Share

21. Ide Gila

Penulis: Rinai Hening
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-14 15:42:35

Alisha menggeleng demi mengusir bayangan tadi. "Yang nyinyir pasti ada aja sih, May, tapi gue tutup telinga aja. Toh di sini nggak banyak yang kenal gue dan tau gimana kejadian sebelumnya. Bodo amat. Cuma Kak Iin dan keluarganya aja yang tau kondisi gue sebenarnya."

"Jadi elo masih sering ketemu sama bu dokter yang nolong lo itu?"

"Kak Iin?" tanya Alisha langsung disambut anggukan. "Ya sering banget lah, suami Kak Iin tuh salah satu pendiri yayasan ini."

"Whooaah ... ternyata elo nepotisme juga ya masuk sini."nmaya terkikik saat membantu Alisha menuang sale pisang ke dalam toples.

Alisha mengangkat bahunya pelan. "Daripada gue jadi gelandangan yang nganggur kan? lagian asal lo tau aja, May, ternyata susah banget dapet kerjaan dengan kondisi gue yang berbadan dua gini." Alisha mengusap lagi perutnya yang nampak menonjol jika sedang menyandarkan tubuh seperti sekarang. "Kebanyakan syarat banget lowongan pekerjaan sekarang."

"Lebay!" cibir Maya mencebik. "Nggak mungkin banget elo jadi ge
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
diol
recomended
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Terjerat Pria Masa Lalu   25. Menunggu Waktu

    Alisha mengatupkan bibir dengan tanggapan kakak iparnya. “Hmm … ya gitu deh, Kak. Banyak makanan enak, bikin aku makin tembem.”Tangisan balita Erin dari arah kamar membuat Alisha bernapas lega. Setidaknya ia bisa bebas dari perbincangan tentang betapa berisi badannnya kini. Erin yang Alisha kenal adalah seseorang yang sangat peka dan teliti, karena itulah Alisha sedikit khawatir ibu muda itu menyadari perubahan bentuk tubuhnya yang tak biasa. “Pagi, Mas Danesh?” sapa Alisha tersenyum tipis saat melihat pria itu berbincang dengan ayahnya.Danesh mengangguk singkat, tatapannya berhenti untuk beberapa saat pada perut Alisha yang terlihat aneh menurutnya. “Pagi…” serunya menggantung karena tatapannya masih di tempat yang sama.Alisha yang sadar dengan tatapan heran dari Danesh segera menutupi perutnya dengan tas selempang yang ia bawa. “Maaf ngerepotin lagi, Mas,” ujar Alisha basa-basi.Danesh mengangkat kedua tangannya ke udara. “No prob, aku nggak repot sama sekali.”"Yah, aku langsu

  • Terjerat Pria Masa Lalu   24. Curiga

    "May, elo bisa masang yang bener nggak sih?" bisik Alisha melayangkan protes pada Maya yang tengah sibuk melilitkan perekat pada korset yang ia pakai."Berisik! lo diem dulu deh, biar gue konsentrasi," jawab Maya yang saat itu berjongkok di samping Alisha yang duduk di depan meja riasnya.Kedua sahabat itu kini tengah bersiap untuk kembali ke Jakarta setelah semalam menginap di rumah Alisha. Maya yang setengah terpaksa menyanggupi permintaan Alisha untuk menginap ternyata sekarang semakin direpotkan dengan kekonyolan Alisha yang tengah kesulitan memakai korset.“Pokoknya pasangin aja yang rapet kayak kemarin,” seru Alisha lagi. “Jangan sampe Ayah curiga, apalagi Kak Erin yang kayaknya udah curiga duluan sama gue, tatapannya beda.”Kemarin saat tiba di rumah orang tuanya, Alisha sudah berhasil mengelabui sang ayah dengan menutupi kehamilannya menggunakan belitan korset. Namun sepertinya ia harus lebih hati-hati dengan Erin, kakak iparnya yang tak lain adalah istri dari Angga. Karena se

