Share

Bab 5

last update Last Updated: 2025-07-25 19:04:47

“Jangan berani menyentuhku!" Helena mendorong keras tubuh Topan menjauh darinya, ia segera meraih pakaiannya yang sempat ditarik dan menghindar, tetapi sebelum dia berhasil mendekati pintu, Topan kembali menangkapnya.

“Mau kemana, hah!’ Topan menarik tubuh itu dan kembali melemparnya ke atas ranjang, ia melangkah seperti, apalagi ketika sebagian tubuh istrinya terlihat.

“Jangan berani mendekat Topan, atau aku berteriak!”

“Hahaha,” tawanya, ia menarik tangan Helena dan mencengkramnya kuat.

“Bukankah ini yang kau inginkan? Kita memiliki anak dan–”

“Jangan bermimpi.” Helena melepas tangannya paksa dan berdiri kembali. Ia menatap Topan dengan tajam.

“Jangan bermuka dua, Helena. Aku tahu, kau sangat ingin bersamaku, dua tahun tak disentuh seharusnya kau senang?” Topan meraih tangan Helena lagi dan mencoba menciumnya, tetapi lagi-lagi wanita itu menjauh darinya.

“Simpan semua khayalanmu, Topan. Benar jika aku pernah mencintaimu selama bertahun, tapi itu dulu,’ kata Helena, ‘sekarang, aku sudah tidak peduli padamu. Jadi keluar dari kamarku!”

Dengan sorot mata memerah, Topan mendorong Helena dengan kuat hingga terjatuh lagi di atas kasur. “Kau menolakku? Jangan pura-pura lagi, Helena, ayo kita mulai–”

Topan berteriak ketika pusaka miliknya mendapatkan serangan mendadak secara keras. Ia berteriak murka ketika Helena memilih untuk meninggalkan kamar dengan berlari.

“Helena, si-alan!” teriaknya seraya memegang kepala.

Saat itu, Topan langsung tumbang dan tak bergerak lagi.

__________

Di jalan, Helena mengeratkan pakaiannya, karena sangat terburu, ia bahkan lupa mengambil kunci mobil. Jika kembali, takut Topan akan kembali menyerangnya.

“Sekarang bagaimana, aku bahkan lupa ponselku," desahnya berjalan menyusuri lorong yang mulai terasa gelap dan sepi.

Ia tidak tahu, jika di belakangnya sebuah mobil mewah tengah mengikuti dengan laju pelan. Dia Reygan dan Fandy, keduanya sudah berada di dekat Vila sejak Topan kembali dalam keadaan mabuk berat.

“Tuan, sepertinya nona sangat sedih,” kata Fandy menghentikan mobil tidak jauh dari tempat Helena duduk sendiri.

Fandy menoleh ke belakang saat pintu mobil terdengar terbuka, ia mendesah pelan ketika melihat pria yang tengah jatuh cinta itu berjalan dengan langkah pasti.

“Dia benar-benar jatuh cinta,’ guman Fandy, “bagaimana cara menyadarkannya jika merebut istri orang lain mendapatkan sanksi sosial.”

Helena menoleh ketika mendengar langkah kaki seseorang mendekat, ia merasa waspada dan hendak meloloskan diri. Akan tetapi, sebelum itu terjadi, Reygan menarik tangannya dan membawanya dalam pelukan.

“Lepaskan aku!" berontak Helena mencoba melepaskan diri.

Namun, Reygan tidak mendengarkan, ia lantas membawa Helena dalam gendongannya dan membawanya masuk ke dalam mobil. Fandy yang menyaksikan penculikan itu hanya berdecak tak bisa berkata.

Mendengus kesal, Helena menatap malas pada Reygan, “Tuan, bukankah ini melanggar? Anda menculik saya.”

Tak peduli dengan itu, Reygan mengunci mobil dan meminta Fandy segera membawa mereka pulang.

“Jika tidak bahagia dengannya, lebih baik tinggalkan dia dan ikut denganku.”

Helena mendengus, ia menoleh dan menatap jendela dengan tatapan hampa. Selama menikah dengan Topan, tak pernah sekali pun mereka bersama, tetapi hari ini ketika kesempatan itu ada, dia kabur.

