagi. Ya, walaupun mereka pasti tau siapa wanita cantik ini." Dona turut menimpali sambil menjawil dagu Kinan.

"Kalian juga malah ikut - ikutan menggoda." Gerutu Kinan yang membuat dua rekannya terkikik.

"Sssttt... Lurah tampan muncul." Dona memperingatkan. Mereka pun langsung merapikan barisan tanpa di perintah.

Kinanti terkejut hingga netranya terbelalak saat melihat wajah Lurah Tirto Wangi.

"Itu Pak Lurah?" Bisik Kinan.

"Iya, Bu Dokter. Ganteng kan, Lurah kita. Masih singgel lagi." Sahut Dona dengan berbisik juga.

"Gak salah? Beneran itu Lurah kita?" Tanya Kinan yang kini mengerjapkan matanya.

"Enggak lah, Bu Dokter. Itu bener Lurah kita, Pak Aksa Wirasena." Kini Fitri yang meyakinkan.

Seketika, ingatan Kinan melayang pada kejadian semalam saat mereka sedang berada di mobil. Ia teringat saat dengan asyiknya ia mengghibah sosok Lurah Tirto Wangi dan banyak menyalahkan kinerja dari Si Lurah.

"Mampus aku! Astaga Kinan... Kinan... Mangkanya, kalau punya mulut tuh jangan lemes. Kamu ghibahin Lurah tepat di hadapannya." Kinan menggerutui dirinya sendiri.

Apel pagi itu berjalan dengan lancar. Pak Lurah juga memperkenalkan Kinan, Dokter yang bertugas di desa mereka.

Tak hanya mengenalkan Dokter Kinan dengan staf Kelurahan, Pak Lurah juga sudah mengatur kegiatan penyuluhan untuk warga desa sekaligus memperkenalkan Dokter Kinan pada warga desa.

"Assalamualaikum, Bu Dokter. Warga sudah berkumpul di Aula, Bu Dokter di minta untuk segera kesana." Salah seorang staf Kelurahan menghampiri Kinan di Puskesmas.

"Baik, Pak Fajar." Jawab Kinan sambil melirik ke arah pin nametag milik Fajar.

Kinan bersama Dona, Fitri dan Fajar berjalan bersama menuju ke Aula pertemuan. Aula yang cukup lebar itu sudah di penuhi oleh warga desa yang penasaran dengan sosok Dokter yang bertugas di desa mereka.

Dokter Kinan tersenyum ramah menyambut antusiasme warga desa yang terpesona dengan kecantikannya.

"Desa Tirto Wangi memang penuh berkah. Punya Lurah ganteng, sekarang juga punya Dokter cantik." Celetuk salah seorang warga yang membuat warga lain tertawa serentak.

Kinan pun mulai memperkenalkan diri dan juga memulai penyuluhan kesehatan pada warga. Warga nampak serius menyimak apa yang di sampaikan oleh Kinan. Tak hanya Kinan, Lurah tampan mereka yang berada di sana pun juga serius menatap wajah Dokter cantik itu.

"Serius banget nyimaknya, Pak." Goda Fajar yang merupakan asisten Aksa.

"Ini penting, makanya harus di simak." Jawab Aksa.

"Materinya atau Dokter Kinan yang di simak, Pak?" Goda Fajar sambil terkekeh.

"Ya materinya to, Jar... Fajar..." Jawab Aksa sambil geleng - geleng kepala.

"Nyimak Dokternya aja juga gak apa - apa, Pak. Biasanya cinta itu awalnya dari mata terus turun ke hati." Kata Fajar sambil terkekeh.

"Hus! Sembarangan kamu ini. Bisa - bisanya ngomongin cinta, nanti kalau orang lain dengar kan bisa salah paham." Sahut Aksa.

"Namanya jatuh cinta kan wajar, Pak. Apa lagi Pak Lurah dan Bu Dokter sama - sama singgel. Pak Lurah ganteng, Bu Dokter cantik, serasi banget tuh." Fajar malah semakin gencar menjodoh - jodohkan. Aksa sendiri menggeleng - gelengkan kepala, enggan menanggapi Fajar yang menggodanya.

