Share

BAB 2 : Mengakhiri Hubungan

Author: Namaku Malaja
last update Last Updated: 2023-06-14 18:30:51

Tubuh Yesha kaku seketika. Hatinya memaki tiada henti. Ia benar-benar tidak menyangka akan bertemu dengan orang yang paling tidak ingin ia temui, apalagi dalam waktu dekat.

Dengan cepat Yesha menuju pintu pagar rumah untuk menghindari Raefal. Namun, gerakan Raefal lebih cepat. Pemuda itu mencengkeram lengannya dan membawanya ke dalam dekapan pemuda itu.

“Lepaskan aku!” ucap Yesha sedikit berteriak dan mencoba melepaskan diri dari dekapan Raefal. Namun, laki-laki itu justru mendekap Yesha dengan lebih erat lagi.

Berdasarkan ingatan pemilik tubuh, Raefal adalah adik Rezvan dan juga orang yang dicintai oleh pemilik tubuh. Yesha benar-benar tidak mengerti kenapa mereka bisa berakhir seperti ini jika mereka berdua—pemilik tubuh dan Raefal—saling mencintai.

“Aku tidak akan melepaskanmu.”

Raefal menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Yesha. Dan itu membuat Yesha semakin berusaha keras untuk melepaskan diri dari Raefal.

Yesha tidak ingin orang-orang melihat dirinya dipeluk oleh orang lain dan membuat mereka salah paham. Dan yang paling penting, ia tidak ingin Rezvan menganggapnya wanita yang tidak bermoral karena sebagai seorang wanita bersuami, ia dengan santainya berpelukan di depan rumah mereka dengan adik iparnya.

Walaupun bukan dirinya yang memeluk pria itu lebih dulu, tetapi tetap saja orang tidak akan mau tahu kebenarannya. Karena apa yang mereka lihat, itulah yang mereka percayai.

Yesha menghentikan aksinya untuk lepas dari cengkeraman Raefal setelah berusaha keras tetapi tetap tidak berhasil. Ia hanya bisa pasrah dan menunggu kesempatan Raefal melonggarkan pelukannya untuk bisa kabur.

Raefal yang mendapati Yesha tidak memberontak pun menghela napas lega dalam hatinya.

“Aku dengar kamu mencoba bunuh diri dengan meminum obat tidur hingga overdosis,” nada bicara Raefal terdengar sedih dan khawatir. “Tapi sekarang aku bersyukur kamu sudah sehat dan baik-baik saja.”

Yesha mengernyit bingung.

Bagaimana Raefal bisa tahu jika dirinya mencoba bunuh diri?

Siapa yang telah memberitahunya?

Yesha yakin jika Rezvan tidak mungkin akan memberitahu Raefal. Karena laki-laki itu tidak peduli dengannya. Jadi sangat mustahil Rezvan akan memberitahu Raefal.

“Aku tahu aku salah,” lanjut Raefal sebelum Yesha sempat membuka mulut untuk bertanya dari mana pemuda itu tahu. “Tidak seharusnya aku memaksamu secepat mungkin untuk menceraikannya.”

Dalam ingatan pemilik tubuh, sebelum pemilik tubuh mengakhiri hidupnya, Raefal memang sering meminta dirinya untuk menceraikan Rezvan dan berlari ke pelukan Raefal. Namun, entah kenapa pemilik tubuh justru memilih untuk menghabisi nyawanya sendiri.

“Seharusnya aku bisa bersabar lebih lama lagi, tetapi aku tidak sanggup melihatmu tersiksa setiap hari di rumah itu,” lanjut Raefal. “Aku tahu kamu juga sulit untuk menghadapi ini semua. Karena itulah aku ingin kamu secepatnya menceraikannya agar kita bisa segera bersama.”

Yesha memutar mata mendengar omong kosong Raefal.

Raefal melepaskan pelukannya dan mencengkeram kedua lengan bagian atas Yesha. “Aku tahu aku salah. Aku minta maaf, oke? Jadi berhentilah menghindariku.” Raefal frustasi menghadapi Yesha yang hanya diam saja. “Yesha, katakan sesuatu!”

Yesha meringis kesakitan karena cengkeraman Raefal semakin kuat. “Raefal, sakit.”

Raefal segera melepaskan cengkeramannya dari lengan Yesha.

