Akhirnya mobil Leeray sampai di halaman depan rumahnya yang megah, dia memarkir mobil Lamborghini birunya di depan teras untuk mempermudah dirinya mengangkat Deasy turun dari mobil.
Gadis itu tidur seperti orang pingsan saja, dia bergeming ketika Leeray menggendongnya masuk ke rumah. Mungkin karena tubuhnya bekerja terlalu keras hari ini, panjat tebing setinggi 150 meter dan turun lagi dengan jarak yang sama. Kemudian snorkeling di dalam laut yang dilanjutkan dengan selancar yang nyaris membuatnya tenggelam di dalam laut.
Terkadang gadis itu membuat Leeray gemas karena terlalu sering menantang bahaya dengan kegemarannya memacu adrenalin berpetualang. Leeray memiliki perhitungan untuk segala aktivitas yang dia lakukan, bila terlalu ekstrim pasti dia tidak akan melakukannya.
Bibi Rina menanyakan apa Leeray sudah makan malam, dia sudah memasak makan malam untuk tuan mudanya itu. Namun, Leeray ingin menurunkan kekasihnya itu dulu di ranjangnya.
Setelah menuru
Mata gadis itu melebar karena terkejut dan terperangah, dia seperti tertangkap basah melakukan kenakalannya. Ketika dia ingin menarik tangannya dari cekalan tangan Leeray, pria itu justru menariknya balik hingga tubuhnya jatuh menimpa tubuh Leeray."Aaaaahhh!" jerit gadis itu ketika bertabrakan dengan tubuh keras kekasihnya yang terbaring di sofa.Sebelum gadis itu pulih dari keterkejutannya, Leeray mendekapnya serta memerangkap bibir merah muda mungil milik gadis itu dengan bibirnya yang lapar akan sentuhan.Deasy merasa aneh dengan apa yang dia rasakan, entah mengapa dia justru ingin Leeray lebih banyak menyentuhnya di tempat-tempat lain yang terasa begitu mendambakan sentuhan pria itu. Ohh mungkin dia sudah gila!Leeray membalik posisi mereka hingga pada akhirnya gadis itu berada di bawahnya, dia menyusurkan jemarinya di perut Deasy dari dalam bajunya lalu naik ke gundukan lembut yang membulat itu serta memilin puncaknya yang mengeras. Dia dapat
Ini adalah hari Minggu, Leeray tidak berangkat ke kantor. Dia sudah mandi pagi, begitu pula dengan Deasy. Berhubung dia tidak merencanakan untuk menginap di rumah Leeray, dia tidak membawa baju ganti. Baju gantinya di ransel sudah dipakai ketika berwisata di Margaret River kemarin.Leeray meminjaminya tshirt miliknya yang agak longgar ketika dipakai di tubuh Deasy. Setidaknya baju itu bersih.Mereka berdua sedang sarapan pagi bersama di meja makan. Seperti biasa menu makanan di atas meja makan selalu banyak dan beragam pilihannya layaknya menu sarapan di hotel bintang 5."Apa badanmu sehat, Deasy?" tanya Leeray memastikan kondisi gadis itu karena kemarin di nyaris tenggelam dan meminum banyak air laut.Deasy menatap Leeray dengan mata birunya yang lebar. "Iya, aku sehat, Lee. Kau tak perlu kuatir." Dia pun melanjutkan sarapannya, dia menyantap salad sayuran yang lezat dengan saus thousand island."Ohh ya, aku akan mengunjungi proyek superblock di k
Akhirnya mereka berdua pun sampai di lokasi proyek superblock. Deasy baru pertama kalinya menginjakkan kakinya di lokasi pembangunan mega proyek di tengah kota Perth itu. Dia memang selama ini sering lewat tempat ini. Namun, dari luar, lokasi ini tertutup oleh papan poster pembangunan proyek superblock .Leeray menggandeng tangan gadisnya itu seraya berjalan pelan mengelilingi lokasi proyek yang masih sangat berantakan itu. Hari Minggu semua tukang bangunan libur, sehari dalam seminggu. Dia memang sengaja tidak menghubungi mandor proyek sebelum melakukan survey."Lee, dulu kau mengambil jurusan apa saat kuliah?" tanya Deasy penasaran.Pria itu menoleh menatap Deasy lalu menjawab, "Teknik sipil seperti papiku. Aku harus paham tentang bangunan karena itu bisnis usaha keluargaku yaitu properti. Studi S2 yang aku ambil dulu bisnis internasional.""Menurutku, kau luar biasa, Lee," puji Deasy sembari tersenyum menatap wajah Leeray. Pria itu tampak sangat matang
Sesampainya di unit apartmentnya, Deasy langsung mandi di bawah shower. Lokasi proyek pembangunan superblock tadi membuat tubuhnya kotor karena debu yang beterbangan dan menempel.Ketika dia ingin melepaskan tshirt pinjaman dari Leeray, dia bisa mencium aroma tubuh Leeray yang menempel di kaos itu, begitu maskulin. Ada apa dengan dirinya belakangan ini? pikir Deasy. Apa dia mulai jatuh cinta pada Leeray?Air shower yang hangat deras membasahi seluruh tubuhnya, Deasy membalurkan sabun cair ke tubuhnya yang mulai tertutup oleh busa sabun. Mungkin sebaiknya setelah mandi, dia langsung tidur saja, pikirnya.Seusai mandi, Deasy mengeringkan tubuhnya dengan handuk lalu mengeringkan rambutnya dengan hairdryer.Ponselnya berbunyi.Donovan. Caller id name yang muncul di layar ponselnya."Halo, Don.""Halo, Deasy. Aku ingin mengajakmu ke pesta grup Harper malam ini. Kamu mau kan?" ujar Donovan dengan setengah memaksa."
