author-banner
Banyu Biru
Banyu Biru
Author

Nobela ni Banyu Biru

Terpaksa Menikahi Sopir Bapak

Terpaksa Menikahi Sopir Bapak

Pernikahan Safira nyaris batal karena pengkhianatan sang tunangan. Demi menjaga nama baiknya, ia terpaksa menerima saat harus dinikahkan dengan sopir pribadi pilihan ayahnya. Tak ada yang tahu, jika pria itu adalah putra tunggal sang pewaris besar yang memilih kabur dari perjodohan. Dikelilingi luka, penolakan, dan cinta masa lalu yang belum usai, serta intrik perebutan harta, mampukah Safira menjadikan rumah tangganya tempat yang penuh cinta, bukan hanya pelarian semata?
Basahin
Chapter: 196. Yang Tua yang Jatuh Cinta
Pagi hari, Paman dan Tante sudah menunggu kami untuk sarapan bersama. Aku dan Fatih segera bergabung bersama mereka. Isna yang sedang menjaga Dipta bersama Bram, segera berdiri dan meraih Raina yang ada dalam gendonganku. "Gak saraoan dulu, Is?" Isna tersenyum. "Sudah Mbak. Duluan tadi sama Bram. Biar bisa gantiin Mbak Safira jagain Raina!" Aku mengangguk. Kuserahkan Raina dalam gendongan Isna. Aku dan Fatih kembali berpandangan. Ada yabg aneh pagi ini. Paman Hermawan tampak rapi meskipun terkesan santai. Sementara Tante Arini sendiri terlihat luar biasa hari ini meskipun tetap bergaya klasik seperti biasanya. a mengenakan blus sutra berwarna pastel yang elegan, rambutnya ditata rapi, dan riasannya tipis namun menawan. “Wah, Tante Arini terlihat sangat segar hari ini. Siap menemani kami keliling seharian, ya?” goda Fatih saat kami sarapan. Tante Arini tersipu malu. “Tentu saja!" Jawab Tante Arini cepat. Paman Hermawan tersenyum lembut, memberikan sepotong croissant ke pi
Huling Na-update: 2025-11-09
Chapter: 195. Ada yang Terpikat
Paginya, kami menyampaikan kabar itu pada semua. Kakek dan Tante Arini terlihat cukup senang. "Sebenarnya, perusahaan itu kembali ke tanganmu saja. kami sudah cukup senang Safira!" Kakek menatapku haru. "Apalagi dengan profit yang besar, dan kamu berniat untuk membuka yayasan. Ini lebih bagus lagi. Jangan sampai uang yang kita hasilkan cukup berhenti di kita tapi kita gunakan untuk membantu sesama. Lebih berkah dan berpahala!" Semua manggut-manggut setuju. "Lalu, apa rencana kalian?" Tante Arini menurunkan Dipta. Anak itu sudah mulai besar sekarang, siapapun yang memangkunya, gak akan bisa lebih dari lima belas menit!"Rencana kita sih, mau mengunjungi Paman Hermawan Tante. Kasihan dia. Gak ada yang nemenin di Surabaya. Jadi kita mau main beberapa hari di sana!" Jelas Fatih. "Oh, begitu. Kapan berangkat? Biar Tante siapkan oleh-oleh untuk Paman Safira!" Aku tersenyum sambil menggeleng. "Urusan Tante kan udah kelar. Kita bisa sekalian liburan!" Tante memicingkan mata. Sepertinya tah
Huling Na-update: 2025-11-08
Chapter: 194. Rencana Besar
Setelah menidurkan Raina yang kembali rewel, aku dan Fatih menikmati kebersamaan di sofa dekat jendela. Menikmati semilir angin yang berhembus lirih. "Bagaimana urusan di Bandung. Kau bilang sehari?" Aku duduk di sisinya, bergelayut manja di pundaknya. Fatih mengangguk. Tangannya membelai lembut rambut panjangku yang terurai. "Aku. datang hanya untuk tanda tangan, masalah pertemuan ternyata bisa via daring. Jadi, aku bisa cepat pulang!" Jelasnya. "Lagi pula beberapa pertemuan ada yang di tunda beberapa hari ke depan karena masalah tekhnis!" Fatih memelukku erat. "Syukurlah!" Jawabku lega. Fatih sedikit bersandar sambil memejamkan matanya. "Bagaimana kalau kita tidur? Kita perlu istirahat cepat malam ini!" Aku segera berdiri. Menutup jendela lalu mensrik tubuh Fatih. Baru saja aku hendak merapikan selimut di ataa tubuh Fatih, ponselku bergetar di atas nakas. Aku segera beringut menggeser bobot tubuhku mendekat. "Siapa? Tumben ponselmu bunyi malam-malam begini?" Fatih hafal betul
Huling Na-update: 2025-11-07
