Share

BAB 3 : Pendekatan

Author: Namaku Malaja
last update Last Updated: 2023-06-14 18:30:59

Para pelayan yang ada di dapur menatap kedatangan Yesha dengan terkejut. Pasalnya selama menjadi nyonya rumah, Yesha tidak pernah sekali pun melangkahkan kaki ke dapur.

Yesha mengabaikan tatapan tidak percaya para pelayannya. Karena tujuan utamanya ke dapur adalah memasak makan malam untuk suami dan ketiga anak tirinya.

“Kalian lakukan saja apa yang menjadi tugas kalian. Mulai saat ini, aku yang akan memasak makan malam untuk suami dan ketiga anakku,” ucap Yesha tegas dan tidak dapat dibantah ketika Hanna mencegah dirinya untuk memasak.

“Baik, Nyonya,” jawab para pelayan secara bersamaan.

Para pelayan yang berada di dapur segera mengerjakan tugas mereka masing-masing.

“Hanna, apakah kamu tahu makanan kesukaan Rezvan dan anak-anak?” tanya Yesha.

“Ya. Tuan suka sekali makan masakan kari, tuan muda Raka dan Revan suka rendang dan berbagai macam olahan ayam goreng. Kalau untuk tuan muda Ravindra sendiri, dia tidak pemilih dan memakan apa yang dimasak.”

Yesha mengangguk pelan. “Kalau begitu bantu aku menyiapkan bahan-bahannya.”

Hanna segera menyiapkan semua bahan-bahan yang diminta oleh Yesha.

Ada pepatah yang mengatakan jika hal utama dalam hidup seseorang itu adalah perutnya, jika perut kenyang, maka apapun akan menjadi mudah. Jadi hal pertama yang harus ia lakukan adalah mengisi perut suami dan ketiga anaknya terlebih dahulu. Dengan begitu, maka ia akan dengan mudah untuk meluluhkan hati mereka berempat.

Lagi pula memasak bukanlah hal yang sulit bagi dirinya. Di kehidupan sebelumnya, ia suka sekali memasak. Tidak jarang ia pun membantu ibunya memasak.

“Hanna, tolong panggil tuan dan anak-anak,” perintah Yesha saat melihat waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam.

“Baik, Nyonya.” Hanna bergegas meninggalkan dapur untuk memanggil Rezvan dan ketiga tuan mudanya.

Yesha tersenyum lebar menatap masakan yang sudah selesai ia buat. Dengan bantuan Nanda, Yesha membawa masakannya ke meja makan. Senyum lebar menghiasi wajahnya untuk menyambut Rezvan dan ketiga anaknya. Dengan cekatan Yesha menyiapkan makanan di piring mereka masing-masing sebelum mengambil duduk di samping Ravindra.

Terkejut?

Tentu saja. Tidak hanya Rezvan, ketiga anaknya pun terkejut dengan tindakan Yesha. Pasalnya selama ini wanita itu tidak pernah melayani mereka, karena surat perjanjian yang sudah mereka tandatangani bersama. Meski begitu, tidak ada perubahan ekspresi di wajah Rezvan. Masih seperti biasanya, selalu memasang wajah datar.

Berbeda dengan Raka dan Revan. Ekspresi terkejut sekaligus heran jelas tergambar di wajah mereka yang menatap Yesha. Sementara Ravindra, meski anak itu terkejut, tetapi ia tetap memasang wajah datar, sama seperti ayahnya.

“Ayo kita makan!” ajak Yesha.

Raka dan Revan memasang senyum mencibir. Bagi mereka berdua, Yesha adalah sosok wanita munafik.

“Sungguh wanita yang munafik,” ucap Raka pelan, tetapi masih dapat didengar oleh mereka semua.

Pada awalnya Yesha memang baik kepada mereka bertiga, dan ketiganya pun menyambut Yesha dengan suka cita saat ayahnya menikahi Yesha yang begitu baik. Namun, semua kebaikan Yesha di mata ketiga anak-anak itu, terutama Raka dan Revan, hancur ketika mereka tidak sengaja melihat Yesha berpelukan dengan paman mereka saat mereka pulang sekolah.

