“Vindry, bisakah kita mengobrol berdua saja?”
Kendrick melirik kedua makeup artist (MUA) yang berada di kamar hotel. Ya, hari ini adalah acara pernikahan Vindry dan Kendrick. Keduanya sepakat untuk menerima perjodohan kedua orangtua masing-masing.
Vindry tersenyum kepada Kendrick yang saat ini sudah menjadi suaminya. Lalu menatap kedua MUA yang ada di samping kanan dan kirinya, mengangguk dan tersenyum. Kedua MUA itu mengerti dan melenggang pergi.
Kendrick hanya memasang wajah tanpa ekspresi, dan mengunci pintu setelah kedua MUA keluar dari kamar hotel.
“Ada apa?” tanya Vindry dengan lembut, memfokuskan atensinya hanya kepada Kendrick yang kini duduk di sofa berwarna biru.
Kendrick menatap Vindry yang tersenyum, dia berdeham, lalu berkata, “Mommy sudah memesankan tiket untuk pergi honeymoon, kau bisa menolaknya dengan alasan kau sedang halangan.”
Vindry menaikkan sebelah alisnya, “Kenapa? Bukankah sama saja, menolak atau tidak, kita tidak akan melakukannya, kan?”
Kendrick duduk bersandar, dan bersidekap dada. Menatap datar Vindry, “Aku tidak bisa meninggalkan pekerjaanku, jadi aku menolaknya.”
Vindry mengangguk mengerti, “Aku mengerti, Tuan. Jika kau tidak bisa, aku tidak akan memaksakan, dan Mommy pasti mengerti.”
Kendrick beranjak, menatap kedua bola mata coklat milik Vindry, “Kau tidak mengerti Mommy seperti apa. Aku tidak ingin berdebat, kau hanya perlu mengikuti apa yang aku katakana. Mengerti?”
Vindry mengela nafasnya, mengangguk dan tersenyum kepada Kendrick. Lebih baik mengalah, daripada harus berdebat dengan Kendrick. Setelahnya, Kendrick melenggang pergi. Namun, saat Kendrick membuka pintu kamar, Mommy muncul dihadapannya.
Vindry hanya melihatnya segera bangkit, dan menghampiri Kendrick. Ia menatap Mommy yang menatap intens Kendrick yang hanya bergeming.
“Kau tidak berbuat apapun kepada Vindry, kan?” tanya Mommy penuh curiga, kedua matanya menyipit.
Tiga hari yang lalu, pertemuan kedua keluarga untuk membahas perihal perjodohan dan pernikahan. Semua berjalan dengan lancar, baik Kendrick maupun Vindry, sepakat untuk menerima perjodohan.
Hari ini, tanggal 6 April 2023 dipilih sebagai tanggal pernikahan Kendrick Milo Intezar dan Vindry Yema Yumna. Memang terlalu cepat untuk keduanya, dan cukup mengejurkan untuk sebagian orang yang mendapatkan berita tersebut.
“Mom, ada apa? Bukankah seharusnya mommy di aula?” tanya Vindry dengan lembut, membuat Kendrick otomatis menoleh.
Mommy menatap Vindry, “Kendrick tidak melakukan hal buruk kepadamu, kan?” tanyanya, diangguki oleh Vindry.
“Mommy tenang saja, Kendrick datang untuk bertemu denganku, karena katanya rindu,” jawab Vindry, diakhiri dengan terkekeh. Hal itu tidak membuat Kendrick memberikan ekspresi lainnya, tetap setiaa dengan wajah datar.
“Benar begitu, Kendrick?” tanya Mommy, menatap Kendrick dalam-dalam. Kendrick hanya bergumam sebagai jawaban, hal itu membuat Vindry tersenyum.
“Aku akan segera ke aula,” ujar Vindry, menatap Kendrick dan Mommy silih berganti. Kendrick yang mengerti pun melangkah keluar kamar dan digantikan oleh kedua MUA yang memang menunggu di luar kamar.
Vindry kembali ke meja rias, duduk dengan tenang selama kedua MUA melakukan tugas mereka. Tidak ada obrolan diantara keduanya, karena memang harus segera diselesaikan.
