Share

BUKAN URUSANMU

last update Last Updated: 2023-02-17 18:28:26

Ele keluar dari kamarnya usai membersihkan diri.

Di ruang tamu, tampak Effendy duduk dengan seorang laki-laki muda berwajah oriental yang tampan dalam balutan jas putihnya. Laki-laki itu langsung bangkit dari duduknya saat melihat Eleanor muncul dengan didorong oleh Maritha di atas kursi rodanya.

"Anda pasti Nona Eleanor. Saya Andika, dokter yang akan membantu Anda melakukan terapi mulai pagi ini."

Ele tampak sedikit kebingungan, namun akhirnya dia hanya bisa mengangguk. Effendy berdiri, dengan kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celananya.

"Mulai hari ini, Andika yang akan membantu penyembuhanmu. Bersikaplah dengan baik, dan ikuti arahannya. Jika kau perlu bantuan, kau bisa memintanya pada Maritha.”

Effendy menatap matanya, tetapi Ele langsung melengos, menghindari tatapan tajam pria itu. Untuk sekarang ini, menghindari Effendy adalah pilihan yang terbaik.

Effendy tidak terlalu menyadarinya. Ia menatap ke arah Andika sebentar, kemudian berlalu meninggalkan mereka. Entah ke mana pria itu pergi, Ele juga tidak mau tahu.

Sementara itu, Andika berjalan ke arahnya dan mengambil alih kursi roda Ele. Ia membawanya ke taman samping yang berumput hijau dengan diikuti oleh Maritha. Dia perlahan memberikan beberapa pijatan di kaki Ele kemudian membantunya berdiri. "Di mana yang sakit?"

"Lututku," balas Ele sambil meringis.

"Tidak apa, pelan-pelan saja," balas Andika pula. Mereka pun mulai berjalan bersama, meski tidak cukup jauh dan sang dokter harus menggendong Ele lagi dan mendudukkannya di atas kursi roda karena Ele nyaris menangis saking sakitnya.

"Itulah yang dinamakan proses, Nona. Langkah pertama pasti akan lebih terasa sakit dan berat. Tapi, asalkan kau tidak menyerah, kau akan baik-baik saja," ucap Andika, mencoba menyemangati Ele.

Ele mengangguk sambil mengelap keringat yang memenuhi wajahnya.

Sesi terapi itu kemudian berlanjut lagi saat Ele sudah kembali siap. Sampai akhirnya satu jam berlalu, dan Andika berpamitan serta berjanji akan kembali minggu depan. "Jangan lupa melakukan terapi seperti ini setiap pagi agar tulang kakimu semakin kuat.”

Selepas kepergian Dokter Andika, Maritha mendorong kursi roda Ele kembali ke dalam kamarnya. "Sepertinya Tuan sangat memperhatikan istrinya sampai mendatangkan dokter ke rumah," gurau Maritha sembari membantu Ele duduk di atas sofa dalam kamar.

Eleanor tersenyum sedikit. "Mungkin itu akan bagus untukku supaya aku tidak terus-terusan bergantung pada orang lain.”

Maritha menghela napas sembari tersenyum, ia memperhatikan wanita yang dinikahi tuan mudanya itu dengan tatapan kagum. Wajah Ele mengingatkan Maritha pada perempuan muda bangsawan Jawa yang kerap disaksikannya pada lukisan dan potret-potret zaman dulu.

Kulitnya kuning langsat, hidungnya kecil dan bangir. Bibirnya merah muda kecokelatan. Bulu matanya pendek, tapi lentik ke atas. Sepasang mata Eleanor hitam kecokelatan, meski tanpa riasan, Ele memang sudah cantik.

Tetapi Ele tidak terlalu percaya diri, mungkin karena ia sedang sakit dan harus berada di kursi roda. Kadang, Maritha bisa melihat Ele seperti menahan beban yang begitu berat. Tatapan matanya sendu. Seperti pagi ini setelah tuan muda menemui istrinya.

"Anda cantik, Nona. Pasti itu menurun dari ibu Anda," puji Maritha.

Senyum kaku muncul di sudut bibir Eleanor. "Terima kasih. Saya sendiri sangat penasaran wajah ibu kandung saya seperti apa."

Wajah Maritha agak berubah. Dia tampak sedikit menegang. "Nona, maaf, saya tidak tahu..."

