Accueil / Romansa / Terpaksa Menikahi Sopir Bapak / 26. Kejujuran yang Menyakitkan

Share

26. Kejujuran yang Menyakitkan

Auteur: Banyu Biru
last update Dernière mise à jour: 2025-07-19 22:14:47

Dengan napas memburu, aku menatap Fatih untuk meminta jawaban. Selama ini, aku hanya tahu dia adalah Fatih, sopir bapak yang terpaksa kunikahi demi menjaga nama baikku.

Fatih, tolong jelaskan,” suaraku bergetar, lebih seperti bisikan putus asa. Bram di sampingnya hanya menatap Fatih yang menghindari tatapanku. Sikap mereka berdua semakin membuatku yakin, ada rahasia besar yang sengaja disembunyikan dariku.

Fatih mengusap wajahnya kasar, seolah sedang mencari kata-kata yang tepat untuk menjelaskan semua kekacauan ini. Dia melangkah mendekatiku, mencoba meraih tanganku, tapi aku menariknya menjauh.

Safira, aku minta maaf,” katanya, suaranya parau. “Aku… aku tahu ini berat untukmu. Aku seharusnya memberitahumu sejak awal.”

“Sejak kapan?" Tanyaku.

Fatih mengangkat kepalanya, matanya memancarku kejujuran, walau aku masih ragu. Fatih menunduk sesaat dan kembali menatapku. Matanya menunjukkan penyesalan yang mendalam. “Sejak awal, Safira. Sejak pertama kali kita bertemu.”

Fatih
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • Terpaksa Menikahi Sopir Bapak   114. Hampir Menyerah

    Mobil berhenti perlahan di halaman rumah Kakek Pranata. Dengan perlahan kugendong Dipta yang masih tertidur pulas di pangkuanku. Sesekali aku menarik nafas dalam-dalam. Tentu saja, ada hal yang tak bisa kubayangkan nantinya. Melihat reaksi kakek, Pak Ibrahim ataupun Bayu. Mereka pasti tak menyangka jika laki-laki kesayangan mereka, kini berdiri tegak di hadapan mereka tanpa kurang suatu apapun. Kecuali.. ingatannya. Begitu pintu rumah terbuka, Kakek yang hendak menyapaku terdiam sekian detik menatap Fatih yang berdiri di dekatku. Hak yang sama juga terjadi pada Pak Ibrahim dan Bayu. Mata Kakek berkaca-kaca begitu pula Pak Ibrahim. Aku yakin hati Pak Ibrahim kini sedang bingung. Penyesalan yang dulu hanya impian kini bisa beliau wujudkan. Sementara Bayu tak bergeming menatap adik tirinya dengan mulut terbuka. “Ya Allah…” suara Kakek Pranata tercekat. Tangannya gemetar saat menunjuk Fatih. “Fatih?!” Dengan langkah tertatih, Kakek mendekati Fatih, mengabaikanku yang hanya tersenyum

  • Terpaksa Menikahi Sopir Bapak   113. Terluka tapi Bertahan

    Sekembalinya dark klinik, aku mendapati Isna dan Tante Arini yang telah bersiap-siap. SementaracDipta bermain di ranjang dengan beberapa mainannya. Seperti biasa, Dipta akan tertawa riang saat melihatku lalu berusaha turun dari ranjang dan menghampiriku. "Sudah beres semua, Safira?" Aku mengangguk mendengar pertanyaan Tante Arini sambil terus bermain dengan Dipta. Sesekali tangannya menepuk pipiku pelan laku tertawa lebar. "Bram sudah siap?" Kali ini, Tante Arini mengulurkaj tangannya untuk menggendong Dipta. "Barangkali sedang merapukan barangnya di kamar sebelah. Sebentar lagi pasti datang bantu kita bawa barang!" Tante Arini urung menggendong Dipta karena aku sudah lebih dulu memberikan Dipta pada Isna. Benar saja, saat aku sedang membenahi pashminaku, terdengar pintu kamar yang di ketuk. Bram masuk setelah Tante Arini membuka kamar. "Sudah siap? Saya bawa barang-barang ke mobil sekarang?" Tanya Bram sopan. "Sudah, Mas. tinggal bawa aja!" Isna segera menunjuk dua koper dan t

