Home / Historical / Terjerat Panglima Kejam / Bab 3 Pengorbanan Ratna

Share

Bab 3 Pengorbanan Ratna

Author: Lia Safitri
last update Last Updated: 2025-10-07 12:59:57

Ratna mengerjapkan mata, ketakutan saat menatap Rangga. Ia mencoba memalingkan wajah, tapi justru pandangannya tertumbuk pada sosok ayahnya yang terbaring mengenaskan.

"Ayah!" teriak Ratna, suaranya pecah di udara, menggema bersama tangis yang mulai membasahi pipinya. Matanya yang membelalak menatap tubuh sang ayah yang terkulai, berlumur darah, mengguncang jiwanya.

Tuan Damar, dengan sisa-sisa tenaga yang nyaris punah, mencoba mengangkat tangannya. Jemarinya gemetar, seolah berjuang melawan waktu yang terus merenggutnya. Pandangannya mulai kabur, namun sosok Ratna tetap menjadi satu-satunya cahaya di tengah kegelapan yang menyelimuti kesadarannya.

"Ra... Ratna!" gumamnya lirih, lalu tubuhnya terkulai lemas tak berdaya.

"Ayah!" jerit Ratna lagi, suaranya pecah penuh kepanikan. Ia berusaha melepaskan diri dari Rangga, namun cengkeraman pria itu kian kuat.

"Pembicaraan kita belum selesai, Nona Ratna!" bentak Rangga seraya mencengkeram lengan Ratna, mencegahnya mendekati tubuh ayahnya yang terbaring tak jauh dari mereka.

Ratna menatapnya dengan amarah membara, lalu mengibaskan tangan Rangga sekuat tenaga.

"Lepas! Lepaskan aku!" teriaknya, suara gemetar antara marah dan putus asa.

Panglima Rangga menyunggingkan senyum dingin, tangannya semakin mengerat, mencengkeram lengan Ratna hingga gadis itu meringis kesakitan.

"Aku tidak akan melepaskanmu… sebelum kau memberikan aku jawabanmu!" desisnya tajam.

Ratna menatapnya dengan mata menyala, penuh amarah.

"Apa itu lebih penting dari nyawa ayahku? Apa kau tidak lihat keadaannya, hah?!" teriaknya, nyaris histeris.

Alih-alih marah, Rangga justru tersenyum pelan. Tatapannya berubah gelap.

"Tentu saja aku tahu… aku bahkan tahu persis apa yang akan terjadi padanya." ucapnya menaikan satu alisnya.

"Jawabanmu menentukan segalanya nona manis! Jadi apa jawabanmu, ya atau tidak?" tanya Rangga dengan tatapan datar dan dingin.

Ratna terdiam. Tubuhnya gemetar, bukan hanya karena emosi, tapi karena ketakutan yang menyesakkan dada. Tatapan Rangga yang begitu dingin seperti mengiris nyalinya perlahan.

"Kalau aku bilang tidak?" gumamnya lirih, nyaris tak terdengar, tapi cukup untuk membuat senyuman tipis di wajah Rangga lenyap seketika.

Rangga mendekatkan wajahnya, suaranya nyaris seperti bisikan, "Kalau kau bilang tidak... maka kau akan menyaksikan sendiri bagaimana nyawa ayahmu perlahan-lahan menghilang, dan kau tak bisa berbuat apa-apa!"

Air mata Ratna mulai tumpah. Hatinya terkoyak. Antara menyelamatkan kehormatan atau menyelamatkan nyawa satu-satunya keluarga yang tersisa. Suara isakan tertahan di tenggorokannya saat ia berbisik...

"Aku... aku butuh waktu..."

Rangga menggeleng perlahan. "Tidak ada waktu lagi, Nona! Hanya ada dua pilihan. Ya... atau tidak?"

Ratna mengalihkan pandangannya, menghindari tatapan tajam penuh tekanan dari Rangga. Matanya kini tertumbuk pada sosok ayahnya, Tuan Damar yang dengan lemah menggelengkan kepala, memberi isyarat halus namun tegas agar ia menolak lamaran Rangga.

"Ja-jangan terima, Nak… A-ayah tidak ingin kau menikah dengan pria kejam seperti dia!" ucap Tuan Damar lirih, suaranya gemetar dan tersendat di sela napas yang tersisa.

Rangga menoleh perlahan, matanya menyala penuh amarah. Tanpa ragu, ia mencabut pedang dari sarungnya dan mengangkatnya tinggi-tinggi, mengarah langsung ke kepala Tuan Damar.