“Maafkan aku, Yes. Aku tidak bermaksud menyakitimu.” Raefal berkata dengan panik dan juga khawatir.

Yesha segera menjauh beberapa langkah ke belakang setelah Raefal melepaskannya. Ia tidak ingin Raefal kembali memeluknya.

Yesha dapat melihat dengan jelas sorot mata terluka Raefal. Namun, tidak ada simpati sedikitpun di benaknya. Sebab Yesha yang dikenal Raefal berbeda dengan Yesha yang sekarang. Karena Yesha yang dikenal oleh Raefal sudah mati.

Mereka memang memiliki nama yang sama, hanya berbeda nama belakang saja. Walau begitu, kepribadian mereka berdua pun sangat jauh berbeda. Ia tidak mungkin akan berpura-pura menjadi pemilik tubuh.

Yesha menatap Raefal. “Raefal, mari kita akhiri hubungan kita.”

“Tidak!” Raefal berteriak cepat. “Kamu sudah berjanji kepadaku jika kamu akan menceraikan Rezvan dan kita akan bersama. Maafkan aku karena selalu mendesakmu hingga membuatmu tertekan. Aku berjanji aku tidak akan mendesakmu lagi dan akan sabar menunggumu. Jadi kumohon jangan pernah berkata ingin mengakhiri hubungan kita, Yes.”

Yesha menggeleng pelan. “Maafkan aku. Sepertinya aku harus menarik kembali kata-kataku. Aku ingin hubungan kita berakhir sampai di sini.”

“Kamu tidak bisa melakukan itu kepadaku, Yesha!” nada suara Raefal sedikit meninggi.

Ia tidak terima Yesha mengakhiri hubungan mereka begitu saja. Lagi pula Yesha sudah berjanji akan meninggalkan Rezvan dan kembali kepadanya.

“Maafkan aku, Raefal, tapi aku ingin mengakhiri hubungan kita.” Mana mungkin Yesha akan meninggalkan Rezvan dan memilih Raefal. Walau mereka saudara, tetapi Raefal tidak setampan Rezvan. Yesha tidak ingin meninggalkan orang setampan Rezvan demi laki-laki di hadapannya.

Yesha tidak peduli orang akan mencibir dirinya karena menyukai orang dari fisiknya. Lagi pula ia menikah sekali seumur hidup, jadi ia tidak ingin menghabiskan hidupnya tinggal bersama orang jelek. Walau suaminya tidak mencintai dirinya, setidaknya biarkan ia tinggal dan melihat laki-laki tampan seumur hidupnya.

Raefal menghela napas dan berkata dengan pelan, “Sepertinya kamu sangat tertekan dengan permintaanku tampo hari. Lebih baik sekarang kamu istirahat dan menenangkan diri. Aku akan sabar menunggumu.”

“Kamu tidak perlu menungguku.”

Raefal mengabaikan ucapan Yesha dan mendekati wanita itu, tetapi dengan cepat Yesha menghindar dari jangkauan Raefal.

Perasaan kecewa terpancar jelas di mata Raefal kala mendapat penolakan dari orang yang dicintainya. “Baiklah. Aku pulang dulu.”

Yesha tidak mengatakan apa-apa yang membuat Raefal semakin kecewa dan juga sedih. Ia segera pergi dari hadapan Yesha, berjalan menuju ke mobilnya yang terparkir beberapa meter dari rumah Rezvan.

Yesha menghela napas lega dan segera memasuki pagar. Ia tidak ingin berdiam diri lebih lama karena takut Raefal akan kembali lagi dan memeluk dirinya.

Di rumah, ia disambut oleh Hanna yang mengkhawatirkan dirinya. Yesha hanya tersenyum dan mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja. Ketiga anak tirinya juga sudah pulang dan makan siang saat ia bertanya kepada Hanna.

Yesha meminta Hanna untuk menyiapkan makan siangnya. Sejak keluar dari tempat Zaidan tadi, perutnya terasa lapar. Usai makan, Yesha kembali ke kamarnya untuk beristirahat. Mungkin karena dirinya baru saja ditransmigrasikan ke tubuh Yesha Altezza, sehingga ia merasa lelah setelah bepergian selama setengah hari.

