Share

5. Vina dan Andra

Author: Maisa Queen
last update Last Updated: 2025-12-02 06:11:46

Happy Reading 🎈

••••••

‎Di sudut kota yang jauh dari rumah Arsen yang penuh ketegangan, Vina memasuki sebuah kafe private yang mewah dan tersembunyi. Tempat itu terasa kontras dengan suasana rumahnya pagi tadi—di sini, segalanya ringan dan bebas.

Candra, pacar Vina, atau lebih tepatnya selingkuhannya, segera berdiri begitu melihat Vina. Pria muda bertubuh atletis itu tersenyum lebar, senyum yang memancarkan kegairahan dan kenikmatan hidup. Ia merentangkan tangannya lebar-lebar.

"Akhirnya, ratuku datang juga!"

Vina segera masuk ke dalam pelukan Candra, menghirup aroma parfum maskulin yang berbeda dari aroma kemeja Arsen yang kaku.

‎"Aku merindukanmu, Sayang." Vina mendekap erat.

‎Setelah melepaskan pelukan, Candra memegang wajah Vina, menatap matanya dengan penuh puja.

"Kenapa lama sekali, Darling? Aku bahkan sudah menunggu dari tadi. Aku hampir bosan melihat layar ponselku." Keluh Candra.

‎Vina mendengus, ekspresinya kembali berubah malas begitu mengingat drama di rumahnya.

‎Vina mengambil tempat duduk, menyesap kopi yang sudah dingin.

‎"Aku harus berhadapan dulu dengan drama pagi hari dari anak-anak Arsen. Menyebalkan sekali, mana pakai demam segala lagi." Gerutunya kesal.

‎Candra meletakkan tangannya di atas tangan Vina. "Oh ya? Siapa yang demam? Siapa yang berdrama?"

‎"Siapa lagi kalau bukan si kecil, Kayvan. Anak Arsen yang paling rewel. Badannya panas sekali, membuat drama tangisan hebat."‎

‎"Flashback on

‎Pagi hari yang seharusnya membawa kesegaran malah diselimuti atmosfer tegang dan berat. Arsenio turun dari lantai atas dengan langkah hati-hati. Di satu lengannya, Kayvan yang masih demam digendong erat. Di tangan yang lain, ia menggandeng Kayla.

‎Arsen menempatkan Kayla di sofa tunggal yang empuk. Gadis kecil itu hanya menurut, duduk diam dengan pandangan kosong. Ia tidak terbiasa dengan interaksi pagi yang dekat seperti ini, baik papa maupun mamanya jarang memberinya perhatian langsung.

‎Arsen kemudian menurunkan Kayvan di samping Kayla. Begitu kakinya menyentuh lantai, balita itu langsung merengek dan mengeluh.

‎"Ugh... pusing, Papa. Mau digendong lagi..." Kayvan merengek dengan suara serak.

‎Arsen menghela napas perlahan, mencoba bersabar. "Kan, semalam Kayvan sudah janji sama Papa? Janji tidak merengek lagi, biar cepat sembuh. Anak pintar harus kuat."

‎Namun, Kayvan yang sedang sakit dan sangat sensitif malah tersulut emosinya. Ia mulai terisak, air matanya tumpah lagi.

‎"Kayvan pusing! Mau digendong!" Kayvan menangis ketika merasa papa nya menolak menggendongnya.

‎Arsen mengepalkan tangannya di samping tubuh, berusaha keras menahan gejolak emosi. Ia terbiasa dingin dan cepat marah, tetapi melihat Kayvan yang sakit, ia memaksakan diri untuk tetap lembut.

‎Ia tahu, satu letupan kemarahan darinya bisa menyakiti hati rapuh anaknya. Ia harus berjuang agar tidak hilang kendali.

‎Saat Arsen sedang membujuk Kayvan agar mau terlepas dari gendongannya, suasana tiba-tiba berubah.

‎Dari lantai atas, terdengar dentuman pelan sepatu hak tinggi menuruni tangga. Semua mata tertuju ke sana.

‎Vina turun, sudah rapi dengan tampilan yang sangat modis. Ia mengenakan dress ketat berwarna biru laut, memamerkan lekuk tubuhnya dan memperlihatkan belahan dada yang dibuat semenarik mungkin.

‎Wajahnya dipoles make up tebal yang menghilangkan sisa-sisa pertengkaran semalam. Ia tampak siap untuk menikmati hari, seolah tidak ada dua anak sakit dan seorang suami yang terluka di bawah.

‎Arsen langsung menoleh, tatapannya tajam dan tidak percaya.

‎"Mau ke mana lagi, Vina? Pagi-pagi begini?" Tanya Arsen, suara nya rendah, dingin.

