Share

Nasib Jomblo

last update Last Updated: 2025-06-17 16:02:01

Hari ini, di sebuah Restoran, tepatnya di dalam ruangan VIP yang telah direservasi oleh Air. Bulan akhirnya menyetujui permintaan Mirza.

Tidak mudah dia untuk datang kesana, dia harus merayu suaminya yang super pencemburu itu agar diberi izin.

Setelah diberi pengertian dan Bulan sendiri juga tidak ingin ada kesalahpahaman yang terjadi di kemudian hari yang akan mengganggu ketenangan rumah tangganya.

Meski berat, Air memperbolehkan istrinya bertemu mantannya itu dengan syarat ia ikut mendampingi.

Tentu saja Bulan menyambutnya dengan senang hati, ia sudah tidak peduli jika teman sekolahnya mengetahui statusnya yang sudah bersuami.

“Kalau kamu tidak nyaman, kita pulang saja. Saya tidak mau kamu tertekan,” ucap Air khawatir. Dia bisa melihat siput nakalnya itu tengah gugup.

“Kita sudah disini, By.” Bulan menarik nafas dalam lalu membuangnya lewat mulut, ia ulangi sampai rasa gugupnya hilang.

“Aku okey. Yuk, turun. Biar cepat selesai, cepat pulang.”

Ajak Bulan tersenyum manis, ia ingin
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terpaksa Menikah Dengan Mr. Arogan   Nasib Jomblo

    Hari ini, di sebuah Restoran, tepatnya di dalam ruangan VIP yang telah direservasi oleh Air. Bulan akhirnya menyetujui permintaan Mirza.Tidak mudah dia untuk datang kesana, dia harus merayu suaminya yang super pencemburu itu agar diberi izin.Setelah diberi pengertian dan Bulan sendiri juga tidak ingin ada kesalahpahaman yang terjadi di kemudian hari yang akan mengganggu ketenangan rumah tangganya. Meski berat, Air memperbolehkan istrinya bertemu mantannya itu dengan syarat ia ikut mendampingi. Tentu saja Bulan menyambutnya dengan senang hati, ia sudah tidak peduli jika teman sekolahnya mengetahui statusnya yang sudah bersuami.“Kalau kamu tidak nyaman, kita pulang saja. Saya tidak mau kamu tertekan,” ucap Air khawatir. Dia bisa melihat siput nakalnya itu tengah gugup. “Kita sudah disini, By.” Bulan menarik nafas dalam lalu membuangnya lewat mulut, ia ulangi sampai rasa gugupnya hilang.“Aku okey. Yuk, turun. Biar cepat selesai, cepat pulang.” Ajak Bulan tersenyum manis, ia ingin

  • Terpaksa Menikah Dengan Mr. Arogan   Membunuhmu?

    “Apa kamu sengaja menggoda saya, hm?” tanya Air sambil melangkah santai ke arah ranjang. “Apa Anda tidak melihat, aku sudah lemas begini akibat ulah Anda, Mr. Arogan?” sindir Bulan, setengah sebal. “Lalu itu?” Air menunjuk dengan dagunya, “Apa namanya?” Bulan mengikuti arah pandang suaminya, dan langsung membelalak. Dengan refleks, dia menarik selimut menutupi dadanya yang polos. “Dasar suami mesum!” teriaknya geram. “Hubby pikir badan aku ini kanvas, bisa seenaknya bikin tompel-tompel sebanyak ini!” Ingin sekali rasanya ia tendang suaminya itu. Masih pagi sudah membuat dirinya emosi setengah hidup. Air hanya mengangkat bahu, ekspresinya datar tapi puas. Sama sekali tak menunjukkan rasa bersalah. Justru sebaliknya, dia tampak bangga dengan ‘hasil kerja keras’ tadi malam. Dia seperti musafir yang menemukan oasis, dan tak menyisakan setetes pun dari manisnya madu yang ia teguk berulang kali. Bulan mendengus kesal, “Dasar maniak! Pantang dipancing!” Alih-alih tersinggung, Air m

  • Terpaksa Menikah Dengan Mr. Arogan   Akan Aku Usahakan

    Suasana rumah sakit pagi itu terasa terlalu sunyi bagi Yona. Langkahnya pelan, namun jantungnya berdetak tak karuan. Ia bahkan sempat berpikir untuk putar balik saat pintu ruang rawat itu mulai tampak di ujung lorong.Yona mendesah pelan. Entah hal penting apa yang akan dibicarakan, sampai-sampai ia harus datang sepagi ini.Saat pintu dibuka, dua pasang mata langsung menoleh ke arah mereka. Kehangatan menyambut lewat senyum Mirna yang pagi itu menemani putranya seorang diri.“Pagi, Tante,” sapa Brian lebih dulu, menyalami wanita itu, disusul oleh Yona.“Tumben bawa pacar?” goda Mirna, matanya melirik ke arah Yona.“Bukan, Tan. Yona ini teman sekolah aku dan Mirza,” sanggah Brian cepat, sambil mengibas-ngibas tangan di udara. “Oh, Tante kira pacarmu. Biasanya kamu datang ke sini sendirian.” ucapnya, lalu beralih pada Yona. “Maaf ya, Nak Yona.” Rautnya berubah sedikit canggung.“Tidak apa-apa, Tante,” balas Yona dengan senyum kecil.“Kalau begitu, Tante tinggal ya. Biar lebih santai ng