Chapter: 193. Hampir Saja
Aku bangun dengan perlahan tanpa memganggu Raina yang kini tampak tertidur pulas. Puas rasanya bisa memejamkan mata meski sejenak. Aku menyelimuti Raina, lalu berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan melepaskan sisa ketegangan dari conference call yang cukup melelahkan tadi. Aku membiarkan air hangat mengalir di tubuhku. Pikiranku masih terbagi. Di satu sisi, aku merasa bersalah karena meninggalkan Raina saat ia sakit. Di sisi lain, aku tahu aku harus mendukung Paman Hermawan untuk memulihkan perusahaan Wiratmaja. Dan dengan semua itu, sepertinya aku harus berterima kasih pada Diana. Jika bukan karena bantuannya, aku pasti sudah kebingungan hari ini. “Diana? A-apa yang kau lakukan di sini?” Aku menajamkan telingaku. Itu suara Fatih. Bukankah Fatih akan pulang besok? Kenapa suaranya terdengar sangat jelas? Diana? Kenapa dengan Diana? Aku penasaran. Aku buru-buru memakai handuk dan berjalan keluar kamar. Aku tersenyum lebar saat Fatih berdiri di sisi sofa, tapi langkah
Huling Na-update: 2025-11-06
Chapter: 192. Memupus Curiga
Pagi hari, rumah kembali repot dengan persiapan kepulangan Bapak dan Ibu. Banyak oleh-oleh yang harus mereka bawa. Siapa lagi kalau bukan Tante Arini yang menyiapkannya. Tante beralasan jika Ibu dan Bapak jarang bisa berkunjung jadi semua disiapkan hingga mobil penuh barang dan makanan. Ibu, seperti biasa, masih tak rela meninggalkanku apalagi setelah melihat gerak gerik Diana yang buat Ibu cukup membahayakan rumah tanggaku. Sayangnya Ibu gak bisa berbuat banyak dan tak bisa memaksa untuk tinggal karena Bapak juga tak mungkin kembali sendirian. Ibu memelukku lebih lama. sambil membisikkan kata-kata itu lagi. Bukan. Bukan kata-kata, peringatan lebih tepatnya. Aku mengangguk berulang kali dan berusaha menenangkannya bahwa semua tak seperti yang Ibu takutkan. "Ingat baik-baik pesan Ibu, Safira. Kamu tahu kan, Ibu dan Bapak gak bisa lama-lama di sini!" bisik Ibu. "Aku mengerti, Bu. Tenang saja. Aku akan baik-baik saja." Tangan Ibu memukul dahiku pelan, "Awas kamu!" Aku hanya meringi
Huling Na-update: 2025-11-06
Chapter: 191. Yang berbeda dari Diana
Aku sedang membersamai Dipta saat Diana dan Bayu datang dari luar. Wajah mereka memang terlihat sedikit lelah. "Jadi, suka yang mana?" Bayu duduk dan mengisi gelas kosong dengan air. Diana hanya menggeleng lalu ikut duduk di sebelahku, mencoba menggoda Dipta yang sedang menyusun mobil-mobilannya. "Kayaknya lebih enak di sini, deh Bay. Lebih rame tahu gak. Kalau kita pindah, sepi. Cuman kita berdua!" Bayu membuang nafasnya, "Terus kenapa tadi gak bilang waktu aku ajak kamu lihat-lihat rumah yang lain?" Diana mengangkat bahu. “Aku merasa lebih nyaman di sini,” kata Diana tanpa merasa bersalah. Hingga saat Fatih datang dengan Raina di gendongannya.“Lagipula, Safira baru melahirkan. Aku tidak tega melihatnya bolak-balik antara mengurus bayi dan video conference Wiratmaja. Biarkan aku di sini untuk membantunya!" Diana mendekat ke arah Fatih lalu meminta Raina. Tanpa curiga, Fatih menyerahkan Raina lalu duduk di sisiku. "Lihat! Lucu kan? Mana tega ninggalin mereka, Bayu!" Diana terliha
Huling Na-update: 2025-11-05
Bangkitnya Istri Kaya yang Terluka

Bangkitnya Istri Kaya yang Terluka

Dia pikir aku istri bodoh yang bisa dimanfaatkan. Tapi dia lupa, akulah sang pemiliknya. Dia tidak tahu, jika aku bukanlah wanita biasa yang selama ini dia pikirkan. Aku pewaris bukan perintis, itu sebabnya aku bisa menghidupi dirinya, keluarganya juga selingkuhannya. Tapi dia menganggapku lemah dan jatuh karena dia lebih memilih perempuan lain, maka aku menunjukkan siapa diriku. Sayangnya, dia tak ingin melepaskanku saat dia tahu siapa diriku. Berbagai cara dia lakukan hingga aku tahu sebuah rahasia yang membuatku harus membalasnya!