"Tidak apa-apa. Saya dibesarkan di panti asuhan." Jawaban tenang yang kali ini diikuti senyum lembut Ele, membuat Maritha sedikit prihatin. 

Mereka terdiam beberapa saat. "Apa.. apa Nona butuh sesuatu?" tanya Maritha. Sesungguhnya ia tidak ingin membuat suasananya menjadi canggung.

Ele mengangguk pelan. "Bolehkah kamu mengambilkan laptop saya?"

Tanpa banyak bicara, Maritha meraih benda yang disebut Ele dari atas meja dan menyerahkannya. Eleanor menaruh laptop tersebut dipangkuan dan mulai membuka draft novelnya.

"Maaf jika saya lancang, Anda seorang penulis Nona?" tanya Maritha yang tidak sengaja melihat draft bab novel Eleanor. Elle menjawab dengan anggukan. Wajah Maritha tampak berbinar. "Saya sangat suka membaca novel-novel fiksi.”

"Kamu pernah baca Sorrow in The Rain?" tanya Ele menyebut novel fiksi thriller yang pernah ditulisnya.

Maritha benar-benar terkejut. "Pernah. Apa… Nona Eleanor yang menulis itu?" Dia menutup mulut dengan mata membelalak, membuat Ele tertawa lepas karena tidak menyangka akan mendapat reaksi seperti itu. "Ya. Aku senang kamu pernah membacanya."

"Saya sangat menyukai novel Anda, Nona! Saya bahkan mengoleksi semuanya!” balas Maritha dengan semangat, kemudian ia tersenyum malu-malu. "Lain kali, bolehkan saya meminta tanda tangan Nona di novel koleksi saya?"

"Tentu saja. Mengapa tidak?"

Maritha tersenyum sangat lebar dengan mata berbinar-binar. “Saya sering menghabiskan waktu senggang dengan membaca novel fiksi. Tapi sungguh, saya sangat menyukai cara penulisan Nona. Apalagi di novel Sorrow in The Rain, Anda membuat plot twist yang tidak terbayangkan. Ternyata ibu kandung tokoh utamalah dalang dari semuanya. Padahal Anda menggambarkan perempuan itu begitu lembut, keibuan dan lemah."

"Jika tidak ada plot twist, maka itu bukan thriller," tawa Eleanor pula.

Maritha ingin bertanya lagi, namun dia menutup mulutnya, menyadari sesuatu. "Maaf sudah bersikap di luar batas, Nona. Seharusnya saya tidak bertanya hal diluar pekerjaan.."

"Tidak apa. Kita bisa menjadi teman selagi Tuan Chislon tidak di sini."

Maritha tersenyum hangat, ia kemudian pamit pergi karena ingin mengurusi beberapa hal, sekaligus memberikan Ele waktu untuk beristirahat dan menyelesaikan pekerjaannya.

Setelah berbincang dengan Maritha, Eleanor merasa mood-nya menjadi lebih baik. Tak terpikirkan lagi perkataan Effendy. Dan rasa sakit akibat terapinya tadi sudah berangsur hilang. Akhirnya, Ele bisa menulis novelnya dengan tenang dan cepat.

Tidak tahu sudah berapa lama Ele menghabiskan waktunya, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Ele menatap gawainya dan setelah melihat nama Tristan, ia segera mengangkatnya.

Tanpa ditanya, Ele segera melaporkan pekerjaannya. "Naskahku masih on progress. Tenang saja, kok.”

"Eh, Ele? Hahaha… Padahal, aku menghubungimu karena aku ingin tahu kabarmu.”

Ele menutup mulutnya, merasa malu. “A-aku.. aku baik-baik saja.”

Dari jauh terdengar Tristan menghela napasnya dengan panjang. "Yasudah. Tetap jaga kesehatan, ya."

Ele tersenyum. "Iya, Mas juga."

Lalu pembicaraan mereka berakhir, tetapi Ele masih menatap layar ponselnya. Tidak biasanya Tristan bersikap manis seperti ini. Ele jadi merasa senang kembali.

Tapi…

"Siapa?" Suara seseorang yang menegur dari arah belakang, membuat Ele sedikit terkejut. Dia menoleh dan mendapati Effendy tengah menatapnya dengan raut tajam.

Sejak kapan Effendy masuk ke kamarnya?

Belum sempat menjawab, Effendy berjalan ke arahnya dengan langkah tegap. “Aku tanya, siapa yang kau hubungi itu?”