Ratna melotot, tubuhnya seketika kaku. Darahnya seakan membeku menyaksikan niat keji pria yang baru saja meminangnya. Dengan refleks, ia menjatuhkan diri, merangkak dan memeluk kaki Rangga sambil terisak.

"Ja… jangan…!" suaranya pecah, gemetar. "A-aku mohon… a-ampuni ayahku… j-jangan bunuh ayahku!"

Panglima Rangga masih mengangkat pedangnya tinggi-tinggi, matanya menatap tajam ke arah Tuan Damar. Wajahnya dingin, nadanya dipenuhi amarah yang ditahan.

"Aku bukan pria yang memiliki banyak kesabaran, Nona Ratna!" desisnya seraya menoleh pada Ratna.

"Terlebih pada ayahmu yang begitu menyebalkan ini! Bagaimana bisa dia menolak calon menantu sepertiku?"

Tuan Damar mengerang kesakitan, terlihat darah mengalir dari luka di pundaknya. Namun, sorot matanya tetap tegas menantang, menatap lelaki kejam yang berdiri angkuh di hadapannya.

"Sudah kukatakan… aku tidak akan pernah merelakan putriku jatuh ke tangan pria sepertimu!" suaranya serak namun penuh keyakinan.

"Kau dan Rajamu itu, sama saja. Kalian berdua sama-sama haus akan kekuasaan!"

Ia menarik napas berat, menahan perih di dadanya. "Aku mohon… lepaskan putriku. Dia terlalu lemah lembut untuk hidup dengan pria kasar sepertimu!"

Rangga menggeram marah. Wajahnya menggelap, sorot matanya bagaikan bara api yang menyala dalam amarah. Ia mengangkat pedangnya tinggi-tinggi, bayangan kematian seakan menggantung di ujung senjata itu.

Baginya, siapa pun yang menghalangi jalannya untuk mendapatkan Ratna, pantas disingkirkan termasuk ayahnya sendiri.

"Jika kau memilih menjadi penghalang, maka bersiaplah menjemput ajalmu, Tuan Damar!" desisnya tajam.

Tuan Damar hanya memejamkan mata, pasrah menghadapi nasibnya. Namun, sebelum pedang itu menebas, Ratna menjerit tertahan.

"TIDAK!!"

Tanpa pikir panjang, ia berlari dan memeluk tubuh ayahnya, menjadikan dirinya tameng hidup di hadapan pedang Rangga.

"Apa yang kau lakukan, Nona?!" teriak Rangga, terkejut melihat Ratna tiba-tiba berlari dan memeluk tubuh Tuan Damar.

"Aku mohon... cukup!" seru Ratna dengan suara gemetar namun tegas.

"Kau menginginkanku, bukan? Jadi kumohon... hentikan semua ini, berhentilah menyiksa keluargaku… dan sebagai gantinya, aku akan menikah denganmu!"

Rangga membeku. Pedangnya masih terangkat, menggantung di udara. Matanya membelalak, tak percaya kata-kata itu benar-benar keluar dari mulut Ratna.

"Aku akan jadi istrimu!" lanjut Ratna lirih, "Asal kau berhenti... dan jangan sakiti Ayahku lagi!"

Tuan Damar tersentak lemah. "Ratna... Jangan...!"

Namun Ratna menggenggam tangan ayahnya erat. "Maafkan aku, Ayah. Ini satu-satunya cara agar aku bisa menyelamatkanmu!"

Rangga menurunkan pedangnya perlahan. Tatapannya dingin, tak berkedip. Senyum tipisnya memancarkan kemenangan, seolah segalanya telah berjalan sesuai kehendaknya.

"Bagus, Nona Ratna... Itu pilihan yang bijak!"

Namun jauh di dalam hatinya, Ratna tahu... ini bukan akhir dari penderitaan, melainkan awal dari mimpi buruk yang belum pernah ia bayangkan.

---

"Aku harap kau menepati janjimu, Tuan Rangga!" suara Ratna terdengar lirih namun tegas.

"Selamatkan ayahku... biarkan dia bebas dan hidup tenang, seperti yang kau janjikan!"

Ratna menunduk, jemarinya mencengkam erat kedua sisi gaunnya hingga kusut. Dadanya terasa sesak, seakan setiap tarikan napas hanyalah pengingat bahwa ia baru saja menyerahkan dirinya pada nasib yang tak pernah ia inginkan.