Ia merebahkan kepalanya dengan nyaman, menutup mata dan melupakan mimpi buruknya.

“Bawa ke rumahku yang ada di puncak,” perintah Reygan cepat, ia tahu Helena sudah tidur jadi tidak akan mendengarkan penolakan.

“Baik Tuan.”

Tiba di vila pribadi miliknya, Reygan melirik Helena yang masih terlelap, “Apa dia minum obat tidur?”

Fandy menggeleng pelan. “Sepertinya nona kelelahan, Tuan.”

“Ya, sudah seharusnya dia bersamaku. Aku bisa membuatnya lebih bahagia dibandingkan pria yang mengaku suami, tetapi menjalin cinta dengan wanita lain.”

“Anda benar, Tuan.” Fandy menggigit bibir dalam, ia lupa jika wanita di itu adalah istri orang lain.

‘Ya Tuhan, apa aku salah karena mendukung?’ batinnya lagi.

“Ya sudah, bantu aku buka pintu!’

Dengan hati-hati, Reygan membawa Helena masuk dalam gendongannya. Pria itu tidak sadar bahwa tengah melakukan kesalahan yang besar.

“Tuan, nenek Anda menelepon sejak beberapa menit yang lalu,” lapor Fandy memeriksa ponselnya dengan banyak notif.

“Katakan padanya, besok pagi aku kembali.” Reygan segera membawa Helena naik ke kamar atas dengan bibir menyeringai kecil.

“Tuan, aku harap kau sadar sebelum terlambat,” harap Fandy ngeri dengan tindakan tuannya.

Tubuh kekar itu telah menghilang di balik pintu kamar, Fandy membalik diri segera masuk ke dalam kamarnya.

Sementara itu, di dalam kamar, Reygan membaringkan Helena dengan hati-hati agar tidak terbangun, setelahnya ia masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan diri.

“Topan, kamu sudah salah karena menyiakan," kata Reygan dengan tubuh yang basah terkena siraman air hangat, ‘sebagai tanda terima kasihku, sudah pantas kau dapatkan kerja sama ini.”

________________

Pagi itu, kamar yang biasanya terasa dingin dn sepi mendadak menjadi panas dan bising. Bagaimana tidak, baru saja membuka mata, Helena sudah disuguhkan dengan pemandangan panas di hadapannya.

“Apa yang kau lakukan di kamarku!" teriaknya memekakkan telinga.

Reygan meringis, ia menjauh dari Helena dan segera meraih jubah mandinya. “Tidak bisakah kau pelankan suaramu.”

"Keluar dari kamarku!” usirnya belum sadar di mana dirinya.

“Nona, sebelum memarahiku, ada baiknya kau lihat di mana dirimu.” Reygan menyerahkan paper bag dengan merek ternama untuk Helena pakai.

“Di mana ini?” pekiknya kembali.

“Turunkan suaramu dulu," pinta Reygan mencoba mendekat.

Namun Helena kembali menatap tajam ke arahnya, "jangan mendekat, sekarang aku ingat Tuan Reygan menculikku.”

“Menculik?” ulang Reygan tidak terima dengan tuduhan itu, ‘yang benar adalah aku yang menyelamatkanmu, Nona Helena Kinara.”

Tidak ingin terlibat masalah baru, Helena turun dari ranjang dan meraih jubah tidurnya yang tergeletak di atas lantai, entah apa yang terjadi semalam dengannya.

“Kau yakin keluar dengan penampilan seperti itu?”

Helena menghentikan langkah, ia menoleh dengan tatapan dingin ke arah Reygan. “Jangan berusaha menghentikan aku, Tuan Reygan,”

Pria itu mengedikkan bahu dan duduk di pinggir ranjang dengan salah satu kaki menumpu di atas kaki yang lain. "Lihat wajahmu di cermin. Aku yakin, jika terpaksa keluar seperti itu, orang-orang akan menyebar berita kau gila karena tidak dihiraukan oleh Topan.”

“Kau!"

Helena menoleh ke arah cermin besar, di sana tampak wanita dengan penampilan mengerikan dengan beberapa tanda di bagian atas dada.

