Tidak ada perayaan, tidak ada kata-kata selamat atas pernikahannya. Semuanya terjadi begitu cepat. Dua hari setelahnya, Aileen sudah resmi menjadi istri dari Christian Li. Segala sesuatunya diurus oleh pihak keluarga Li sampai akhirnya akta nikah berada di tangan Aileen.
Semua terjadi begitu cepat. Bahkan, dia belum melihat mempelai prianya. Namun, dia sudah bersatus sebagai nyonya muda di keluarga Li. Ada satu hal yang membuatnya merasa marah sekaligus sedih, yaitu keluarganya tidak ada satu pun yang datang kantor catatan sipil untuk mendampinginya. Padahal, mereka semua tahu kalau dirinya akan mencatatkan pernikahannya dengan Christian Li hari ini.Yang membuatnya kecewa adalah mereka semua ada di rumah ketika dia dijemput oleh orang suruhan keluarga Li. Namun, tidak ada satu pun dari mereka yang menawarkan diri untuk mendampinginya. Padahal, dia harus menikah dengan pria itu juga karena mereka. Seharusnya, mereka mereka ikut ke kantor catatan sipil jika memang mereka masih memiliki hati nurani.Kalau tahu akan seperti itu, lebih baik dia kabur sejak awal, biarkan saja mereka pusing dengan masalah hutang itu, tapi setelah dipikir-pikir lagi, menyesal pun sudah terlambat. Sekarang, dia harus memikirkan cara, bagaimana bisa segera keluar dari keluarga Li dengan cepat."Mari, Nyonya Muda."Seorang pria yang memakai setelan jas lengkap mengajak Aileen berjalan menuju mobil setelah berada di luar kantor catatan sipil. Pria itu adalah salah satu orang suruhan keluarga Li yang sejak tadi menemaninya mengurus akta nikah.Siang tadi, keluarga Li mengutus 3 orang untuk menjemputnya di rumah dan membawanya ke kantor catatan sipil. Ketika dijemput, Aileen membawa serta kopernya saat akan ke kantor catatan sipil karena dia akan langsung tinggal di kediaman utama keluarga Li setelah resmi menikah dengan Christian Li.Karena urusan di kantor catatan sipil sudah selesai. Jadi, Aileen akan langsung dibawa ke kediaman utama keluarga Li, dimana suaminya tinggal. Ini pertama kalinya Aileen akan menginjakkan kakinya kediaman keluarga paling tersohor di kota Imperial."Sudah sampai, Nyonya Muda."Sebelum turun dari mobil, Aileen menatap sejenak pada bangunan besar yang lebih mirip dengan bangunan istana. Dia tidak bisa menyembunyikan kekagumannya pada saat melihat bangunan megah di depannya itu.Setelah turun dari mobil, pria yang membukakan pintu untuknya itu membimbing Aileen masuk ke dalam. Aileen kembali dibuat takjub dengan interior di dalam rumah tersebut. Meskipun dia sangat kagum, dia berusaha untuk menyembunyikan kekagumannya dengan menampilkan ekspresi biasa."Silahkan duduk, Nyonya Muda. Nyonya Besar sebentar lagi akan menemuimu."Setelah Aileen mengangguk, pria itu berlalu dari sana, meninggalkannya sendiri di ruangan itu. Jantung Aileen berdebar kencang selagi menunggu kedatangan tuan rumah dari kediaman besar itu.Tidak lama setelahnya, terlihat seorang wanita berumur sekitar 50 tahun yang memiliki aura wanita berkelas, berjalan anggun ke arahnya. Aileen segera menyapa dengan sopan setelah wanita paruh baya itu duduk di depannya.“Namaku Caisa. Aku ibu tiri dari Christian Li.” Wanita yang terlihat lebih muda dari usianya itu memperkenal diri pada Aileen setelah dirinya selesai menyapanya. “Selamat bergabung di keluarga besar Li.”Tidak ada keramahan sedikit di wajah wanita di depan Aileen saat mengatakan itu. Wajahnya terlihat datar, terselip aura keangkuhan dalam sorot matanya.“Terima kasih,” kata Aileen dengan sopan.“Di kediaman utama ini, selain Christian, ada juga bibinya yang tinggal di sini, tapi dia sedang pergi ke luar negeri. Kemungkinan akan kembali beberapa hari lagi.”“Nyonya tinggal di sini?”