Share

Calon Istri

Jean menghela napas lega saat berhasil sampai di rumah, rasanya sangat berat mengobrol dengan Adrian karena lelaki itu ternyata mengenal Samuel. Bahkan Adrian sampai tahu bagaiamana kelakuan Jean selama kurang lebih lima belas tahun terakhir.

“Kenapa tidak bilang kalau Adrian dan Samuel saling kenal?” tanya Jean dengan bibir cemberut. Julian yang kini duduk di depannya hanya terkekeh sembari melontarkan maaf.

“Kamu tidak perlu khawatir, Jean. Meski mereka berteman, tetapi aku yakin Adrian tidak sama dengan Samuel, Adrian juga tidak akan memperlakukanmu seperti teman-teman Samuel yang lain,” balas Julian berusaha menenangkan hati sang adik.

Jean pun hanya mengangguk dan memilih kembali ke kamarnya. Hari ini melelahkan baik untuk fisik dan mentalnya, akan lebih baik kalau dia segera tidur agar besok dia bisa bangun dengan segar.

Namun, sampai lewat tengah malam pun mata Jean tak kunjung terpejam, justru dalam pikiranya kini bersarang banyak hal yang membuatnya sulit tidur.

Samuel, Adrian dan perjodohan. Meski sudah mantap untuk menerima permintaan sang ayah, tetapi kalau dia harus tetap berurusan dengan Samuel karena Adrian, pasti ini akan membuatnya kesulitan. Padahal sudah tidak ada lagi alasan baginya untuk melihat wajah atau mendengar nama Samuel, tetapi semuanya justru menjadi rumit seperti sekarang.

Perasaannya pada Adrian tidak bisa muncul kalau di hatinya masih ada Samuel, dan semakin sering ia bertemu Samuel akan membuat pertahanannya goyah.

Benar, Jean harus mencari cara agar dia bisa menghindari Samuel.

*****

Adrian mengundang teman-teman untuk datang ke acara yang dibuat ayahnya khusus untuk menyambut kepulangannya dari luar negeri, juga mengumumkan kalau Adrian akan mengambil alih kantor pusat menggantikan ayahnya yang ingin segera bersantai di masa tuanya.

Tentu ada keluarga Arkan di sana, meski si bungsu Jean belum juga muncul karena ada pekerjaan yang harus dia urus terlebih dahulu.

“Jean masih belum muncul?” tanya sang ibu khawatir.

Si kepala keluarga hanya terkekeh dan mengelus tangan istrinya yang sudah mulai keriput. “Dia pasti akan datang, kamu tidak perlu khawatir. Lagi pula keluarga Halim bilang mereka bisa memaklumi keterlambatan Jean karena ini berhubungan dengan pekerjaannya,” balasnya memberi ketenangan.

Sementara dari kejauhan ada Samuel dan teman-temannya, tengah mengobrol satu sama lain dan tentunya ada Adrian. Sudah lama sejak terakhir mereka bertatap muka, tentu saja banyak cerita yang ingin mereka bagikan.

Dan salah satu yang menarik perhatian Adrian adalah cerita heboh Rio tentang Jean, perempuan yang selama ini menjadi bahan omongan di antara lingkup pertemanannya.

Selama ini Adrian hanya mendengarnya melalui Rio dan sesekali Chris ikut membahasnya, meski sang tokoh utama yaitu Samuel tidak pernah tertarik untuk membicarakan Jean sebagai topik obrolan mereka.

Saking seringnya dia mendengar kisah tentang perjuangan cinta Jeanne Felicia, sampai membuatnya menaruh rasa penasaran pada sosok perempuan yang katanya cantik nan pintar, tetapi selalu ditolak oleh Samuel.

Kemudian, seakan dunia tahu kalau kini ada perempuan yang menarik perhatian seorang Adrian, perempuan itu pun datang dengan sendirinya sebagai calon istrinya.

Adrian tidak tahu harus menyebutnya keberuntungan atau kemalangan, sebab meski Jean adalah perempuan idaman banyak lelaki, tetapi Jean hanya mencintai seseorang selama lebih dari setengah umurnya.