Yesha merasa prihatin dengan kehidupan pemilik tubuh. Sebagai nyonya rumah Wibisana, ia tidur di kamar terpisah dengan suaminya. Dan lagi, kamar yang ia tempati begitu kecil untuk seorang nyonya rumah.

Yesha tidak habis pikir dengan cara berpikir kedua orang itu—Rezvan dan pemilik tubuh. Jika mereka tidak saling menyukai, kenapa mereka masih mempertahankan pernikahan mereka dan saling menyakiti?

Bukankah lebih baik mereka berdua berpisah dan mencari kebahagiaan masing-masing?

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terlahir Kembali Sebagai Istri Duda Kaya Bucin   BAB 109 : Berkumpul Kembali

    Yesha membuka mata secara perlahan ketika indra pendengarannya menangkap banyak suara di ruang rawat inapnya. Untuk sesaat pandangannya pudar sebelum berubah menjadi jelas. Betapa terkejutnya ia ketika netranya menatap sosok keluarga Altezza tengah mengelilingi boks di mana putrinya berada. “Papa! Mama!” pekik Yesha dengan suara parau. Dengan sedikit kesulitan Yesha mencoba untuk mengubah posisinya menjadi duduk. Mereka semua mengalihkan perhatian dari boks ke arah Yesha. Trisa dengan tanggap menghampiri Yesha dan membantunya untuk duduk. “Pelan-pelan.” “Mama.” Yesha menggenggam lengan Trisa dengan kuat, takut bahwa apa yang dilihatnya saat ini hanyalah halusinasinya saja karena dirinya yang sangat merindukan mereka. Trisa tersenyum lebar. Dibawanya Yesha ke dalam pelukan. “Iya, ini mama, Sayang.” Trisa mengelus lembut kepala putrinya yang hampir tiga bulan tidak bertemu. Yesha memeluk erat. Air mata mengalir membasahi wajahnya. “Jangan tinggalkan aku lagi, Ma.” “Kami tidak akan

  • Terlahir Kembali Sebagai Istri Duda Kaya Bucin   BAB 108 : Kehancuran Dua Keluarga

    Rivania dan Gevarel tidak terbiasa menjalani kehidupan sederhana yang jauh dari kemewahan. Karena itulah mereka menyewa rumah yang lumayan bagus dengan biaya sewa lima belas juta pertahun. Untuk biaya hidup, Gevarel mencoba untuk melamar pekerjaan, tetapi karena pemberitaan mengenai keluarganya, membuat namanya pun ikut terseret. Beberapa artikel menulis tentang keburukannya selama ini. Hal itu benar-benar berdampak besar pada citranya, membuat Gevarel kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Pada akhirnya ia hanya bisa bekerja sebagai kasir di sebuah mini market kecil. Sementara Rivania sendiri mencoba menemui beberapa kenalan lamanya dulu, berharap mereka mau membantunya. Bagaimanapun dirinya sudah tidak memungkinkan untuk bekerja di perusahaan. Dan untuk pekerjaan kasar, dirinya belum pernah melakukannya. Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Elivia. Wanita itu menyewa seseorang untuk membuntuti Rivania dan memotretnya, dan mengirimkannya kepada Dhimani. Tentu saja pria itu sangat marah

  • Terlahir Kembali Sebagai Istri Duda Kaya Bucin   BAB 107 : Kehidupan Baru Arian

    Keesokan harinya, pukul delapan pagi di sebuah restoran, Yesha memesan ruang pribadi untuk mereka. Ia tidak ingin pembicaraan mereka dicuri dengar oleh orang lain. Pasalnya berita mengenai Tuan Rahandika yang menjual perusahaannya pun sudah berada di televisi dan juga media cetak. Mengalahkan pemberitaan mengenai Dhimani yang diketahui memalsukan surat-surat kepemilikan perusahaan. Bagaimanapun para wartawan itu masih sedikit meragukan alasan Tuan Rahandika menjual perusahaan. Mereka meyakini bahwa pasti ada alasan lain yang membuat Tuan Rahandika sampai harus menjual perusahaan. “Ya, aku yang melakukannya.” Alfan mengakui. “Anggap saja ini hadiah untuk ayah dan bunda.” “Jangan bilang kalau sejak awal kamu memang sudah menargetkan mereka.” “Untuk membeli perusahaan, aku tidak merencanakannya. Itu muncul ketika Tuan Rahandika mengumumkan akan menjual perusahannya. Tapi sebelumnya aku memang sudah menargetkan mereka, lebih tepatnya aku menargetkan Arian.” Alfan pun menceritakan semu

