Home / Romansa / Terpaksa Jadi Istri CEO Dingin / Bab 7 : Luka yang Menyatu

Share

Bab 7 : Luka yang Menyatu

Author: qia
last update Last Updated: 2025-12-15 10:31:58

Keira berubah.

Bukan pada caranya berjalan, bukan pula pada caranya berbicara. Perubahannya jauh lebih sunyi terjadi di balik tatapan yang kini lebih tenang, di balik senyum tipis yang tidak lagi meminta pengertian siapa pun.

Pagi itu, Nero menyadarinya tanpa tahu sejak kapan.

Keira duduk di meja makan seperti biasa. Rambutnya tergerai rapi, wajahnya tenang, secangkir kopi di tangannya belum tersentuh. Ia tidak menyapanya lebih dulu, tapi juga tidak menghindar. Tidak ada dingin berlebihan. Tidak ada ketegangan yang meledak-ledak.

Dan justru itulah yang membuat Nero gelisah.

“Kamu tidak ke kantor lebih pagi?” tanya Nero akhirnya, memecah keheningan.

Keira mengangkat wajahnya. Tatapannya jernih. “Tidak. Ada rapat siang.”

Nada suaranya datar, profesional. Seolah pembicaraan mereka hanyalah urusan dua rekan kerja yang kebetulan tinggal serumah.

Nero mengangguk pelan. Ada sesuatu yang ingin ia katakan, tapi urung. Ia lebih memilih membuka tabletnya, meski pikirannya tidak benar-benar memba
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terpaksa Jadi Istri CEO Dingin   Bab 18 : Topeng Jatuh

    Pemanggilan itu akhirnya datang.Tidak lewat bocoran media. Tidak juga lewat bisik-bisik jaringan lama. Kali ini resmi—tertulis, bertanggal, dan tidak bisa dipelintir.Leonard diminta hadir sebagai pihak terperiksa.Berita itu tidak meledak. Ia menyebar perlahan, seperti retakan pada kaca tebal—tidak langsung hancur, tetapi cukup untuk membuat semua orang berhenti bergerak sembarangan.Keira membaca surat pemberitahuan itu di ruang kerja kecilnya, tangan tetap tenang meski dadanya terasa berat. Ini bukan kemenangan. Ini titik tanpa ilusi.“Dia akan melawan habis-habisan,” kata penasihat hukumnya. “Dan caranya tidak akan bersih.”Keira mengangguk. “Dia tidak pernah bersih.”“Dia akan mencoba menjatuhkanmu sebagai saksi,” lanjutnya. “Secara personal.”Keira menutup map. “Dia sudah melakukannya.”Serangan itu datang dua jam kemudian.Sebuah artikel panjang terbit di media nasional, ditulis dengan gaya investigatif, penuh kutipan anonim dan potongan narasi lama yang disusun ulang.Judulny

  • Terpaksa Jadi Istri CEO Dingin   Bab 17 : Titik Tanpa Jalan Pulang

    Keira menyalakan laptop saat kota masih setengah terjaga.Cahaya pagi menyelinap tipis melalui celah tirai, memantul di layar yang menampilkan satu folder lama—folder yang selama ini ia buka hanya untuk memastikan isinya masih ada. Ia tidak pernah benar-benar berniat menggunakannya. Tidak sampai semuanya mendorong ke titik ini.Rekaman rapat internal, tiga tahun lalu.Tanggalnya tercetak jelas. Nama peserta tercatat rapi. Dan di antara suara-suara yang samar, satu suara terdengar terlalu yakin—terlalu tenang membicarakan sesuatu yang seharusnya tidak pernah menjadi strategi.Leonard.Keira menekan play.Suara itu memenuhi ruangan kecil, membawa kembali aroma ruang rapat lama, kopi yang mendingin, dan keputusan-keputusan yang diambil dengan senyum tipis. Ia mendengarkan tanpa emosi berlebihan, mencatat menit demi menit, memastikan tidak ada potongan yang bisa dipatahkan.Ini bukan bukti yang sempurna. Tapi ini cukup untuk mengubah arah.Ponselnya bergetar.Nero.“Kamu belum tidur,” kat