Basahin
Chapter: 107. Akhir Bahagia ( Tamat)
Beberapa bulan kemudian, klinik pribadi yang Saka inginkan sudah berdiri. Tepat di samping rumah. Sedikit demi sedikit, harapan kami terwujud satu persatu. "Ibu gak nyangka. akhirnya kamu bisa mewujudksn mimpimu, Saka!" Tante Asa menepuk pundak Saka, terharu. Ruangan mulai penuh dengan tamu-tamu undangan. Beberapa diantaranya banyak yang duduk sambil menikmati hidangan yang telah disiapkan. Saka justru memelukku dan mencium dahiku lembut, "Semua karena dukungan Nada, Bu!" Tante Asa mengangguk. "Tentu. Ibu tahu jika Nada istri yang hebat untukmu!" Kini, Tante Asa menatapku. "Maafkan ibu, Nada. Mungkin ibu pernah tak percaya padamu!" Aku mengusap punggung tangan Tante Asa sambil menggeleng. "Semua sudah berlalu, Bu. Saka suamiku. Tentu aku akan selalu melakukan yang terbaik untuknya!" Kami menoleh saat terdengar gelak tawa Naren yang ada dalam gendongan ibu. Bersama ibu, tampak Fajar yang sedang menggoda Naren, itu sebabnya Naren tertawa lebar. "Kau harus menjaga rumah
Huling Na-update: 2025-09-16
Chapter: 106. Setiap Pertanyaan Selalu Ada Jawaban
Malamnya, setelah Naren tertidur pulas di tengah-tengah kami, Saka memulai percakapannya kembali. "Nada," panggilnya pelan. "Aku minta maaf." Saka mengangkat Naren dan memindahkannya di box bayi yang ada di sisinya. Aku menoleh. "Untuk apa?" "Untuk Larasati. Aku tidak bermaksud menyembunyikannya darimu. Aku hanya... aku hanya tidak ingin kamu khawatir," jawabnya. Kini, Saka kembali duduk di sisiku. Aku tersenyum. "Aku paham maksudmu!" Jawabku pelan. Aku memang sadar. Tak akan pernah bisa merubah karakter Saka yang ringan tangan dan selalu ingin membantu urusan orang lain. Meskipun kadang, hal itu justru merugikan Saka sendiri. Saka menghela napas lega. Ia mencium keningku. "Nada, aku ingin kamu tahu, aku mencintaimu. Aku sangat mencintaimu!" Aku membalas pelukannya. "Aku tahu!" Saka terdiam sejenak. "Kita tak mungkin tak ada masalah, tapi apapun masalahnya, aku harap kita tak saling melepaskan genggaman!" Aku menatapnya, menunggunya melanjutkan kata-kata. "Aku tah
Huling Na-update: 2025-09-15
Chapter: 105. Bersikap Biasa
Setelah selesai makan, aku beranjak ke kamar diikuti Saka yang berjalan di belakangku. "Nada, kamu marah?" tanyanya, suaranya terdengar ragu. Aku... aku tidak marah," jawabku, suaraku terdengar serak. "Jangan khawatir Saka. Ini bukan masalah. Aku tahu kamu memahami batasan yang jelas tentang hal seperti ini!" Kataku pelan meski kadang aku meragukannya. Saka terdiam. Ia menghela napas. Mungkin saja ia tahu jika aku berbohong. Sesampainya di kamar, aku menatap Naren yang ternyata telah bangun. "Biar aku saja yang menggendongnya!" aku mengangguk lalu berjalan pelan ke sudut ruangan dan duduk di sofa. Saka tampak berbinar menatap anaknya. Berkali-kali Saka mencium pipi gembul Naren. Terang saja, bobotnya lumayan besar. Dengan berat 3,6 kilogram membuatnya seperti bayi besar. Ada hikmahnya anak kecil itu menabrakku hingga aku harus operasi caesar. Aku sendiri tak bisa membayangkan andai aku harus melahirkan normal dengan kondisi Naren yang sebesar itu. Tok. Tok. Kami
Huling Na-update: 2025-09-14
Chapter: 104. Mengurai Hati
