Share

Bab 6

Author: Nuvola
last update Last Updated: 2025-01-31 09:23:13

“Kak Kendrick, dia Serena karyawan baru yang aku bicarakan.”

“Temanmu?”

“Iya, dia temanku.”

Evan sebelumnya memang sudah mengatakan jika dia akan memasukan karyawan baru yang tak lain adalah temannya waktu SMA.

Serena menelan ludahnya, matanya bertemu dengan sosok yang tak pernah dia duga akan ada disini. Wajah Kendrick datar, dia seolah tidak mengenal Serena.

“Serena, perkenalkan dirimu,” bisik Evan membuyarkan lamunan Serena.

“Sa-ya Serena.”

Hanya itu yang keluar dari mulut Serena dia pun mengulurkan tangannya tapi Kendrick tidak menyambutnya. Serena segera menarik kembali tangannya, dia bingung harus mengucapkan apa karena melihat pria di depannya saja sudah cukup membuatnya terkejut.

“Hm kami kembali ke ruangan dulu, Kak.”

Evan berpamitan kepada Kendrick tetapi tidak ada tanggapan dari Kendrick. Pria itu tetap dengan ekspresi datar menatap mereka seolah tidak peduli dengan kehadiran Serena sebagai karyawan baru. Evan langsung membawa Serena keluar dari ruangan Kendrick.

Evan bisa mendengar Serena menghela nafas lega ketika keluar dari ruangan Kendrick. “Kakakku memang seperti itu, nanti kamu juga terbiasa menghadapinya,” tutur Evan yang mengira jika Serena takut ketika bertemu dengan Kendrick. Padahal wanita itu hanya terkejut dan sekarang otaknya berpikir keras.

Serena bekerja untuk mengumpulkan uang, dia bertekad membayar uang yang Leo ambil dari Kendrick agar dirinya bisa terlepas dari pria itu. Tapi nyatanya dia justru bekerja di bawah pimpinan Kendrick yang artinya, mereka akan dua puluh empat jam bertemu.

Pikiran Serena kini tertuju pada peraturan yang Kendrick berikan, posisi dia benar-benar tidak diuntungkan.

“Serena kamu kenapa?” tanya Evan ketika pintu lift terbuka dan Serena masih tetap di dalam lift.

“Eh tidak apa-apa,” jawab Serena yang segera keluar dari lift.

Serena menghilangkan pikirannya tentang Kendrick, dia bersikap profesional. Dia mencoba untuk fokus pada pekerjaannya, dia dibimbing oleh seseorang yang Evan tunjuk. Kehadiran Serena di sana membuat beberapa karyawan tidak menyukainya karena Serena masuk dengan bantuan Evan bukan melalui seleksi seperti yang lainnya.

“Jadi apa kamu kekasih, Pak Evan?” tanya Miska yang mejanya berada di samping kanan Serena.

“Tidak, Pak Evan kakak kelasku ketika SMA,” jawab Serena membuat senyum Echa mengembang.

“Sudah aku katakan tidak mungkin dia kekasih Pak Evan. Keluarga Alonzo pasti memilih wanita dari kelas yang sama dengan mereka juga,” timpal Echa.

“Jadi sebelumnya kamu bekerja dimana?”

“Ini pertama kalinya aku bekerja.”

Serena sudah menebak jika dirinya akan sulit diterima oleh karyawan lain. Tapi, Serena tidak putus asa dia akan menunjukkan meskipun dia masuk karena Evan tapi dia memang mampu bekerja dengan baik. Tidak masalah bagi dia jika mereka meremehkan dirinya. Lagipula Serena bekerja untuk mendapatkan uang bukan untuk mencari teman.

“Echa ayo ke kantin, aku lapar,” ajak Miska tanpa memperdulikan Serena.

Echa pun langsung bangkit, dan ketika berbalik dia langsung membeku saat melihat Evan melangkah ke arah mereka. “Serena,” panggil Evan membuat Serena menoleh ke arahnya. “Ayo makan siang.”

