Keesokan harinyaSaat ini Bryan sedang ada di rumah sakit, pemuda itu ingin menjenguk sang adik yang masih terbaring koma. Bryan terlihat tersenyum tampan dengan tatapan yang lembut, ia terus mengajak sang adik bicara sambil menyeka tubuhnya.Pemuda itu percaya kalau adiknya akan bangun, dia akan mengamuk kalau dokter bilang sudah saatnya alat bantu gadis itu dilepas karena sudah 5 tahun dia bertahan dengan alat bantu kehidupannya. Kondisinya naik turun, kadang membaik kadang drop. Saat kondisi sang adik drop pemuda itu akan langsung pergi ke rumah sakit meninggalkan rapat penting. Bryan sangat merasa bersalah karena sudah mengabaikan sang adik, dan sibuk dengan pekerjaannya. Karena hubungan Bryan dan Fanya ini memang sangat dekat.Setelah mengobrol beberapa menit dengan sang adik, dia mengecup kening sang adik dan pergi dari sana karena dia harus pergi ke kantor. ****Sara duluan sampai kantor dan suasana kantor masih sepi, dia berangkat terlalu pagi karena ada urusan. Setelah s
Setelah sampai di kantor, Sara langsung meminta bantuan OB untuk menata makanan dan minuman yang mereka bawa ke ruang rapat. Dia harus siap-siap dan Bryan sudah pergi duluan ke ruangannya untuk siap-siap. Haikal, asisten Bryan yang lain yang akan membantu OB menata makanan dan minuman yang gadis itu dan Bryan bawa. Sara langsung menuju ke ruangannya, dia memang mengantongi flashdisk yang berisikan bahan-bahan untuk meetingnya. Dan Fitri yang mencetaknya, kalau gadis itu melakukan kesalahan dia sudah memiliki rencana B. Dia sadar kalau gadis itu tidak mau tersaingi olehnya. Sara sudah sampai di ruangannya, dia langsung mengambil blezernya dan merapikan penampilannya. Fitri sudah siap dan terlihat gadis itu sudah memeluk dokumen yang sepertinya akan menjadi bahan presentasi nanti. Setelah semua siap, mereka berdua keluar dari ruangan dan Sara menghampiri ruangan Bryan. Sedangkan Fitri langsung menuju ke arah lift, dia harus menyambut para klien. Kedua pemuda tampan alia
Sejak tadi Sara tak hentinya bolak-balik ke kamar mandi membuat Fitri risih sendiri dengan gadis itu. "Kamu kenapa sih? Bisa diem sebentar? Kamu bikin saya ga fokus kerja," sahutnya sinis.Dia memang tidak bisa bekerja karena gadis itu yang bolak-balik kamar mandi dan merasa terganggu dengan suara decitan kursi Sara. Sara hanya diam saja, keringatnya terlihat bercucuran sebesar biji jagung. Wajahnya juga pucat. Perutnya seperti diaduk-aduk, dia rasa saat tadi makan siang tidak makan yang aneh-aneh. Sampai Erham kebetulan ke ruangan sekretaris untuk menjenguk keduanya dan mengantarkan dokumen ke sana. Baru saja Erham ingin menanyakan keadaan gadis itu, Sara sudah pingsan duluan membuat pemuda itu panik. Fitri diam saja, bahkan dia terlihat senang saat tau gadis itu pingsan. Gadis itu langsung dibawa ke ruang kesehatan dan ditangani oleh dokter yang bertugas di sana setelah sampai. "Dia kenapa?" "Saya tidak tau, saat saya akan menanyakan keadaannya dia sudah pingsan," sah
Bryan saat ini sedang ada di minimarket dekat rumah sakit, dia belum pulang karena Ibu gadis itu belum datang. Kalau sampai nanti jam 6 sore beliau belum juga datang, terpaksa dia meninggalkan gadis itu sendirian di rumah sakit. Sara akan dirawat di sana selama 3 hari, kalau kondisinya sudah bagus gadis itu bisa pulang lusa. Seperti diagnosa sahabatnya, gadis itu diare karena makan makanan basi dan dia kekurangan cairan karena terus bolak-balik kamar mandi. Pemuda itu mengambil mie cup, keju slise dan minuman soda dalam bentuk kaleng. Setelah bayar dia makan di depan minimarket dengan tenang. Sambil memainkan ponselnya, saat sedang asik makan. Dia diberitahu oleh Sara kalau ibunya sudah datang. Pemuda itu hanya membaca pesan gadis itu dan makan dengan cepat, dia ingin segera pulang karena lelah dan badannya terasa lengket. Setelah selesai makan, pemuda itu menuju kembali ke rumah sakit, untuk mengambil tas kerjanya serta jas kerjanya ada di atas sofa tadi sekalian pamit pu