‎Vina melangkah anggun menuju ruang tamu, bahkan tidak melirik anak-anaknya.

‎"Keluar. Apa lagi? Aku sudah bilang, aku butuh hiburan." Ucap vina acuh tak acuh.

‎Ia mendekati Arsen, mengulurkan tangan tanpa rasa malu."Transfer aku uang sekarang. Aku mau shopping."

‎Permintaan itu, di tengah rengekan Kayvan dan demamnya, menyulut amarah Arsen. Ia berusaha menjaga nada suaranya tetap tenang demi anak-anaknya.

‎"Tidak bisakah, sekali saja, kau tidak keluar dulu, Vina? Setidaknya sampai Kayvan sembuh. Dia sedang sakit. Tidakkah kau bisa melihat, atau sekadar bertanya tentang keadaan anakmu sendiri?"

‎Vina berdecak kesal, seolah Arsen adalah hambatan terbesar dalam hidupnya.

‎"Siapa yang menyuruhmu punya anak, hah? Kalau kau tidak bisa mengurusnya, itu bukan salahku. Mereka anakmu. Urus saja sendiri! Aku tidak akan membatalkan janji hanya karena drama demam ini!" Ucap Vina dengan nada sinis.

‎Ucapan kejam itu membuat Arsen mengepalkan tangannya begitu erat hingga buku-buku jarinya memutih. Bahkan di hadapan kedua anaknya-Kayla yang menunduk ketakutan, dan Kayvan yang terisak-Vina sama sekali tidak menyaring kata-katanya.

‎"Cukup, Vina. Jaga mulutmu." Arsen mengepalkan tangan, suara tertahan.

‎"Jangan buang waktuku, Arsen! Transfer aku uang sekarang! Aku ada janji!" Vina mendesak.

‎Tak ada pilihan lain. Arsen tahu, memperpanjang pertengkaran hanya akan menyakiti Kayvan dan Kayla lebih jauh. Ia mengeluarkan ponselnya dan dengan gerakan cepat melakukan transfer sejumlah besar uang.

‎Arsen melemparkan ponselnya ke sofa setelah transfer."Ambil. Dan pergi. Jangan kembali sebelum aku memintamu kembali."

‎Setelah mendapatkan apa yang ia mau, Vina menyunggingkan senyum kemenangan kecil. Ia bergegas menuju pintu keluar.

‎‎Flasback off

Candra tertawa kecil, memandang Vina dengan geli.

"Bukankah itu anakmu juga, Vina? Kenapa selalu mengatakan 'anak Arsen'? Bukankah kau yang melahirkannya?"

‎Vina memutar matanya dengan jijik.

"Aku tidak sudi menganggap anak-anak itu sebagai anakku juga. Mereka adalah produk kegilaan Arsen! Aku melahirkan mereka karena kecelakaan dan jebakan kotornya. Jadi, mereka milik Arsen. Aku hanya peminjam rahim."

Andra tertawa keras, lalu mencolek dagu Vina. "Dasar ibu kejam! Tapi aku suka sisi kejammu itu."

"Tentu saja aku kejam. Apalagi yang bersangkutan dengan Arsen. Dia pantas mendapatkannya. Aku tidak akan membiarkan uangnya lepas begitu saja." Vina tersenyum sinis, penuh kebanggaan.

‎Andra menyandarkan tubuhnya, matanya berbinar menanti konfirmasi keberhasilan Vina.

‎"Jadi, sudah kau minta uang dari Arsen lagi, pagi ini? Aku harap cukup untuk akhir pekan kita di Bali."

‎Vina menyeringai puas, mengeluarkan ponselnya untuk menunjukkan bukti transfer.

‎"Tentu saja sudah. Pria bodoh itu tidak pernah bisa menolakku. Lihat, jumlahnya bahkan lebih banyak dari yang kita minta! Sekarang kita bebas, Sayang. Kita bisa ke mana pun kita mau, berbelanja, atau menyewa vila pribadi untuk seminggu penuh."

‎Candra mengambil ponsel itu, matanya membesar melihat nominal transfer. Ia mencium tangan Vina dengan penuh penghargaan.

‎"Kau memang cerdas, Vina! Ratu dari segala penipu. Kau benar-benar tahu cara menguras pria itu sampai kering." Ia tertawa bahagia.

‎Vina tertawa lepas, mengangkat bahu dengan bangga.

‎"Tentu saja aku pintar. Aku sudah merencanakannya sejak lama, Sayang. Aku tahu tipe pria seperti Arsen—sombong, kaya, dan buta karena merasa dicintai. Dia dengan mudah kubohongi, dan juga anak-anaknya. Mereka hanya boneka yang bisa kugunakan untuk mendapatkan uang ini."