Setelah selesai menyampaikan materi penyuluhan, Kinan pun membuka sesi tanya jawab. Beberapa warga nampak mengangkat tangan mereka dan Kinan pun mempersilahkan mereka untuk bertanya.

"Bu Dokter, usianya berapa?" Tanya salah seorang warga.

"Dua puluh enam tahun." Jawab Kinan sambil tersenyum hangat. Walaupun di luar materi, namun Kinan tetap meladeni pertanyaan dari warga untuk membangun komunikasi yang baik.

"Bu Dokter sudah punya suami, belum?" Tanya Warga lain.

"Saya belum menikah." Jawab Kinan.

"Kalo pacar, punya gak, Bu Dokter?" Warga lain menyahut.

"Aduh, pertanyaannya kok makin kesini, malah makin kesana, ya?" Keluh Kinan sambil cengengesan.

"Sudah punya pacar ya, Bu Dokter?" Tanya warga. Warga yang penasaran, seolah sedang mendesak Kinan untuk menjawab pertanyaan mereka.

"Saya masih singgle." Jawab Kinan pada akhirnya untuk memuaskan kekepoan warga desa.

Warga desa kemudian bergantian bertanya. Ada yang menanyakan masalah pribadi, tempat tinggal, bahkan ada yang mengeluhkan tentang sakitnya di forum itu.

Aksa sendiri sampai geleng - geleng kepala sambil terkekeh geli saat mendengar pertanyaan - pertanyaan lucu yang terlontar begitu saja dari warganya.

"Jar, tolong di kondisikan warganya. Pertanyaan seputar kesehatan saja, kasihan Dokter Kinan kalau di desak pertanyaan pribadi seperti itu." Perintah Aksa.

"Ciye, Pak Lurah perhatian." Kata Fajar yang malah menggoda atasannya.

"Aku takut Bu Dokter gak nyaman, Jar, kalau di kasih pertanyaan pribadi di forum terbuka kayak gini. Kamu tau sendiri gimana perhatiannya warga desa kita, sampai masalah pribadi oranh lain saja ikut di urusi." Sahut Aksa.

"Ciye, Pak Lurah khawatir sama Bu Dokter." Ledek Fajar lagi.

"Faajaaaarrrr...!" Tegur Aksa dengan wajah serius.

"Siap, laksanakan." Jawab Fajar yang kemudian berdiri dan menjalan perintah dari Aksa.

Continue a ler este livro gratuitamente
Escaneie o código para baixar o App

Último capítulo

  • Terjerat Cinta Mas Lurah   25. Tak Tinggal Diam

    Aksa melangkahkan kaki lebih cepat saat melihat orang - orang yang sedikit berkerumun di tempat terakhir ia bersama Kinan. Hatinya sedikit was - was dan berharap bukan kekasihnya yang menjadi sumber kerumunan. Namun, harapannya sirna kala tubuh tingginya menangkap keberadaan Kinan di tengah - tengah sana. Langkahnya pun kian lebar kala mendengar makian kasar seorang wanita. Aksa segera menerobos kerumunan itu dan langsung berdiri di samping Kinan. "Ada apa ini?" Tanya Aksa dengan suara tegas sambil menatap tajam ke arah pria dan wanita di hadapannya. Sementara Kinan langsung menoleh ke arah Pria yang berdiri di sampingnya. "Mas..." Lirih Kinan hampir tak terdengar. Gadis cantik itu langsung memeluk pinggang Aksa saat Aksa merengkuh tubuhnya ke dalam pelukan. "Iya, Mas disini, Sayang. Maaf ya, Mas agak lama." Ujar Aksa sambil mengusap - usap kepala belakang Kinan. "Ada apa, Dek? Kok ada dia di sini?" Tanya Aksa. "Gak tau, Mas. Dia tiba - tiba nyamperin aku." Jawab Kinan sambi

