Share

Bab 3 Wajah Tuan Muda Li

"Aaaaww!"

Aileen merintih seraya memegang dahi yang terasa berdenyut nyeri. Dia tidak tahu apa yang mengenai dahinya, tapi benda itu meninggalkan rasa sakit yang luar biasa di keningnya.

“Pergi!” Terdengar suara seorang pria dari dalam kamar disusul benda ketiga yang melayang ke arahnya.

Dengan gerakan cepat, Aileen segera menghindar, hingga akhirnya benda tersebut membentur tembok di sebelah kiri dan menimbulkan suara benturan keras.

Lucia menoleh ke kiri dengan jantung yang berpacu dengan cepat. Setelah dilempari untuk ketiga kalinya, Aileen pun langsung meningkatkan kewaspadaanya karena takut sebuah benda kembali melayang ke arahnya. Dia berusaha mencari sosok pria yang sejak tadi melemparinya, tapi sayangnya dia kesulitan karena kamar tersebut sangat gelap.

Belum sempat bernapas lega, sebuah benda kecil berkilau melesat dengan cepat ke arahnya tanpa bisa dia hindari.

"Aaawww!"

Aileen kembali merintih setelah benda tersebut mendarat di pelipisnya. Dia mengerutkan kening sambil menahan rasa nyeri di dekat matanya.

Dia tidak tahu benda apa yang mengenai pelipisnya, tapi dia merasa kalau benda tersebut sepertinya terbuat dari besi atau semacamnya. Beruntung benda itu tidak mengenai matanya. Jika tidak, mungkin saja akan melukai matanya dan paling fatal adalah dia bisa buta.

"Tidak bisakah kau berhenti melemparku dengan barang? Aku datang baik-baik ke sini."

Aileen akhirnya memberanikan diri untuk bersuara karena tidak tahan dengan sikap kasar pria itu. Meskipun, dia sudah tahu pria yang menjadi suaminya itu adalah orang yang kejam. Namun, dia tidak menyangka kalau pria itu akan menyerangnya secara membabi-buta seperti tadi.

“Keluar dari kamarku!” Suara pria itu kembali menggema di seluruh kamar itu.

Ingin sekali rasanya Aileen masuk ke dalam untuk berbicara dengan pria itu, tapi dia tidak memiliki keberanian sama sekali. Dia takut Christian Li akan berbuat hal yang lebih kejam lagi dari sebelumnya jika dia nekat masuk ke dalam.

Pada akhirnya, Aileen hanya bisa berdiri di tempatnya dengan tatapan yang tertuju ke dalam dalam kamar. Dia sedang mencoba menemukan di mana keberadaan suami lumpuhnya.

Butuh waktu selama 2 menit untuk menyesuaikan penglihatannya dengan bantuan pencahayaan yang berasal dari lampu yang tidak jauh dari kamar Christian Li. Aileen pun akhirnya bisa melihat bayangan pria sedang duduk di sebuah kursi roda. Meskipun tidak terlihat jelas, tapi dia bisa melihat sorot mata pria itu nampak berkilat.

Tidak lama berselang, sebuah benda kembali melayang ke arah Aileen, tapi kali ini bisa dihindari olehnya dengan bantuan cahaya redup di kamar tersebut. Beruntung dia dengan sigap menggerakkan tubuhnya ke samping. Jika tidak, wajahnya pasti terkena lemparan benda yang Aileen yakini adalah sebuah bingkai foto.

“Pergi dan tutup pintunya!” Suara pria itu kembali menggema di kamar tersebut, hingga mengembalikan kesadaran Aileen.

“Maaf, Tuan muda Li, aku tidak bisa keluar dari sini. Mulai sekarang, aku akan tinggal di kamar yang sama denganmu karena aku sudah resmi menjadi istrimu hari ini. Aku baru saja pulang dari kantor catatan sipil untuk mengurus akta nikah kita."

Butuh keberanian besar untuk mengatakan itu. Bahkan Aileen harus mengepalkan tangannya agar tetap bisa menyelesaikan ucapannya tadi. Bagaimanapun, dia tidak tahu apa yang akan dilakukan pria yang baru sama menjadi suaminya jika sampai dia menyinggungnya.

“Istri?” Terdengar cibiran dari pria itu. “Sampai kapan pun aku tidak akan menerimamu sebagai istriku.”

Sebelumnya, Nyonya Caisa sempat memberitahu Aileen kalau dia pasti akan mendapatkan penolakan keras dari Christian Li. Jadi, dia meminta untuk tetap bertahan apa pun yang akan dilakukan oleh Christian Li nantinya. Itu sebabnya, Aileen memilih bertahan di kamar itu, meskipun dia sebenarnya merasa sangat takut.

“Keluar sekarang juga! Kesabaranku terbatas."

Dia tidak bisa pergi. Keluarganya tidak akan mau menerimanya lagi. Dia juga sudah resmi menjadi istri Christian Li. Jadi, mau tidak mau, dia harus tetap di sana.

Aileen akhirnya mengumpulkan seluruh keberaniannya, lalu berkata dengan pelan, “Lakukan apa pun yang kau mau, tapi aku tidak akan pergi ke mana pun. Aku akan tetap tidur di kamar ini bersamamu. Aku istrimu. Jadi, aku juga berhak tidur di kamar ini.”

Setelah mengatakan itu, Aileen menoleh ke kanan sambil meraba saklar lampu. Setelah menemukannya, dia menekan saklar tersebut, hingga seisi kamar itu menjadi terang. Saat pandangannya mengarah ke depan, dia bisa melihat dengan jelas wajah pria itu. Wajah yang tidak pernah terbayangkan sama sekali olehnya.

"Kenapa? Terkejut melihat wajahku?" Suara dingin Christian Li menyapa indra pendengaran Aileen yang nampak sedang membatu di tempatnya.

Aileen buru-buru menggeleng, mencoba mengenyahkan apa yang sempat melintas di benaknya. "Tidak. Aku hanya—"

"Belum terlambat jika kau ingin melarikan diri sekarang. Pergilah yang jauh dan jangan pernah kembali ke sini. Selama kau merahasiakan apa yang kau lihat dan dengar di rumah ini, hidupmu akan aman."

Barusan ini Christian Li sedang membantunya, memperingatkan atau sedang mengancamnya?

Aileen sama sekali tidak tahu arti dari ucapan Christian Li tadi. Saat melihat tatapan yang begitu tajam dari Christian Li, tanpa sadar Aileen menelan salivanya dengan susah payah. Meskipun, dia takut dengan pria di depannya, dia tetap harus terlihat berani. Sebenarnya bukannya takut melihat wajahnya, tapi takut dengan apa yang akan pria itu lakukan padanya setelah ini.

"Sudah aku bilang, aku tidak akan ke mana-mana. Aku akan tetap di sini," kata Aileen dengan tegas, mencoba untuk terlihat berani di depan pria yang sudah resmi menjadi suaminya itu.

Melihat Aileen masih berdiam di tempatnya, Christian Li memandanginya dengan tatapan menelisik.

Aileen yang ditatap seperti itu, merasakan ketidaknyamanan di dalam hatinya, tapi sebisa mungkin dia tahan. Dia mencoba untuk tetap bersikap biasa di depan Christian Li.

Jika diperhatikan lebih dengan seksama, wajah Christian Li terlihat datar. Namun, sorot matanya terlihat begitu tajam dan juga sangat dingin.

"Kau masih bertahan di sini, apa kau tidak takut denganku?"

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Uci Lurum
Wajahnya kenapa tuh?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status