“Tidak. Aku tinggal di mansion suamiku dengan anakku, tapi biasanya aku akan menginap seminggu 4 kali di sini. Bibi Christianlah yang menetap di sini.”Aileen mengangguk tanda mengerti.“Sebenarnya, banyak yang ingin aku bicarakan denganmu, tapi karena kau baru saja datang, kita bisa bicara nanti malam. Kau bisa beristirahat dulu di kamarmu setelah ini, tapi sebelum itu, kau akan diantar pelayan untuk berkeliling agar kau tidak tersesat.”Setelah Nyonya Caisa selesai bicara dengan Aileen, dia menoleh pada pelayan, lalu memintanya untuk membawa Aileen untuk berkeliling di kediaman keluarga Li sebelum dia dibawa ke kamar pribadi Christian.Aileen harus tahu seluk-beluk kediaman utama keluarga Li lebih dulu, agar kedepannya dia tidak salah masuk ruangan. Apalagi, kediaman Li sangat besar serta terdapat banyak ruangan di sana, kemungkinan bisa tersesat jika baru pertama kali berkunjung ke sana.Setelah selesai berkeliling di seluruh kediaman kekuarga Li, Bibi Nian kembali mengantar Aileen untuk bertemu dengan Nyonya Caisa.“Bibi Nian, antar Aileen ke kamar Christian.”“Tapi Nyonya, tuan muda tidak suka kala—”Nyonya Caisa langsung menyela ucapan pelayannya saat tahu apa yang akan disampaikan olehnya. “Bibi Nian, Aileen sudah menjadi istri Christian. Jadi, sudah seharusnya mereka tidur di kamar yang sama.”Wajah Bibi Nian terlihat ragu. Namun, dia tidak berani membantah perintah Nyonya Caisa. Dia tidak mau kehilangan pekerjaan hanya karena membantahnya.Bibi Nian akhirnya mengajak Aileen menuju lantai dua. Setelah menginjakkan kaki di lantai 2, Aileen menarik koper sendiri miliknya dan berjalan mengikuti Bibi Nian, hingga berhenti di depan kamar letaknya berada di ujung.“Nyonya Muda, silahkan masuk. Aku hanya bisa mengantarmu sampai di sini. Tuan muda tidak suka jika orang lain masuk ke dalam kamarnya tanpa seijinnya."“Tidak apa-apa, Bibi Nian. Aku akan masuk sendiri,” ucap Aileen dengan ramah. “Terima kasih sudah mengantarku sampai di sini.”Bibi Nian membungkuk sejenak, lalu berkata, “Nyonya Muda bisa memanggilku jika memerlukan sesuatu.”Aileen tersenyum sambil mengangguk ringan. Saat Aileen akan meraih handle pintu, Bibi Nian kembali berkata, “Nyonya Muda, hati-hati.”Ucapan Bibi Nian membuat Aileen merasa sedikit takut. Tiba-tiba saja dia merasa sesuatu yang buruk akan menimpanya.Rumor yang mengatakan Christian Li adalah pria yang kasar dan kejam, kembali terlintas di benaknya. Meskipun merasa takut, dia sudah tidak bisa mundur lagi. Mau tidak mau, dia harus masuk ke dalam.Sebelum membuka pintu, dia menarik napas panjang dan menghembuskannya secara kasar. Usai mempersiapkan mentalnya, Aileen meraih handle, lalu membuka pintu.Gelaaap....Dia tidak bisa melihat apa pun di dalam kamar tersebut karena lampunya tidak menyala. Baru saja akan melangkah masuk, sebuah benda melayang tepat ke arah kanannya hingga menimbulkan suara nyaring.Craaaaang!Tubuh Aileen seketika membeku. Dia tidak bisa mengggerakkan tubuhnya sama sekali selama beberapa detik karena terlampau terkejut. Selanjutnya, dia merasakan tubuhnya dialiri oleh hawa dingin yang membuat tubuhnya menggigil ketika melihat bayangan hitam dari dalam kamar.Belum sempat bereaksi, sebuah benda kembali melayang ke arahnya tanpa bisa dia hindari, hingga akhirnya mengenai dahi kanannya."Aaaaww!" Aileen merintih seraya memegang dahi yang terasa berdenyut nyeri. Dia tidak tahu apa yang mengenai dahinya, tapi benda itu meninggalkan rasa sakit yang luar biasa di keningnya.