“Aaa!” teriaknya keras mengejutkan Fandy yang tengah menyesap kopi di lantai bawah.

“Apa itu?” Fandy berdiri dan bergegas ingin melihat apa yang terjadi, tetapi ketika sampai di anak tangga, kakinya segera mundur dan berbalik.

“Harusnya aku tidak merusak momen romantis," katanya seraya bergidik ngeri.

“Tuan, kau apakan istri orang lain." Fandy segera kembali ke dapur dan pura-pura tidak tahu apa yang terjadi.

“Topan kau--”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terperangkap Cinta Tuan Muda Dingin    Bab 47

    Gugup karena ditatap seperti itu Helena berdehem, ia mengeratkan pakaiannya ketika Reygan tidak sengaja menurunkan pandangannya.Reygan yang tahu dengan pikiran Helena justru tertawa rendah, ia pindah posisi dan duduk di sebelah Helena dengan nyaman, meraih tangan wanita yang diincarnya seraya mengecupnya pelan.“Kenapa menatapku seperti itu,” ujar Helena malu.“Kau malu? Aku bahkan sudah melihat semuanya.” Reygan membawa wajah Helena menghadap padanya.“Apa yang kau katakan?” Malu dengan ucapan Reygan yang terlalu terus terang, Helena kembali memalingkan wajah.Tersenyum lembut, Reygan merebahkan kepala pada sandaran sofa seraya memeluk pinggang Helena dengan posesif. “Apa selama kita tidak bertemu kau pernah memikirkan aku?”Bukan mengatakan langsung, Reygan hanya berani mengatakan itu di dalam hati seraya menatap cinta pada wanita yang terdiam seperti patung dala sentuhannya.Ia mendesah, lalu memejamkan mata di sebelah Helena, tetapi belum lama melakukan itu, suara ponsel Helena b

  • Terperangkap Cinta Tuan Muda Dingin    Bab 46

    Saat mobil Reygan meninggalkan kediaman Dewi dengan kecepatan penuh, barulah Topan keluar dengan berlari mengejar Helena yang dipikir masih berdiri di halaman rumah menunggunya.“Helena!” teriaknya karena tidak menemukan lagi mobil siapa pun di sana.Ia meninju udara karena lagi-lagi terlambat, tidak lama Hani pun turut keluar, ia melihat sekeliling dan tidak menemukan Helena selain Topan. Ia melangkah pelan seraya tersenyum kecil.“Kau di sini?” katanya seolah tidak tahu siapa yang Topan cari.Topan menoleh, melihat Hani yang tersenyum ke arahnya. “Kenapa keluar, masuklah dan temani ibuku.”Mendesah pelan, Hani merangkul tangan Topan dengan erat. “Kita masuk bersama, kau sendiri tahu bagaimana ibumu padaku, dia tidak akan melihatku sebagai manusia yang baik.”Mengangguk mengerti, Topan akhirnya membawa kembali Hani masuk ke dalam rumah. Ia tahan diri menemui Helena untuk sementara waktu agar ibunya dan Hani saling menerima satu sama lain.“Ayolah!” mereka berjalan masuk menjadi pusat

  • Terperangkap Cinta Tuan Muda Dingin    Bab 45

    Helena membalas tatapan wanita di hadapannya, “Nyonya, saya tidak tahu kenapa Anda terus menyudutkan saya sejak tadi.”Menelan ludah kasar, wanita muda tadi segera membawa putrinya menjauh. Ia tidak akan mengambil resiko menyinggung Helena yang memiliki kesempatan untuk menjatuhkan mereka.“Ibu, ada apa denganmu?” kata putrinya yang bingung karena tiba-tiba saja ditarik, “ini kesempatan kita untuk dekat dengan nona Helena, aku sangat ingin menjadi salah satu modelnya, Bu.”Dia hanya bisa menatap Helena dari jauh dengan kecewa, sedikit lagi jika dipaksa, mungkin saja Helena bisa mempertimbangkan dirinya, tidak masalah jika hanya menjadi model singkat asalkan bisa memakai rancangan itu degan gratis.“Kau bodoh? Jelas tadi dia menolakmu,” katanya mengingatkan putrinya bagaimana Helena yang terang-terangan menolak mereka.“Bu, tapi kita bisa membujuknya, kan. Aku sangat ingin menjadi bagian dari rancangannya.” Linda masih tetap berharap mendapatkan kesempatan itu.Wanita tadi pun menyesal

