Share

Bab 6

last update Last Updated: 2025-08-22 16:07:54

Fandy segera berdiri ketika mendengar seseorang menyebut namanya singkat. Ia melempar senyum, tetapi tidak mendapatkan balasan seperti yang diharapkan. Wanita dengan dress biru muda mendekat ke arahnya.

“Nona Alea, silakan duduk,” ucapnya, lalu meminta pelayan untuk membuatkan minuman untuk mereka berdua. Sementara dirinya, masih bersikap baik dengan tidak melepas lengkungan bibirnya.

“Ada apa denganmu?” tanya Alea merasa aneh dengan senyum Fandy, “Reygan belum bangun?”

Tidak ingin berlama-lama melihat tingkah aneh Fandy, Alea lantas berdiri dan hendak naik ke lantai atas—ingin membangunkan sendiri Reygan dari tidurnya. Namun dengan cepat, Fandy segera mencegahnya.

“Apa yang kau lakukan?” sinis Alea, “ingat batasanmu Fandy, kau tidak ada hak mencegahku melakukan apa pun.”

Alea melewati Fandy, menabrak punggung asisten Reygan itu dengan keras. Melangkahkan kaki kembali ke arah tangga yang menuju kamar lantai atas.

“Nona Alea, jangan salahkan saya jika Anda harus melihat hal menyakitkan di atas,” desah Fandy, tetapi pria itu lantas membawa langkah ke arah Alea dan menghadangnya dengan kedua tangan.

“Apa yang kau lakukan, menyingkirlah!” seru Alea jengah.

Fandy menggeleng cepat. “Nona, saya khawatir pak Reygan tidak suka jika Anda naik, tolong pikirkan!”

Alea mendongak ke lantai atas, ia mendesah dan kembali untuk duduk—menunggu Reygan turun menemuinya.

Melihat itu, Fandy tersenyum lega. Ia mengekor di belakang Alea dan duduk tidak jauh dari teman masa kecil bosnya.

“Nona, bagaimana bisnis Anda?” tanya Fandy basa-basi, khawatir Alea tidak sabar menunggu.

Namun wanita itu, bukannya menjawab, ia lantas berdiri dan menerima panggilan dari seseorang dengan wajah serius. “Aku akan menemuimu.”

Fandy menoleh cepat, Alea kembali pergi tanpa mengatakan apa pun padanya. Wanita itu, tetap seperti sebelumnya, dingin pada orang yang tidak disukai.

“Setidaknya kau isi dulu perutmu.” Reygan mengekor di belakang Helena yang tampil begitu cantik dengan rambut tergerai.

Fandy segera mendekat, mencoba menahan Helena sebisanya agar tidak meninggalkan rumah sebelum bosnya inginkan. Ia member senyuman manis dan berkata, “Nona, yang Pak Reygan katakan ada benarnya, Anda–”

Reygan menutup mulut, ketika tatapan Helena menghunus ke jantungnya. Ia menggeser tubuhnya, lalu membiarkan Helena melangkah meninggalkan rumah.

Reygan berdecak, ia biarkan Helena meninggalkan villa dengan kemauannya sendiri, “Wanita ini benar-benar keras kepala, tetapi begitu manis.”

“Pak tadi nona Alea datang, tapi sudah kembali dengan terburu,” lapor Fandy sebelum dia lupa kedatangan Alea.

Regan menoleh, tetapi setelah itu ia menepuk lengan asistennya dan berkata. “Urus pertemuan makan malamku dengan Topan. Jangan lupa, minta seseorang untuk berjaga dekat rumah Helena, aku khawatir dia menderita lagi.”

“Pak–”

Namun Reygan segera mengangkat tangan, lalu melangkah ke arah ruang makan. Sebelum bertemu dengan neneknya, ia harus mengisi perut agar tidak kelaparan mendengar ocehan neneknya.

“Pak, saya hanya ingin mengingatkan Anda. Nona Helena–”

“Aku tahu apa yang kulakukan, Fandy. Urusan Helena adalah urusanku, aku akan buat dia terbebas dari Topan selamanya.”

“Saya mengerti Pak,” ucap Fandy tidak ingin berdebat lebih panjang.

