Share

Barbara Gulabi

Setelah mendapatkan alamat yang dimaksud, Raja segera memutar balik mobilnya menuju tempat tujuan. Mobil Raja berhenti tepat di depan sebuah gedung yang terlihat ramai, meskipun malam telah larut, tempat itu malah semakin terasa hidup. Sorot lampu-lampu neon menyinari jalanan dan memancarkan cahaya yang khas dari tempat hiburan malam.

Raja terdiam sejenak, mata melihat sekeliling. Ternyata, gedung di depannya adalah tempat hiburan malam yang dikenal luas. Suasana semakin hidup dengan banyak laki-laki yang tampak gelisah, haus akan belaian, dan para wanita dengan pakaian yang mengundang berjejer siap melayani para pria hidung belang.

Raja merasa tercengang dan bingung, selama ini ia tidak pernah pergi ke tempat seperti ini sendiri, hanya sekali dan saat itu bersama Luis yang mengajaknya sewaktu mereka kuliah di luar negeri. Dalam kebingungannya, Raja menyusuri lorong-lorong setiap ruangan untuk mencari keberadaan sosok wanita yang bernama Barbara Gulabi .

"Hai, tampan! Mau main bersamaku?" goda salah satu wanita berpakaian sangat seksi.

Raja hanya menggeleng seraya mengibaskan tangannya sopan.

Banyak wanita yang bekerja di tempat ini melirik ke arah Raja, merasa tertarik oleh penampilannya yang terlihat berbeda dari pria lain yang biasa berkunjung ke klub tersebut. Raja terasa seperti angin segar di antara para pengunjung biasa yang lebih sering terlihat kasual. Ekspresi wajah wanita-wanita itu berubah, seolah mereka menyadari bahwa Raja bukanlah pelanggan biasa.

Tempat ini memang bukan klub kelas atas, tarif mereka relatif lebih terjangkau dibandingkan dengan klub besar lainnya. Klub ini umumnya ramai oleh pria hidung belang, mereka yang hanya mampu membayar tarif murah untuk hiburan malam.

"Permisi! Apa di sini ada wanita yang bernama Barbara Gulabi?" tanya Raja pada salah satu bartender yang sedang melayani pelanggan.

Pria yang memakai anting lidahnya menatap aneh pada Raja.

"Kau pelanggannya?"

Raja diam bingung harus menjawab apa.

"Tunggu saja, sebentar lagi dia akan muncul."

"Di mana saya bisa menemuinya?"

Belum sempat seorang bartender menjawab pertanyaan Raja, dari arah tengah pusat ruangan gelap yang hanya dihiasi kerlap-kerlip lampu disko, muncullah seorang wanita dengan pakaian seksi. Ia berjalan dengan penuh percaya diri ke arah tiang penari yang sudah di kerumuni oleh para laki-laki yang sejak tadi telah menantikan kehadirannya.

Langkahnya yang anggun dan gerakan tubuh yang memikat segera menarik perhatian seluruh pengunjung klub, termasuk Raja.

Wanita yang hanya mengenakan atasan dengan model bralette dan bawahan celana strit pendek sepangkal paha yang dilapisi rumbai-rumbai, dengan gerakan yang penuh sensual, memulai tarian eksotisnya di sekitar tiang. Sorotan lampu disko mengikuti setiap gerakannya, menciptakan siluet yang menarik dan memukau. Suara musik berdenyut dan suasana semakin panas dengan ketertarikan para pria yang terpesona oleh penampilannya.

Atmosfer tempat itu tiba-tiba berubah, dan para pria yang sebelumnya hanya sibuk dengan minumannya, kini terpaku pada penampilan wanita itu yang mempesona di tengah-tengah mereka.

