Share

Terjerat Gairah Suami sang Nyonya
Terjerat Gairah Suami sang Nyonya
Author: Nita Zuningsih

1. Mencari Sesuatu

"Mencari ini?"

Alessia terlonjak kaget, di depannya sudah berdiri pria yang tadi sore memarahinya.

Alessia membungkukkan badan berulang kali seolah meminta maaf.

"Kamu tidak bisa berbicara?" tanya Samuel.

Alessia mengangguk dan Samuel langsung menyeringai.

Pria itu menutup pintu dan menguncinya. Alesia pun bingung dan menjadi takut.

"Umur kamu berapa?" tanya Samuel yang mendekati Alessia.

Alessia mundur perlahan sampai punggungnya terbentur tembok, Samuel semakin mendekat lalu mengusap pipi Alessia.

Alessia ingin meminta tolong dengan cara berteriak tapi sayangnya dia tidak bisa berbicara.

Tangan Alessia mencoba mendorongnya tapi Samuel malah mencengkeram kedua tangannya.

"Kamu menyebalkan ya? Mau aku hukum?" tanya Samuel.

Alessia menggeleng, kepalanya mendekati dada Samuel dan menggigitnya. Samuel sangat kesakitan dan seketika melepaskan cengkramannya.

Alessia lari ke arah pintu dan menggedor pintu berulang kali. Samuel tak hanya tinggal diam, dia menarik tubuh wanita itu menuju ke ranjang kecilnya.

Air mata Alessia berjatuhan, baru saja sehari bekerja di sini tetapi malah sudah mendapat masalah besar.

Tangan Alessia menuliskan sesuatu pada bukunya, tangannya yang bergetar membuat tulisannya menjadi jelek.

Alessia: Pak Samuel, jangan lakukan ini! Saya memang tidak bisa berbicara tapi saya tidak bodoh, saya bisa melapor pada ibu saya dan bisa melapor polisi juga.

Samuel melempar buku itu, dia langsung terjatuh dipelukan Alessia.

Alessia menghirup bau mulut Samuel yang tidak sedap seperti orang mabuk. Alessia menepuk-nepuk punggung Samuel tapi Samuel tidak merespon.

Bagaimana ini? batin Alessia.

"Kamu tahu? Hidupku berat sekali, istriku sudah seperti itu semenjak kecelakaan. Orang tuaku menyuruhku pulang ke Amerika dan terus mendesak mencari pengganti Kanaya. Aku sangat mencintai Kanaya tapi aku tidak munafik jika membutuhkan seks. Huh ... aku tidak mau menikah lagi, aku hanya butuh seks, aku mencintai Kanaya" Samuel menggerutu sendiri sembari matanya memerah.

Alessia memukul-mukul dada Samuel supaya pria itu bangkit dari tubuhnya.

Pak Samuel mabuk? batin Alessia.

Samuel turun dari tubuh Alessia, dia kini merubah posisinya untuk memeluk Alessia dari samping.

Ranjangnya memang untuk 1 orang dan di sana menjadi sempit sekali. Alessia bingung, dia mendorong tubuh Samuel tapi pria itu walau mabuk tetap memiliki tenaga yang luar biasa.

Samuel bangkit kembali, dia menatap mata Alessia yang sudah mengeluarkan air mata seolah memohon untuk melepaskannya.

"Kamu wanita pertama yang membuatku untuk memaksamu. Aku butuh sek dan istriku tidak bisa memberinya untukku dan aku tidak ingin menikah lagi. Hahahaha ... aku egois?"

Samuel mulai memagut bibir Alessia yang mungil dan terasa manis, pria itu sudah memasuki gairah yang tidak bisa tertahankan.

Sudah lama dia tak merasakan bibir yang manis seperti ini.

Tubuh Alessia semakin bergetar hebat, dia terus mendorong tubuh Samuel tapi apalah daya Samuel semakin memperkuat tubuhnya untuk bertahan.

Tangan Samuel pun mulai nakal dan menjelajah setiap lekukan wanita muda itu. Alessia yang tidak bisa bicara semakin terbungkam saat Samuel menciumnya dengan beringas.

Aku takut, aku tidak mau seperti ini. Batin Alessia yang tidak bisa melakukan apapun dan terus mencakari punggung Samuel.

Setelah melakukan adegan panas selama setengah jam, Samuel terkulai lemas sembari memeluk Alessia.

Alessia masih sangat syok dengan kejadian ini, kehormatannya direnggut oleh pria yang lebih tua 10 tahun darinya.

