Share

BAB 5

Author: Rose
last update Last Updated: 2025-04-15 11:17:37

Latisha membeku di tempat. Tatapannya terkunci pada mobil putih yang baru saja berhenti di seberang jalan. Saat pintunya terbuka dan sosok yang tak asing melangkah keluar, napasnya tercekat.

Danu.

Dengan kemeja putih tergulung di lengan dan potongan rambut cepak rapi khas abdi negara, pria itu berjalan cepat ke arahnya.

“Latisha,” panggilnya, suara pelan tapi sarat tekanan. “Aku bisa jelasin semuanya.”

Latisha hanya menatapnya tanpa ekspresi. Luka yang ditorehkan Danu belum sempat mengering. “Lo masih mau menjelaskan apa lagi? Setelah lo tidur sama sahabat gue sendiri?”

Raut wajah Danu mengeras, napasnya tertahan. “Itu nggak seperti yang kamu pikir, Ca. Aku bisa jelasin semuanya... tolong, kasih aku kesempatan.”

“Lo pikir gue masih butuh penjelasan?” potong Latisha, suaranya gemetar, tapi nadanya tajam. “Gue udah cukup hancur, Dan. Dan sekarang lo muncul, seolah semuanya bisa lo perbaiki cuma dengan permintaan maaf?”

Danu menunduk sejenak, lalu menatap Latisha dalam-dalam. “Aku masih cinta sama kamu. Pernikahan kita tinggal hitungan hari, Ca. Kita masih bisa perbaiki semuanya.”

Latisha menggeleng pelan, tapi tegas. “Enggak. Gue nggak mau dan gue nggak akan kembali ke titik itu.”

Mata Danu kini menajam, berpaling ke arah pria yang berdiri di dekat Latisha. Sorotannya penuh curiga. “Dia siapa?” tanyanya tajam. “Dia yang bikin kamu batalin pernikahan kita?”

“Jangan lempar kesalahan ke orang lain,” sahut Latisha. “Lo yang selingkuh, lo yang ngehancurin semuanya. Bukan dia.”

Danu menghela napas berat. “Aku nggak bisa terima ini, Ca.” Langkahnya mendekat, nada bicaranya meninggi.

Tapi sebelum ia terlalu dekat, Sagara melangkah maju. Satu langkah tenang, tapi menggetarkan. Ia berdiri di antara Latisha dan Danu, seperti tembok kokoh yang tak bisa ditembus.

“Lo siapa?” bentak Danu. “Jangan ikut campur urusan gue!”

Sagara memandang Danu dengan tatapan tajam, dan wajah dingin namun tetap tenang, tapi auranya cukup untuk menundukkan ruangan. “Saya Sagara,” katanya. “Calon suami Latisha.”

Hening sejenak.

Danu tertawa sinis. “Calon suami? Haha, lucu! Dia itu calon istri gue!”

“Dia sudah tidak memilih kamu,” jawab Sagara, tenang namun tegas. Ucapannya menampar, membuat emosi Danu mendidih.

Danu maju setengah langkah, nyaris menantang. “Lo pikir lo siapa, hah?”

Latisha buru-buru berdiri di antara keduanya, mencoba menghentikan konfrontasi. Namun sebelum ia sempat berkata apa-apa—

“Kalian semua masuk. Bicarakan ini di dalam.”

Suara berat dan tegas itu membuat Latisha menoleh. Di teras rumah, sang papa berdiri dengan wajah dinginnya.

Tanpa sepatah kata pun, Latisha menatap Sagara, lalu meraih tangannya dan menariknya masuk ke dalam rumah, sepenuhnya mengabaikan Danu yang masih berdiri membeku di luar.

Suasana di dalam rumah terasa lebih dingin dari udara malam yang menyelimuti luar. Ketegangan menggantung di udara, seolah semua napas tertahan. Langkah kaki mereka bergema pelan di ruang tamu yang sunyi.

Pak Atmaja duduk di kursi utama. Tatapannya tajam, penuh wibawa. Ia menilai satu per satu: Danu yang masih menyisakan amarah, Sagara yang duduk tenang dan kalem di sebelah putrinya.

“Latisha,” ucapnya dengan suara tenang, tapi tak bisa disangkal nadanya menuntut penjelasan. “Papa ingin dengar langsung dari kamu. Apa yang sebenarnya terjadi?”