_________________

“Kau dari mana?” Topan berdiri di depan pintu rumah dengan kedua tangan menyilang di dada. Di sebelahnya, ada Hani dengan wajah malas melihatnya.

Hani terbelalak, ketika tidak sengaja melihat tanda merah di leher Helena yang dicoba ditutupi syal berwarna gelap milik Reygan. Ia mendekat, memeriksa sendiri apa yang dilihatnya.

“Sayang, lihat di lehernya ada tanda merah,” ujar Hani terkejut, “apa kalian berdua semalam?”

Topan memicingkan mata, lalu segera membuang muka, ia tidak mengingat apa yang terjadi semalam, tetapi mendapati dirinya di dalam kamar Helena bisa saja membuktikan bahwa mereka berdua mungkin telah melakukan sesuatu.

“Buang isi kepalamu, Topan,” sindir Helena menebak isi kelapa suaminya.

“Sayang …,” rengek Hani, “katakan saja padaku, dia kan yang menggodamu semalam?”

Menggeleng ragu, Topan memegang kepala, mencoba mengingat apa yang terjadi semalam. Namun, ia tetap tidak bisa mengingat apa pun.

“Helena, jangan bilang kamu menjebakku, semalam,” tuduh Topan, “tidak tahu malu, begitu inginnya kamu mendapatkan anak dariku sampai memanfaatkan kondisiku.”

Namun, Helena hanya tersenyum kecil, ia menatap pada Hani yang mulai memasang wajah cemberut.

“Hani, coba kau pukul kepala kekasihmu. Aku khawatir dia gila karena terlalu banyak berkhayal.”

“Kau!” Topan hendak memberi pelajaran pada istrinya, tetapi aroma parfum Helena seketika membuat mabuk.

‘Kenapa aku merasa dia semakin cantik,’ batin Topan.

“Topan kau mau kemana?” Hani menahan tangan kekasihnya yang mengekor di belakang Helena.

“Tunggu di sini, aku akan buat dia menyesal karena sudah memanfaatkan aku.” Topan melepas tangan Hani, melangkah cepat ke kamar Helena dengan bibir tersenyum culas.

Helena meraih cepat jubah tidur tatkala pintunya didorong oleh seseorang. Topan masuk dengan bibir basah, entah apa yang dipikirkannya.

“Aku tidak ingin bicara denganmu, pergilah!” usir Helena meraih gelas minum di atas balas. Ia menyesapnya dengan ekor mata melirik pada Topan.

“Kau dari mana?” Topan menyilangkan tangan di dada, menatap curiga pada tanda merah di leher sang istri.

“Sudah kukatakan, kau tidak perlu berpura-pura perhatian padaku.”

Tangan Topan mengepal kuat, ia melangkah pelan ke arah Helena mundur pelan ke belakang. Ia menarik jubah istrinya dan membuangnya ke atas lantai.

“Topan, apa yang kau lakukan!” pekik Helena menutup tubuhnya dengan kedua tangan. Kini tanda merah itu semakin terlihat jelas.

Ia terbelalak, tidak mengira jika melakukan hal itu pada Helena semalam, “Jelaskan apa yang terjadi Helena!” bentak Topan merasa ada yang tidak beres dengan sang istri.

_________________

Reygan mengangkat wajah tatkala Fandy masuk dengan berkas di tangannya. “Bagaimana?”

Fandy menyerahkan berkas di tangannya dengan sopan, lalu berkata. “Saya sudah sudah mengirim undangan ke perusahaan MH, saya rasa sebentar lagi Pak Reygan akan dapatkan balasan dari mereka.”

Fandy berdiri semakin dekat, ia ingin memastikan sekali lagi keinginan bosnya yang diam-diam menyukai istri orang. “Pak, tentang nona Helena, sebenarnya Anda tidak serius, kan?”

Reygan menoleh pelan pada asistennya, menatap Fandy yang berdiri dengan tidak percaya diri. “Keluarlah, kabari nenekku, kita kembali setelah aku selesaikan urusanku.”

“Saya akan kabari nenek Anda, Pak.”

Fandy undur diri setelah mendesah pelan, ia menoleh pada Reygan sekali lagi saat Alea masuk tanpa mengetuk pintu. Wanita cantik itu, bahkan tidak ada waktu untuk meliriknya sekilas.