Tak pernah, seumur hidupnya, ia membayangkan akan menikah secepat ini. Dan yang lebih menyesakkan, pria yang kini menyandang gelar suaminya adalah sosok yang paling dibenci ayahnya setelah Raja Dursala.

Selain menikah tanpa cinta, Ratna juga harus mengubur dalam-dalam mimpi tentang pernikahan indah yang selama ini ia bayangkan.

Meski tak pernah sekalipun menginjakkan kaki di dunia luar, bukan berarti ia buta akan dunia di luar sana.

Ia bisa mengenalnya lewat kisah ayah, ibu, dan kakaknya. Ditambah cerita dari para pelayan dan guru-guru yang sengaja didatangkan untuk mendidiknya. Semuanya terikat sumpah setia, agar tak satu pun kabar tentang keberadaannya lolos ke telinga orang asing.

Sementara pemahaman tentang hubungan antara pria dan wanita ia peroleh dari sebuah hikayat tua, hadiah kenangan dari kakak laki-lakinya semasa ia masih hidup.

__

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjerat Panglima Kejam   Bab 11 Ambisi Sang Raja

    Raja Dursala menatap Rangga dengan wajah yang berkerut kesal, seolah merasakan ancaman yang tersirat di balik sikap tenang sang panglima. "Tentu saja, Rangga! Aku tak akan melanggar perjanjian yang terjadi diantara kita. Jika kau sudah menikahi putri Damar Langkarsana, aku tak akan mengganggumu. Hanya saja… aku sedikit kecewa, kau menikah begitu tergesa hingga tak sempat mengundangku!"Raja Dursala menyipitkan mata, lalu menambahkan dengan nada penuh peringatan. "Aku hanya ingin mengingatkanmu untuk memperhatikan istrimu dengan lebih jeli. Bukan maksudku menghina, tapi kau tahu dia adalah putri dari bangsawan pengkhianat. Aku percaya kau bukan orang yang mudah dikalahkan, tapi bersikap waspada… tak ada salahnya, bukan?"Panglima Rangga mengangguk, senyum tipis namun dingin terukir di bibirnya."Tentu saja, Yang Mulia. Terima kasih atas perhatian Anda!"Raja Dursala menahan senyumnya, namun hatinya bergolak oleh rasa ingin tahu. Seperti apa wajah gadis itu hingga mampu menjinakkan pa

  • Terjerat Panglima Kejam   Bab 10 Perjanjian dan Pengkhianatan

    Panglima Rangga menegakkan tubuhnya semakin tegap, seakan ingin menancapkan setiap kata yang keluar dari bibirnya ke dalam hati Raja Dursala."Benar, Yang Mulia. Hamba telah menikah... dengan putri Damar Langkarsana. Tepat semalam, setelah hamba menuntaskan para pengkhianat yang selama ini mengusik kerajaan."Keheningan langsung menyelimuti singgasana. Raja Dursala terperanjat, matanya membelalak tak percaya. Jemarinya yang tadi menggenggam sandaran kursi perlahan melemah."Putri… Damar Langkarsana?!" suaranya menggelegar, menggetarkan udara seakan petir baru saja menyambar di tengah ruangan.Raja Dursala sontak bangkit dari kursinya, wajahnya memerah, campuran antara murka dan keterkejutan. Selama ini ia tahu benar, Panglima Rangga tidak pernah menunjukkan minat sedikit pun pada wanita manapun. Bagaimana mungkin kini dalam semalam, ia mendadak menikah dan bahkan tanpa sepengetahuan dirinya?Lebih mengejutkan lagi, ia mengaku menikah dengan putri dari Damar Langkarsana, pengkhianat ya

  • Terjerat Panglima Kejam   Bab 9 Kabar yang Menggetarkan Istana

    Di tempat lain, jauh dari lamunan Ratna, Panglima Rangga kini tengah berhadapan dengan Raja Dursala di singgasana megah Kerajaan Jayamarta."Kemana saja kau, Rangga? Tidak biasanya kau datang terlambat. Aku bahkan harus menunggu lama hanya untuk bertemu denganmu," suara Raja Dursala terdengar berat, penuh tekanan."Padahal aku sudah mengirimkan pesan sejak semalam. Atau... apakah orang suruhanku terlambat menyampaikannya ke paviliunmu?" tanya sang raja, matanya meneliti tajam seolah hendak membongkar alasan di balik keterlambatan panglima kepercayaannya itu. Panglima Rangga menunduk hormat, ekspresinya datar tanpa riak emosi."Maafkan saya, Yang Mulia! Keterlambatan ini sepenuhnya kesalahan saya, bukan orang suruhan Anda. Mereka datang tepat waktu ke kediaman saya. Namun, ada urusan yang harus saya selesaikan sebelum menuju ke sini!"Ia berhenti sejenak, lalu menambahkan dengan nada yang terdengar tenang namun penuh kepatuhan."Sekali lagi, ampunilah saya, Yang Mulia! Jika hukuman p

