Share

Terpaksa Menikahi Musuh
Terpaksa Menikahi Musuh
Author: Senchaaa

Prolog

Author: Senchaaa
last update Last Updated: 2021-08-24 13:41:19

New York Downtown Hospital

09.30 Am

Ayana berjalan dengan mantap menuju ruang kerjanya yang ada di lantai 5. Beberapa suster menyapa dan melempar senyum padanya namun gadis itu hanya membalasnya dengan anggukan singkat. Ayana ini memang terkenal cukup angkuh di kalangan rekan kerja. Meski begitu dia bisa jadi sangat kooperatif jika menyangkut hal kerjaan. Sikapnya pada para pasien juga ramah, tipikal dokter yang disukai para pasien.

"Selamat pagi dokter Ayana," sapa wanita kaukasoid dalam bahasa Inggris yang fasih, wanita itu baru saja memasuki ruang kerja Ayana. Selang tiga menit setelah Ayana mengenakan jas putihnya.

"Oh ya Jenny, apa yang lainnya sudah bersiap?" tanya Ayana tanpa membalas sapaan Jenny.

"Bersiap untuk apa ya, Dok?" tanya Jenny awalnya bingung.

Setelah itu ia pun membuka mulutnya lebar, membentuk huruf A. Mulai mengerti arah pembicaraan yang sedang dibangun oleh ketua timnya ini.

"Apa maksudmu bertanya begitu? Hari ini kita ada jadwal operasi Tuan Janson, kan? Aku tanya bagaimana persiapannya, sudah siap semua?”

Jenny menunduk takut. Jantungnya berdegup kencang, rasanya tak sanggup untuk menceritakan kebenaran yang ada terkait operasi itu. Ini terlalu berisiko, Jenny tidak ingin mati muda di rumah sakit ini dengan cara yang konyol.

"Ada yang salah dengan pertanyaanku? Kenapa reaksimu seperti orang bingung begitu, coba jelaskan ada apa? Ada masalah?”

Jenny menggeleng pelan, “Sebenarnya tidak ada masalah apa-apa Dok, hanya saja ...” keraguan datang lagi, Jenny kesulitan merampungkan kalimatnya.

"Aku sedang menunggu penjelasanmu, dokter Jenny Wilson!” tegas Ayana dengan kaki menyentak—memberi peringatan.

“Semua persiapan operasi sudah selesai, Dok, hanya saja bukan kita yang akan melakukan operasi itu.”

“Bagaimana bisa bukan kita? Jelas-jelas Tuan Janson adalah pasien kita.”

"Dokter Harold sudah memutuskan untuk mengganti tim yang akan mengoperasi pasien VIP itu," tukas Robert menimpali, sekaligus menjawab pertanyaan yang tak bisa dijawab Jenny.

Pria berusia 29 yang juga rekan kerja Ayana. Ia baru saja memasuki ruangan Ayana, beberapa kali Robert mengetuk pintu namun tak ada yang menyahut. Walau ragu, pemuda itu akhirnya memutuskan masuk tanpa persetujuan.

"Apa?! Kalian serius?” sentak Ayana.

"Setahuku begitu, Dok. Untuk mengonfirmasinya Anda bisa menemui dokter Harold.”

"Kenapa tidak ada yang memberitahuku tentang ini sebelumnya?" Ayana menggeram berat. Bibirnya terkatup berusaha menelan kesal.

"Kami juga baru mendengar kabar itu barusan, Dok," jawab Jenny singkat. Bicara seperlunya, hanya itu yang harus Jenny lakukan sekarang.

"Ahh, rupanya mereka ingin main api dengan kita."

"Maybe yes or maybe not, aku tidak yakin," sahut Robert tanpa sadar, sontak pemuda bermata biru itu mengatupkan mulutnya rapat. Ia berjalan mendekati Jenny lalu menyimpan map tadi di meja kerja Ayana.

"Ini pelanggaran! Sejak awal Tuan Janson adalah pasienku, pasien kita. Mereka tidak bisa seenaknya merebut pasien kita."