  • Terjerat Pria Masa Lalu   23. Penyesalan Arya

    Arya memicingkan mata ke arah ponsel yang sedari tadi bergetar menarik atensi. Ini asih hari selasa, masih sore hari di New York. Seharusnya Yoshi hapal betul jadwalnya yang sangat padat di kantor Mr. Yacob, apalagi hari ini ia sedang mengukuti rapat penting yang harus membicarakan proyek terbaru dengan perusahaan terkemuka di Asia. Tentu saja ia tak bisa melewatkan pengalaman berharga yang tak akan datang dua kali seperti ini.Bungsu dari tiga bersaudara itu akhirnya tetap mengabaikan getaran ponselnya yang masih berkedip menampilkan nama Yoshi. Biarlah saja, toh kalau panggilan itu sangat pentig, pasti Yoshi akan menghubunginya lagi nanti. Urusannya di Indonesia tak terlalu mendesak sebagaimana hal yang dikerjakan di tempat ini.“Mas Boss, saya ada kabar penting tentang Alisha!” itulah kalimat pembuka dari Yoshi saat Arya menghubunginya malam harinya.“Kabar apaan? gue baru pulang ini, jangan kasih kabar yang bikin kepala gue makin spaneng.” Arya merebahkan tubuhnya di sofa panjang

  • Terjerat Pria Masa Lalu   22. Kabar Penting

    Setelah satu minggu lalu kalah telak dari semua bujuk rayu yang ditebarkan Maya, akhirnya Alisha memilih untuk pulang sebentar demi menemui ayahnya yang kabarnya sedangenurun kesehatannya. Alisha tak ingin jadi anak durhaka, oleh karena itu, meski jantungnya bertalu-talu ia tetap nekat kembali ke rumah masa kecilnya itu. Tak langsung bertolak ke Banten, tapi Alisha akan ke Jakarta terlebih dahulu lalu berdua dengan Maya ia akan melanjutkan perjalanan."Lho Mas Danesh, kebetulan banget ketemu di sini?" sapa Alisha begitu melihat sosok Danesh di bandara. "Jemput seseorang?"Danesh yang saat itu tampil santai dengan kaos yang ditutupi jaket kulit serta kacamata hitam hanya mengangguk sekali. "Iya, jemput kamu," serunya singkat."A- aku?" Alisha spontan menghentikan langkah lalu menunjuk dirinya sendiri.Danesh mengangguk lagi. "Iya, ayo. Keburu hujannya makin deras." Tak sungkan, Danesh menyentuh siku Alisha. "Nggak ada bagasi kan?"Alisha yang masih melongo hanya menggel

  • Terjerat Pria Masa Lalu   21. Ide Gila

    Alisha menggeleng demi mengusir bayangan tadi. "Yang nyinyir pasti ada aja sih, May, tapi gue tutup telinga aja. Toh di sini nggak banyak yang kenal gue dan tau gimana kejadian sebelumnya. Bodo amat. Cuma Kak Iin dan keluarganya aja yang tau kondisi gue sebenarnya.""Jadi elo masih sering ketemu sama bu dokter yang nolong lo itu?""Kak Iin?" tanya Alisha langsung disambut anggukan. "Ya sering banget lah, suami Kak Iin tuh salah satu pendiri yayasan ini.""Whooaah ... ternyata elo nepotisme juga ya masuk sini."nmaya terkikik saat membantu Alisha menuang sale pisang ke dalam toples.Alisha mengangkat bahunya pelan. "Daripada gue jadi gelandangan yang nganggur kan? lagian asal lo tau aja, May, ternyata susah banget dapet kerjaan dengan kondisi gue yang berbadan dua gini." Alisha mengusap lagi perutnya yang nampak menonjol jika sedang menyandarkan tubuh seperti sekarang. "Kebanyakan syarat banget lowongan pekerjaan sekarang.""Lebay!" cibir Maya mencebik. "Nggak mungkin banget elo jadi ge

  • Terjerat Pria Masa Lalu   20. Dugaan Jahat

    “Sha, dua bulan lebih nggak ketemu, lo kok makin cantik sih?” komentar Maya ketika baru saja masuk ke kamar Alisha. “Nggak usah nyindir gitu deh lo, badan gue kayak badak gini malah lo bilang cantik. Cantik dari mana sih?” balas Alisha memanyunkan bibir. “Gue serius kok, oke, badan lo emang lebih berisi, perut buncit lo juga udah lumayan kelihatan. Tapi beneran deh, wajah lo tuh lebih glowing gitu, Sha. Apa bawaan bayi ya?” Alisha hanya menggeleng pelan tak berniat menanggapi. Bawaan bayi atau bukan tak pernah ia pedulikan. Asal sehat dan bisa mencukupi nutrisi janinnya, itu sudah cukup bagi Alisha. “Berangkat jam berapa sih, lo? Kok udah nyampe pagi-pagi gini?” Maya yang ditanya malah menyempatkan diri untuk mengulet dan merebahkan siri di sofa kecil dekat pintu kamar sahabatnya. “Habis subuh,” jawabnya singkat. Maya sedang libur semester karena itu ia bisa punya banyak waktu untuk mengun

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status