Sejak saat itu mereka membenci Yesha dan selalu mengeluh kepada Rezvan. Meminta ayahnya untuk berpisah dengan Yesha. Mereka berdua tidak suka memiliki ibu tiri yang suka berselingkuh seperti istri kedua ayahnya, ibu Ravindra.

Tentu saja Rezvan tidak menuruti keinginan anaknya begitu saja. Banyak hal yang harus ia pertimbangkan sebelum menceraikan Yesha. Apalagi mereka baru menikah, jika ia sampai bercerai dengan Yesha, Rezvan takut berita itu bisa mempengaruhi perusahaannya dan membuat orang-orang yang bekerja sama dengan perusahaannya akan memutus kontrak kerja sama mereka.

Yesha tidak memasukkan ke hati dengan tanggapan suami dan ketiga anak tirinya. Ia tahu mereka tidak menyukai dirinya, jadi wajar saja mereka tidak memberikan respon apapun atas tindakannya. Namun, Yesha yakin, lambat laun suami dan ketiga anaknya akan luluh dengan apa yang ia lakukan.

“Ravindra, bagaimana masakan bunda? Enak?” Yesha mengabaikan ucapan si kembar dan bertanya kepada Ravindra yang baru saja menelan suapan pertamanya.

Di balik wajah datarnya, Rezvan tertegun mendengar makan malam yang mereka makan adalah masakan Yesha. Sementara Raka dan Revan kembali menatap Yesha dengan terkejut. Dan seketika itu juga, si kembar memuntahkan makanan di mulut mereka.

“Raka, Revan, ada apa?” Yesha terkejut dan panik secara bersamaan dengan apa yang terjadi kepada Raka dan Revan.

Si kembar menatap Yesha dengan tatapan sengit. Mereka berpikir sikap baik Yesha hanyalah kepura-puraan. Dan itu membuat mereka sangat membenci Yesha.

“Kami tidak sudi memakan masakan yang kau buat,” ucap Raka setelah meminum segelas air putih.

“Papa, ayo kita makan di luar,” pinta Revan yang sudah tidak memiliki nafsu makan lagi.

Meski kedua anak kembarnya terkesan tidak sopan karena membuat kegaduhan di meja makan, tetapi Rezvan tidak sanggup untuk memarahi mereka berdua. Ia terlalu sangat mencintai kedua anaknya itu.

“Kalian mau kemana?” tanya Yesha cepat ketika Rezvan dan si kembar bangkit dari duduknya.

“Bukan urusanmu,” jawab Rezvan datar dan dingin.

Pria itu menggenggam masing-masing tangan Raka dan Revan, meninggalkan ruang makan untuk makan di luar.

Yesha menghela napas pelan. Ia menatap Ravindra yang menyantap makanannya dengan tenang.

“Ravindra, bagaimana? Apa kamu menyukai masakan yang bunda buat?” tanya Yesha kembali sembari menatap Ravindra, mencoba untuk melupakan apa yang baru saja terjadi.

Ravindra menganggukkan kepala sebagai jawaban. Bagi Ravindra, makanan apapun enak. Ia tidak pilih-pilih dalam makanan, karena bagi Ravindra, bisa makan saja dirinya bersyukur.

Yesha tersenyum lebar mendapati jawaban Ravindra, meski hanya sebuah anggukan. “Jika begitu makanlah yang banyak. Besok bunda akan memasakkan makanan lainnya yang enak untukmu.”

Walau Ravindra jauh lebih pendiam daripada si kembar, tetapi Ravindra adalah anak yang mudah mengekspresikan perasaannya. Sama seperti kedua kakak kembarnya.

“Terima kasih,” ucap Ravindra lirih, tetapi masih bisa didengar oleh Yesha.

Yesha memeluk Ravindra dan tersenyum lebar. “Sama-sama, Sayang.”

Mereka berdua menyantap makan malam dalam diam.

Usai makan malam, Ravindra segera meninggalkan meja makan dan memasuki kamarnya. Sementara Yesha memilih untuk ke kamar Rezvan. Membiarkan pelayan yang membersihkan meja makan serta kekacauan yang dilakukan oleh Raka dan Revan.