"Siapa dokter pengganti yang diutus dokter Harold untuk menangani operasi Tuan Janson?" tanya Ayana murka, semburat merah padam bermunculan tak terkendali dari pipi mulusnya.

"Aku tidak yakin Anda sanggup mendengar namanya, Dok," ujar Robert yang disetujui oleh anggukan Jenny.

Ayana terdiam, ia memutar otaknya cepat, gadis itu mendengus jengkel setelah menemukan satu nama yang terpampang dalam benaknya. Nama itu benar-benar menjadi musuh terbesarnya dalam hal apa pun. Nama sialan, yang selalu merusak suasana suka di hati Ayana. Kerap merenggut apa yang seharusnya dia miliki. Nama yang sangat ingin ia musnahkan dari muka bumi ini.

"Damn, Andares!" bentak Ayana tiba-tiba.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ariyatna Nur Cahya Ningsih
kak fa, ini dulu ada di work Kaka ya? kaya familiar gitu
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terpaksa Menikahi Musuh    Bab 69| Jalan Terbaik

    Butir-butir salju melayang di udara bagai dendelion yang tertiup angin. Mendarat dengan tenang di setiap tempat sedikit demi sedikit hingga menciptakan tumpukan yang menggunung menutupi badan jalan. Gundukan putih itu bertengger di atap-atap gedung dan menyampir pada dahan pepohonan. Secangkir cokelat panas tersaji di atas meja, bersebelahan dengan laptop, tumpukan berkas-berkas dan peralatan kerja lainnya. Kepulan asap putih mengudara, meliuk dengan lihai menuju rongga hidung seseorang yang tengah menatap lekat turunnya salju pertama dari balik kaca besar yang menjadi dinding ruangan di lantai dua belas itu. Orang itu kemudian memejamkan mata, menghirup aroma harum dari minumannya yang terus menggodanya untuk beralih tempat. Dan meminum cokelat hangat yang tersimpan di belakangnya itu. Tapi tidak, ia belum mau beranjak dari tempatnya. Tangan orang itu masih disimpan di atas perut, helaan napas terembus tepat di depan kaca itu hingga menimbulkan embun yang mengendap. Membuat kaca men

  • Terpaksa Menikahi Musuh    68| Aku Sangat Merindukannya

    Flashback ..."Hei tunggu!" cegah Andres saat dia mendapati Ayana ingin menghindarinya lagi. Ayana berhenti dengan tangan terangkat seperti penjahat yang menyerah saat dikepung polisi. Andres berjalan mendekati Ayana, ia berdiri di hadapan gadis itu."Hm ... kamu menghindariku lagi?" dakwa Andres berlaga marah sambil melipat tangannya di atas perut."Ti-tidak, mungkin hanya perasaan Sunbae saja," jawab Ayana gelagapan dan menutup perkataannya dengan nyengir kuda. Andres menyelidik, ia menaruh curiga yang cukup besar pada dokter junior itu."Kamu pikir aku bodoh?""Tidak, kamu sangat pintar, Kak! Ups," jawab Ayana menyentak, refleks ia menutup mulutnya dengan telapak tangan kanannya."Ck, lihat wajahmu memerah!""Kamu malu?" goda Andres elegan."TIDAK!" bentak Ayana lantang kali ini kedua tangannyalah yang sudah membungkam mulut lo

  • Terpaksa Menikahi Musuh    Bab 67| Ibu yang Kejam

    Flashback "Kamu sayang pada Ibu?"Andres mengangguk pasti dengan senyum cerah. Seminggu setelah kepergian ayahnya, Andres meminta kakek Jo untuk membawanya ke rumah Gyana Tolimson. Semula kakek Jo melarang Andres dan bersikeras tidak mau memberitahu keberadaan ibu Andres. Tapi anak itu tak lelah membujuk kakek Jo hingga hati lembut kakek itu luluh dan menyetujui keinginan Andres. Dan di sinilah dia sekarang, berdiri di depan ibu kandungnya yang sudah sembilan tahun tidak ia lihat. Hari ini adalah hari ulang tahun Andres yang ke sembilan. Bertemu dengan ibunya menjadi kado terindah di tengah bayang-bayang kesedihan setelah Hendra pergi."Aku merindukanmu, Ibu. Aku sangat menyayangimu sama seperti aku menyayangi Ayah.""Kalau begitu kamu rela melakukan apapun untuk Ibu?"Andres mengangguk lagi dan ibunya pun tersenyum nanar. Wanita itu mengelus puncak kepala Andres lalu mencium kening