Serena menatap Echa dan Miska bergantian, dua wanita itu tampak tidak suka melihatnya. Serena juga bingung harus mengatakan apa kepada Evan.

“Serena,” panggil seorang pria yang baru saja masuk ke ruangan mereka. “Tuan Kendrick memanggilmu,” sambung Julian asisten pribadi Kendrick.

Tak hanya Serena yang terkejut dengan kehadiran Julian tetapi juga Evan dan dua rekan kerja Serena. “Bukankah ini jam istirahat kenapa, Kakak memanggil Serena?”

“Meskipun Serena teman Anda tapi Tuan Kendrick menegaskan jika tidak ada perlakuan khusus untuknya, beliau ingin berbicara dengan Serena sekarang juga,” jelas Julian dengan tegas.

Asisten pribadi Kendrick itu sama seperti Kendrick yang selalu berkata tanpa ekspresi. Echa dan Miska yang mendengar perkataan Julian tampak senang, mereka mengira Serena akan mendapat teguran langsung dari Kendrick.

“Pak Evan, maaf saya tidak bisa menerima ajakan Anda,” tutur Serena dengan sangat sopan. “Saya permisi terlebih dahulu untuk menemui Pak Kendrick,” sambung Serena.

Evan menatap punggung Serena yang berjalan mengikuti langkah Julian. Evan tampak khawatir dengan Serena dia takut jika Kakaknya berkata kasar kepada Serena. Evan pun segera mengejar Serena dan ingin mengikutinya.

“Tuan Evan, mohon untuk tidak ikut campur. Ini hanya urusan pekerjaan, jika Anda seperti ini maka bisa jadi Tuan Kendrick justru memecat Serena,” tutur Julian ketika Evan akan ikut masuk ke dalam lift.

Evan menghela nafasnya dia pun membiarkan Serena pergi bersama Julian. Beberapa karyawan menatap kejadian itu, mereka melihatnya dengan ekspresi masing-masing. Ada yang tampak tidak suka dengan Serena, ada pula yang tampak kasihan kepada Serena. Karena bertemu dengan Kendrick sama saja bertemu dengan malaikat maut.

Tak hanya akan sekedar teguran tetapi juga makian akan Serena dapatkan, itulah yang mereka pikirkan.

Serena keluar dari lift bersama dengan Julian mereka berhenti tepat di depan ruangan Kendrick. “Tuan ada di dalam Nona, silahkan Anda masuk,” tutur Julian yang kini nampak sangat sopan kepada Serena. Dia menundukkan badannya.

Serena menetralkan degup jantungnya dia segera membuka pintu ruangan Kendrick tak ingin membuat Kendrick menunggu lama yang akan membuat pria itu marah. Saat Serena masuk maka Kendrick langsung mendongakan kepalanya, dia segera menekan remot membuat gorden otomatis tertutup dan pintu terkunci.

“Bunny, kemarilah,” panggil Kendrick.

Serena melangkah ke arah Kendrick dia tampak bingung harus bersikap seperti apa karena mereka berada di kantor. “Kenapa kamu tampak kaku?”

Serena membisu dia tidak tahu harus menjawab apa. “Jika hanya ada kita berdua maka bersikaplah seperti dirumah.”

Perkataan Kendrick terdengar perintah bagi Serena dan Serena dengan patuh melakukannya. “Baik Tuan,” jawab Serena yang senyum terbaiknya.

“Apa Tuan, tidak makan siang?” tanya Serena yang berjalan mendekat ke arah Kendrick dan mengusap dada Kendrick.

“Aku lebih tertarik memakanmu.”

Kendrick menarik tangan Serena membuat Serena jatuh dalam pangkuannya. Kendrick seketika langsung melumat bibir Serena membuat Serena terkejut. Tangan Kendrick menjalar ke paha Serena di balik rok yang Serena kenakan.

“Tuan.” Serena menahan tangan Kendrick dia tidak ingin melakukannya di kantor karena itu sangat bahaya. “Ini di kantor,” ucap Serena mengingatkan Kendrick.

“Apa aku terlihat peduli?”