Jujur saja, Adrian awalnya ragu dengan perjodohan ini karena berpikir ia hanya dijadikan pelarian. Namun, setelah satu kali bertemu dengan Jean, dia pun tiba-tiba berambisi untuk membuat perempuan itu jatuh hati padanya dan melupakan Samuel.

Adrian percaya pada dirinya sendiri, lagi pula sudah ada jalan untuk itu dan Jean bukanlah perempuan yang bisa ditolak begitu saja. Jean punya banyak pesona yang bodohnya malah disia-siakan oleh Samuel, dan Adrian tidak akan melepas Jean meski perempuan itu memohon untuk membatalkan perjodohan mereka.

Sama dengan Jean, sekali Adrian Halim menginginkan sesuatu, dia pasti akan berusaha mendapatkannya.

*****

Rio menoleh ke sana kemari membuat Chris yang berdiri di sampingnya menyikut bahu pemuda itu, menaikkan sebelah alisnya lalu bertanya, “Kamu sedang mencari siapa?”

“Mencari Jean, sudah lama aku tidak melihatnya. Bahkan keluarganya saja sudah di sini, tetapi dia tetap tidak muncul.”

Chris ikut mencari letak keberadaan keluarga Arkan, dan benar saja Jean tidak ada di sekitar mereka.

“Hey, Sam. Jean benar-benar pergi jauh? Kenapa dia tidak pernah muncul lagi?” tanya Chris penasaran, sementara Adrian yang mengetahui alasannya hanya diam sembari tersenyum.

“Aku tidak tahu, lagi pula bukan urusanku,” jawabnya cuek.

Adrian yang mendengar balasan dari Samuel kemudian terkekeh pelan. “Benar sekali, sekarang Samuel sudah tidak berurusan lagi dengan perempuan itu jadi kenapa masih dibahas? Lihatlah wajahnya sampai masam begini.”  

“Kalau benar Jean memang berhenti mengejar Samuel, aku akan berguling-guling di depan kantor,” ucap Rio penuh percaya diri, sebab dia yakin seorang Jeanne tidak akan menyerah pada Samuel.

“Aku pegang omonganmu,” timpal Chris tak mau kalah.

Tak lama kemudian muncullah sosok yang ditunggu, Jeanne Felicia. Dia yang kini mengenakan gaun berwarna wine itu tentu menarik perhatian karena parasnya yang jelita.

Di sampingnya ada Julian yang tadi menjemputnya di pintu masuk, kemudian mereka segera bergabung dengan keluarga Arkan yang sudah menunggu kedatangan Jean sejak tadi.

“Memang tidak bisa dipungkiri kalau Jean sangat cantik dan menawan, aku bahkan sampai tidak bisa berkedip saat melihatnya,” ucap Rio dengan tatapan yang masih tertuju pada Jean.

Sementara Chris hanya menggelengkan kepalanya dan melihat reaksi Samuel yang lebih menarik, ekspresi wajah yang kelihatan tenang meski bola matanya berusaha mencari objek lain untuk dilihat.

Adrian yang mendengar komentar Rio barusan kembali tersenyum kecil, tiba-tiba mendapat ide untuk memberi teman-temannya kejutan, terutama untuk Samuel Jonathan.

Dan setelah Adrian mengirimkan pesan agar Jean menghampiri mereka, perempuan itu pun segera menoleh dengan tatapan garang pada Adrian.

Jean mendecih, sadar cepat atau lambat hubungan mereka akan diumumkan oleh kedua pihak keluarga. Lalu dengan langkah yang berat, Jean pun perlahan mendekat pada kerumuman pebisnis muda yang kini terfokus pada kehadirannya.

Tentu semua kecuali Adrian menduga Jean menghampiri mereka agar bisa dekat dengan Samuel, dan saat nanti Samuel marah dan menghindarinya, itu akan menjadi tontonan yang cukup menarik meski sudah sering terjadi di antara mereka.

Samuel yang sedang dalam mood yang kurang baik hendak pergi menjauh. Namun, mendadak berhenti karena panggilan dari Adrian yang hentikan pergerakannya. Dan saat berbalik, Jean tidak berada di dekatnya, perempuan itu justru berdiri di sebelah Adrian dengan tangan Adrian yang melingkar di pinggangnya.

“Perkenalkan, ini calon istriku.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status