Mendadak mood Ele menjadi jelek kembali. Ia menaruh ponselnya dan menutup layar laptopnya. "Saya rasa itu bukan urusan Anda, Tuan."

"Kau istriku," tekan Effendy. "Setidaknya jaga harga dirimu saat kau masih terikat status denganku. Jangan berbicara seperti perempuan murahan seperti itu kepada laki-laki lain."

Ele mendongak, menatap Effendy dengan tajam. "Ini hanya pernikahan sementara. Lagi pula kita tidak benar-benar harus terikat dengan status ini, Tuan."

Effendy tersenyum sinis. "Sepertinya Ibuku sudah salah mengira bahwa kamu adalah perempuan baik."

Setelah mengatakan itu, Effendy berbalik pergi dengan wajah menahan marah. Sementara Ele, hanya bisa terpaku menatap punggung laki-laki itu dengan tangan yang mengepal.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terpaksa Menikahi Putra Konglomerat   SELESAI

    Tiga hari berlalu, Eleanor yang menyibukkan diri merawat Kaisar memilih untuk tidak menaruh harapan besar. Dia hanya ingin melihat, sejauh apakah usaha Effendy mematahkan dugaan perselingkuhan yang dia saksikan.Menepati janjinya, pagi itu Effendy kembali datang ke kediaman Winata.Namun kali itu, dia tidak sendirian, melainkan bersama perempuan Indo-Prancis yang Ele kenali sebagai Irliana. Perempuan yang berciuman dengan suaminya.Gemma membawa Kaisar bermain -main ke taman, Gemmi turut nimbrung bersama kakaknya ke sana.Di ruang tamu, Eleanor duduk bersama Ayahnya. Sedang Anita memilih untuk tidak turut campur. Dia tidak menampakan dirinya di ruang tamu.Sultan mempersilakan Effendy dan Irliana duduk. Memindai sosok Irliana sejenak, lalu laki laki itu bicara. "Saya mendengar, putri saya meminta Anda memberikan bukti kalau Anda memang tidak berselingkuh."Effendy mengangguk, "Ini Irliana, perempuan yang merupakan sahabat masa kecil saya, juga yang disalahpahami sebagai selingkuhan sa

  • Terpaksa Menikahi Putra Konglomerat   KESEMPATAN TERAKHIR

    Effendy tahu bahwa Sultan Winata adalah salah satu orang terpandang yang cukup famous di negeri ini. Yang membuat dia terkejut, adalah kenyataan yang dia terima bahwa Eleanor adalah putri Sultan Winata bersama dengan Dewi Bimantara. Kedua orangtua dari istrinya ternyata masih hidup.Sekembalinya ke kediaman, Effendy di kabarkan oleh salah satu maid bahwa ada sebuah paket untuknya. Ketika dia membuka, itu adalah surat perceraian, yang menunggu tanda tangannya.Secepat itu?Effendy meremas kertas itu dan membuangnya ke sembarang arah. Dia tidak akan Sudi menandatangi surat perceraian itu. Chislon merasa hatinya menjadi dingin dan sakit, dia merasa Eleanor tengah membalasnya. Dulu, dia yang melayangkan surat cerai pada istrinya.Effendy tak ingin menunggu waktu yang lama, dengan mengendarai mobilnya, Chislon menuju kediaman Sultan Winata. Dia tidak merasa kesulitan karna alamat itu begitu gampang dia peroleh dari Mahesa.Kediaman Sultan Winata masuk dalam kawasan elit. Ketika ia turun da

  • Terpaksa Menikahi Putra Konglomerat   MENCARI

    Berita tentang Adallard Quentin yang melakukan kekerasan pada istrinya langsung menjadi konsumsi publik, perihal semua perlakuannya yang terekam di siarkan langsung ke sosial media.Kepolisian Indonesia akhirnya menyerahkan kasus itu pada Polisi Prancis. Berbeda dengan sebelumnya, polisi Prancis tidak bisa berbuat banyak atau menutup mata karna tekanan publik.Irliana kembali ke Prancis untuk menghadiri sidang putusan dan juga untuk pengajuan perceraian terhadap suaminya. Dia berjanji pada Effendy akan kembali ke Indonesia setelah urusannya selesai. Dia berharap, Effendy juga bisa segera menemukan keberadaan Eleanor. Wanita itu tak henti-hentinya mengucapkan terimakasih dan maaf berulangkali.Effendy melepasnya di bandara, hanya mengangguk atas semua ucapan ucapan Irliana."Kabari aku jika sudah menemukan istrimu, aku akan kembali ke Indonesia untuk membantu menjelaskan semuanya... Aku juga ingin meminta maaf secara langsung padanya..." Itu adalah ucapan terakhir Irliana sebelum beran