“Tapi Tuan, bagaimana kalau ada yang mendengarnya?” Serena berkata dengan lembut mencoba menghentikan apa yang akan Kendrick lakukan.

“Akh!”

Teriak Serena ketika Kendrick menghentakkan jarinya dengan kasar memasuki pusat Serena. “Aku tidak suka penolakan, Bunny! Kamu harus ingat itu.”

Suaranya berkata dengan tegas dengan tangan kiri yang mencengkram pinggang Serena. Matanya nampak memerah menahan hasrat yang telah memuncak. Kendrick segera melepaskan celana dalam berenda Serena dia membuat Serena telungkup di atas meja.

“Sakit!” teriak Serena ketika tanpa aba-aba Kendrick melakukan penyatuan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 83

    “Besok, Mama mau kamu makan malam dengan Mam,” ucap Teresa yang menatap anaknya yang tengah menyetir. Kendrick tidak menanggapi perkataan Teresa dia diam dan fokus menyetir berharap segera sampai di mansion utama. “Ken, apa kami tidak mendengar Mama?” suara Teresa kembali meninggi membuat Kendrick menoleh. “Apa lagi yang mau Mama bicarakan denganku? Semua tidak akan mengubah keputusanku, Ma,” ucap Kendrick tanpa menoleh ke arah Teresa. “Aku akan tetap menikahi Serena, meskipun kalian menentang.”“Kendrick! Kenapa sih kamu tidak pernah mau mendengarkan Mama? Cari wanita manapun dari keluarga terhormat, Ken!”“Dia masih keluarga Quirino, jadi tidak ada alasan lagi untuk Mama mengatakan jika dia bukan berasal dari keluarga terhormat.”“Tapi dia lahir diluar pernikahan, sadarlah Ken.”Kendrick menghela nafas, dia merasa muak terus berdebat dengan Mamanya sendiri. Tidak peduli pandangan orang lain, Kendrick tetap menginginkan Serena dan dia akan mempertahankan Serena agar tetap disisinya

  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 82

    Serena duduk di tepi ranjang, pandangannya kosong menatap dinding kamar yang sunyi. Satu bulan berlalu sejak hari itu di kantor, ketika Teresa datang tanpa diundang, menebarkan ketegangan yang tak pernah Serena bayangkan sebelumnya. Hatinya terbelah antara rasa ingin bertahan dan tekanan yang semakin menyesakkan. Minggu lalu ia resmi mengundurkan diri, keputusan yang dibuat setelah berhari-hari menahan tatapan dingin dan bisik-bisik yang tak pernah diucapkan, namun terasa begitu nyata.Pintu kamar terbuka perlahan, Kendrick masuk dengan langkah pelan. Melihat Serena yang masih duduk termangu, wajahnya berubah khawatir. Ia mendekat, duduk di sampingnya dan meraih tangan Serena yang dingin. "Sayang, apa kamu baik-baik saja?" suaranya lembut, penuh perhatian. “Kamu sudah pulang, Ken?” ucap Serena yang kemudian melihat jam yang ternyata sudah pukul tujuh malam. “Iya Sayang, kamu kenapa melamun?”“Tidak apa-apa, aku hanya bingung harus melakukan apa dirumah,” ucap Serena berbohong. Kend

  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 81

    Kantor Alonzo Group hiruk-pikuk. Suara bisik-bisik memenuhi ruang kerja, menciptakan atmosfer tegang yang tidak bisa diabaikan. Serena duduk di mejanya, wajahnya pucat saat melihat layar komputernya. Foto-foto dirinya dan Kendrick memenuhi forum kantor. “Serena, lihat ini!” Luna, rekan kerjanya, berlari menghampiri, wajahnya memancarkan kekhawatiran. “Kamu dan Pak Kendrick! Ini gila!”Serena menelan ludah, jantungnya berdegup kencang. “Kenapa bisa tersebar?” tanyanya dengan suaranya bergetar.“Entahlah, tapi semua orang membicarakannya,” Sofia menjawab, tidak dapat menyembunyikan rasa kekhawatirannya. “Kamu baik-baik saja, Serena?” tanya Maudy yang melihat wajah pucat Serena.“Kak, tenanglah,” tutur Sofia. Mereka mengerti apa yang menjadi kekhawatiran Serena. Di luar kantor, Kendrick yang baru selesai bertemu dengan klien mendengar kabar dari Julian, asisten pribadinya. “Julian, apa maksudnya ini? Mama sedang dalam perjalanan ke kantor?” Suara Kendrick terdengar tegang, mencermink