Aku menutup telepon dengan tangan sedikit gemetar, mencoba menenangkan degup jantung yang terasa begitu kacau. Aku memejamkan mata sejenak, menarik napas panjang, lalu meletakkan ponsel di meja nakas. Nada, kamu harus kuat, bisikku pada diriku sendiri. Memikirkan hal ini berlarut-larut hanya akan membuatku semakin sakit. Aku baru saja melahirkan, tubuhku masih belum sepenuhnya pulih, dan Naren membutuhkan perhatianku. Aku mencoba untuk berpikir positif. Larasati mungkin hadir di rumah sakit karena profesionalisme, bukan semata karena hubungan pribadinya dengan Saka. Untuk itu, aku harus belajar percaya… pada Saka, dan juga pada diriku sendiri. Aku memejamkan mata sesaat, menikmati angin yang berhembus semilir melalui jendela yang terbuka dengan semerbak kenanga. Entah, berapa lama aku tertidur pada akhirnya. Yang pasti, aku terbangun saat mendengar rengekan kecil. Sepertinya, seseorang membawa Naren masuk ke kamar dan menidurkannya di box. Perlahan aku bangkit dan mendekat
Huling Na-update: 2025-09-11
Chapter: 103. Api Kecil yang Menyala
Aroma masakan Bu Sri yang memenuhi seluruh ruang makan, seketika membuat perutku yang belum sepenuhnya pulih menjadi terasa lapar. Aku duduk di kursi makan sambil memangku Naren. Di seberang meja, Ibu dan Tante Asa sudah duduk sambil berbincang ringan. Ibu sesekali menatapku dengan mata penuh perhatian, seakan mencoba membaca isi hatiku. “Nada, ayo makan yang banyak. Kamu kan butuh tenaga untuk menyusui Naren,” ucap Ibu sambil menyendokkan bubur hangat ke mangkukku. Aku tersenyum tipis. “Iya, Bu.” Suaraku nyaris tak terdengar. Tante Asa menimpali sambil tersenyum hangat, “Lihat tuh, wajahmu masih pucat. Fokus dulu untuk cepat pulih, ya!" Aku mengangguk kecil tanpa berkomentar. Semalaman aku tidak bisa tidur memikirkan Saka. Ia benar-benar belum pulang sampai sekarang. Aku mencoba berkali-kali menenangkan diri, berpikir positif bahwa ia benar-benar hanya membantu Larasati karena situasi darurat. Mbok Nah mendekat dan meminta Naren yang telah kenyang menyusu agar aku bisa
Huling Na-update: 2025-09-09
Chapter: 102. Menyembunyikan luka
Aku duduk di tepi ranjang dengan napas sedikit terengah. Rasa sakit mulai terasa membebani perutku yang masih nyeri pasca operasi. Saka menuntunku dengan hati-hati, kedua tangannya tak pernah lepas dari pinggangku. “Pelan-pelan, Nada.” ucapnya lembut, namun aku bisa merasakan nada tegas yang terselip. Ia membantuku duduk, lalu merapikan bantal di belakangku sebelum menyelimutiku hingga dada. “Kamu baru melahirkan, jangan memaksakan diri untuk berdiri terlalu lama. Apa yang kamu pikirkan sampai-sampai turun sendirian tanpa aku?” Aku memaksakan senyum, mencoba terlihat tenang meski hatiku kacau. “Aku hanya… ingin pamit pada tamu. Lagipula, tidak enak kalau mereka pulang tanpa sempat aku sapa,” jawabku pelan mencari alasan. Saka menghela napas, lalu duduk di tepi ranjang di sebelahku. Tangannya terulur, menyentuh pipiku dengan lembut. “Aku tahu tapi kondisimu lebih utama! Mereka juga akan paham!" Kata-kata itu seharusnya bisa menenangkan, tapi yang kudengar justru gema suara Lara
Huling Na-update: 2025-09-09
Maaari mong magustuhan
Nyonya Tak Bucin Lagi
Nyonya Tak Bucin Lagi
Romansa · Teh Stroberi
674.9K views
Pejantan Tangguhku
Pejantan Tangguhku
Romansa · Saga
671.5K views
Awas, Bos Jatuh Cinta!
Awas, Bos Jatuh Cinta!
Romansa · Anggur Penghangat Bunga
667.3K views
Gairah Berbahaya sang Mafia
Gairah Berbahaya sang Mafia
Romansa · AliceLin
650.1K views
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status