  • Terperangkap Cinta Tuan Muda Dingin    Bab 44

    Melihat kondisi Hani yang semakin yang tengah hamil, Topan mencoba menahan diri untuk tidak kelepasan. Ia mendengar semua ocehan Hani yang tetap meminta agar dia menemui mantan mertuanya. Wanita ambisius di depannya tidak selalu mengerti bahwa posisi mereka saat ini tidak menguntungkan.“Kau mendengarku?” Hani mengibaskan tangan.“Aku tidak bisa melakukan ini,” tolak Topan tegas, “ayah mertuaku sudah pasti mendengar bahwa kami sudah berpisah,” kata Topan selanjutnya.Mengangguk mengerti, Hani tetap meminta Topan untuk memikirkan cara agar dia kembali bekerja di perusahaan itu untuk kelangsungan hidupnya dan anak dalam kandungannya. “Aku mengerti, karena itu katakan padanya jika dalam hal ini aku–”“Sudah cukup, Hani.” Topan menggeleng segera. Ia tidak akan mengambil jalan salah kali ini, sudah cukup masalah ia mengikuti ucapan Hani lagi.“Mulai sekarang, lebih baik kita tidak saling bertemu. Aku akan memberi uang untuk anak dalam kandunganmu setelah mendapatkan pekerjaan yang sesuai,”

  • Terperangkap Cinta Tuan Muda Dingin    Bab 43

    Alea menoleh pada sosok cantik dengan penampilan anggun di sebelah Sinta–dia adalah Helena–-putri satu-satunya Vincent. Berdiri dengan tatapan tidak beralih pada Helena, Alea mencoba untuk tidak gentar dengan tatapan itu.Tersenyum lembut, Helena mempersilakan Alea ikut dengannya, “Silakan Nona.”Tanpa membalas senyuman itu, Alea pun berdiri mengikuti Helena ke tempat yang lebih sunyi. Ia tidak tahu, apakah yang dilakukan ini benar, tetapi sangat yakin bahwa Reygan menyukai wanita bersuami di hadapannya.“Aku tahu, kedatangan Nona bukan untuk mencari gaun, melihat dirimu jauh lebih berbakat dariku,” kata Helena mengingat setiap detail pakaian yang Alea pamerkan, “katakan saja, aku akan mendengarnya.”“Syukurlah jika Nona sudah tahu,” balas Alea ketus, ia melihat sekeliling lalu melihat ke segala arah seraya berkata pelan, “aku tahu, kau dan Reygan ada hubungan karena itu jauhi dia sebelum ada yang tahu dan namamu rusak.”Tubuh Helena menegang, ia tidak pernah mengira jika ada yang tah

  • Terperangkap Cinta Tuan Muda Dingin    Bab 42

    Sudah hampir setengah jam mereka berdua saling diam. Kopi susu yang Sinta bawa untuk mereka berdua pun kini sudah hampir dingin karena didiamkan begitu lama.Helena menghela napas pelan, menatap paa Reygan yang masih setia menunggu dirinya di depan meja, “Tuan, kau tidak bekerja?” tanyanya mulai jengah.“Bekerja.” Reygan menjawab seraya menatap jam tangan mahal miliknya, ia terbelalak karena sudah lama duduk, tetapi rasanya baru saja menempelkan bokong di sofa.Reygan segera berdiri, mengeluarkan ponsel dan menelepon Fandy untuk memastikan sesuatu. “Halo bagaimana?” tanya Reygan sedikit cemas, ia benar menyesal karena tidak menyadari telah kehilangan banyak waktu.Diam-diam, Helena menguping mencoba menangkap obrolan yang terdengar serius. Namun, ketika ia tidak sadar tak sengaja menabrak dada bidang hingga tubuhnya hampir terhuyung.“Hati-hati.” Dengan langkah cepat, Reygan menangkap tubuh Helena masuk dalam pelukannya, membuat tubuh mereka saling menempel satu sama lain.Tatapan me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status