  • Terlahir Kembali Sebagai Istri Duda Kaya Bucin   BAB 106 : Terjualnya Perusahaan Rahandika Group

    Elivia benar-benar tidak menyangka bahwa polisi akan menindak laporannya dengan cepat. Bahkan kasusnya langsung masuk ke pengadilan setelah satu minggu dilakukan penyelidikan. Karena pihak terdakwa tidak memiliki pengacara untuk membela, sidang itu berjalan dengan lancar dan hukuman untuk Dhimani diputuskan pada sidang kedua yang dilakukan tiga hari berikutnya. Walaupun ia ingin Dhimani dihukum lebih, tetapi melihat kondisi Dhimani yang lumpuh, dirinya cukup puas dengan putusan hakim. “Ini adalah saham yang sudah kita sepakati.” Elivia meletakkan map di hadapan Yesha. “Totalnya tiga puluh persen seperti yang kamu minta.” Dua minggu lalu, setelah sidang putusan kasus pemalsuan Dhimani dijatuhkan, Elivia segera pergi ke perusahaan dengan asisten pribadi yang sengaja Rezvan berikan kepada wanita itu untuk membantunya belajar mengelola bisnis. Para pemegang saham memang sempat dibuat terkejut dengan kedatangan Elivia. Namun karena perusahaan yang berada dalam masalah finansial yang ser

  • Terlahir Kembali Sebagai Istri Duda Kaya Bucin   BAB 105 : Ingin Tinggal Bersama

    Arian menatap Yesha dengan sedikit kebencian di matanya. “Kakak tahu kalau perusahaan ini adalah satu-satunya untuk kami bertahan hidup. Jika kakak tidak ingin menghancurkan keluargaku, seharusnya kakak memilih ayahku untuk tetap menjadi presdir. Jika posisi ayahku digantikan orang lain, kami tidak bisa bekerja di tempat lain karena orang sudah menilai buruk reputasi keluarga kami. Apalagi setelah berita di internet mengenai kehamilan Vania di luar nikah. Tidak ada perusahaan yang mau menerimanya bekerja.” Di luar, keluarga Rahandika terlihat baik-baik saja. Namun pada kenyataannya, keluarga mereka saat ini sangat kacau. Mereka tidak memiliki apa-apa lagi selain perusahaan itu. Karena itulah Tuan Rahandika berusaha keras membujuk beberapa pemegang saham untuk tetap mempertahankan dirinya sebagai pemimpin perusahaan. “Dengar, Arian. Ini adalah dunia bisnis, seharusnya kamu tahu apa yang diinginkan oleh seorang pebisnis. Tidak ada orang yang ingin membuat perusahaannya semakin terpuru

  • Terlahir Kembali Sebagai Istri Duda Kaya Bucin   BAB 104 : Merajuk

    “Ketika aku menemanimu check up dan kita bertemu dengan Rivania. Aku tidak sengaja melihatmu tersenyum kecil ketika melihat Dhimani terbaring di rumah sakit. Karena merasa sedikit aneh, jadi aku meminta Damar untuk menyelidikinya.” Awalnya ia tidak curiga ketika Rivania mengatakan bahwa Dhimani mengalami kecelakaan tunggal ketika pulang dari perjalanan bisnis ke luar kota. Namun ketika ia melihat ekspresi dan senyum Yesha yang penuh kepuasan, ia yakin istrinya pasti telah melakukan sesuatu di belakangnya. Karena itulah ia meminta Damar untuk menyelidikinya. Dan dugaannya terbukti benar, bahwa semua itu adalah ulah istrinya. Walau begitu Rezvan tidak mengatakan apa-apa. Apalagi Yesha sendiri pun tidak mengatakan apa-apa. Meski sedikit marah karena Yesha tidak memberitahunya, tetapi ia mencoba untuk menghargai privasi istrinya. Yesha menghela napas pelan. “Aku tidak bermaksud untuk menyembunyikannya darimu.” Tampaknya memang sulit untuk menyembunyikan apa pun dari Rezvan. Padahal Yes

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status