  • Terjerat Panglima Kejam   Bab 8 Rahasia di Balik Tirai Sutra

    Suasana malam itu seakan membeku, hanya suara napas berat Rangga yang terdengar di antara mereka. Tatapan matanya menyala penuh keyakinan, menembus jiwa Ratna yang masih dibungkus rasa ragu."Soal statusmu yang seorang putri dari Damar Langkarsana, biarlah tetap menjadi rahasia. Lagi pula, apa yang akan dilakukan Raja atau rakyat kerjaan ini jika mereka tahu?""Mereka takkan berani menatapmu, apalagi mencelamu jika mereka masih ingin bernafas! Kau adalah istriku! Istri dari Panglima Rangga Raksa Jala Wulung! Di Kerajaan ini maupun di Kerajaan lain, tidak ada yang berani mengusikku atau menyentuh apapun yang menjadi milikku!"Panglima Rangga meraih bahu Ratna, mendekatkan wajahnya, suaranya semakin berat namun penuh kepastian."Kau istriku, yang berarti kau adalah milikku! Jika ada yang berani menyentuh atau menyakitimu, itu berarti mereka harus siap berurusan denganku!"Ratna terdiam. Ia menatap Rangga dengan perasaan yang tak menentu. Hatinya diliputi kebingungan sekaligus keterkejut

  • Terjerat Panglima Kejam   Bab 7 Titah Raja, Janji Suami

    Panglima Rangga melangkah masuk ke dalam kamar dengan langkah mantap, membuat udara di ruangan itu kembali menegang. Ratna yang duduk di tepi ranjang sontak merasakan jantungnya berdebar kencang. Keringat dingin membasahi pelipisnya, bayangan menakutkan tentang perintah untuk melayaninya kembali terlintas dalam pikirannya.Namun yang terjadi justru di luar dugaan. Panglima Rangga menatapnya tajam, lalu berkata dengan suara dalam dan penuh wibawa,"Kau bisa beristirahat selama aku tidak ada! Aku harus pergi ke istana menemui Raja Dursala. Jika ada sesuatu yang kau butuhkan atau inginkan, mintalah pada para pelayan! Selama permintaan itu bukan melarikan diri dariku, kau akan mendapatkan apa pun yang kau mau!"Ratna hanya bisa menunduk, mencoba mencerna setiap kalimat yang terucap.Panglima Rangga mendekat selangkah, sorot matanya menusuk, lalu menambahkan, "Sama seperti ayahmu yang tidak mengizinkanmu melihat dunia luar, aku pun memberlakukan aturan yang sama padamu! Kau belum resmi k

  • Terjerat Panglima Kejam   Bab 6 Ciuman yang Tak Disengaja

    Ratna beringsut mundur, jantungnya berdegup kencang seperti hendak pecah. Namun langkahnya terhenti saat punggungnya menyentuh dinding dingin. Panglima Rangga mendekat perlahan, tatapannya menusuk, membuat Ratna merasa seperti seekor rusa yang terperangkap."Mau pergi ke mana kau, Ratna? Sudah kubilang, kau tidak akan bisa lepas dari jeratanku!" ujar Rangga dengan senyum miring, kedua tangannya menekan kuat di sisi Ratna, membuatnya terkurung.Ratna menelan ludah, mencoba mengumpulkan keberanian. "A-apa yang ingin ka-kau lakukan, hah?" tanyanya dengan terbata, matanya bergetar menahan takut. Panglima Rangga terkekeh pelan, tatapannya menusuk layaknya serigala yang baru saja menjebak mangsanya."Menurutmu, apa yang ingin kulakukan, istriku?" suaranya merendah, penuh ancaman samar. "Bukankah kau sudah mendengar sendiri ucapanku sebelum kita melangkah masuk ke kamar ini? Setelah ini, kau pasti tidak akan pernah melupakan apa yang terjadi di antara kita hari ini!"Rangga meraih pergela

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status