"Aku tidak mau menikah dengannya!" tolak Aileen dengan tegas. "Aku bahkan tidak mengenalnya. Bagaimana bisa kalian menyuruhku untuk menikahi pria yang belum pernah aku temui?"
Aileen, wanita yang sedang mengenakan dress di bawah lutut melayangkan protesnya kepada 3 orang yang sedang duduk di hadapannya. Ketiga orang itu adalah ayahnya, ibu tiri, dan juga saudara tirinya."Aileen, kau tidak memiliki hak untuk menolak. Kau harusnya sadar diri siapa dirimu. Kau hanyalah anak haram yang kami jadikan bagian dari keluarga kami," sahut Nyonya Debora, ibu tiri Aileen yang sedang duduk di sebelah ayah kandungnya."Aileen, seharusnya kau merasa beruntung karena bisa menikah dengan keluarga kaya. Hidupmu akan terjamin dan makmur." Cathleen, wanita muda berambut panjang ikut menimpali ucapan ibunya untuk meyakinkan adik tirinya agar mau menerima tawaran mereka. "Semua yang kau inginkan akan dengan mudah kau dapatkan dan juga, kau akan bahagia jika menikah dengannya."Aileen menggertakan giginya dengan mata memerah. Dia selalu saja menjadi tumbal keluarganya. Selalu saja seperti itu, sejak dulu hingga sekarang. Tidak pernah sekali pun mereka memikirkan bagaimana perasaannya."Kalau begitu kenapa tidak kau saja yang menikah dengannya?" tanya Aileen."A-aku ... aku ..." Cathleen tergagap sesaat, sebelum akhirnya dia menjawab dengan lancar. "Aku tidak bisa menikah dengannya karena aku sudah memiliki kekasih. Mana mungkin aku mengkhianati kekasihku." Dagunya terangkat ke atas saat mengatakan itu, menambahkan kesan angkuh di wajah cantiknya."Bukan cuma kau yang memiliki kekasih di sini, Cathleen. Aku juga memiliki kekasih. Jangan pikirkan dirimu sendiri." Gigi Aileen kembali saling beradu dengan kuat setelah mengatakan itu, tatapannya pun begitu menusuk."Kekasihmu itu tidak jelas asal-usulnya, sementara Tuan Muda Li orang yang sangat kaya. Kau tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk menikah dengan keluarga paling tersohor di kota Imperial. Kehidupanmu akan berubah menjadi tuan putri jika kau menikah dengannya nanti," ujar Cathleen meyakinkan.Aileen mendesis, menarik senyuman miring di wajah cantiknya, kemudian menatap kakak tirinya itu dengan wajah sinis. "Cathleen, kau pikir aku ini bodoh? Aku tahu pria yang akan nikahkan denganku adalah tuan muda pertama dari keluarga Li yang mengalami kelumpuhan akibat kecelakaan dua tahun lalu."Kelopak mata Cathleen terlihat melebar. Namun, hanya sesaat, karena detik selanjutnya sudah berubah menjadi normal.“Kalian bukan ingin menikahkanku, melainkan ingin membuangku dan menjadikanku budak untuk mengurus Tuan Muda Li yang lumpuh itu, bukan?"Perkataan Aileen membuat mulut semuanya terkatup rapat. Setelah hening selama beberapa saat, Tuan Jonas akhirnya angkat bicara."Aileen, sekali ini saja, tolong turuti ayah. Keluarga kita sedang kesulitan dan ayah tidak bisa membayar hutang pada keluarga mereka. Keluarga Li bilang akan menghapuskan semua hutang kita jika kau mau menikah dengan Christian Li."Aileen menatap penuh kecewa pada pria yang duduk di hadapannya itu. Awalnya, dia mengira ayahnya masih memiliki sedikit hati nurani dan tidak akan memaksanya untuk menikahi pria lumpuh itu. Namun, setelah mendengar ucapan ayahnya barusan, harapannya langsung sirna seketika.Sejak kecil Aileen tidak pernah diperlakukan dengan baik oleh keluarganya, selalu saja dimanfaatkan untuk membereskan suatu masalah. Dia memang tinggal di keluarga itu. Namun, dia hanya dianggap sebagai orang luar oleh ketiga orang di depannya itu.Meskipun darah ayahnya mengalir dalam tubuhnya, tapi tidak lantas membuatnya menjadi bagian dari keluarga bahagia ayahnya. Ibunya hanya orang ketiga dalam rumah