“Pergi!” Terdengar suara seorang pria dari dalam kamar disusul benda ketiga yang melayang ke arahnya. Dengan gerakan cepat, Aileen segera menghindar, hingga akhirnya benda tersebut membentur tembok di sebelah kiri dan menimbulkan suara benturan keras.Lucia menoleh ke kiri dengan jantung yang berpacu dengan cepat. Setelah dilempari untuk ketiga kalinya, Aileen pun langsung meningkatkan kewaspadaanya karena takut sebuah benda kembali melayang ke arahnya. Dia berusaha mencari sosok pria yang sejak tadi melemparinya, tapi sayangnya dia kesulitan karena kamar tersebut sangat gelap. Belum sempat bernapas lega, sebuah benda kecil berkilau melesat dengan cepat ke arahnya tanpa bisa dia hindari."Aaawww!" Aileen kembali merintih setelah benda tersebut mendarat di pelipisnya. Dia mengerutkan kening sambil m
"Tidak. Aku sama sekali tidak takut denganmu," jawab Aileen dengan tegas. "Kau manusia dan aku juga manusia, untuk apa aku takut denganmu?""Bukan denganku, tapi wajahku." Suara dingin Christian Li kembali menyapa indra pendengaran Aileen."Memangnya kenapa wajahmu?""Kau ... tidak merasa jijik atau takut melihat wajahku yang mengerikan ini?"Sejujurnya, Aileen sempat merasa terkejut ketika melihat wajah Christian Li, tapi hanya sebatas itu, tidak ada rasa takut atau jijik sedikit pun seperti yang ditanyakan oleh Christian. Aileen akui, wajah Christian Li sedikit mengerikan, ada luka bakar di bagian kiri wajahnya. Meskipun begitu, lukanya itu masih tidak bisa menutupi ketampanan pria di depannya. Yaa, pria itu tetap terlihat tampan, walaupun ada bekas luka bakar di wajahnya."Hanya luka bakar saja, kenapa harus takut?" ujar Aileen dengan acuh tak acuh. "Menurutku, manusia yang tidak memiliki hati nurani, lebih mengerikan dan menakutkan dari apa pun di dunia ini."Sorot mata Christian
Ketika dia bingung harus berbuat apa, tiba-tiba pintu diketuk seseorang. Aileen langsung bernapas lega. Ketika suara ketukan kembali terdengar untuk kedua kalinya, secara alami Aileen berjalan ke arah pintu untuk membukanya."Nyonya Muda, itu ..." Bibi Nian terlihat menunjuk ke arah dahi Aileen yang memar dengan wajah terkejut."Oh, ini ..." Setelah menyentuh dahinya, Aileen tersenyum, lalu berkata, "Hanya luka kecil. Aku baik-baik saja.""Akan saya ambilkan kotak obat dulu." Sebelum bibi Nian sempat melangkah, Aileen sudah lebih dulu mencegahnya. "Tidak perlu. Aku sungguh tidak apa-apa." Aileen kemudian bertanya alasan Bibi Nian datang ke kamarnya."Nyonya Caisa memanggil Nyonya Muda turun ke bawah.""Baiklah. Aku akan turun sebentar lagi, tapi biasakah Bibi Nian ambilkan alat kebersihan sekarang? Aku harus membersihkan kamarku terlebih dahulu." Dia tidak mungkin meninggalkan kamar dalam keadaan berantakan, terlebih dengan kondisi Christian Li yang seperti itu."Bisa, Nyonya Muda. T
"Bukan aku yang berhutang padamu. Lagi pula, aku sudah tidak peduli dengan mereka. Kau bisa melakukan apa pun pada mereka semua. Aku tidak ada hubungannya lagi dengan mereka."Dia sudah memutuskan hubungan dengan ayahnya dan keluarganya semenjak memutuskan untuk menikah dengan Christian Li. Mereka saja tidak peduli dengan hidup dan matinya, untuk apa juga dia peduli dengan masalah yang mereka buat sendiri. Sudah cukup selama ini dia berkorban untuk keluarga itu."Apa kau tidak membaca kontrak yang kau tanda tangani 2 hari yang lalu dengan teliti?""Kontrak?" ulang Aileen dengan dahi berkerut."Ya. Kontrak yang diberikan ayahmu untuk kau tanda tangani. Di sana tertera tanda tangan dan nama jelasmu sebagai penerima pinjaman sebesar 5 Miliar dan kau harus mengembalikannya 10 kali lipat, jika kau tidak mau melalukan apa yang aku perintahkan."Mata Aileen membulat sempurna. "Aku tidak menerima uang itu sepeser pun. Aku saja tidak mengetahui mengenai uang itu."Dua hari yang lalu, ayahnya m