Malam ini Yesha memutuskan akan tidur bersama Rezvan. Mereka adalah pasangan suami istri, tidak ada salahnya tidur di tempat tidur yang sama. Sambil menunggu kepulangan Rezvan dan si kembar, Yesha membaca informasi yang sudah dikirimkan oleh Zaidan pada pukul enam sore tadi. Namun, sebelum ia selesai membaca informasi tentang Rezvan, ia dikejutkan dengan suara menggelegar milik pria itu.

“Apa yang kau lakukan di kamarku?!”

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terlahir Kembali Sebagai Istri Duda Kaya Bucin   BAB 109 : Berkumpul Kembali

    Yesha membuka mata secara perlahan ketika indra pendengarannya menangkap banyak suara di ruang rawat inapnya. Untuk sesaat pandangannya pudar sebelum berubah menjadi jelas. Betapa terkejutnya ia ketika netranya menatap sosok keluarga Altezza tengah mengelilingi boks di mana putrinya berada. “Papa! Mama!” pekik Yesha dengan suara parau. Dengan sedikit kesulitan Yesha mencoba untuk mengubah posisinya menjadi duduk. Mereka semua mengalihkan perhatian dari boks ke arah Yesha. Trisa dengan tanggap menghampiri Yesha dan membantunya untuk duduk. “Pelan-pelan.” “Mama.” Yesha menggenggam lengan Trisa dengan kuat, takut bahwa apa yang dilihatnya saat ini hanyalah halusinasinya saja karena dirinya yang sangat merindukan mereka. Trisa tersenyum lebar. Dibawanya Yesha ke dalam pelukan. “Iya, ini mama, Sayang.” Trisa mengelus lembut kepala putrinya yang hampir tiga bulan tidak bertemu. Yesha memeluk erat. Air mata mengalir membasahi wajahnya. “Jangan tinggalkan aku lagi, Ma.” “Kami tidak akan

  • Terlahir Kembali Sebagai Istri Duda Kaya Bucin   BAB 108 : Kehancuran Dua Keluarga

    Rivania dan Gevarel tidak terbiasa menjalani kehidupan sederhana yang jauh dari kemewahan. Karena itulah mereka menyewa rumah yang lumayan bagus dengan biaya sewa lima belas juta pertahun. Untuk biaya hidup, Gevarel mencoba untuk melamar pekerjaan, tetapi karena pemberitaan mengenai keluarganya, membuat namanya pun ikut terseret. Beberapa artikel menulis tentang keburukannya selama ini. Hal itu benar-benar berdampak besar pada citranya, membuat Gevarel kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Pada akhirnya ia hanya bisa bekerja sebagai kasir di sebuah mini market kecil. Sementara Rivania sendiri mencoba menemui beberapa kenalan lamanya dulu, berharap mereka mau membantunya. Bagaimanapun dirinya sudah tidak memungkinkan untuk bekerja di perusahaan. Dan untuk pekerjaan kasar, dirinya belum pernah melakukannya. Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Elivia. Wanita itu menyewa seseorang untuk membuntuti Rivania dan memotretnya, dan mengirimkannya kepada Dhimani. Tentu saja pria itu sangat marah

  • Terlahir Kembali Sebagai Istri Duda Kaya Bucin   BAB 107 : Kehidupan Baru Arian

    Keesokan harinya, pukul delapan pagi di sebuah restoran, Yesha memesan ruang pribadi untuk mereka. Ia tidak ingin pembicaraan mereka dicuri dengar oleh orang lain. Pasalnya berita mengenai Tuan Rahandika yang menjual perusahaannya pun sudah berada di televisi dan juga media cetak. Mengalahkan pemberitaan mengenai Dhimani yang diketahui memalsukan surat-surat kepemilikan perusahaan. Bagaimanapun para wartawan itu masih sedikit meragukan alasan Tuan Rahandika menjual perusahaan. Mereka meyakini bahwa pasti ada alasan lain yang membuat Tuan Rahandika sampai harus menjual perusahaan. “Ya, aku yang melakukannya.” Alfan mengakui. “Anggap saja ini hadiah untuk ayah dan bunda.” “Jangan bilang kalau sejak awal kamu memang sudah menargetkan mereka.” “Untuk membeli perusahaan, aku tidak merencanakannya. Itu muncul ketika Tuan Rahandika mengumumkan akan menjual perusahannya. Tapi sebelumnya aku memang sudah menargetkan mereka, lebih tepatnya aku menargetkan Arian.” Alfan pun menceritakan semu