  • Terpaksa Jadi Istri CEO Dingin   Bab 16 : Di Ruang Tanpa Pelindung

    Hari pertama tanpa jabatan terasa ganjil.Keira bangun lebih pagi dari biasanya, bukan karena jadwal rapat atau notifikasi tak henti, melainkan karena sunyi. Tidak ada pesan dari sekretariat. Tidak ada agenda yang menunggu persetujuannya. Dunia tetap bergerak, hanya saja tidak lagi meminta izinnya.Ia duduk di tepi ranjang beberapa saat, membiarkan perasaan itu menetap—bukan sebagai kehilangan, melainkan sebagai penanda. Ia telah melepas sesuatu, dan kini harus belajar berdiri tanpa penopang yang selama ini dianggap perlu.Di ruang makan, Nero sudah duduk dengan setelan kerja.“Kamu tidak perlu ke kantor hari ini,” katanya.Keira menuang kopi. “Aku tidak pernah perlu kantor untuk berpikir.”Nero tersenyum tipis. “Ibuku menelepon lagi.”Keira tidak menoleh. “Dan?”“Dia bilang, dewan akan bergerak lebih jauh,” jawab Nero. “Mereka ingin jarak. Dari kita.”Keira mengangguk pelan. “Itu konsekuensi yang masuk akal.”Nero berdiri, mendekat. “Aku tidak akan menjaga jarak.”Keira akhirnya mena

  • Terpaksa Jadi Istri CEO Dingin   Bab 15 : Pilihan Tak Netral

    Panggilan itu datang menjelang siang, tepat ketika Keira baru saja selesai menandatangani berkas yang menunda dua proyek besar.Nomor tak dikenal. Nada dering yang singkat, nyaris sopan.“Keira Valen,” suara di seberang terdengar resmi. “Kami dari unit penyelidikan keuangan. Kami membutuhkan keterangan Anda. Hari ini.”Keira tidak terkejut. Ia sudah menunggu titik ini sejak konferensi pers.“Alamat?” tanyanya singkat.“Surat resmi akan menyusul. Tapi kami menyarankan Anda datang dengan penasihat hukum.”Keira menutup panggilan, lalu duduk diam beberapa detik. Bukan untuk menenangkan diri—melainkan untuk memastikan urutan langkah di kepalanya tetap utuh.Ia mengirim satu pesan.Aku dipanggil. Hari ini. —KBalasan Nero datang hampir seketika.Aku ikut.***Ruang pemeriksaan tidak besar. Dindingnya polos, lampu putihnya terlalu terang, membuat setiap gerakan terasa diawasi. Keira duduk di satu sisi meja, ditemani penasihat hukumnya. Di seberang, dua penyidik membuka map tebal.“Ini akan

  • Terpaksa Jadi Istri CEO Dingin   Bab 14 : Serangan Balik

    Serangan itu datang tanpa peringatan.Bukan lewat pintu depan, bukan dengan pernyataan resmi. Ia menyelinap melalui celah-celah yang paling sulit dijaga opini, bisik-bisik, dan narasi yang dipelintir rapi.Keira mengetahui hal itu saat ia baru saja meletakkan ponselnya di meja sarapan.Judul berita terpampang besar di layar tablet Shena—bukan, bukan Shena lagi, melainkan asisten baru yang wajahnya masih canggung memikul beban krisis.Direktur Valen Corp Diduga Mengetahui Manipulasi Sejak Awal.Keira tidak langsung membaca isi artikel. Ia menatap judulnya saja sudah cukup lama untuk memahami arah angin. Leonard tidak melawan dengan data. Ia melawan dengan cerita.“Siapa yang pertama memuat ini?” tanya Keira.“Dua portal besar,” jawab asisten itu. “Sumbernya anonim, tapi narasinya konsisten.”Keira berdiri. “Itu berarti terkoordinasi.”Ia berjalan menuju jendela, memandang halaman kantor yang mulai ramai oleh kendaraan media. Sejak konferensi pers kemarin, gedung ini tidak lagi terasa s

  • Terpaksa Jadi Istri CEO Dingin   Bab 13 : Di Bawah Cahaya

    Pagi itu, Keira berdiri di belakang panggung konferensi pers dengan punggung lurus dan telapak tangan dingin.Lampu-lampu menyala lebih terang dari yang diperlukan. Mikrofon diuji berkali-kali. Setiap suara kecil terdengar seperti gema yang berlipat. Di luar ruangan, deru percakapan wartawan menyatu dengan langkah-langkah cepat staf perusahaan yang mencoba tampak sibuk.Semua terlalu terang. Terlalu terbuka.Di layar monitor kecil, logo Valen Corp terpampang kaku. Tidak ada musik pembuka. Tidak ada sambutan hangat. Hanya hitungan mundur yang berjalan perlahan, seolah memberi waktu terakhir bagi siapa pun yang ingin menarik diri.Nero berdiri di sampingnya, mengenakan setelan gelap tanpa dasi. Wajahnya tenang, tetapi Keira tahu ketenangan itu dipelajari dari bertahun-tahun hidup di bawah sorotan yang tidak pernah ramah.“Kamu masih bisa mundur,” kata Nero pelan.Keira menggeleng. “Kalau aku mundur sekarang, aku tidak akan pernah berhenti.”Nero menatapnya sesaat, lalu mengangguk. “Kala

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status