Latisha menarik napas dalam-dalam. Suaranya lirih, tapi tegas. “Papa pasti sudah dengar kalau Icha membatalkan pernikahan Icha dengan Danu. Alasannya… karena Danu selingkuh. Sama sahabat Icha sendiri.” Ia berhenti sejenak menahan emosi. “Jadi, Icha mohon… kali ini papa dukung keputusan Icha.”

Pak Atmaja menatap putrinya, lalu mengalihkan pandang ke Danu. Ia tak bicara, tapi sorot matanya cukup membuat Danu menunduk.

Belum sempat suasana mencair, suara lembut namun menusuk terdengar dari sisi kanan.

“Tapi Danu masih mau memperbaiki semuanya, Cha,” sela Hana tajam.

“Ma…” Latisha memejamkan mata, suaranya nyaris bergetar.

“Han, diam dulu.” Atmaja mengangkat tangan, memotong tegas.

Sejak dulu, perceraian mereka menyisakan luka dan jarak. Tapi satu hal yang tak pernah berubah: mereka sama-sama mencintai Latisha, dengan cara yang berbeda.

“Jangan larang aku bicara, Mas. Aku yang membesarkan Icha! Jadi aku tau mana yang terbaik untuk anak aku.” Hana bersikeras.

“Atau kamu lupa kalau dia juga anakku?” Atmaja menatap mantan istrinya tajam. “Dulu kamu yang bilang, kamu akan biarkan dia memilih jalannya sendiri.”

Hana terdiam. Sesaat, hanya suara detik jam dinding yang terdengar. Ia menoleh ke arah putrinya, lalu ke Sagara yang masih tenang.

Atmaja kembali pada Latisha. “Kamu yakin dengan keputusan ini?”

Latisha mengangguk. “Icha yakin pa," jawab Latisha yakin, "Icha tidak membatalkan pernikahannya, tapi Icha ingin mengganti mempelai laki-lakinya."

Seketika, ruang tamu terasa bergetar oleh keberanian kalimat itu.

“Ini Mas Sagara,” ucap Latisha, menoleh pada pria di sampingnya dengan tatapan mantap. “Pria yang Icha pilih.”

Atmaja menatap Sagara cukup lama, seolah ingin membaca lebih dari sekadar wajah yang tenang itu. “Sudah kenal berapa lama?”

Sebelum Latisha sempat menjawab, Sagara membuka suara lebih dulu. Nadanya tenang, penuh kendali. “Hampir satu tahun, Pak. Kami satu kantor, tapi selama ini hubungan kami hanya sebatas rekan kerja.”

Pak Atmaja mengernyit. “Lalu, bagaimana bisa kamu yakin menikahi putri saya, jika hubungan kalian bahkan belum melampaui status profesional?” Pertanyaan itu tajam, menusuk langsung ke inti.

Latisha menoleh ke Sagara, cemas. Tapi ekspresi Sagara tetap tak berubah. Diam, menunggu waktu yang tepat untuk menjawab.

Namun ketegangan pecah oleh suara lain.

“Tapi saya tunangannya, Om!” Danu akhirnya meledak. “Kami sudah merencanakan pernikahan ini berbulan-bulan! Undangan, gedung, catering… semuanya sudah siap!”

Pak Atmaja menoleh perlahan ke arah Danu, pandangannya tajam, dingin.

“Dan di tengah semua persiapan itu… kamu tidur dengan sahabat anak saya?” Suaranya pelan, tapi tajam seperti bilah pisau.

Wajah Danu pucat. Tapi tetap mencoba membela diri. “Om… semua itu hanya kesalahpahaman.”

“Kamu menyebut tidur di satu kamar hotel dengan sahabat Latisha sebagai kesalahpahaman?” tanya Pak Atmaja, tak sedikit pun mengangkat suara, tapi justru makin membuat suasana mencekam.

“Kami hanya… nggak sengaja ketemu di sana, Om. Dan kami nggak melakukan apa-apa.” Danu buru-buru menjelaskan. Namun kata-katanya terdengar lemah, nyaris putus asa.

Latisha mengepalkan tangan, rahangnya mengeras menahan amarah. Tapi sebelum ia sempat membalas, suara ayahnya kembali terdengar.

“Saya mengenal Danu sejak lama. Saya tahu latar belakangnya,” ucap Pak Atmaja, suaranya berat dan serius. Tatapannya lalu beralih pada pria di sebelah Danu. “Tapi kamu, Sagara... saya tak tahu apa pun tentangmu. Maka, biarkan saya menilai sendiri, di antara kalian berdua.”

Ia lalu menoleh ke arah mantan istrinya. “Han, bawa Icha ke dalam. Aku perlu bicara dengan mereka berdua.”