Raja, sementara itu, masih berada di sudut ruangan dengan pandangan bingung, "Itu dia, Barbara Gulabi." sahut si bartender.

~~~~~ooOOoo~~~~~

Raja memperhatikan Barbara yang menari dengan gerakan yang sangat eksotis. Kesan sensual menyelimuti tarian itu. Dalam sorotan lampu disko, penampilannya memang menghipnotis, namun Raja juga melihat banyak tangan pria yang mencoba menyentuh bagian tubuhnya.

Meskipun begitu, Barbara dengan cepat menepis tangan-tangan pria hidung belang yang berusaha menyentuh bagian tubuhnya. Menunjukkan ekspresi yang jelas bahwa ia tidak suka jika para pria hidung belang itu mencoba menyentuh tubuhnya.

Meski Barbara bekerja di klub sebagai wanita hiburan, namun ia memiliki prinsip yang kuat dalam pekerjaannya. Ia menegaskan pada dirinya sendiri bahwa tidak ada pria yang diizinkan menyentuh tubuhnya. Barbara memilih untuk memuaskan pelanggan dengan caranya sendiri.

"Ya Tuhan, sepertinya aku salah memilih," gumam Raja ragu dengan pilihannya yang akan menjadikan Barbara istri kontrak.

Tidak mungkin ia menikahi Barbara, lihat saja tubuh wanita itu sudah dinikmati banyak pasang mata laki-laki.

Dari tempat duduknya, Raja masih memperhatikan Barbara yang menerima sejumlah uang bayaran dari para pria di sekitarnya. Wanita itu seperti sekadar menemani mereka minum atau membantu memberikan pelepasan dari tangan handalnya. Raja semakin sadar bahwa Barbara memiliki peran yang lebih kompleks di klub ini, lebih dari sekadar penari atau wanita hiburan biasa.

Meskipun situasinya bisa terlihat normal di lingkungan klub malam, Raja tetap merasa tidak nyaman dengan seluruh pemandangan di depannya.

Ia terus mempertimbangkan apa langkah yang ia ambil sudah tepat? Dengan rasa khawatir yang semakin menguat karena melibatkan Barbara dalam skenario ini.

Sesekali, tatapan Barbara bertemu dengan Raja, dan wanita itu sepertinya menyadari bahwa sejak awal Raja telah memperhatikannya. Saat Raja hendak pergi meninggalkan klub, Barbara mendekatinya dengan gaya sensual, mencoba merayunya. Namun, pria itu hanya diam tanpa membalas perlakuan Barbara.

Berbeda dengan pria-pria lain yang mungkin sudah nyosor duluan, Raja memilih untuk menjaga batas aman. Ia tetap tenang, tidak tergoda oleh rayuan Barbara.

"Hai, Tuan," bisik Barbara tepat di telinga Raja diakhiri dengan tiupan lembut.

Raja yang berdiri tepat di depan Barbara sedikit tersentak oleh perlakuannya. Pria itu berusaha untuk tetap mengontrol dirinya.

"Anda ke sini untuk menemuiku, bukan?" tebaknya dengan tangan yang mengelus wajah tampan Raja, pria itu memundurkan wajahnya merasa tidak nyaman.

Tanpa aba-aba, Barbara menarik tangan Raja untuk mengikutinya. Raja pun hanya menurutinya, mengikuti Barbara yang membawanya ke sebuah ruangan yang lebih privat. Meskipun di dalam sana terdapat beberapa pasang pria dan wanita yang sedang bercumbu, Barbara seakan tidak terpengaruh dan melanjutkan langkahnya.

"Hei, Barbara! Apa kau tidak ingin melayaniku malam ini? Sshh.. Aahhh.." teriak salah satu seorang pria yang sedang asik menggenjod wanita bayarannya.

"Malam ini aku sibuk. Kau cari saja yang lain," balas Barbara berteriak tanpa melihat pria itu.

Raja sedikit bergedik melihat pemandangan tersebut, merasa agak tidak nyaman di tengah-tengah suasana intim seperti itu. Namun, bagi mereka yang sedang bercumbu, tampaknya hal ini merupakan pemandangan yang biasa dan mereka tidak merasa malu sama sekali.

"Tunggulah di sini, Tuan." Barbara sedikit mendorong tubuh Raja hingga pria itu terduduk di atas kursi.

Wajah Raja terlihat sedikit pucat, ia takut jika di jadikan sasaran para wanita yang sejak tadi sudah menatapnya seperti kehausan.

"Hm, ka-kau mau kemana?" tanya Raja terbata--bata, membuat Barbara berbalik lagi.

"Ee.. Tenang saja, Tuan. Saya tidak akan kemana-mana, anda sabar sebentar yah. Saya hanya ingin mempersiapkan diri." Ia mengerlingkan matanya nakal, lantas beranjak pergi sebelum Raja berucap lagi.

~~~~~ooOOoo~~~~~

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status