“Kau tidak mencari Diana, bukan?”Chandra menatap Kendrick yang sedang melihat ke arah lobby melalui jendela ruangan, laki-laki itu sedikit bingung dengan Kendrick yang terus mengawasi pintu lobby selama tiga hari. Ya, sudah tiga hari Diana datang ke kantor .“Aku yakin dia tidak akan berhenti, sangat tidak mungkin jika dia tidak mempersiapkan rencana lain,” ujar Kendrick, menatap Chandra yang menaikkan sebelah alis.“Maksudmu … rencana yang pernah dikatakan oleh Arga?” tanya Chandra, dan diangguki oleh Kendrick.“Mungkin saja ‘tidak’, dan itu hanya sekitar dua puluh persen. Delapan puluh persennya … munngkin akan sama seperti apa yang dikatakan oleh Arga.”Chandra bergumam, memikirkan hal yang sama seperti Kendrick. Tentu saja dirinya tidak ingin lagi terjadi kekacauan di perusahaan akibat ulah Diana, perempuan gila yang terobsesi untuk memiliki Kendrick kembali.“Istrimu di rumah?” tanya Chandra, menatap Kendrick yang sedang menatapnya.“Tidak, dia sedang berada di kantor.”Chandra
“Aku pikir kau tidak akan datang.” Kendrick tersenyum tipis kepada Diana, lalu menarik kursi kosong di depan wanita mengenakan dress super ketat berwarna gold, surai yang dikuncir, dan wanita itu memberikan senyum manis kepadanya. “Kau mengetahui darimana restoran ini?” tanya Kendrick, memperhatikan Diana yang tidak melepaskan senyum manis. “Temanku menyarankan restoran ini, karena pelayanannya cepat dan tidak terlalu ramai, jadinya bisa mengobrol dengan tenang,” jelas Diana dengan lembut, berharap laki-laki di hadapannya saat ini luluh seperti saat mereka menjalin hubungan. Kendrick tidak menanggapinya, ia hanya duduk bersandar dengan kedua lengan berada di dada dan kedua mata elangnya tidak lepas dari Diana yang sedang memanggil pelayan. Pelayan menghampiri meja nomor 10, meja yang disinggahi oleh Kendrick dan Diana. Ia memberikan buku menu kepada Diana dan Kendrick. Hanya Diana yang melihat satu persatu menu makanan pada buku menu, sedangkan Kendrick hanya memperhatikan wanita
“Kau ….”Kendrick meringis memegang kepalanya yang terasa pening, dan memejamkan kedua matanya. Sedangkan Diana tersenyum miring, hanya beberapa detik saja, lalu dirinya mengambilkan segelas air dan diberikan kepada Kendrick.PRANG!Kendrick menepisnya, gelas tersebut terlempar dan mengenai dinding. Pecahan kaca berserakan di lantai, tetapi tidak diperdulikan olehnya yang saat ini menatap dingin Diana yang terkejut.“Kau sangat membenciku?” tanya Diana dengan suara pelan, raut wajah yang bersedih, tetapi tidak membuat Kendrick menatap kasihan atau iba kepadanya.“Ya.”“Kau tidak ingat apa yang terjadi semalam?” tanya Diana, memperlihatkan tanda kemerahan pada lehernya, melirik Kendrick melalui sudut matanya.Kendrick tersenyum miring, “Kau tidak membuatku puas, Jalang,” bisiknya dengan suara rendah, lalu turun dari kasur untuk mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai dan memasuki kamar mandi.Diana bergeming, mencerna apa yang dikatakan oleh Kendrick. “Sialan,” geramnya terta
“Kau membeli pakaian baru?”Vindry menatap Kendrick saat menyadari pakaian yang dikenakan oleh suaminya, berbeda dengan pakaian yang ia berikan kepada Chandra saat kemarin sore datang ke rumah, dan meminta pakaiann baru dikarenakan Kendrick sedang banyak tugas di kantor.Kendrick menarik pinggang sang istri lebih mendekat, tanpa aba-aba mengecup bibir Vindry supaya tidak menaruh curiga kepadanya.“Pakaian milik Chandra yang memang sengaja di kantor,” ucap Kendrick penuh dusta, tangannnya mengusap bibir mungil milik Vindry, dan mengecup kembali dengan durasi cukup lama.Vindry melepaskann kancing kemeja berwarna biru satu persatu tanpa melepaskan pagutannya dengan Kendrick, lalu mendorong bahu Kendrick saat dirinya kehabisan nafas. Keduanya saling menatap satu sama lain, lalu Vindry tersenyum manis kepada Kendrick.“Kau mandi, habis itu makan malam. Aku menunggumu di bawah,” ujar Vindry dengan lembut, mengecup bibir milik Kendrick, tetapi tidak dilepaskan begitu saja oleh Kendrick.Pr