“Reygan … bagaimana kabarmu?” Alea mendekat dengan anggun dan memeluk dan mengecup pipi Reygan singkat.

“Jangan seperti ini lagi, Alea. Aku khawatir ada yang salah paham.” Reygan tersenyum kala mengingat bagaimana Helena yang nyenyak tidur di sebelahnya.

Dengan kening mengkerut, Alea berdecak. “Maksudmu? Rey kau tahu sendiri--"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terperangkap Cinta Tuan Muda Dingin    Bab 47

    Gugup karena ditatap seperti itu Helena berdehem, ia mengeratkan pakaiannya ketika Reygan tidak sengaja menurunkan pandangannya.Reygan yang tahu dengan pikiran Helena justru tertawa rendah, ia pindah posisi dan duduk di sebelah Helena dengan nyaman, meraih tangan wanita yang diincarnya seraya mengecupnya pelan.“Kenapa menatapku seperti itu,” ujar Helena malu.“Kau malu? Aku bahkan sudah melihat semuanya.” Reygan membawa wajah Helena menghadap padanya.“Apa yang kau katakan?” Malu dengan ucapan Reygan yang terlalu terus terang, Helena kembali memalingkan wajah.Tersenyum lembut, Reygan merebahkan kepala pada sandaran sofa seraya memeluk pinggang Helena dengan posesif. “Apa selama kita tidak bertemu kau pernah memikirkan aku?”Bukan mengatakan langsung, Reygan hanya berani mengatakan itu di dalam hati seraya menatap cinta pada wanita yang terdiam seperti patung dala sentuhannya.Ia mendesah, lalu memejamkan mata di sebelah Helena, tetapi belum lama melakukan itu, suara ponsel Helena b

  • Terperangkap Cinta Tuan Muda Dingin    Bab 46

    Saat mobil Reygan meninggalkan kediaman Dewi dengan kecepatan penuh, barulah Topan keluar dengan berlari mengejar Helena yang dipikir masih berdiri di halaman rumah menunggunya.“Helena!” teriaknya karena tidak menemukan lagi mobil siapa pun di sana.Ia meninju udara karena lagi-lagi terlambat, tidak lama Hani pun turut keluar, ia melihat sekeliling dan tidak menemukan Helena selain Topan. Ia melangkah pelan seraya tersenyum kecil.“Kau di sini?” katanya seolah tidak tahu siapa yang Topan cari.Topan menoleh, melihat Hani yang tersenyum ke arahnya. “Kenapa keluar, masuklah dan temani ibuku.”Mendesah pelan, Hani merangkul tangan Topan dengan erat. “Kita masuk bersama, kau sendiri tahu bagaimana ibumu padaku, dia tidak akan melihatku sebagai manusia yang baik.”Mengangguk mengerti, Topan akhirnya membawa kembali Hani masuk ke dalam rumah. Ia tahan diri menemui Helena untuk sementara waktu agar ibunya dan Hani saling menerima satu sama lain.“Ayolah!” mereka berjalan masuk menjadi pusat

  • Terperangkap Cinta Tuan Muda Dingin    Bab 45

    Helena membalas tatapan wanita di hadapannya, “Nyonya, saya tidak tahu kenapa Anda terus menyudutkan saya sejak tadi.”Menelan ludah kasar, wanita muda tadi segera membawa putrinya menjauh. Ia tidak akan mengambil resiko menyinggung Helena yang memiliki kesempatan untuk menjatuhkan mereka.“Ibu, ada apa denganmu?” kata putrinya yang bingung karena tiba-tiba saja ditarik, “ini kesempatan kita untuk dekat dengan nona Helena, aku sangat ingin menjadi salah satu modelnya, Bu.”Dia hanya bisa menatap Helena dari jauh dengan kecewa, sedikit lagi jika dipaksa, mungkin saja Helena bisa mempertimbangkan dirinya, tidak masalah jika hanya menjadi model singkat asalkan bisa memakai rancangan itu degan gratis.“Kau bodoh? Jelas tadi dia menolakmu,” katanya mengingatkan putrinya bagaimana Helena yang terang-terangan menolak mereka.“Bu, tapi kita bisa membujuknya, kan. Aku sangat ingin menjadi bagian dari rancangannya.” Linda masih tetap berharap mendapatkan kesempatan itu.Wanita tadi pun menyesal

