Share

Ciuman obat penawar

Author: Risya Petrova
last update Last Updated: 2025-07-22 16:54:11

Sekitar 35 menit kemudian Hardian dan Sarah akhirnya tiba di kosan Adit. Mobil yang dikemudikan Sarah akhirnya berhenti di halaman ia segera turun dari kereta besi itu menuju ke pintu berwarna cokelat tua. Hardian menyusulnya di belakang.

Sarah mengetuk pintu yang pintunya tidak tertutup rapat. Jadi ia langsung membukanya. Tigar terlihat lega dan senang saat melihat Sarah serta Hardian akhirnya datang ke sini. Karena jika ia sendirian pasti ia bingung harus berbuat apa.

“Akhirnya kalian datang juga ke mari aku tadinya udah takut kalau malam ini sendirian sama Adit … yang kayaknya lagi nggak stabil.”

“Di mana Adit?” Sarah langsung bertanya.

“Dia di kamar,” jawab Tigar sembari menunjuk ke arah pintu kamar yang tertutup.

Sarah menuju kamar itu sedangkan Tigar dan Hardian duduk di sofa yang ada di ruangan.

Aku baru masak air panas. Mau kopi?” tanya Tigar menawarkan pada Hardian.

“Ya boleh.”

Hardian duduk nyaman di sofa sembari mengambil remote tv, ia hendak menonton acara pertandingan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Lembah hangat yang mulai basah

    “Enggak ah … Aku malas ceritanya,” jawab Sarah sembari terkekeh pelan.“Ih … cepet ceritain lagi.” Adit mendesak. “Nggak mau.”“Ih dasar nakal ya …,” ujar Adit sembari menggelitiki tubuh Sarah. Payudara Sarah yang bulat dan empuk itu beberapa kali menyenggol lengan dan dada Adit karena Sarah bergerak ke kanan dan kiri, menghindari kelitikan.Adit sontak semakin semangat menggelitiki. Bahkan sekarang ia menggelitiki Sarah dengan mulutnya. Bibirnya menciumi leher jenjang Sarah. Dagunya yang sedikit kesar karena jenggot yang baru tumbuh, membuat Sarah tidak tahan.Sarah menggeliat. "Dit, geli ih ...!" pekiknya lirih sembari berusaha menjauh. Namun Adit malah semakin mengeratkan pelukan. Lengan kekarnya menahan tubuh Sarah agar tetap berada dalam kungkungannya.Adit makin bersemangat. Ia malah membuka dua kancing teratas blush Sarah. Belahan dada Sarah terlihat menyembul indah seperti buah apel yang ranum. “Kalau kamu nggak cerita, aku telanjangin nih,” ancamnya dengan nada bercanda dan

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Penawar obat Adit : bercinta dengan Sarah

    Bibir mereka masih saling terhubung, namun kali ini lebih dalam. Bukan hanya tentang rindu yang terobati, melainkan tentang luka yang perlahan disembuhkan oleh kehangatan satu sama lain.Sentuhan tangan Adit yang semula menggenggam jemari Sarah, kini naik perlahan ke pipinya. Ibu jarinya mengusap lembut di bawah mata perempuan itu, yang mulai menatap sayu dan berkaca-kaca. Matanya menatap wajah Sarah seolah menghafalkan setiap lekuknya, seolah ingin menyimpannya dalam ingatan yang tak akan pernah ia izinkan pudar."Sarah," bisik Adit dengan suara yang nyaris seperti desahan, "aku hanya ingin kamu tahu ... aku masih bisa bernafas karena kamu."Sarah menutup matanya sejenak. Bukan karena ingin menghindar, tapi karena ucapan itu menusuk begitu dalam hingga membuat dadanya sesak. Ia membuka mata perlahan dan membalas tatapan Adit dengan penuh kelembutan."Aku pun masih bisa bertahan karena kamu ... karena selalu tahu ada seseorang di luar sana yang memikirkan aku tanpa henti, bahkan ketik