tangga ayahnya dan Ibu Cathleen. Mana mungkin dia dianggap sebagai keluarga.Sebutan anak haram, sudah sering dia dengar sejak kecil. Meskipun ayahnya secara hukum memasukkannya ke dalam kartu keluarga sebagai anak kedua dari keluarga Kinsey. Nyatanya, ayahnya melakukan itu hanya untuk menyelamatkan reputasinya setelah kasus perselingkuhannya terbongkar."Ayah, tidak bisakah kali ini bukan aku yang kau korbankan?" Sorot mata Aileen terlihat meredup dan wajah terlihat kecewa. "Bagaimanapun, aku juga anakmu."Nyonya Debora berdecih dengan wajah mencemooh, kemudian berkata, "Kau tidak berhak bernegoisasi dengan kami. Kau hanya anak dari wanita penggoda. Ibumu menggoda suamiku hingga melahirkan anak haram sepertimu."Tatapan Aileen memerah, dia kembali menggertakkan giginya dengan rahang yang mengeras. Dia bisa menerima hinaan apa pun dari ibu tirinya. Namun, dia tidak bisa menerima kalau ibunya yang dihina."Ibuku bukan penggoda. Suamimulah yang sudah membohonginya!"Nyonya Debora mendengkus, lalu mencibir dengan wajah angkuh, "Ibumu yang salah. Dia menggoda suamiku di saat kami sudah menikah. Dia hampir saja merusak rumah tangga kami."Tidak ingin suasana semakin memanas, Tuan Jonas akhirnya angkat bicara, "Debora, sudahlah. Jangan mengungkit masa lalu lagi. Apa kau tidak lelah mengungkit masalah itu terus?"Tidak senang dengan ucapan suaminya, Nyonya Debora pun langsung menoleh dan menatap nyalang Tuan Jonas. "Sampai kapan pun, aku akan terus mengungkitnya. Kau dan ibunya sudah mengkhianatiku. Aku tidak akan pernah melupakan pengkhianatan kalian yang sampai membuahkan anak haram sepertinya.”Melihat kemarahan istrinya, Tuan Jonas hanya bisa menghela napas panjang tanpa bisa membalas ucapan istrinya. Tidak ingin memperpanjang masalah, dia memilih untuk beralih pada putri keduanya."Aileen, ayah mohon. Menikahlah dengan Christian Li. Kau tidak akan kesulitan lagi jika menikah dengannya. Anggap saja ini permohonan ayah yang terakhir. Ayah tidak akan pernah meminta bantuanmu lagi setelah ini. Tolonglah ayah sekali ini saja."Aileen mengepalkan tangannya sambil menggertakkan giginya kembali.Alih-alih meminta putri pertamanya untuk menikahi pria lumpuh itu, ayahnya justru lebih memilih mengorbankan dirinya. Padahal, dia juga darah dagingnya, meskipun selama ini tidak pernah dianggap. Demi hutang keluarga mereka, ayahnya mengorbankan dirinya. Padahal Aileen saja tidak tahu untuk apa ayahnya berhutang begitu banyak pada keluarga Li.Melihat Aileen diam saja, Nyonya Debora tidak tahan untuk bersuara, "Aileen, kami sudah menampungmu dan membesarkanmu, kau masih tidak mau membalas budi kepada kami?"Cathleen ikut menimpali ucapan ibunya untuk meyakinkan adiknya tirinya agar mau menerima pernikahan itu. "Aileen, kau bisa bercerai dengannya jika dia sudah sembuh. Kau bisa jadi orang kaya dengan uang tunjangan perceraian. Ambillah sisi baiknya, itu juga demi masa depanmu."Aileen menunduk dengan ekspresi mengejek, dua detik kemudian, dia mengangkat kembali kepalanya dan menatap ke arah Cathleen dan berkata, "Bercerai katamu?" Aileen mendesis dengan senyuman mengejek. "Sebelum aku bisa bercerai, mungkin saja aku sudah mati duluan di tangannya. Apa kau tidak pernah dengar berapa banyak wanita yang hilang tanpa jejak setelah menolak menikah dengannya?"Cathleen langsung bungkam. Bukannya dia tidak tahu mengenai hal itu, tapi dia berusaha untuk menyembunyikan dari Aileen karena takut adik tirinya itu akan menolak menikah dengan Christian Li jika dia tahu hal itu. Rumor itu memang sudah santer terdengar di kota Imperial, tidak hanya di kota itu, tapi juga sudah tersebar di seluruh negeri.Semua wanita menghilang setelah menolak