Share

Beken 60

*Happy Reading*

"Bagaimana Devia, apa penjelasan kamu tentang chat ancaman ini?"

Mengatur napas agar tetap tenang, aku pun berusaha mempertahankan senyum, seraya memutar otak mencari alasan tepat sebagai jawaban.

Okeh! Maybe this time.

Menarik napas panjang sejenak. Aku mulai menatap si wartawan dengan sendu. Ekspresi wajah sengaja aku buat selelah mungkin. Seakan aku punya beban yang teramat di pundakku.

"Seperti yang aku bilang di awal. Aku tuh lelah di sangkut pautkan dengan sensasi yang di timbulkan Pak Aksa. Karena apa? Karena hujatan dan ancaman bukan cuma aku dapatkan dari pesan di medsos. Tapi sampai ke pribadi. Entah dari mana mereka mendapat nomor ponselku. Jujur saja, itu sangat mengganggu. Padahal aku butuh ketenangan dalam pengobatan yang akan dijalani. Tapi kalau begini terus, apa bisa aku tenang? Mental aku bisa ikutan down lama-lama."

Menarik napas panjang sekali, dan membuangnya secara perlahan. Benar-benar seperti orang yang sudah sangat lelah jiwa dan raga. Terny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Callah
aaaahhhh.... reeeyyynnnn.... lngsng patah hati aqu tuuhh.... knp kamoh udh nolak duluaaann.... *mode bibir manyun 10cm*
goodnovel comment avatar
Rafita zaini
ada yg harus mundur sebelum maju ada pula yg patah, tapi bukan semangat ............
goodnovel comment avatar
Rafita zaini
Gaaakkkkk. gimana bisa di tolak, nembak aja belum ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status