  • Terperangkap Cinta Tuan Muda Dingin    Bab 44

    Melihat kondisi Hani yang semakin yang tengah hamil, Topan mencoba menahan diri untuk tidak kelepasan. Ia mendengar semua ocehan Hani yang tetap meminta agar dia menemui mantan mertuanya. Wanita ambisius di depannya tidak selalu mengerti bahwa posisi mereka saat ini tidak menguntungkan.“Kau mendengarku?” Hani mengibaskan tangan.“Aku tidak bisa melakukan ini,” tolak Topan tegas, “ayah mertuaku sudah pasti mendengar bahwa kami sudah berpisah,” kata Topan selanjutnya.Mengangguk mengerti, Hani tetap meminta Topan untuk memikirkan cara agar dia kembali bekerja di perusahaan itu untuk kelangsungan hidupnya dan anak dalam kandungannya. “Aku mengerti, karena itu katakan padanya jika dalam hal ini aku–”“Sudah cukup, Hani.” Topan menggeleng segera. Ia tidak akan mengambil jalan salah kali ini, sudah cukup masalah ia mengikuti ucapan Hani lagi.“Mulai sekarang, lebih baik kita tidak saling bertemu. Aku akan memberi uang untuk anak dalam kandunganmu setelah mendapatkan pekerjaan yang sesuai,”

  • Terperangkap Cinta Tuan Muda Dingin    Bab 43

    Alea menoleh pada sosok cantik dengan penampilan anggun di sebelah Sinta–dia adalah Helena–-putri satu-satunya Vincent. Berdiri dengan tatapan tidak beralih pada Helena, Alea mencoba untuk tidak gentar dengan tatapan itu.Tersenyum lembut, Helena mempersilakan Alea ikut dengannya, “Silakan Nona.”Tanpa membalas senyuman itu, Alea pun berdiri mengikuti Helena ke tempat yang lebih sunyi. Ia tidak tahu, apakah yang dilakukan ini benar, tetapi sangat yakin bahwa Reygan menyukai wanita bersuami di hadapannya.“Aku tahu, kedatangan Nona bukan untuk mencari gaun, melihat dirimu jauh lebih berbakat dariku,” kata Helena mengingat setiap detail pakaian yang Alea pamerkan, “katakan saja, aku akan mendengarnya.”“Syukurlah jika Nona sudah tahu,” balas Alea ketus, ia melihat sekeliling lalu melihat ke segala arah seraya berkata pelan, “aku tahu, kau dan Reygan ada hubungan karena itu jauhi dia sebelum ada yang tahu dan namamu rusak.”Tubuh Helena menegang, ia tidak pernah mengira jika ada yang tah

  • Terperangkap Cinta Tuan Muda Dingin    Bab 42

    Sudah hampir setengah jam mereka berdua saling diam. Kopi susu yang Sinta bawa untuk mereka berdua pun kini sudah hampir dingin karena didiamkan begitu lama.Helena menghela napas pelan, menatap paa Reygan yang masih setia menunggu dirinya di depan meja, “Tuan, kau tidak bekerja?” tanyanya mulai jengah.“Bekerja.” Reygan menjawab seraya menatap jam tangan mahal miliknya, ia terbelalak karena sudah lama duduk, tetapi rasanya baru saja menempelkan bokong di sofa.Reygan segera berdiri, mengeluarkan ponsel dan menelepon Fandy untuk memastikan sesuatu. “Halo bagaimana?” tanya Reygan sedikit cemas, ia benar menyesal karena tidak menyadari telah kehilangan banyak waktu.Diam-diam, Helena menguping mencoba menangkap obrolan yang terdengar serius. Namun, ketika ia tidak sadar tak sengaja menabrak dada bidang hingga tubuhnya hampir terhuyung.“Hati-hati.” Dengan langkah cepat, Reygan menangkap tubuh Helena masuk dalam pelukannya, membuat tubuh mereka saling menempel satu sama lain.Tatapan me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status