Hanya butuh 15 menit kedua MUA itu melakukan tugas dengan baik. Vindry menatap dirinya pada cermin besar dihadapannnya, kedua sudut bibirnya mengukir sebuah senyuman.
“Cantik. Benar ini aku?” tanya Vindry, memperhatikan hasil makeup kedua MUA yang tersenyum manis.
“Kau memang cantik, Nyonya,” ucap perempuan bersurai sebahu, menatap Vindry pada cermin. Begitu juga dengan Vindry, membalas tatapan melalui pantulan cermin.
“Terimakasih. Aku harus segera ke aula,” ujar Vindry dengan lembut. Ia beranjak, dan dibantu oleh kedua MUA. Mereka melangkah keluar kamar hotel dan menuju ke tempat acara resepsi digelar, Aula Hotel.
Saat tiba di pelaminan, Kendrick menghampiri Vindry dan membantu istrinya untuk menaiki beberapa anak tangga. Vindry menggenggam tangan Kendrick dan melangkah dengan anggun ke tengah pelaminan.
“Terimakasih,” ucap Vindry, tersenyum dan menatap Kendrick yang hanya bergumam saja.
Para tamu menatap kagum Vindry dan Kendrick yang terlihat serasi. Kendrick merangkul pinggang Vindry dan menariknya untuk lebih mendekat. Sedangkan Vindry hanya tersenyum manis, kedua matanya menatap para tamu undangan.
“Kau cantik.”
Vindry mendengarnya, satu kalimat singkat dari Kendrick yang memujinya. Ia menatap Kendrick yang sedang menatapnya, hal itu tidak disia-siakan oleh Vindry, senyum manis semakin membuatnya cantik.
“Terimakasih, kau juga tampan.”
Kendrick mengalihkan atensinya, menatap kedua orangtuanya yang duduk di meja dekat pelaminan. Tidak hanya ada Mommy dan Daddy, tetapi kedua orangtua Vindry bergabung dimeja yang sama.
“Lakukan seperti yang aku katakan tadi malam.”
***
“Tuan, bisa tolong aku? Aku kesulitan untuk menurunkan resleting gaun ini.”
Vindry duduk di meja rias, tangannya mencoba untuk menurunkan resleting pada gaun putih yang ia kenakan. Kendrick yang duduk di ranjang pun menaikkann sebelah alisnya, dan tanpa banyak berbicara, Kendrick menghampiri Vindry.
“Macet. Sewaan atau milik kau pribadi?” tanya Kendrick, menatap Vindry dari pantulan cermin.
Vindry yang merasa diremehkan pun mendelik, “Punyaku pribadi.”
“Tunggu sebentar.”
Kedua mata Vindry melebar saat mendengar suara yang cukup keras, seperti sesuatu yang sobek. Kendrick melangkah mundur, dan berbalik badan.
“Kau bisa segera mengganti pakaian,” titah Kendrick tanpa menatap Vindry yang sudah beranjak dari duduk.
Vindry memperhatikan bagian belakang gaunnya pada pantulan cermin, “GAUNKU ….”
Kendrick menoleh, dan mendapatkan tatapan tajam dari Vindry, tetapi dirinya tidak merasa bersalah, “Tinggal dijahit ulang, kalau tidak seperti itu, kau akan tidur mengenakan gaun tersebut?”
Vindry bergeming, segera melangkahkan kaki memasuki kamar mandi dengan perasaan yang kesal. Sedangkan Kendrick kembali menaiki ranjang dan berkutat dengan laptopnya.
Acara selesai 30 menit yang lalu, semua para tamu sudah pulang, termasuk kedua orangtua Vindry dan orangtua Kendrick.
“Aku akan tidur di kamar sebelah,” ucap Vindry dengan mengenakan piyama satin berwarna putih dengan corak bunga-bunga. Ia menjauhi kamar mandi dan menghampiri ranjang untuk melipat gaunnya.
“Kau jangan gila, kita sudah menikah, apa yang akan difikirkan para staff hotel?” tanya Kendrick penuh penekanan tanpa menatap Vindry.
“Kau menginginkan kita tidak tidur satu ranjang, kan? Aku tidak bisa kalau harus tidur di sofa,” ucap Vindry dengan lembut, menatap Kendrick yang menghentikan aktifitas mmengetik.