Latisha langsung menoleh, wajahnya bingung. “Pah…”

Namun Pak Atmaja hanya menatapnya sejenak, sebelum kembali berkata dengan lebih tegas, “Han.”

Hana, yang sedari tadi duduk dengan gelisah, akhirnya berdiri. Ia menyentuh lengan Latisha pelan, memberi isyarat agar anaknya mengikuti. Latisha menurut, meski langkahnya berat. Ia menoleh sekilas ke arah Sagara—pria itu masih duduk tenang, seolah tak tergoyahkan oleh situasi yang menegangkan.

Padahal Latisha sendiri nyaris tak bisa bernapas. Ia takut papanya akan menginterogasi Sagara, menggali hal-hal yang mungkin belum siap dijawab. Dan yang paling ia takutkan adalah keputusan Papanya tak sejalan dengan harapannya.

Dengan perasaan yang campur aduk, Latisha akhirnya meninggalkan ruang tamu, membawa resah dan harap yang saling bertabrakan di dadanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terpaksa Menikahi Atasanku   BAB 59

    Sagara baru saja kembali dari dapur dengan segelas air di tangan ketika suara lembut namun tegas itu menghentikan langkahnya. Malam sudah larut, rumah hampir sepenuhnya sunyi, namun satu panggilan itu menghentikan langkahnya.“Sagara.”Ia menoleh.“Ya, Ma?” tanyanya pelan, menatap Hana yang berjalan ke arahnya.“Latisha sudah tidur?” tanya Hana pelan.Sagara mengangguk. “Sudah.”“Mama boleh bicara sebentar?”“Tentu, Ma.”Hana mengambil gelas, mengisinya dengan air putih, lalu berjalan ke meja makan. Ia memberi isyarat halus.“Duduk, Sagara.”Sagara menurut. Ini pertama kalinya mereka duduk berhadapan tanpa Latisha atau siapa pun di sekitar. Ada perasaan asing yang Sagara rasakan, karena bisa di bilang menantu dan mertua itu sangat jarang bicara bahkan bertegur sapa.Hana menatap menantunya penuh, “Kamu pasti sudah mendengar tentang Mama dan Latisha, kan?”“Sedikit,” jawab Sagara jujur.Hana menghembuskan napas panjang. “Apa kamu tidak keberatan dengan semua itu? Dan sekarang kamu tah

  • Terpaksa Menikahi Atasanku   BAB 58

    Pagi ini seharusnya menjadi pagi yang paling membahagiakan bagi Latisha. Pagi yang ringan setelah semua beban yang ia lepaskan lewat deeptalk bersama Sagara semalam. Untuk pertama kalinya dalam berbulan-bulan, ia merasa bisa bernapas tanpa beban.Namun semua itu runtuh begitu ia melangkah masuk ke kantor.Bisik-bisik. Tatapan iba. Desas-desus yang semakin jelas. Dan kini, Latisha terduduk di ruangannya sendiri, tubuhnya gemetar hebat, sementara Nadya sibuk menenangkannya."Gue percaya sama lo, Ca. Sumpah, gue percaya sama lo." sudah puluhan kali Nadya mengucapkan kalimat itu, tapi air mata Latisha justru mengalir semakin deras. Tangannya kini gemetar seolah kehilangan tenaga.Bagaimana tidak?Berita tentang ibunya yang kembali disebut sebagai wanita ketiga dalam kehidupan Atmaja Wiryadinata, pengusaha sukses yang merupakan ayah kandungnya, tersebar luas di berbagai media. Rahasia dan luka lama yang selama ini ia kubur dalam-dalam, kini dikoyak paksa di hadapan publik.“Mbak… aku antar

  • Terpaksa Menikahi Atasanku   BAB 57

    Sagara menatap Latisha dalam-dalam, memastikan bahwa ia tidak salah melangkah. Tatapannya lembut, tapi penuh kehati-hatian. “Saya tahu, hal ini nggak mudah buat kamu,” ucapnya pelan. “Tapi… kamu nggak masalah kalau kita bahas malam ini?”Latisha menarik napas panjang, lalu menghembuskannya perlahan. “Nggak apa-apa, Mas.”Mungkin, pikirnya, memang sudah waktunya. Sudah saatnya ia berhenti menyimpan semua ini sendiri.Sagara mengangguk pelan. “Kalau gitu, saya mulai, ya.”Ia menatap Latisha dengan nada yang hati-hati. “Hubungan kamu sama Papa… sekarang udah baik-baik aja?”Pertanyaan itu membuat Latisha terdiam. Ia mencoba mengingat kembali, saat di mana ia mulai belajar menerima kembali kehadiran sang ayah.Bagaimana lelaki itu datang tanpa paksaan, tanpa tuntutan. Hanya berusaha hadir, perlahan. Bagaimana di saat ibunya berada di titik terendah, ayahnya diam-diam membantu membiayai semuanya: sekolah, rumah, kebutuhan hidup. Semua tanpa meminta balasan, bahkan tanpa memberitahu.Tapi d