Sepatu high heels Versace berwarna perak itu sangat tinggi, Deasy sangat berhati-hati ketika dia berjalan, dia takut akan terpeleset lalu jatuh mencium lantai. Donovan sepertinya menyadari itu, dia pun menggamit tangan Deasy di lengannya.Valet parking tiba di lobi apartment Deasy lalu menyerahkan mobil Tesla Roadster putih itu pada Donovan.Donovan membukakan pintu kursi penumpang untuk Deasy dan mempersilakan gadis itu untuk naik ke mobilnya. Dia pun berlari ke kursi pengemudi lalu duduk di sebelah Deasy."Kita berangkat sekarang ya, Sayang," ujar Donovan sembari memasang seat belt-nya.Deasy pun memasang seat belt-nya juga sendiri. Dia teringat Leeray yang sering memasangkan seat belt untuknya. 'Ahh bagaimana dia bisa lupa memberitahu Leeray bahwa dia pergi dengan Donovan ke pesta?' omelnya dalam hati.Dia pun segera mencari ponselnya di tas tangan yang ada di pangkuannya lalu mengetik pesan kepada Leeray sambil berharap kekasi
Leeray menurunkan tubuh Deasy di samping mobil Lamborghini biru kesayangannya. Dia membukakan pintu mobilnya dan membantu gadis itu naik ke mobilnya. Kemudian melepaskan sepatu pembawa malapetaka itu dari kaki Deasy. Dia mengagumi betis indah Deasy dalam hatinya. Pacar kecilnya itu memang sangat molek, dari ujung kepala hingga ujung kaki.Deasy merasa wajahnya menghangat, dia merasa malu karena bosnya memperlakukannya dengan begitu manis. Bagaimana dia tidak menjadi semakin jatuh hati?Setelah itu Leeray berjalan ke kursi pengemudi lalu mengendarai mobilnya menuju sisi selatan pinggiran kota Perth. Kediaman keluarga Harper ada di sisi timur kota Perth. Perjalanan pulang ke rumahnya akan memakan waktu cukup lama sepertinya."Gaun itu sangat cantik ketika kamu yang memakainya, Sayang," puji Leeray seraya sekilas menatap Deasy di sebelahnya."Oohh benarkah? Terima kasih atas pujianmu, Lee." Wajah Deasy merona ketika tersenyum menatap Leeray. "Kau pun b
Leeray mendengar ucapan Deasy sekalipun lirih sekali. Namun, dia pura-pura tidak mendengarnya. Leeray kuatir gadis itu hanya terbawa perasaan saja malam ini.Mereka berdua berbagi mie kuah buatan rumah yang dimasak Bibi Rina. Dia memang tidak suka makan mie instan buatan pabrik."Mmmm ini enak sekali, Lee. Bi Rina pandai sekali memasak, ya?" puji Deasy sembari mengunyah mie-nya."Ya. Mie kuah seperti ini lebih sehat dibanding mie instan, Sayang. Apa kamu sering makan mie instan?" ujar Leeray yang telah menyelesaikan makan malamnya.Deasy masih menghabiskan beberapa suap terakhir mie kuah di piringnya. "Tidak juga, aku lebih sering makan roti dan pasta selama tinggal di Aussie."Setelah mereka berdua selesai makan malam yang terlambat itu, Leeray menggendong Deasy kembali ke kamarnya. Gadis itu mengalungkan tangannya ke leher Leeray sembari menatapnya dengan lembut seolah dia memiliki perasaan istimewa pada Leeray.Leeray me
Setelah mengantar Deasy pulang ke apartment-nya. Leeray langsung berangkat ke kantornya. Hari ini dia mengizinkan Deasy untuk bekerja dari rumah untuk memulihkan kondisi kaki kanannya yang cedera.Pagi itu ponselnya berbunyi, Leeray melihat id caller penelepon ternyata papinya. Dia pun segera menerima panggilan itu."Halo. Ya, Pi.""Halo, Lee. Kamu apa bisa ke Jakarta, hari ini?" ucap Leonard, Papi Leeray.Leeray berpikir sejenak lalu menjawab, "Bisa, Pi. Kalau boleh tahu, ada apa ya kok mendadak harus ke Jakarta?""Papi mau kamu membantu mengurus beberapa pekerjaan di Jakarta, jadwal Papi terlalu sibuk dan tidak ada yang membantu karena kamu di Australia," jawab Leonard apa adanya."Oohh oke. Leeray akan pesan tiket untuk berangkat siang ini dari Perth. Sampai jumpa di Jakarta, Pi," balas Leeray."Oke, thanks, Son. Sampai jumpa," ucap Leonard lalu menutup panggilan telepon itu.Leeray pun segera meminta sekretarisnya mas