‎Mereka berdua tertawa lepas, tawa yang penuh kesombongan dan tanpa beban. Mereka mulai merencanakan perjalanan mewah mereka, membahas detail vila, tiket pesawat, dan barang-barang mewah apa yang akan mereka beli.

‎Tawa bahagia mereka bergema di ruangan itu, sebuah ironi yang tajam. Mereka tidak tahu, di saat yang sama, Arsen sudah menghubungi pengacara terbaiknya, dan surat perceraian sudah mulai diproses.

‎Dan yang lebih mengejutkannya, mereka bahkan tidak tau kalau Arsen sudah menikahi gadis lain dan menggantikan posisi Vina dalam waktu yang singkat.

‎Mereka tertawa di atas jurang kehancuran, tidak menyadari bahwa kebahagiaan yang mereka beli dengan pengkhianatan itu akan musnah dalam waktu 24 jam ke depan, meninggalkan Vina tanpa suami, tanpa uang, dan tanpa martabat.

‎••••

🥳🥳💙💙💙💙💙💙

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terpaksa Dinikahi Duda Anak Dua    6. Tangisan

    Hai💙💙Ayok bantu votee dan komenn yang buaanyakkk🥳🥳 Bantuin Promosiinn juga boleh yaa😋😋Selamat membaca bagi yaa gaysss. Votee dan komen yang banyak ya! Spam dengan emot ini dulu biar semangat 💙💙 💙 💙 💙 💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙••••••‎‎Setelah kepergian Arsen, kamar anak-anak mendadak terasa sunyi. Virly hanya diam saja, tubuhnya terasa mati rasa. ‎‎Ia menatap hampa ke depan, memproses semua yang terjadi begitu cepat. Ia masih mengenakan gaun pernikahan yang kini terasa seperti rantai.‎‎Rasa tidak adil menyelimuti dirinya.‎‎"Apakah orang kaya selalu seenaknya terhadap orang di bawahnya?" batinnya menjerit. ‎‎Di usianya yang baru 17 tahun, saat ia masih harusnya memikirkan ujian akhir SMA dan kencan dengan pacarnya, kini ia dipaksa menjadi ibu bagi dua anak yang tidak ia harapkan.‎‎Di hadapan Kayla dan Kay, Virly menjatuhkan dirinya, duduk lemah di lantai berkarpet. Ia mengingat kembali wajah kejam Arsen saat mengancam ayahnya.‎‎Rasa benci itu perlahan menguasa

  • Terpaksa Dinikahi Duda Anak Dua    5. Vina dan Andra

    Happy Reading 🎈 ••••••‎Di sudut kota yang jauh dari rumah Arsen yang penuh ketegangan, Vina memasuki sebuah kafe private yang mewah dan tersembunyi. Tempat itu terasa kontras dengan suasana rumahnya pagi tadi—di sini, segalanya ringan dan bebas.Candra, pacar Vina, atau lebih tepatnya selingkuhannya, segera berdiri begitu melihat Vina. Pria muda bertubuh atletis itu tersenyum lebar, senyum yang memancarkan kegairahan dan kenikmatan hidup. Ia merentangkan tangannya lebar-lebar."Akhirnya, ratuku datang juga!"Vina segera masuk ke dalam pelukan Candra, menghirup aroma parfum maskulin yang berbeda dari aroma kemeja Arsen yang kaku.‎"Aku merindukanmu, Sayang." Vina mendekap erat.‎Setelah melepaskan pelukan, Candra memegang wajah Vina, menatap matanya dengan penuh puja."Kenapa lama sekali, Darling? Aku bahkan sudah menunggu dari tadi. Aku hampir bosan melihat layar ponselku." Keluh Candra.‎Vina mendengus, ekspresinya kembali berubah malas begitu mengingat drama di rumahnya.‎Vina me

  • Terpaksa Dinikahi Duda Anak Dua    4. Mama baru

    Happy Reading 🎈 ••••••‎"Bagaimana para saksi, sah?"‎"Sah!"‎Virly tidak dapat menahan tangisnya. Ia kini resmi menjadi istri dari pria yang ia benci dan takuti, seorang pria yang membelinya untuk melunasi hutang ayahnya.‎Begitu akad selesai, Arsen langsung menyela, memotong waktu untuk doa dan salam.‎"Virly, sekarang kamu harus ikut ke rumahku. Sekarang juga."‎Virly menatap Arsen tajam, melampiaskan sisa perlawanannya. "Tidak mau! Aku tidak mau ikut! Kau tidak bisa memaksaku!"‎"Jangan membantah! Segera pamit kepada keluargamu! Kita akan pergi sekarang."‎Virly tetap keras kepala, ia tetap menggeleng. Arsen yang mulai kehilangan kesaaran, meninggikan suaranya, memperingatkan. "Aku bukan orang yang sabar, Virly. "‎"Satu..."‎"Dua..."‎"Ti__"‎Tepat sebelum kata 'tiga' keluar, Mama Arsen, Diana, yang sedari tadi diam dan mengamati drama itu dengan wajah prihatin, menegur putranya.‎Diana menarik lengan Arsen dengan lembut. "Arsen! Jangan seperti itu. Dia baru saja menikah."‎Di