  • Terpaksa Menikahi Musuh    Bab 66| Bersaudara

    Tiga bulan kemudian ...Langkah cepat kedua kaki Willy membawa tubuh pria itu terhuyung tidak stabil saat berlari. Beberapa orang yang tertabrak olehnya mengeluh, akan tetapi Willy tidak menghiraukannya. Pria itu masih menggenggam sepucuk surat yang diberikan Ayana, saat pria itu mengunjunginya tadi. Gadis itu mengatakan sesuatu yang sulit diterima nalar. Sesuatu yang mustahil dan terdengar gila. Akhirnya pria itu tiba di konter informasi rumah sakit, ada sesuatu yang harus ia tanyakan di sini. Pria bernama Kevin membuatnya ingin tertawa terbahak-bahak dengan lelucon tidak masuk akal yang ia buat."Aku ingin mengetahui profil pendonor sumsum tulang belakang dari pasien Willy yang melakukan operasi beberapa waktu lalu," pinta Willy langsung tanpa basa-basi."Boleh tahu ini dengan tuan siapa?""Aku Willy, pasien yang menerima donor itu. Cepat carikan informasinya untukku!""Baiklah, mohon tunggu sebentar."Perawat itu pun meme

  • Terpaksa Menikahi Musuh    Bab 65| Surat Perpisahan

    TeruntukAyana Jasmine, istriku.(Ah, mungkin saat kamu membaca surat ini kamu telah resmi menjadi mantan istriku. Bagaimana, apa kamu sudah menandatangani surat perceraian kita?)Dada Ayana sesak, pertanyaan Andres kembali menggores satu garis luka dalam hatinya. Air mata itu mengalir ke samping pipi, posisi berbaring Ayana yang menyebabkannya.(Atau mungkin dugaanku salah? Jika seandainya surat ini sampai padamu, itu berarti sesuatu yang buruk sedang menimpamu. Dan aku harus menjadi orang pertama yang patut kau bunuh. Jika keadaan buruk itu tak kunjung usai. Ayana ... astaga aku bingung harus menulis apa. Aku tidak biasa melakukan hal menggelikansepertiini. Tapi aku akan tetap mencobanya. Baiklah, pertama aku akan jujur padamu. Aku melihatnya, melihat kejadian yang membuat dadaku tertusuk meski tidak mengeluarkan darah.Tapi rasanya sungguh perih.)(Saat kamu memeluk dan mencium Willy, aku menyaksikan

  • Terpaksa Menikahi Musuh    Bab 64| Surat Cerai

    Air mata Ayana tidak berhenti menetes sejak satu jam lalu sampai sekarang. Matanya menatap kosong pada selembar kertas yang tergeletak di atas meja ruang tamu. Kakek Jo berdiri dengan gusar sambil memegangi gagang telepon. Amarahnya selalu meledak saat operator memberi pemberitahuan bahwa nomor yang ia tuju sedang tidak aktif. Juno memeluk ibunya takut melihat kemarahan sang kakek buyut. Suara cegukan Yena yang sedang menangis terdengar begitu keras. Gadis itu menangis di samping Ayana sambil memeluk ibu tirinya erat.Berulang kali Yena meminta Ayana untuk tidak menangis. Menyuruh wanita cantik itu untuk bicara namun Ayana terus membisu bersama dengan linangan air mata. Hal itu membuat Yena sedih, gadis kecil itu turut merasakan luka ibu tirinya. Surat perceraian yang sudah ditanda tangani Andres terus melambai-lambai, menggoda Ayana untuk segera merobeknya menjadi serpihan-serpihan kecil. Lebih dari itu, hati Ayana menginterupsi untuk segera membakarnya hingga musnah.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status