menikah dengan Christian Li. Bahkan, perawat yang ditugaskan untuk merawatnya, tidak ada yang betah menghadapi sikap kasarnya. Beberapa rumor yang tersebar mengatakan kalau pria lumpuh itu membuat beberapa perawatnya terluka parah, hingga harus dilarikan ke rumah sakit, bahkan sampai ada yang cacat."Jika kalian mengirimkanku ke sana, itu sama saja kalian ingin melenyapkanku dengan bantuan orang lain," tambah Aileen lagi. "Apa sebenarnya memang itu tujuan kalian?"Wajah ketiga orang yang di depan Aileen seketika berubah menegang setelah mendengar itu."Aileen, itu hanyalah rumor belaka. Tuan muda Li tidak mungkin membunuhmu," sanggah Tuan Jonas. "Keluarga Li juga tidak akan membiarkan itu terjadi. Lagi pula, Christian Li tidak mungkin melukai istrinya sendiri. Dia pasti memperlakukanmu dengan baik jika kau mau menikah dengannya. Ayah mohon, kali ini saja, turuti permintaan ayah, menikahlah dengannya."Aileen tidak bisa berkata-kata lagi saat melihat ayahnya begitu gigih melemparnya kepada keluarga Li. Setelah berpikir selama beberapa saat, Aileen mengangkat kepalanya, lalu berkata dengan tegas, "Baiklah. Aku akan menikah dengannya. Anggap saja ini sebagai balas budiku karena kalian sudah menampungku dan merawatku selama ini."Ketiga orang yang ada di depannya seketika tersenyum setelah mendengar keputusan Aileen. Mereka tampak senang sekaligus merasa lega karena Aileen mau menikah dengan Christian Li. Tadinya, mereka sempat takut kalau Aileen tidak akan menyetujui pernikahan itu.Wajah mereka pun terlihat sudah tidak setegang tadi, karena Aileen sudah setuju menikah dengan tuan muda Li. Setidaknya, mereka sudah bisa bernapas lega dan tidak perlu lagi khawatir lagi mengenai masalah hutang."Jangan berkata seperti itu, kita adalah keluarga," kata Tuan Jonas."Tidak lagi." Aileen menatap ayahnya dengan wajah dingin. "Setelah ini, kita bukan lagi keluarga. Aku akan memutuskan hubungan dengan kalian semua. Hutang budiku pada kalian selama ini, aku bayar dengan cara menikahinya."Nyonya Debora langsung berdecih dengan tatapan mengejek. "Siapa juga yang mau memiliki hubungan keluarga denganmu. Kau hanyalah beban dan aib bagi keluarga kami. Kami tidak rugi sama sekali kehilanganmu."Mendengar hinaan ibu tirinya itu, Aileen tersenyum getir, setelah itu berdiri. Cukup sudah selama ini dia berkorban untuk keluarganya. Sejak dulu, apa pun yang dia lakukan untuk keluarga itu, tidak pernah dianggap sama sekali."Baiklah, karena kau sudah mengatakan itu, setelah ini, jangan pernah meminta bantuan apa pun lagi dariku. Aku tidak akan pernah mau menjadi tameng Cathleen lagi. Setelah aku resmi menikah dengan Christian Li, berarti hubungan kita juga berakhir. Aku tidak mau memiliki hubungan apa pun lagi dengan kalian. Jangan pernah mencariku lagi di masa depan."Selesai mengatakan itu, Aileen melangkah menuju kamarnya. Dia harus mengemas barang-barangnya secepat mungkin. Bagaimana pun setelah menikah, dia akan tinggal di keluarga Li. Jadi, dia harus memilah pakaian mana yang akan dia bawa nantinya."Ciih, anak itu, belum juga menikah dengan Tuan Muda Li, tapi kesombongannya itu sudah melebihi langit," ucap Nyonya Debora dengan wajah mencemooh.Tidak ada perayaan, tidak ada kata-kata selamat atas pernikahannya. Semuanya terjadi begitu cepat. Dua hari setelahnya, Aileen sudah resmi menjadi istri dari Christian Li. Segala sesuatunya diurus oleh pihak keluarga Li sampai akhirnya akta nikah berada di tangan Aileen. Semua terjadi begitu cepat. Bahkan, dia belum melihat mempelai prianya. Namun, dia sudah bersatus sebagai nyonya muda di keluarga Li. Ada satu hal yang membuatnya merasa marah sekaligus sedih, yaitu keluarganya tidak ada satu pun yang datang kantor catatan sipil untuk mendampinginya. Padahal, mereka semua tahu kalau dirinya akan mencatatkan pernikahannya dengan Christian Li hari ini. Yang membuatnya kecewa adalah mereka semua ada di rumah ketika dia dijemput oleh orang suruhan keluarga Li. Namun, tidak ada satu pun dari mereka yang menawarkan diri untuk mendampinginya. Padahal, dia harus menikah dengan pria itu juga karena mereka. Seharusnya, mereka mereka ikut ke kantor catatan sipil jika memang mereka masih memilik