Air mata berderai tak kunjung terhenti sembari sesegukan dia menatap langit-langit ruangan yang baginya neraka. Samuel meliriknya dan tersenyum kecil.

"Kenapa kamu menangis? Bukannya kamu menikmatinya tadi?"

Alessia terduduk dan memukuli wajah Samuel dengan tangannya, Samuel langsung memegangi tangan Alessia dan memeganginya kuat.

"Namamu Alessia kan? Dengar ya Alessia? Setiap jam 1 pagi kamu harus datang ke sini! Aku akan menunggumu dan jika kamu tidak datang maka aku akan memberitahu apa yang terjadi hari ini. Otomatis ibumu dan keluargamu akan hancur, bukan ditanganku tetapi ditangan keluarga Kanaya," ucap Samuel penuh ancaman.

Alessia tahu jika keluarga Kanaya sangat terpandang tapi dia tidak mungkin terkecoh dengan ancaman Samuel.

Samuel tersenyum lagi melihat wajah wanita itu masih kebingungan.

"Jika tidak percaya cobalah! Aku mungkin tidak akan melakukannya tapi keluarga Kanaya terutama kakeknya tidak akan tinggal diam saja dan aku akan tetap aman karena keluarga Kanaya sangat takut padaku tapi pada keluargamu bahkan kamu pasti akan hancur seperti butiran debu," sambung Samuel.

Alessia mencoba mencari buku dan penanya, dia kesusahan untuk membalas ucapan Samuel jika tidak ada itu.

Samuel berdiri, dia mengambil ponsel yang masih tersegel di dalam kardusnya lalu memberikannya pada Alessia. Alessia hanya mendongak sembari tak menerimanya.

"Ambillah! Ponsel untukmu keluaran terbaru. Kamu bisa berkomunikasi lewat ini ketimbang bukumu yang bau itu. Tulislah di sini!"

Alessia menggeleng, dia memakai pakaiannya dengan air mata yang bercucuran sementara Samuel memperhatikan wanita itu mulai menulis di bukunya yang dia ambil di lantai kayu tersebut.

Alessia: Saya memang gadis desa tapi kamu tidak bisa menipuku, yang salah kamu tapi kenapa malah saya yang harus dihancurkan oleh keluarga Nyonya Kanaya? Saya hanya korban.

Samuel tersenyum kecut setelah membaca tulisan itu.

"Kamu mau mencobanya? Oke, aku akan beritahukan pada mereka sekarang juga. Seorang pembantu berani menggoda majikannya dan pasti mereka akan menyakitimu dan keluargamu terutama ibumu yang sudah mengabdi pada mereka sejak lama."

Mendengar kata ibunya, Alessia langsung ketakutan, benar saja jika ibunya sudah lama ikut dengan keluarga Kanaya.

Air mata Alessia terus saja mengalir, Samuel mengusapnya perlahan. Pria licik itu sudah menjebak gadis yang tidak bersalah.

"Setiap jam 1 pagi, aku akan menunggumu di sini. Pastikan saat kamu datang kemari tidak ketahuan oleh siapapun."

Samuel mengecup kening Alessia lalu keluar dari ruangannya, Alessia seketika terjongkok dan menangis pilu, baru saja dia datang ke kota untuk mengadu nasib tapi malah menjadi wanita yang terlihat murahan.

Alessia lekas berdiri dan merasakan nyeri yang menyiksa pada bagian intimnya. Rasanya dia ingin kabur saja dari sini tapi ancaman Samuel terngiang-ngiang ditelinganya.

***

Samuel sarapan pagi sendirian sedangkan Kanaya tengah disuapi oleh Alessia.

Alessia sampai tidak berani menatap Kanaya, Kanaya pun juga merasa aneh dengan sikap Alessia hari ini.

"Tidurmu kurang nyenyak? Kamu pucat sekali," ucap Kanaya.

Alessia kaget, dia hanya tersenyum kecil.

"Masih takut dengan suamiku kemarin ya? Maaf ya, Mas Samuel orangnya memang tempramental."

Alessia hanya mengangguk sembari menaruh mangkuknya ke dapur.

Alessia mencuci mangkuknya sekalian dengan keadaan melamun dan tiba-tiba saja seseorang menyentuh tangannya, Alessia sangat kaget dan dia menoleh ternyata adalah Samuel.

Samuel memberikan kartu debit di tangan Alessia berserta kertas yang ditulis kata sandinya, setelah itu Samuel membisikan sesuatu pada telinga Alessia.

"Kamu seksi pagi ini dengan pakaian itu." Samuel mundur perlahan dan pergi meninggalkanAlessia.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status