  • Terpaksa Menikahi Putra Konglomerat   PENANGKAPAN

    Harapan Effendy meredup, sampai keesokan hari, istri dan anaknya tidak pulang ke rumah. Sedang Irliana untuk sementara dia izinkan tinggal di kediaman utama agar bisa langsung memberikan klarifikasi jika Ele kembali sewaktu-waktu.Eleanor bak di telan bumi, ponselnya tidak dapat di hubungi. Effendy sampai menggunakan nomor baru untuk menghubungi, namun tetap tidak bisa. Itu menandakan kalau Ele mungkin sudah berganti nomor saat itu juga.Ketika Chislon memutuskan untuk datang ke panti asuhan ke esokan harinya, dia tidak menemukan Eleanor di sana, bahkan menurut sang bunda, Ele tidak datang ke sana sama sekali.Rasa bersalah, marah, cemas dan khawatir membuat Chislon merasa tidak tenang. Dia berdiri di balkonnya, mengerahkan orang-orangnya untuk mencari keberadaan sang istri."Aku benar-benar minta maaf, Chislon." Irliana menghampiri Chislon yang berdiri di balkon lantai dua. Laki laki itu baru saja mengecek laporan dari orang-orangnya yang masih nihil."Sekalipun kamu meminta maaf rib

  • Terpaksa Menikahi Putra Konglomerat   PERGI

    Ketika Effendy tiba di rumah yang di tempati Irliana, dia melihat sosok Adallard yang berdiri bersandar di sisi mobil miliknya. Laki laki dengan cambang halus yang menghiasi dagunya itu tersenyum miring ketika berhadapan dengan sosok Effendy.Keduanya berhadapan -hadapan dengan tinggi tubuh yang tampak setara. "Effendy Chislon Abimanyu," eja Adallard menilai laki-laki di hadapannya dari atas sampai bawah. Dia membuka mulutnya dan berbicara dalam bahasa Prancis, dengan suara rendah dan manipulatif. "Aku sudah tahu, kamu, memang Chislon yang itu. Sahabat masa kecil istriku...." "Irliana tidak suka dengan kehadiranmu." Tandas Chislon dalam bahasa Prancis."Siapa yang perduli," Adallard mengangkat bahu dan tertawa pendek. "Seberapa kuatpun kamu berusaha melindunginya, apakah kamu pikir hukum akan melindungi seorang laki laki yang menyembunyikan seorang wanita dari suaminya?""Kamu tidak pantas menjadi suaminya." Effendy tersenyum sinis, menghunus lawan bicaranya dengan pandangan tajam l

  • Terpaksa Menikahi Putra Konglomerat   MEMERGOKI

    Effendy terbangun pagi itu, menyadari dia tertidur semalaman sembari memeluk istrinya. Eleanor masih lelap, wanita itu sepertinya tidak sadar membalas pelukan suaminya. Laki-laki itu sudah bermaksud membereskan permasalahan mereka hari ini. Dia tidak bisa membiarkan Ele dalam persepsi salah tentangnya lebih lama.Dia mengusap rambut Eleanor, mencium dahinya. Saat itu, Ele terbangun. Sang istri tampak terkejut menyadari posisi mereka dan langsung melepaskan diri, menjauh lalu perlahan bangun dari tempat tidur.Sebelum Effendy bicara apapun, Ele telah bergerak masuk ke dalam kamar mandi.Effendy hanya bisa menghela napas kasar. Dia pelan bangkit, bermaksud mengecek bayinya lebih dulu. Nyatanya Kaisar belum bangun. Ketika dia kembali ke kamarnya, Eleanor sudah keluar dari kamar mandi.Merasa Ele masih belum bisa di ajak bicara, Effendy akhirnya masuk ke kamar mandi. Dia berencana tidak akan ke kantor hari ini. Saat Effendy keluar, dia mendapati istrinya tak lagi ada di sana. Selagi ia me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status