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Ciuman obat penawar

    Sekitar 35 menit kemudian Hardian dan Sarah akhirnya tiba di kosan Adit. Mobil yang dikemudikan Sarah akhirnya berhenti di halaman ia segera turun dari kereta besi itu menuju ke pintu berwarna cokelat tua. Hardian menyusulnya di belakang.Sarah mengetuk pintu yang pintunya tidak tertutup rapat. Jadi ia langsung membukanya. Tigar terlihat lega dan senang saat melihat Sarah serta Hardian akhirnya datang ke sini. Karena jika ia sendirian pasti ia bingung harus berbuat apa. “Akhirnya kalian datang juga ke mari aku tadinya udah takut kalau malam ini sendirian sama Adit … yang kayaknya lagi nggak stabil.”“Di mana Adit?” Sarah langsung bertanya.“Dia di kamar,” jawab Tigar sembari menunjuk ke arah pintu kamar yang tertutup.Sarah menuju kamar itu sedangkan Tigar dan Hardian duduk di sofa yang ada di ruangan. Aku baru masak air panas. Mau kopi?” tanya Tigar menawarkan pada Hardian.“Ya boleh.” Hardian duduk nyaman di sofa sembari mengambil remote tv, ia hendak menonton acara pertandingan

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Rencana kejam Damar

    Hardian akhirnya mengangguk. “Yaudah, ayo Ma … Kita nggak perlu pamitan ke Papa dulu kan?”Sarah menggeleng. Ia meraih tas kecil di sisi sofa dan menyelempangkannya di bahu. “Nggak usah. Kita pergi diam-diam saja.”Namun ketika mereka hendak melangkah keluar dari ruang tengah menuju pintu utama, terdengar suara dari atas tangga.“Sarah. Hardian.”Langkah kaki mereka langsung terhenti. Suara itu tajam. Dingin. Damar kini berdiri di ujung tangga, menatap mereka dari atas dengan pandangan penuh selidik.Ia mulai menuruni anak tangga perlahan, langkahnya berat tapi pasti. Wajahnya tak menunjukkan emosi apa pun. Justru karena itu, ketegangan langsung menyeruak di udara.“Mau ke mana kalian?” tanyanya datar, seolah belum tahu apa-apa.Hardian membuka mulut, hendak mengarang jawaban. Namun sebelum sempat bicara, Sarah angkat suara lebih dulu.“Kami mau ke kosan Adit,” katanya tenang. “Dia sedang tidak baik-baik saja. Butuh bantuan.”Hardian menoleh cepat ke arah ibunya. Kaget. Ia tidak menya

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Nekat menemui Adit

    Langit malam masih kelam, menyisakan hembusan angin yang menelusup lewat celah-celah jendela rumah. Di ruang tengah, Sarah duduk di sofa sambil menatap layar ponselnya. Ia sudah membuka kontak Widya—teman lamanya yang kini aktif sebagai konten kreator pada akun media sosial bertema Realita Kehidupan. Akun itu sering membahas isu sosial, kekerasan rumah tangga, manipulasi pasangan, bahkan kasus pelecehan anak. Sarah tahu, jika ada satu orang yang bisa ia percaya untuk menyuarakan kebenaran suatu saat nanti—itu adalah Widya.Jari telunjuknya sudah hampir menyentuh ikon gagang telepon berwarna hijau.Namun, klik.Pintu rumah terbuka. Suara gagangnya beradu dengan slot besi, disusul langkah masuk yang sudah sangat Sarah kenali. Ia buru-buru menurunkan ponsel dan menyembunyikannya ke belakang bantal sofa.“Hardian?” panggil Sarah, mencoba terdengar tenang.Pemuda tinggi dengan jaket hoodie biru laut itu tersenyum lelah, tangannya masih sibuk melepas sepatu. “Iya, Ma. Baru pulang.”“Dari

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Flashback rahasia Masa kecil Adit

    Malam telah larut ketika Adit duduk sendirian di atas sofa minimalis di dalam kamar kosannya. Lampu kuning temaram dari sudut ruangan membuat bayangan wajahnya tampak suram. Di tangan kirinya, sebutir obat kecil berwarna biru terjepit di antara dua jari. Obat penenang yang diresepkan dokter jika sewaktu-waktu serangan cemas itu datang lagi.Dan malam ini, serangan itu datang tanpa aba-aba. Kuat. Menerobos dadanya seperti gelombang pasang, membuat nafasnya sesak.Adit memasukkan obat itu ke mulut, meneguknya dengan seteguk air putih dari botol di samping sofa. Lalu ia bersandar, memejamkan mata. Tapi bukannya tenang, pikirannya malah memutar kembali hal-hal yang seharusnya ingin ia lupakan.Bela.Gadis itu kini bagai bayangan kelabu yang tak bisa diusir. Sejak mengetahui Bela mengidap Bipolar yang mungkin dikarenakan trauma masa lalu. Adit merasa ada bagian dirinya yang koyak. Ia bener-benar sangat merasa bersalah walau sebetulnya tak sepenuhnya salahnya.Dadanya kembali terasa sesak.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status