"Aaaaww!" Aileen merintih seraya memegang dahi yang terasa berdenyut nyeri. Dia tidak tahu apa yang mengenai dahinya, tapi benda itu meninggalkan rasa sakit yang luar biasa di keningnya.“Pergi!” Terdengar suara seorang pria dari dalam kamar disusul benda ketiga yang melayang ke arahnya. Dengan gerakan cepat, Aileen segera menghindar, hingga akhirnya benda tersebut membentur tembok di sebelah kiri dan menimbulkan suara benturan keras.Lucia menoleh ke kiri dengan jantung yang berpacu dengan cepat. Setelah dilempari untuk ketiga kalinya, Aileen pun langsung meningkatkan kewaspadaanya karena takut sebuah benda kembali melayang ke arahnya. Dia berusaha mencari sosok pria yang sejak tadi melemparinya, tapi sayangnya dia kesulitan karena kamar tersebut sangat gelap. Belum sempat bernapas lega, sebuah benda kecil berkilau melesat dengan cepat ke arahnya tanpa bisa dia hindari."Aaawww!" Aileen kembali merintih setelah benda tersebut mendarat di pelipisnya. Dia mengerutkan kening sambil m
"Tidak. Aku sama sekali tidak takut denganmu," jawab Aileen dengan tegas. "Kau manusia dan aku juga manusia, untuk apa aku takut denganmu?""Bukan denganku, tapi wajahku." Suara dingin Christian Li kembali menyapa indra pendengaran Aileen."Memangnya kenapa wajahmu?""Kau ... tidak merasa jijik atau takut melihat wajahku yang mengerikan ini?"Sejujurnya, Aileen sempat merasa terkejut ketika melihat wajah Christian Li, tapi hanya sebatas itu, tidak ada rasa takut atau jijik sedikit pun seperti yang ditanyakan oleh Christian. Aileen akui, wajah Christian Li sedikit mengerikan, ada luka bakar di bagian kiri wajahnya. Meskipun begitu, lukanya itu masih tidak bisa menutupi ketampanan pria di depannya. Yaa, pria itu tetap terlihat tampan, walaupun ada bekas luka bakar di wajahnya."Hanya luka bakar saja, kenapa harus takut?" ujar Aileen dengan acuh tak acuh. "Menurutku, manusia yang tidak memiliki hati nurani, lebih mengerikan dan menakutkan dari apa pun di dunia ini."Sorot mata Christian
Ketika dia bingung harus berbuat apa, tiba-tiba pintu diketuk seseorang. Aileen langsung bernapas lega. Ketika suara ketukan kembali terdengar untuk kedua kalinya, secara alami Aileen berjalan ke arah pintu untuk membukanya."Nyonya Muda, itu ..." Bibi Nian terlihat menunjuk ke arah dahi Aileen yang memar dengan wajah terkejut."Oh, ini ..." Setelah menyentuh dahinya, Aileen tersenyum, lalu berkata, "Hanya luka kecil. Aku baik-baik saja.""Akan saya ambilkan kotak obat dulu." Sebelum bibi Nian sempat melangkah, Aileen sudah lebih dulu mencegahnya. "Tidak perlu. Aku sungguh tidak apa-apa." Aileen kemudian bertanya alasan Bibi Nian datang ke kamarnya."Nyonya Caisa memanggil Nyonya Muda turun ke bawah.""Baiklah. Aku akan turun sebentar lagi, tapi biasakah Bibi Nian ambilkan alat kebersihan sekarang? Aku harus membersihkan kamarku terlebih dahulu." Dia tidak mungkin meninggalkan kamar dalam keadaan berantakan, terlebih dengan kondisi Christian Li yang seperti itu."Bisa, Nyonya Muda. T