  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 80

    Mentari pagi menerobos masuk melalui celah gorden, membekukan lembut wajah Serena. Ia mengerjap, merasakan kehangatan di sekitarnya. Kendrick. Pria itu sudah bangun, menatap dengan senyum teduh yang selalu berhasil menghangatkan hatinya."Selamat pagi, sayang," bisik Kendrick, mengecup bibir Serena singkat namun penuh kasih. Serena membalas senyumannya."Pagi, Ken. Mandi sana, nanti telat ke kantor." Kendrick menggeleng, senyumnya semakin lebar."Tidak ada kantor hari ini untukku." Serena sedikit mengerutkan keningnya. “Maksudmu?”"Aku ingin menghabiskan hari ini bersamamu." "Tidak bisa, Ken. Aku juga harus ke kantor." Raut kekhawatiran langsung tergambar di wajah Kendrick."Kamu yakin Sayang?” Serena mengangguk, dia lalu berkata. “Aku ingin kembali bekerja. Aku tidak bisa terus menerus berdiam diri di rumah,bukan?” Suaranya lirih, namun terdapat ketegasan di dalamnya.Kendrick menatap Serena dengan lembut dan penuh pengertian. Mungkin benar, kembali ke rutinitas seperti biasa akan me

  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 79

    "Aku senang kalau kamu sudah mulai tersenyum lagi," kata Kendrick akhirnya, suaranya lebih lembut dari biasanya, seperti mendengarkan alunan lagu yang merdu.Serena terdiam, merenungkan kata-kata Kendrick. Ia menyadari perubahan dalam dirinya sendiri. Rasanya seperti menemukan secercah cahaya di ujung lorong gelap yang tak berujung.Namun, meskipun ada perubahan positif, ia masih tidak yakin dengan apa yang sebenarnya ia rasakan. Apakah ini hanya ilusi dari rasa rindu akan kebahagiaan yang sudah lama menghilang, ataukah ada sesuatu yang nyata?Kendrick tidak berbicara untuk beberapa saat, hanya menemani Serena dalam diam. Serena menghela nafas pelan, menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi, mencoba meredakan pikirannya yang terus berputar."Aku ingin kamu tetap disisiku, Sayang," kata Kendrick tiba-tiba, membuay suasana tenang yang sebelumnya ada di antara mereka. Serena langsung menegang. Ia menoleh menatap Kendrick, tetapi pria itu tetap menatap lurus ke depan, seolah-olah sedang b

  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 78

    Pagi itu, Kendrick memutuskan untuk Angin sejuk menerpa wajahnya. Dia memperhatikan sekeliling—anak-anak bermain di kejauhan, pasangan muda berjalan bergandengan tangan, dan beberapa orang tua duduk menikmati sore dengan segelas kopi. Semua orang tampak... menjalani hidup.Serena menggenggam lengan bajunya sendiri, merasa terasing di antara mereka. Kendrick berdiri di sampingnya, diam, memberi Serena waktu untuk menyesuaikan diri dengan dunia luar yang terasa asing."Ayo duduk," katanya akhirnya, menunjuk bangku kayu di bawah pohon rindang. Serena menurut, meskipun hatinya masih berat. Mereka duduk berdampingan dalam keheningan, hanya suara burung dan tawa anak-anak yang terdengar."Kamu tahu," Kendrick akhirnya membuka suara, "Aku dulu benci tempat kayak gini." Serena menoleh, keningnya berkerut. "Kenapa?" Kendrick mengangkat bahu. "Karena terlalu ramai. Terlalu banyak orang dengan kehidupan mereka masing-masing, sementara aku sIbuk dengan kehidupanku yang berantakan."Serena terdia

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status