“Apa kau tidak bisa mengambil hari libur?”Vindry memperhatikaan Kendrick yang sedang mengenakan jas berwarna hitam di depan sana. Suaminya itu pagi-pagi sekali sudah bersiap untuk berangkat ke kantor, setelah dua hari sebelumnya tidak pulang, dan tadi malam pulang telat.“Tidak untuk hari ini,” jawab Kendrick dengan singkat, ia menghampiri Vindry dan mengecup kening sang istri cukup lagi. Lalu kembali berkata, “Kau tidak perlu mengantarku, Chandra sudah menunggunya.”Vindry hanya tersenyum manis kepada Kendrick, setelahnya Kendrick melenggang pergi keluar dari kamar. Ia menghela nafas berat, mengusap perutnya yang masih rata.“Kau merindukan Daddy? Kita ke grandma sama grandpa sajaa ya,” ucap Vindry kepada calon anaknya, lalu melenggang pergi dari kamar.Perempuan itu menuruni satu persatu tangga, dan melangkahkan kaki ke arah taman belakang rumah saat mendengar suara dari sana.Vindry memperhatikan Mommy dan Daddy yang sedang memetik buah mangga, lalu mendekati Mommy dan berdiri di
“Berhenti, Kendrick. Kau sudah menghabiskan dua mangga muda.”Vindry mengambil alih piring yang masih tersisa irisan buah mangga, dan menjauhkan dari jangkauan Kendrick yang menatapnya dengan tatapan sedih. Mommy dan Daddy yang berada di meja makan hanya bergeming memperhatikan interaksi putranya dan menantunya.“Kalau itu sudah habis, aku tidak akan memintanya lagi,” lirih Kendrick, menatap Vindry dengan penuh harap, wajahnya berubah menjadi sedih.Vindry menggeleng tegas, “Tidak. Sudah cukup, kau akan sakit perut jika terlalu banyak makan mangga muda,” ucapnya dengan lembut, menggenggam tangan suaminya.“Ayolah, Sayang. Mommy sama Daddy saja tidak melarangnya,” rengek Kendrick, tentu saja membuat Mommy dan Daddy menatap satu sama lain. Tidak percaya dengan perubahan sikap Kendrick saat ini.“Tidak. Besok lagi saja,” balas Vindry, tetap pada pendiriannya. Ia melakukan ini supaya pencernaan Kendrick tidak ada masalah, karena dirinya pernah menghabiskan satu buah mangga muda saja bisa
“Kendrick tidak pulang lagi?” tanya Mommy kepada Vindry yang baru selesai membantu Bibi menyiapkan makanan.Vindry hanya tersenyum tipis, “Sepertinya sedang banyak yang dikerjakan oleh Kendrick, Mom,” ucapnya, lalu mengambil tempat kosong di sebrang Daddy, kursi yang biasanya ditempati oleh Kendrick.Bibi berpamitan ke belakang untuk menyelesaikan tugasnya yang lain, memberikan ruang untuk tuan besar, nyonya besar, dan nyonya muda berbicara.“Kendrick memberimu kabar?” tanya Daddy, dijawab dengan gelengan kepala. Ia sedikit khawatir dengan keadaan Vindry, yaa keadaan menantunya bukan keadaan putranya yang difikirkan.Sudah 3 malam Kendrick tidak tidur di rumah, pria itu tidak memberitahu sedang berada dimana dan dengan siapa. Tentu saja membuat Vindry khawatir, tetapi setiap kali ingin pergi ke kantor dilarang oleh Daddy.“Rencananya hari ini aku ingin pergi ke kantor Kendrick, Dad. Perasaanku tidak tenang, boleh?”Daddy bergeming, lalu menggelengkan kepala. “Tidak, biar aku saja yang
“APA KAU GILA, KENDRICK!”Kendrick bergeming, tidak menatap Mommy yang sedang dikuasai dengan emosi, ia belum menjelaskan apapun, tetapi Mommy sudah semarah ini? Lalu melirik Daddy yang duduk di sebelah kirinya. Apa yang dikatakan oleh Daddy?“Istrimu sedang hamil, lalu kau tidur bersama wanita jalang bernama Diana?”Terjawab sudah kebingungan yang melanda otak Kendrick, ia bangkit dan berdiri dihadapan sang Mommy yang sedang dikuasai oleh emosi. Apakah dengan dirinya berkata jujur semua akan terlihat mudah diterima? Dilihat dari emosi Mommy, sepertinya … tidak.“Mom, tenang. Aku akan menjelaskannya, tapi Mommy tidak boleh emosi,” ujar Kendrick dengan lembut, mencoba untuk menenangkan sang Mommy. Tetapi penolakan yang ia terima.“Apalagi yang ingin kau jelaskan? Vindry mengkhawatirkanmu, Kendrick!”Kendrick bergeming, memilih untuk mundur dua langkah, menciptakan jarak antara dirinya dan Mommy. Pilihan terbaik, membiarkan Mommy mengeluarkan seluruh sisa tenaga, jika sudah habis, lebi