  • Terjerat Cinta Mas Lurah   24. Dituduh Pelakor

    "Kinan..." Suara seseorang memanggilnya. Kinan pun secara refleks langsung menoleh saat mendengar namanya di panggil. Namun, ia terkejut saat melihat siapa yang sudah memanggilnya. "Faris..." Lirih Kinan hampir tanpa suara saat mendapati pria berbadan tegap itu sudah berdiri di dekatnya. "Kinan tunggu!" Faris menahan keranjang belanja Kinan saat gadis itu hendak pergi untuk menghindar. "Jangan mendekat, Faris!" Tegas Kinan dengan raut wajah sedikit panik. Tentu saja ia masih trauma dengan kejadian beberapa waktu lalu di Kantor Dinas Kesehatan. "Aku rindu kamu, Kinan. Allah menjawab doa ku, kita ketemu lagi di sini." Ujar Faris dengan wajah bahagia. "Sadar diri, Ris! Kamu sudah menikah dan aku gak ada urusan lagi sama kamu." Ujar Kinan dengan tegas. Kinan terus berusaha mengatasi rasa takutnya sembari berharap agar Aksa cepat kembali. "Awas, Ris. Aku mau pulang." Kata Kinan sambil berusaha menarik keranjang belanjanya yang di tahan Faris. "Kinan, ayo kita mengobrol dulu. Aku be

  • Terjerat Cinta Mas Lurah   23. Taman Bunga

    "Waah... Wahh... Mas, ini beneran bagus banget." Kata Kinan dengan takjub saat melihat taman bunga di hadapannya. Ratusan macam jenis bunga yang berwarna warni, tumbuh dengan indah di taman itu. Tak hanya itu, bunga - bunga itu di susun membentuk beraneka ragam bentuk seperti love, bintang, dan lainnya. Di sana juga ada sebuah terowongan yang di tutupi oleh bunga air mata pengantin. Pemandangan yang sangat indah itu, tentu tak mungkin di lewatkan begitu saja. Mereka berdua nampak mengambil beberapa foto berdua di taman bunga itu. "Mas nemu tempat kayak gini dari mana? Tapi kok sepi sih, Mas?" Tanya Kinan. "Sepi lah, Dek. Ini kan belum di buka untuk umum. Kebetulan Mas kenal dengan pengelola taman ini dan pernah lihat postingan dia." Jawab Aksa. "Jadi bakal di buka untuk umum?" Tanya Kinan. "Njih, Sayang. Makanya Mas buru - buru ajak kamu ke sini, sebelum rame pengunjung nantinya. Walaupun harus via orang dalam." Kekeh Aksa. "Whooaa, makasih ya, Mas. Effort banget sih, P

  • Terjerat Cinta Mas Lurah   22. Cerita Aksa

    "Mau kemana, Mas?" Tanya Kinan pada pria di sebelahnya yang sedang mengemudikan mobil. "Kencan, Sayang. Kita kan gak pernah kencan." Jawab Aksa. "Ya maksudnya kemana gitu perginya?" Tanya Kinan. "Ke lokasi yang bagus. Kamu pasti suka nanti." Jawab Aksa. "Mas ini aku gak kebanting kan kalo jalan sama Mas?" Tanya Kinan yang sedikit insecure. "Enggak lah, Dek. Kebanting gimana? Kamu cantik gini, tanpa make up juga memang dasarnya cantik." Jawab Aksa. Memang benar apa yang di katakan Aksa kalau Kinan itu cantik walaupun tanpa make up atau riasan apapun di wajahnya. Wajahnya memang tak membosankan saat di pandang. "Ini jauh tempatnya, Mas?" Tanya Kinan yang nampak tak sabar. "Lima belas menit lagi, Dek." Jawab Aksa. "Mas..." "Dalem, Sayang." "Aku mau nanya sesuatu, boleh?" Tanya Kinan. "Boleh lah, Dek. Mau tanya apa memangnya?" Kata Aksa. "Bangunan yang lagi di bangun di sebelah Bengkel itu, punya Mas?" Tanya Kinan penasaran. "Njih, Sayang. In Syaa Allah itu nan