  • Terpaksa Menikahi Sopir Bapak   112. Mengurai Benang

    Pagi seperti biasa. kami sarapan di kamar tanpa banyak bicara. Tante Arini cukup gesit membantu Isna menjaga Dipta. Beberap hari ini, aku memang sering meninggalkan Dipta dengan Tante Arini dan Isna saja. Baru sebentar aku menyusui Dipta, anak itu sudah ribut ingin turun dan bermain di balkon. Aku yang berniat mengikuti anakku, segera di cegah oleh Tante Arini yang segera menyudahi makannya demi bisa menjaga Dipta."Sudah, biar sama Tante dan Isna. Kamu lanjutin makan aja!" Aku mengangguk lalu meneruskan makanku yang tertunda. Baru saja satu suap, ponselku berdering cukup nyaring. Nama Bayu terpampang di layarnya. "Iya, Bayu?" Tanyaku sambil mengunyah makanan. "Safira, sepertinya aku sudah menemukan orang yang sabotase proyek kita di Indramayu!" Suara Bayu terdengar tegang di seberang. Aku tercekat, jemariku otomatis mengepal. “Kau yakin?!” “Sangat yakin, Safira. Lewat beberapa orang yang menutupi pekerjaannya. Ada baiknya kamu segera balik di Jakarta. Lagian Kakek dan Ayah

  • Terpaksa Menikahi Sopir Bapak   111. Luka yang Tersayat

    Sejak pertemuanku dengan Fafih, pikiranku tak pernah lagi bisa tenang. Sosok Fatih yang kini mengenalkan dirinya sebagai Raka terus saja menghantuiku setiap detik. Tatapan matanya yang kosong dan penuh kebingungan seperti menggoreskan luka baru di hatiku. Aku tak bisa hanya diam dan menunggu. Aku harus mendapatkan kepastian. Jika benar dia adalah Fatih, maka aku harus tahu sejauh mana hubungannya dengan Aryani. Sore itu, setelah urusan di klinik milik dokter Aryani selesai dan para pekerja sudah diperbolehkan untuk pulang, aku memberanikan diri untuk berjalan-jslsn sebentar di area klinik hingga di ujung belakang. Udara yang terasa panas dan sedikit lembab yang bercampur aroma debu membuat Jantungku semakin berdeguo tak karuan saat langkahku semakin dekat. Di halaman belakang, aku melihat Fatih yang sedang duduk sendirian sambil merapikan beberapa kardus. Wajahnya tampak lelah, tapi tetap saja memancarkan pesona yang selalu kurindukan. Aku menarik napas panjang, mencoba menguatka

  • Terpaksa Menikahi Sopir Bapak   110. Langit yang Redup

    Dengan berbagai pertimbangan, aku segera menenggelamkan diri dalam pekerjaan pembangunan kembali proyek di Indramayu. Selain aku bisa memantau perkembangannya, aku juga ingin lebih dekat dan mengetahui sosok laki-laki yang aku yakini sebagai Fatih. Hingga kesempatan itu datang saat aku merasa lelah setelah seharian menemani pekerja yang akan pulang. dari klinik. Karena lelah, aku memutuskan ke warung depan klinik untuk mencari segelas kopi. Dan.. di sanalah aku melihatnya. Fatih. Nafasku tercekat. Dia memang Fatih. Suamiku. Aku mengenalnya. Sangat mengenalnya. Ia duduk sendirian di sebuah bangku kayu panjang, menghadap ke jalanan yang ramai. Dengan hanya mengenakan kaus oblong polos dan celana kargo, ia masih saja tampan seperti dulu. Saat pertama kali ia datang bersama Bapak untuk menjadi sopir. Meskipun dengan penampilannya yang begitu sederhana, tetap saja tak mampu membuang aura mahal yang biasa tampak dengan stelan berkelasnya. Secangkir teh hangat masih mengepul di

  • Terpaksa Menikahi Sopir Bapak   109. Selesaikan satu-satu

    Pak Asep, manajer lapangan yang selama ini setia mendampingi para pekerja yang di rawat, ternyata sudah menunggu di pintu klinik saat mobil yang kutumpangi berhenti. Begitu melihatku turun, ia langsung berlari kecil menghampiri sambil merapikan helm proyek yang masih dikenakannya. Wajahnya tampak lelah, tapi sorot matanya penuh rasa hormat.“Assalamualaikum, Bu Safira,” sapanya sambil menunduk sopan.“Waalaikumussalam, Pak Asep,” jawabku sambil tersenyum tipis. “Bagaimana kondisi para pekerja, Pak?” Tanyaku membuka percakapan. “Alhamdulillah, sebagian besar sudah membaik dan pulang ke rumah masing-masing, Bu Safira. Tinggal beberapa yang patah tulang saja yang masih dirawat di sini,” jelasnya sambil mempersilakan aku masuk. “Mereka sangat senang karena Ibu langsung turun tangan menangani semua administrasi dan biaya. Mereka tak menyangka perusahaan benar-benar peduli seperti ini.” Ulangnya berkali-kali.Aku mengangguk kecil, tersenyum dan .encoba menahan rasa haru. Fatih pasti juga a

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status