  • Terlahir Kembali Sebagai Istri Duda Kaya Bucin   BAB 106 : Terjualnya Perusahaan Rahandika Group

    Elivia benar-benar tidak menyangka bahwa polisi akan menindak laporannya dengan cepat. Bahkan kasusnya langsung masuk ke pengadilan setelah satu minggu dilakukan penyelidikan. Karena pihak terdakwa tidak memiliki pengacara untuk membela, sidang itu berjalan dengan lancar dan hukuman untuk Dhimani diputuskan pada sidang kedua yang dilakukan tiga hari berikutnya. Walaupun ia ingin Dhimani dihukum lebih, tetapi melihat kondisi Dhimani yang lumpuh, dirinya cukup puas dengan putusan hakim. “Ini adalah saham yang sudah kita sepakati.” Elivia meletakkan map di hadapan Yesha. “Totalnya tiga puluh persen seperti yang kamu minta.” Dua minggu lalu, setelah sidang putusan kasus pemalsuan Dhimani dijatuhkan, Elivia segera pergi ke perusahaan dengan asisten pribadi yang sengaja Rezvan berikan kepada wanita itu untuk membantunya belajar mengelola bisnis. Para pemegang saham memang sempat dibuat terkejut dengan kedatangan Elivia. Namun karena perusahaan yang berada dalam masalah finansial yang ser

  • Terlahir Kembali Sebagai Istri Duda Kaya Bucin   BAB 105 : Ingin Tinggal Bersama

    Arian menatap Yesha dengan sedikit kebencian di matanya. “Kakak tahu kalau perusahaan ini adalah satu-satunya untuk kami bertahan hidup. Jika kakak tidak ingin menghancurkan keluargaku, seharusnya kakak memilih ayahku untuk tetap menjadi presdir. Jika posisi ayahku digantikan orang lain, kami tidak bisa bekerja di tempat lain karena orang sudah menilai buruk reputasi keluarga kami. Apalagi setelah berita di internet mengenai kehamilan Vania di luar nikah. Tidak ada perusahaan yang mau menerimanya bekerja.” Di luar, keluarga Rahandika terlihat baik-baik saja. Namun pada kenyataannya, keluarga mereka saat ini sangat kacau. Mereka tidak memiliki apa-apa lagi selain perusahaan itu. Karena itulah Tuan Rahandika berusaha keras membujuk beberapa pemegang saham untuk tetap mempertahankan dirinya sebagai pemimpin perusahaan. “Dengar, Arian. Ini adalah dunia bisnis, seharusnya kamu tahu apa yang diinginkan oleh seorang pebisnis. Tidak ada orang yang ingin membuat perusahaannya semakin terpuru

  • Terlahir Kembali Sebagai Istri Duda Kaya Bucin   BAB 104 : Merajuk

    “Ketika aku menemanimu check up dan kita bertemu dengan Rivania. Aku tidak sengaja melihatmu tersenyum kecil ketika melihat Dhimani terbaring di rumah sakit. Karena merasa sedikit aneh, jadi aku meminta Damar untuk menyelidikinya.” Awalnya ia tidak curiga ketika Rivania mengatakan bahwa Dhimani mengalami kecelakaan tunggal ketika pulang dari perjalanan bisnis ke luar kota. Namun ketika ia melihat ekspresi dan senyum Yesha yang penuh kepuasan, ia yakin istrinya pasti telah melakukan sesuatu di belakangnya. Karena itulah ia meminta Damar untuk menyelidikinya. Dan dugaannya terbukti benar, bahwa semua itu adalah ulah istrinya. Walau begitu Rezvan tidak mengatakan apa-apa. Apalagi Yesha sendiri pun tidak mengatakan apa-apa. Meski sedikit marah karena Yesha tidak memberitahunya, tetapi ia mencoba untuk menghargai privasi istrinya. Yesha menghela napas pelan. “Aku tidak bermaksud untuk menyembunyikannya darimu.” Tampaknya memang sulit untuk menyembunyikan apa pun dari Rezvan. Padahal Yes

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status