"Kau ... kenapa bisa ada di sini?"Pria bernama Arthur itu tersenyum. Dia memiliki paras rupawan, saat tersenyum, ada lekukan dalam di kedua sisi bibirnya yang membuat senyumannya semakin manis. Wajah pria itu terlihat sangat lembut dengan mata sayu dan rahang bulat, berbeda sekali dengan Christian Li yang memiliki mata tajam dan rahang tegas, membuatnya terlihat lebih tegas dan maskulin."Kau tidak mendengar ucapan Bibi Caisa barusan?" Arthur terkekeh pelan saat melihat ekspresi terkejut Aileen. "Aah, maaf." Aileen tersenyum kaku saat menyadari kebodohannya.Sudah jelas-jelas Nyonya Caisa tadi memperkenalkan Arthur sebagai sepupu dari Christian Li, tapi dia justru bertanya dengan bodohnya bertanya seperti itu.“Kau sendiri sedang apa di sini? Apa kau mengikutiku?” goda Arthur dengan senyuman manisnya.“Dia istri Christian. Mereka baru saja mencacatkan pernikahan mereka siang tadi di kantor catatan sipil."Jawaban nyony
"Aku ingin berbicara denganmu sebentar."Aileen menautkan alisnya mendengar itu. Dia merasa tidak memiliki hal yang perlu di bahas dengan pria itu. Meskipun, mereka saling mengenal, tapi mereka tidak cukup akrab sebelumnya. Hanya bertemu beberapa kali, tidak membuat Aileen langsung dekat dengan Arthur. Apalagi, saat ini status dirinya sudah berbeda, tidak lajang lagi. Tiba-tiba saja ada rasa sungkan di hatinya, jika berdekatan dengan pria lain."Apa yang ingin kau bicarakan denganku?""Aku hanya ingin tahu, di mana kau mengenal Christian, dan bagaimana kau bisa menikah dengannya?"Aileen memandangi wajah rupawan Arthur dengan seksama, seolah sedanh mencari tahu maksud dari pertanyaan pria itu."Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Arthur heran. Nampaknya, tatapan Aileen itu membuatnya merasa sedikit tidak nyaman.Menyadari sikap tidak sopannya, Aileen segera tersenyum kaku sambil meminta maaf pada Arthur. "Aku harus
Pagi harinya, saat Christian Li membuka mata, dia melihat Aileen meringkuk di sofa panjang seraya memeluk tubuhnya sendiri. Sepertinya dia kedinginan akibat tidak memakai selimut semalam. Christian Li menyingkap selimut yang menutupi tubuh bagian bawahnya, lalu menggeser tubuhnya secara perlahan dengan bantuan tangannya menuju tepi tempat tidur.Dia mencoba untuk meraih air minum yang ada di atas nakas, tapi belum sempat dia meraihnya, gelas tersebut justru terdorong menjauh, hingga akhirnya terjatuh dan menimbulkan suara nyaring yang membuat Aileen terbangun dengan wajah terkejut. Dengan kesadaran seadanya, Aileen segera menoleh ke sumber suara dan melihat pecahan gelas berhamburan bersama dengan air sudah menggenang di lantai.Aileen bergegas duduk dengan wajah panik setelah melihat itu. “Jangan bergerak!" seru Aileen cepat. "Tetap di tempatmu. Ada banyak pecahan kaca di bawah. Aku akan membersihkannya dulu.” Aileen tidak tahu kalau perkataannya tanpa s
Mendengar Aileen lagi-lagi menyebutkan statusnya, Christian Li tidak tahan untuk mencibirnya. “Lancar sekali mulutmu menyebut kata istri di depanku.”Meskipun takut, Aileen memberanikan diri untuk membalas ucapan suaminya. "Aku memang istrimu." Sambil meremas kedua tangannya, Aileen kembali bersuara, "Apa perlu aku tunjukkan akta nikah kita agar kau bisa melihat kalau aku memang istri sahmu?"Christian Li mendesis dengan wajah dinginnya, lalu berucap, "Hanya selembar kertas saja, tidak akan membuatku terikat denganmu.""Tapi selembar kertas itu memiliki kekuatan hukum yang kuat. Statusku menjadi jelas dan hak-hakku dilindungi oleh kertas tersebut. Kau adalah suamiku. Aku sudah resmi menjadi Nyonya Muda Li, kau tidak bisa menyangkal itu."Christian Li menunduk, menarik seringai tipis, lalu berdecih. "Nyonya Muda Li." Salah satu sudut bibirnya tertarik ke atas, kemudian dia mengangkat kembali kepalanya dan berkata, "Sepertinya kau suka sekali dengan