Share

Terjerat Cinta Mr. Devil
Terjerat Cinta Mr. Devil
Penulis: Anna Sahara

Tahanan 201

"Tahanan 201 ...!" Sipir penjara memanggil penghuni rutan dengan lantang.

Seorang gadis bernama Noura Sarah buru-buru mengangkat tubuh dari pembaringannya. Dengan semangat yang masih membara, dia segera berdiri menghampiri petugas. Sambil berpegangan pada jeruji besi penghalang mereka, dia bertanya dengan tergesa-gesa, "Siapa yang berkunjung hari ini?"

"Seorang wanita, aku rasa dia adalah ibumu," sang sipir menjawab dengan acuh.

Noura langsung tertunduk lesu. Api semangat yang menggebu-gebu itu sirna seketika. Dia sedikit kecewa, karena yang ditunggu-tunggu tidak sesuai harapan. Bukan menolak kehadiran ibu angkatnya, tapi dia sudah lama menunggu kehadiran Nader, sang kekasih yang diharapkan sebagai penyelamatnya dari segala tuduhan.

"Kenapa?" petugas itu mencibir melihat diamnya Noura. "Apa kamu berubah pikiran dan tidak ingin menemui ibumu?"

"Tidak, aku tidak berubah pikiran, aku akan menemuinya."

Sudah hampir satu bulan lamanya mendekam di dalam penjara, tidak mungkin Noura menolak kunjungan ibu asuhnya.

Setelah mendengar jawaban Noura, sipir wanita itu segera mengeluarkan borgol dan membuka pintu sel. Dia mengikat kedua tangan Noura, kemudian menggiring wanita itu menuju ruangan lainnya.

Di sebuah ruang kunjungan, Meta tampak duduk menunggu kehadiran Noura. Dia adalah pengasuh Noura mulai sejak bayi hingga gadis itu dianggap sebagai anak kandung sendiri.

"Noura, anakku." Tangis Meta pecah tatkala melihat tubuh Noura yang kian hari semakin kurus saja. "Apa yang terjadi, apa kamu sedang sakit?"

Satu minggu sebelumnya, Meta juga telah datang berkunjung, namun tubuh dan wajah Noura masih terlihat segar. Sangat jauh berbeda dengan hari ini, membuat wanita yang menggunakan tudung kepala itu merasakan khawatir.

"Aku baik-baik saja, Bu, aku hanya sedikit kelelahan. Mungkin belum terbiasa dengan suasana di sini." Noura duduk berhadap-hadapan dengan Meta. Di depan mereka ada pembatas besi juga. Walau dapat saling bersitatap, tapi hanya tangan yang bisa bersentuhan.

"Tapi wajahmu sangat pucat, Noura. Apa kamu tidak berselera makan?" tanya Meta lagi, lalu mengeluarkan sebuah kotak berisi makanan. "Ini, ibu bawa makanan kesukaanmu, semoga kamu suka dan cepat sehat seperti semula."

Noura telah menyadari perubahan dalam dirinya. Nafsu makannya telah menurun drastis. Jam istirahatnya juga tidak teratur. Fisiknya semakin hari semakin lemah dan gampang letih. Namun demikian, dia masih tidak berniat untuk meminta pemeriksaan.

Hingga Meta mengunjunginya, pikiran Noura hanya tertuju pada Nader. Dia pun bertanya pada sang ibu tentang pria itu, "Apa dia sudah kembali, Bu?"

"Maksudmu Nader?" tebak Meta.

Noura langsung mengangguk cepat. Hingga detik ini, dia belum mengetahui jika pria yang dicintainya adalah sosok yang paling berperan aktif dalam kasusnya saat ini. "Apa dia sudah kembali? Apa dia sudah tahu keadaanku sekarang?"

Meta terdiam untuk beberapa saat. Ingin rasanya mengatakan yang sebenarnya jika Nader termasuk ke dalam daftar orang-orang yang menginginkan kehancuran Noura.

Meta tidak tega melihat Noura menghadapi kenyataan itu.

"Bu, kenapa diam saja?" Noura mendesak. "Katakan sesuatu!"