  • Terjerat Cinta Mas Lurah   21. Pak Lurah Tajir

    Kinanti mengamati hiruk pikuk kesibukan di Bengkel dan Toko. Hari week end, membuat Bengkel dan Toko menjadi lebih ramai. Seperti biasa, Aksa akan ikut turun tangan membantu di Toko jika sedang ramai pembeli seperti ini. Kinan sendiri hanya duduk sambil memantau kondisi Toko. Sesekali ia ikut membantu mengambil beberapa peralatan yang ada di dekatnya. "𝘞𝘪𝘩, 𝘯𝘨𝘨𝘰𝘸𝘰 𝘤𝘢𝘭𝘰𝘯 𝘣𝘰𝘫𝘰 𝘬𝘪, 𝘔𝘢𝘴. (Wih, bawa calom istri nih, Mas.)" Ujar salah satu pelanggan yanh biasa berbelanja di tokonya. "In Syaa Allah, Pak. 𝘗𝘢𝘳𝘦𝘯𝘨𝘪 𝘥𝘶𝘯𝘨𝘰𝘯𝘦 𝘮𝘢𝘸𝘰𝘯. (Berikan doanya saja.)" Jawab Aksa sambil terkekeh. "𝘕𝘫𝘦𝘯𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘯𝘵𝘶𝘯𝘨 𝘔𝘣𝘢𝘬, 𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘔𝘢𝘴 𝘈𝘬𝘴𝘢. 𝘊𝘢𝘩 𝘦 𝘳𝘢𝘫𝘪𝘯 𝘱𝘰𝘭, 𝘢𝘴𝘭𝘪. 𝘕𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘶 𝘯𝘥𝘶𝘸𝘦 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘸𝘦𝘥𝘰𝘬 𝘯𝘨𝘰𝘯𝘰, 𝘸𝘦𝘴 𝘵𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘬 𝘮𝘢𝘯𝘵𝘶 𝘔𝘢𝘴 𝘈𝘬𝘴𝘢 𝘪𝘬𝘪. (Kamu beruntung Mbak, dapet Mas Aksa. Anaknya rajin banget, beneran. Kalau aku punya anak perempuan gitu, sudah aku jadikan menantu Mas Aksa ini.)"

  • Terjerat Cinta Mas Lurah   20. Royal

    Aksa keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkap. Ia mengeringkan rambutnya yang sedikit basah dengan menggunakan handuk hingga rambutnya nampak berantakan. Kinan memandangi Aksa yang nampak sepuluh kali lipat lebih tampan saat rambutnya basah dan berantakan seperti itu, menurut Kinan. "Kamu kenapa lihatin Mas kayak gitu? Bikin baper aja." Kekeh Aksa. "Terpesona sama pacar sendiri." Jawab Kinan yang juga ikut terkekeh. "Ada - ada aja kamu ini, Dek." Sahut Aksa yang mendadak salah tingkah. "Mas kenapa pake beliin baju aku segala? Mana lengkap lagi, kayak ngasih seserahan." Cicit Kinan. "Emang kamu udah siap di lamar, Dek. Ngomongin seserahan segala." Kekeh Aksa. "Ya belum sih, Mas. Sabar ya, nunggu Kak Raka Nikah dulu." Jawab Kinan yang ikut terkekeh. "Tenang aja, Mas sabar kok nungguin kamu." Jawab Aksa sambil tersenyum. "Sengaja, Mas minta tolong Ayu belikan baju di pasar untuk kamu ganti, Dek. Emang nyaman gak ganti baju gitu?" Ujar Aksa. "Nyaman, asal sama Ma

Mais capítulos
Explore e leia bons romances gratuitamente
Acesso gratuito a um vasto número de bons romances no app GoodNovel. Baixe os livros que você gosta e leia em qualquer lugar e a qualquer hora.
Leia livros gratuitamente no app
ESCANEIE O CÓDIGO PARA LER NO APP
DMCA.com Protection Status