  • Terpaksa Menikah Dengan Mr. Arogan   Sekali Ini Saja

    Sudah seminggu Bulan menghabiskan liburan sekolahnya hanya di mansion. Tak banyak yang bisa dia lakukan selain berkebun—dan dia sangat menikmati kegiatan itu. Bibit-bibit yang ia semai mulai tumbuh subur, membuatnya semakin semangat. Bahkan, dia melarang siapapun untuk menyentuh, apalagi menyiram kebun kecil kesayangannya.Seperti pagi ini. Gadis itu sudah berada di taman sejak matahari belum tinggi, memeriksa tanamannya satu per satu, memastikan tidak ada satu pun rumput liar tumbuh di sekitarnya.Setelah puas dengan rutinitas paginya, Bulan duduk manis di kursi kayu jati di sudut taman, tempat sarapan sudah tertata rapi untuk dirinya dan suami tercinta.Senyum merekah di bibirnya saat melihat sosok itu mendekat dengan langkah ringan. Air berlari kecil dari arah belakang mansion, berkeringat setelah olahraga pagi. Pandangan Bulan tak bisa lepas darinya. Celana training hitam, kaus pas badan berwarna senada yang kini basah oleh keringat—cukup membuat otot-otot Air terlihat jelas.“Apa

  • Terpaksa Menikah Dengan Mr. Arogan   Itu Milik Tuan, Nona

    Di balik topi lebar yang menaungi wajahnya, Bulan bersenandung riang. Sekop kecil di tangannya tak berhenti mengeruk tanah, jari-jarinya lincah sibuk menyemai bibit. Wajahnya cerah—taman kecil itu seperti dunianya sendiri yang damai dan bebas.“Eora, bibit cabai kalajengking yang aku beli waktu itu di mana, ya?” tanyanya sambil celingukan, matanya sibuk mencari kotak kecil yang ia hafal betul bentuknya.“Cabai kalajengking, Nona?” ulang Eora, perempuan yang usianya hanya terpaut beberapa tahun darinya dengan kening berkerut.“Iya, yang waktu itu Zack ambil dari penjaga depan. Harusnya ada disini. Kamu tahu disimpan di mana?”“Oh! Maksud Nona cabai Moruga?” tanya Eora memastikan.“Iya, itu! Lihat buntutnya—sangat runcing seperti ekor kalajengking,” ujar Bulan sambil nyengir lebar, jelas bangga dengan pilihan bibit paling ekstrim tersebut. Eora terkekeh pelan, lalu bergegas ke gudang. Tak lama kemudian, ia kembali sambil membawa keranjang sedang yang berisi aneka bibit.Eora terkekeh p

  • Terpaksa Menikah Dengan Mr. Arogan   Bukan Salah Dia

    Sepulang sekolah, Brian menyempatkan diri mengunjungi Mirza. Seminggu terakhir ia disibukkan ujian kenaikan kelas, sehingga belum sempat melihat kondisi sahabatnya itu.Di depan ruang rawat, ia bertemu dengan kedua orang tua Mirza yang tampak bersiap pergi.“Siang, Tante, Om,” sapa Brian ramah, sambil mencium tangan mereka.“Siang, Nak. Kebetulan kamu datang,” ujar Hartono. “Om dan Tante titip Mirza, ya. Dia sudah sadar dari koma. Kami mau ke kantin sebentar.”“Beneran, Om?” Brian berseru senang. “Wah, syukurlah! Siap, Om. Dengan senang hati saya akan menemani Mirza.” Ucapnya dengan gestur memberi hormat. Dengan semangat, Brian masuk ke dalam kamar. Senyumnya langsung merekah saat melihat Mirza duduk bersandar di atas ranjang.“Brooo, akhirnya kita bisa kumpul lagi!” serunya sambil langsung memeluk temannya.“Eh, apaan sih! Peluk-peluk segala!” protes Mirza, mendorong tubuh Brian menjauh.“Ya ampun, juteknya,” sungut Brian kesal sambil duduk di kursi sebelah ranjang.Ia menjatuhkan t

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status