Kendrick menoleh dengan tatapan dingin, “Kau fikir aku sejahat itu? Aku akan tidur di sofa, kau tidurlah di sini.”
“Tetapi kau?”
Kendrick menghela nafas, “Aku tidak akan menyentuhmu, Vindry. Kau tidurlah.”
Vindry tidak percaya begitu saja dengan apa yang dikatakan oleh Kendrick, “Apa aku bisa mempercayaimu, Tuan?”
Kendrick hanya bergumam, dan kembali fokus menatap layar laptopnya yang menyala. Sedangkan Vindry memasukkan gaunnya ke dalam paperbag berwarna putih dan menyimpannya di nakas.
Tanpa berbicara terlalu banyak, Vindry membaringkan tubuhnya di sisi kiri Kendrick dan membelakangi suaminya. Ia memejamkan kedua matanya, sembari memeluk guling. Sedangkan Kendrick menoleh sekilas.
“Besok pagi kita check-out, dan akan pergi ke rumahku. Selamat malam, Vindry.”
“Miquera, kau dengar Mommy?” Vindry menatap anak perempuannya yang bernama Miquera Milo Yumna, dan Miquera hanya terdiam dengan pandangan menunduk. “Terus, Mom. Miquera memang susah sekali diberitahu, kalau sudah kejadian saja baru menangis meraung-raung,” timpal anak laki-laki mengenakan T-shirt berwarna hitam dan celana selutut, Miqueza Milo Intezar. “Abang diam,” tegas Kendrick tanpa membentak, ia menatap Miqueza yang mengulum bibir di sisi kirinya. Vindry menghela nafas, memijat keningnya yang terasa pening. Anak perempuannya yang berusia 5 tahun telah melakukan kesalahan. “Coba jelaskan satu kali lagi kepada Mommy, supaya Mommy tidak salah mengambil sikap kepadamu,” ucap Vindry dengan lembut, membelai surai panjang milik Miquera. Miquera menatap Mommynya yang tersenyum kepadanya, ia bergumam dan memainkan jemarinya. “Aku sedang bermain di taman bersama dengan Abang, lalu Naira mendorongku sampai terjatuh. Aku tidak terima, aku mendorongnya kembali,” ucap Miquera, menatap
“Tujuh tahun dan empat tahun? Jadi, sebelas tahun hukumannya?” Vindry menatap Kendrick yang duduk di sisi kanannya, dan sang suami menganggukkan kepala tanpa menoleh. “Ya, dia pantas mendapatkannya,” ucap Kendrick, menatap sang istri yang bergumam. Mereka berada di dalam ruang persidangan, dan keputusan hakim sudah ditetapkan. Pada persidangan saat ini, Zaiden sebagai pelapor dan Diana sebagai tersangka. Zaiden memenangkan persidangan pada pagi hari ini, Diana ditetapkan bersalah atas laporan yang dibuat oleh Zaiden dengan bukti yang valid. “TIDAK! AKU TIDAK BERSALAH! “ Vindry sedikit terkejut, ini bukan pertama kalinya ia mendengar Diana berteriak di ruang persidangan setelah hakim mengetuk palu. Kendrick merangkul Vindry, membantu istrinya untuk berdiri dan membawanya keluar. Tetapi belum sempat mereka melangkah, Diana kembali berteriak. “KENDRICK, INI SEMUA RENCANAMU UNTUK MENGHANCURKANKU, KAN?” “KAU MANUSIA TIDAK PUNYA HATI!” “ARGHH! LEPASKAN AKU! AKU TIDAK SALAH! AKU DIJ
“Kau tidak tergoda dengan Diana, right?” Argantara menatap Zaiden yang menatapnya dengan sebelah alis yang terangkat. Mereka saat ini sedang berada di apartement milik Chandra, bersama dengan Kendrick. “Tidak, Kak Arga. Aku sudah lama juga tidak bertemu dengannya, mungkin sekitar satu bulan,” ujar Zaiden, diangguki oleh Argantara. Chandra menyimpan dua toples di meja, ia baru saja mengambilnya dari dapur. Memilih untuk duduk di sisi kanan Kendrick. “Jadwal sidang pertamamu itu besok, kan?” tanya Chandra, menatap Kendrick yang bergumam. “Besok siang,” jawab Kendrick, diangguki oleh Chandra. “Kau menjadi saksi, right?” tanyanya kepada Argantara. Argantara menganggukkan kepala, “Ya. Aku menjadi saksi dalam kasusmu dan Zaiden,” ujarnya dengan santai. Jangan bertanya ‘bagaimana perasaan Argantara saat ini’, karena jawabannya sangat bahagia. Argantara berhasil membuat Diana ditahan, dan wanita itu harus menghadapi dua kasus yang berbeda. “Kau benar-benar kejam,” celetuk Chandra, meng