"Bukan aku yang berhutang padamu. Lagi pula, aku sudah tidak peduli dengan mereka. Kau bisa melakukan apa pun pada mereka semua. Aku tidak ada hubungannya lagi dengan mereka."Dia sudah memutuskan hubungan dengan ayahnya dan keluarganya semenjak memutuskan untuk menikah dengan Christian Li. Mereka saja tidak peduli dengan hidup dan matinya, untuk apa juga dia peduli dengan masalah yang mereka buat sendiri. Sudah cukup selama ini dia berkorban untuk keluarga itu."Apa kau tidak membaca kontrak yang kau tanda tangani 2 hari yang lalu dengan teliti?""Kontrak?" ulang Aileen dengan dahi berkerut."Ya. Kontrak yang diberikan ayahmu untuk kau tanda tangani. Di sana tertera tanda tangan dan nama jelasmu sebagai penerima pinjaman sebesar 5 Miliar dan kau harus mengembalikannya 10 kali lipat, jika kau tidak mau melalukan apa yang aku perintahkan."Mata Aileen membulat sempurna. "Aku tidak menerima uang itu sepeser pun. Aku saja tidak mengetahui mengenai uang itu."Dua hari yang lalu, ayahnya m
"Kau ... kenapa bisa ada di sini?"Pria bernama Arthur itu tersenyum. Dia memiliki paras rupawan, saat tersenyum, ada lekukan dalam di kedua sisi bibirnya yang membuat senyumannya semakin manis. Wajah pria itu terlihat sangat lembut dengan mata sayu dan rahang bulat, berbeda sekali dengan Christian Li yang memiliki mata tajam dan rahang tegas, membuatnya terlihat lebih tegas dan maskulin."Kau tidak mendengar ucapan Bibi Caisa barusan?" Arthur terkekeh pelan saat melihat ekspresi terkejut Aileen. "Aah, maaf." Aileen tersenyum kaku saat menyadari kebodohannya.Sudah jelas-jelas Nyonya Caisa tadi memperkenalkan Arthur sebagai sepupu dari Christian Li, tapi dia justru bertanya dengan bodohnya bertanya seperti itu.“Kau sendiri sedang apa di sini? Apa kau mengikutiku?” goda Arthur dengan senyuman manisnya.“Dia istri Christian. Mereka baru saja mencacatkan pernikahan mereka siang tadi di kantor catatan sipil."Jawaban nyony
"Aku ingin berbicara denganmu sebentar."Aileen menautkan alisnya mendengar itu. Dia merasa tidak memiliki hal yang perlu di bahas dengan pria itu. Meskipun, mereka saling mengenal, tapi mereka tidak cukup akrab sebelumnya. Hanya bertemu beberapa kali, tidak membuat Aileen langsung dekat dengan Arthur. Apalagi, saat ini status dirinya sudah berbeda, tidak lajang lagi. Tiba-tiba saja ada rasa sungkan di hatinya, jika berdekatan dengan pria lain."Apa yang ingin kau bicarakan denganku?""Aku hanya ingin tahu, di mana kau mengenal Christian, dan bagaimana kau bisa menikah dengannya?"Aileen memandangi wajah rupawan Arthur dengan seksama, seolah sedanh mencari tahu maksud dari pertanyaan pria itu."Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Arthur heran. Nampaknya, tatapan Aileen itu membuatnya merasa sedikit tidak nyaman.Menyadari sikap tidak sopannya, Aileen segera tersenyum kaku sambil meminta maaf pada Arthur. "Aku harus
Pagi harinya, saat Christian Li membuka mata, dia melihat Aileen meringkuk di sofa panjang seraya memeluk tubuhnya sendiri. Sepertinya dia kedinginan akibat tidak memakai selimut semalam. Christian Li menyingkap selimut yang menutupi tubuh bagian bawahnya, lalu menggeser tubuhnya secara perlahan dengan bantuan tangannya menuju tepi tempat tidur.Dia mencoba untuk meraih air minum yang ada di atas nakas, tapi belum sempat dia meraihnya, gelas tersebut justru terdorong menjauh, hingga akhirnya terjatuh dan menimbulkan suara nyaring yang membuat Aileen terbangun dengan wajah terkejut. Dengan kesadaran seadanya, Aileen segera menoleh ke sumber suara dan melihat pecahan gelas berhamburan bersama dengan air sudah menggenang di lantai.Aileen bergegas duduk dengan wajah panik setelah melihat itu. “Jangan bergerak!" seru Aileen cepat. "Tetap di tempatmu. Ada banyak pecahan kaca di bawah. Aku akan membersihkannya dulu.” Aileen tidak tahu kalau perkataannya tanpa s