Pada akhirnya, Meta hanya bisa melakukan kebohongan lagi. "Nader belum kembali. Ibu dengar, masih banyak yang harus dia urus di luar negeri. Jadi butuh waktu lebih lama untuknya kembali."

"Kalau begitu, tolong telepon dia untukku, Bu, aku ingin bicara dengannya!" Noura meminta lagi. "Aku mohon, Bu, hanya dia yang bisa membantuku agar bisa keluar dari sini."

Tanpa diminta, Meta telah melakukannya berulang kali. Dia bahkan sudah bersimpuh di depan Nader dan keluarga pria kaya raya itu agar memberi maaf pada Noura. Akan tetapi, alih-alih memberi keringanan, Nader justru telah mengatur seorang pengacara untuk memperberat hukuman Noura.

"Bu, kenapa diam saja?" Noura mendesak. "Tolong hubungi Nader untukku, aku perlu bicara dengannya!"

Meta tersenyum kecut. Ini tidak adil untuk putri cantiknya. "Nanti ibu coba lagi ya, kalau ada kabar baik, ibu pasti akan langsung mengabarimu!"

Waktu berkunjung telah habis, sang penjaga mendekati kedua wanita beda usia itu. Tanpa mengeluarkan suara, dia menunjukkan wajah bengisnya.

Noura dan Meta langsung paham. Keduanya saling melepaskan tangan, lalu berpisah dalam sekejap.

Seperti permintaan Noura, Meta pun kembali ke kediaman keluarga Othmani. Dia masih dipersilakan masuk dan langsung menemui Nader yang saat itu baru saja selesai berbincang-bincang dengan seorang pengacara.

"Katakan apa yang membawa Bu Meta ke sini?" Nader bertanya tanpa mempersilakan duduk. "Jika hanya tentang wanita itu, lebih baik lupakan, aku tidak ingin membicarakannya," katanya dengan ketus.

"Tolong temui Noura sekali saja!" pinta Meta dengan cepat. "Dia ingin bicara denganmu."

Di saat yang sama, Nader juga membalas tak kalah cepat.

"Silahkan keluar dari rumah ini!" Nader langsung mengusir. "Aku sudah katakan berkali-kali, jangan pernah menyebut nama wanita itu lagi di depanku!"

Pengusiran itu sudah sering terjadi dan Meta juga sudah muak. Pada hari ini, dia juga bersumpah jika kedatangannya kali ini adalah untuk yang terakhir kalinya. Apa yang dilakukan Nader dan keluarganya sungguh tidak adil untuk Noura.

"Apa perlu aku menyuruh security untuk membawamu pergi?" Tidak ada hormat lagi, Nader kembali mengusir secara kejam.

Ucapan ibu dan saudara tirinya telah membutakan mata hati dan pikiran Nader, membuat pria itu berubah menjadi iblis yang sangat kejam.

"Tidak usah repot-repot, aku akan segera pergi." Meta melangkah cepat. Namun, setelah mencapai pintu, dia berbalik lagi. "Ingat satu hal, Nader, ini adalah yang terakhir kalinya aku meminta padamu. Kelak jika kamu ingin kembali pada Noura, dan menyesali kebodohanmu selama ini, aku adalah orang pertama yang akan menentang keinginanmu itu."

Dari lantai dua, Heba, sang ibu tiri menyaksikan perdebatan itu dengan teliti. Dia melipat kedua tangan di dada, berdiri dengan jumawa, menikmati kekalahan Noura dan Meta.

"Itu akibatnya tidak mematuhi perintahku!" Heba berkata dengan sombongnya. "Seandainya kalian memberitahukan tentang wanita itu padaku dari awal dan bernegosiasi denganku, aku tidak perlu menyiksa Noura hingga harus kehilangan kepercayaan dari Nader. Salah kalian sendiri tidak mau diajak bekerja sama."

Selamat datang di karya terbaru author! Semoga suka dan betah bacanya. Jangan lupa supportnya ya guys, dengan cara subscribe, komen yang membangun, dan juga vote dengan cara kirim hadiah. Thanks untuk semua yang udah baca.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status