  • Terpaksa Menikahi Atasanku   BAB 56

    “Ada masalah?” tanya Sagara tiba-tiba. Suaranya tenang, tapi cukup untuk membuat Latisha yang sejak tadi melamun mengangkat kepala. Tatapannya bingung, sedikit kaget.“Enggak kok,” jawabnya cepat sambil tersenyum tipis. “Emangnya kenapa, Mas? Ada yang aneh dari aku?”Sagara tidak langsung menjawab. Ia hanya menatap istrinya lekat, dalam diam yang terasa panjang. Sejak Latisha pulang sore tadi, ada sesuatu yang berbeda. Senyumnya sama, tapi matanya… tidak seterang biasanya.Beberapa hari terakhir, Sagara sudah mulai terbiasa dengan versi Latisha yang lebih terbuka, lebih hangat. Tapi malam ini, entah kenapa, aura itu terasa berbeda, seolah ada sesuatu yang ia sembunyikan rapat-rapat di balik tawa kecilnya.“Latisha,” ucap Sagara akhirnya, pelan tapi tegas. “Ada yang mau saya bicarakan.”Latisha menatapnya, mencoba tersenyum walau jelas senyum itu terasa dipaksakan. “Tentang apa, Mas?”Sagara menarik napas panjang. “Beberapa minggu belakangan ini, saya sudah berusaha buat nunjukin sesua

  • Terpaksa Menikahi Atasanku   BAB 55

    Suara itu datang begitu tiba-tiba, membuat langkah Latisha terhenti.“Icha, apa kabar?”Ia menoleh, dan tubuhnya refleks menegang. Di hadapannya berdiri seseorang yang sudah lama ingin ia hapus dari ingatannya. Danu Adyaksa, mantan calon suaminya.Wajah itu masih sama, dengan tatapan teduh yang dulu pernah ia percayai, namun kini hanya meninggalkan getir di dadanya.Latisha mencoba tersenyum tipis, sopan, tapi hambar. “Baik,” jawabnya singkat lalu berusaha melangkah pergi.Namun tangan Danu lebih cepat menahan lengannya.“Jangan sentuh aku!” seru Latisha spontan. Suaranya meninggi tanpa sengaja, cukup untuk membuat beberapa orang di sekitar menoleh penasaran.Sore itu, Latisha sebenarnya hanya mampir sebentar ke pusat perbelanjaan dekat rumahnya untuk membeli beberapa bahan pokok. Ia tak pernah menyangka akan bertemu dengan masa lalunya di antara deretan rak dan lampu neon yang menyilaukan.“Aku nggak bermaksud apa-apa, Ca,” ucap Danu lirih, menurunkan suaranya agar tak kembali menjad

  • Terpaksa Menikahi Atasanku   BAB 54

    Hubungannya dengan Sagara memang sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Namun, ada sesuatu dalam diri Latisha yang masih belum sepenuhnya tenang. Rasa takut itu masih ada, halus, tapi mengekang. Entah kenapa, ia tak pernah benar-benar bisa menghapusnya. Dalam hidupnya, ia jarang mendapatkan hal yang benar-benar ia inginkan. Setiap kali mulai merasa nyaman, seseorang selalu pergi, meninggalkannya begitu saja, seolah dirinya tidak pernah cukup. “Ngalamunin apa?” suara Sagara memecah lamunannya. Pria itu baru saja masuk ke kamar, menutup pintu sambil melepas jam tangan di pergelangan. Tatapannya langsung jatuh pada Latisha yang bersandar di headboard ranjang, iPad di tangan, namun matanya kosong menatap entah ke mana. Latisha sedikit tersentak, lalu tersenyum menutupi gugupnya. “Enggak, cuma mikir dikit aja,” ujarnya pelan. Sagara tidak langsung menanggapi. Ia hanya memperhatikan istrinya beberapa detik, membaca ekspresi yang sudah sangat dikenalnya. Bukan sekali dua kali ia menem

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status