  • Terpaksa Dinikahi Duda Anak Dua    3. Menikah

    Happy Reading 🎈 ••••••‎"Di sini... berat, Papa. Kayvan capek..." Kayvan mendekap leher Arsen dengan isakan kecil.Arsen menatap Bi Lastri, yang terlihat lelah tapi penuh perhatian.‎"Bi Lastri, terima kasih banyak. Biar malam ini saya yang jaga Kayla dan Kayvan. Bibi istirahat saja.‎‎Bi Lastri adalah asisten rumah tangga yang bertanggung jawab untuk dapur dan kebersihan, tetapi ia harus merangkap menjadi pengasuh sejak Arsen memecat dua baby sitter sebelumnya karena mereka sering memukul Kayvan dan Kayla saat menangis.‎"Tidak apa-apa, Pak Arsen. Biar saya saja yang jaga. Bapak pasti lelah setelah bekerja. Bapak istirahat saja." Bi Lastri tersenyum lembut.‎‎"Tidak, Bi. Saya yang harus di sini. Saya ingin memeluk anak-anak saya malam ini. Bibi istirahat ya. Besok masih harus beres-beres. Terima kasih banyak, Bi." Ucap Arsen tegas, namu terdengar lembut.‎Tak ingin membantah majikannya, wanita paruh baya itu mengangguk, memberikan senyum penuh dukungan, dan segera keluar dari kamar

  • Terpaksa Dinikahi Duda Anak Dua    2. Dipenjara atau menikah

    Happy Reading 🎈••••‎"APA?! Menikah dengan Bos Papa?! Tidak mau! Papa, ini lelucon, kan?! Aku masih kuliah Pa! Aku bahkan sudah punya pacar! Papa tidak bisa melakukan ini padaku!" Virly menolak mentah-mentah.‎Reaksi Virly sama sekali tidak menggoyahkan Arsen. Ia bangkit dari sofa, menjulang tinggi di atas keluarga yang sedang hancur itu.‎"Aku tidak peduli kau punya pacar atau masih kuliah. Kau punya waktu satu hari untuk memutuskan, Nona Virly." Arsen berkata dengan suara dingin, tegas, dan menindas.‎Ia melangkah maju, memaksa Virly mendongak untuk menatapnya.‎"Menikah denganku, dan hutang ayahmu lunas. Atau, ayahmu masuk penjara besok, dan semua asetmu akan kuserahkan ke bank. Aku hanya butuh ibu untuk kedua anakku. Aku tidak butuh drama cintamu."‎"Kau tidak boleh seenaknya! Kau tidak bisa membeli hidup orang lain seperti ini! Ini tidak adil!" Teriak Virly marah.‎"Keadilan? Keadilan adalah hutang yang harus dibayar. Sekarang pilihan pembayaran ada di tanganmu. Pikirkan baik-b

  • Terpaksa Dinikahi Duda Anak Dua    1. Awal

    Happy Reading 🎈 ••••‎"Lagi ngapain?" tanya Virly ketika melihat Reno di seberang yang grasak-grusuk."Apa sayang? Gak kedengeran, tunggu bentar mau pindah posisi dulu." Terdengar jawaban dari seberang telepon.‎‎"Lagi ngapain sih? Kayak cewek aja, kameranya gak bisa diem." Virly menatap kesal layar handphone nya.‎"Apa sayang? Cewek? Cewek siapa? Di sini gak ada cewek." Suara Reno kembali terdengar, tapi tidak dengan mukanya.‎‎"Reno anak setan. Kalau nggak jelas aku matiin aja ya?" Virly ngedumel kesal mendengar ucapan Reno.‎‎"Ehhh, jangan dulu dong! Ini udah selesai." Reno tersenyum menampilkan mukanya di layar HP.‎‎"Lagi di mana? Kok banyak suara?". tanya Virly penasaran."Lagi di luar sama teman, sayang!" jawab Reno.‎‎"Ihh, geli banget dan di panggil sayang. Panggil nama aja bisa nggak?" Virly geli sendiri mendengar ucapan Reno yang memanggilnya sayang sedari tadi.‎‎"Biar terbiasa sayang, lagian kita kan pacaran." jawab Reno santai.‎"Baru juga sehari." Virly memutar matany

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status