"Kalian ga ada yang mau ngentar aku? Jahat banget sih!" sahut gadis cantik itu sambil mempoutkan bibirnya kesal. "Kak, anterin sana, aku harus ketemu klien," sahut Bryan pada Erham. Erham menoleh ke arah Bryan, "Kakak juga sibuk, kan kamu yang minta Kakak pergi ke Cabang buat ngecek" sahutnya santai sambil meminum kopinya.Mereka saat ini sedang ada di meja makan, sang ayah dan sang ibu belum turun ke bawah.Fanya kembali mempoutkan bibirnya kesal, "Kalian ini kenapa selalu sibuk? Aku ini sebenernya punya Kakak atau engga? Punya Kakak ga ada gunanya," sahutnya kesal. "Yang bayar les bahasa kamu siapa?" sahut Bryan. "Yang kasih kamu uang saku buat beli album-album kpop dan nonton konser siapa?" sahut Erham. "Yang biayain kamu dari lahir siapa?" sambar sang ayah sambil mengecup kepala sang putri. Sang ibu hanya menggelengkan kepalanya saja sambil tersenyum, beliau sudah biasa melihat anak-anak mereka yang selalu ribut pagi-pagi. Sang ayah dengan santai duduk di samping putrinya, "
Setelah sampai di kantor, Bryan langsung bergegas ke ruang rapat. Dia sempat bertemu dengan Fitri dan Erham saat akan ke ruang rapat. Kliennya sudah datang dan dia meminta maaf karena datang sedikit telat setelah sampai di ruang rapat, rapat langsung dimulai. Disisi lain Sara sedang memainkan ponselnya, adik dan sang ibu pulang dulu ke rumah nanti siang mereka akan kembali ke sini. Dokter sempat datang ke ruangannya untuk memeriksa, kondisinya sudah mulai membaik, besok kalau sudah tidak lemas lagi dia boleh pulang. Ia sempat melihat ke arah vas bunga lalu ia tersenyum, "Dasar Tsundere," monolognya. Dia mengambil bunganya dan menatapnya lamat, Sara menghirup aroma bunganya. Setelah itu dia taruh lagi ke atas nakas di sampingnya. Ia memilih untuk menonton drakor di ponselnya sambil menunggu sang ibu dan adiknya kembali ke rumah sakit. **** "Sudah cukup kamu bertingkah aneh di depan saya, kamu mau saya pecat?" tanya pemuda dingin itu menatap datar Fitri. Gadis itu hanya
Keesokan harinyaTerlihat gadis itu membenarkan kancing bajunya dengan sedikit kesusahan sambil berjalan menuju ke arah lift. Gadis itu kesiangan, dia sudah memberi pesan bosnya kalau dia kejebak macet tadi karena ada kecelakaan. Pemuda itu juga sempat terjebak macet meski cuman sebentar jadi dia memakluminya.Setelah sampai di lantai ruangannya dia langsung menuju ke arah ruangannya untuk segera bekerja. Baru saja dia ingin membuka pintu ruangannya, pemuda itu memanggilnya. Langsung saja dia menuju ke arah ruangan pemuda itu. "Kamu kenapa sudah masuk?" tanya pemuda itu penuh selidik. Gadis itu mengangguk, "Seharusnya kamu masuk besok atau lusa""Bosan saya Pak di rumah, lagipula saya sudah merasa baikan,"Bryan hanya mengangguk saja dia mengambil tumpukan dokumen di atas mejanya. Pemuda itu tadi bersandar pada meja kerjanya saat sedang mengobrol dengan gadis itu tadi. Setelah mengambil tumpukan dokumen, dia membalikkan badannya pada gadis itu lalu memberikan tumpukan dokumen di
Sara sudah sampai di kantor, di sampingnya sudah ada koper miliknya, rencananya mereka akan menginap selama 3 hari satu malam. Bryan bilang mereka berangkat dari kantor sama-sama dan akan diantarkan oleh supir pribadi pemuda itu. Jam masih menunjukkan pukul setengah 7 pagi dan para karyawan sudah mulai berdatangan. Gadis itu menunggu di lobi sambil memainkan ponselnya, tak lama kemudian Erham dan temannya datang. Sara menyapa mereka sedangkan teman pemuda itu yang menjadi asisten pribadi Bryan hanya melengos pergi saat gadis itu belum selesai menyapa pemuda itu. Gadis itu hanya mengedikkan bahunya saja, "Bryan sebentar lagi sampai, kamu udah sarapan?"Gadis itu menggelengkan kepalanya karena tadi.Pemuda itu mengajak Sara sarapan nasi kuning.Baru saja Erham pesan nasi uduk, pemuda dapat pesan dari Bryan kalau dia sebentar lagi akan sampai. Dia langsung meminta ibunya untuk membungkusnya saja dan makan di mobil. Sara sedang memainkan ponsel di dekat tiang. Dia diminta Erham untu