“Kau bertemu dengan Diana?”Chandra menatap Kendrick yang sedang menyeruput kopi di hadapannya, sahabatnya itu menggelengkan kepala.“Tidak. Aku malas bertemu dengannya jika bukan dipersidangan.”Chandra sangat mengerti, jika ia sedang dipoisisi Kendrick akan melakukan tindakan yang sama, tidak ingin bertemu dengan Diana.“Kau datang ke kantor polisi?” tanya Chandra, ditanggapi dengan bergumam dari Kendrick yang duduk santai di kursi kekuasaan.“Aku hanya mengantar Zaiden, karena Argantara sedang ada urusan ke luar kota. Zaiden bertemu dengan Diana, dan aku mengobrol dengan polisi disana,” jelas Kendrick, menatap Chandra yang sedang menatapnya.“Diana tidak melakukan kekerasan kepada Zaiden?”Kendrick menggelengkan kepala, “Diana memohon kepada Zaiden untuk Zaiden mencabut laporan, supaya dia bisa bebas.”“Masih bisa memohon? Tidak memiliki malu?” gerutu Chandra, ditanggapi dengan tertawa oleh Kendrick.“Diana sejak kapan memiliki urat malu? Dia mengatakan kepada Zaiden, tidak akan m
“Kau bahagia?”Kendrick menatap Vindry yang menganggukkan kepala dengan cepat. Mereka saling beradu tatap, dan saling tersenyum manis.“Beberapa bulan cuma di rumah, terus sekarang bisa ada di sini tuh rasanya seperti keluar dari dalam goa,” oceh Vindry, terkekeh dan menatap hamparan laut di depan sana.Angin pada sore hari ini cukup kencang, menerpa surai panjang milik Vindry. Perempuan itu meluruskan kedua kaki, dan mengusap perutnya yang semakin membesar.“Kau baik-baik ya di dalam sana. Sehat terus anak, Mommy,” monolog Vindry, tersenyum manis dan menatap Kendrick yang sedang memperhatikannya.“Menurutmu, anak kita laki-laki atau perempuan?” tanya Kendrick, menatap Vindry yang menaikkan sebelah alis.“Tadi kata dokter kemungkinan laki-laki. Kau berharapnya perempuan pada saat lahir nanti?”Kendrick menggelengkan kepala, hanya memastikan bahwa apa yang ia dengar tadi tidak salah.Sebelum mereka pergi ke pantai, mereka pergi ke rumah sakit untuk check kandungan Vindry, karena sudah
“Apakah kau sudah tenang? Dendam yang selama ini kau simpann, sudah terbalaskan?”Kendrick menatap Argantara yang menghela nafas. Sahabatnya itu mengangguk, dan menatapnya .“Sedikit, aku masih menunggu hasil putusan sidang. Aku harus memastikan bahwa Diana mendapatkan hukuman yang setimpal,” ujar Argantara, diangguki oleh Kendrick.“Kau tidak ada yang terluka?” tanya Kendrick, dijawab dengan gelengan kepala.“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, semua aman terkendali,” ucap Argantara, diakhiri dengan tertawa pelan.Rencana yang sudah disusun oleh Argantara selama beberapa tahun ini, berjalan lancar hari ini. Diana sudah ditangkap oleh Polisi, dan ditahan dengan bukti-bukti yang diberikan.“Kalian yakin kalau Bu Dewi tidak ada niatan jahat seperti Diana?” tanya Vindry yang duduk di sebelah Kendrick, menatap keempat pria dewasa didekatnya.Argantara menggeleng kepala, “Bu Dewi ini orang baik, beliau sudah memperingati Diana untuk berhenti dan mencari pekerjaan yang menghasilkan,” ujarn