"Kalian ga ada yang mau ngentar aku? Jahat banget sih!" sahut gadis cantik itu sambil mempoutkan bibirnya kesal. "Kak, anterin sana, aku harus ketemu klien," sahut Bryan pada Erham. Erham menoleh ke arah Bryan, "Kakak juga sibuk, kan kamu yang minta Kakak pergi ke Cabang buat ngecek" sahutnya santai sambil meminum kopinya.Mereka saat ini sedang ada di meja makan, sang ayah dan sang ibu belum turun ke bawah.Fanya kembali mempoutkan bibirnya kesal, "Kalian ini kenapa selalu sibuk? Aku ini sebenernya punya Kakak atau engga? Punya Kakak ga ada gunanya," sahutnya kesal. "Yang bayar les bahasa kamu siapa?" sahut Bryan. "Yang kasih kamu uang saku buat beli album-album kpop dan nonton konser siapa?" sahut Erham. "Yang biayain kamu dari lahir siapa?" sambar sang ayah sambil mengecup kepala sang putri. Sang ibu hanya menggelengkan kepalanya saja sambil tersenyum, beliau sudah biasa melihat anak-anak mereka yang selalu ribut pagi-pagi. Sang ayah dengan santai duduk di samping putrinya, "
Setelah sampai di kantor, Bryan langsung bergegas ke ruang rapat. Dia sempat bertemu dengan Fitri dan Erham saat akan ke ruang rapat. Kliennya sudah datang dan dia meminta maaf karena datang sedikit telat setelah sampai di ruang rapat, rapat langsung dimulai. Disisi lain Sara sedang memainkan ponselnya, adik dan sang ibu pulang dulu ke rumah nanti siang mereka akan kembali ke sini. Dokter sempat datang ke ruangannya untuk memeriksa, kondisinya sudah mulai membaik, besok kalau sudah tidak lemas lagi dia boleh pulang. Ia sempat melihat ke arah vas bunga lalu ia tersenyum, "Dasar Tsundere," monolognya. Dia mengambil bunganya dan menatapnya lamat, Sara menghirup aroma bunganya. Setelah itu dia taruh lagi ke atas nakas di sampingnya. Ia memilih untuk menonton drakor di ponselnya sambil menunggu sang ibu dan adiknya kembali ke rumah sakit. **** "Sudah cukup kamu bertingkah aneh di depan saya, kamu mau saya pecat?" tanya pemuda dingin itu menatap datar Fitri. Gadis itu hanya
Keesokan harinyaTerlihat gadis itu membenarkan kancing bajunya dengan sedikit kesusahan sambil berjalan menuju ke arah lift. Gadis itu kesiangan, dia sudah memberi pesan bosnya kalau dia kejebak macet tadi karena ada kecelakaan. Pemuda itu juga sempat terjebak macet meski cuman sebentar jadi dia memakluminya.Setelah sampai di lantai ruangannya dia langsung menuju ke arah ruangannya untuk segera bekerja. Baru saja dia ingin membuka pintu ruangannya, pemuda itu memanggilnya. Langsung saja dia menuju ke arah ruangan pemuda itu. "Kamu kenapa sudah masuk?" tanya pemuda itu penuh selidik. Gadis itu mengangguk, "Seharusnya kamu masuk besok atau lusa""Bosan saya Pak di rumah, lagipula saya sudah merasa baikan,"Bryan hanya mengangguk saja dia mengambil tumpukan dokumen di atas mejanya. Pemuda itu tadi bersandar pada meja kerjanya saat sedang mengobrol dengan gadis itu tadi. Setelah mengambil tumpukan dokumen, dia membalikkan badannya pada gadis itu lalu memberikan tumpukan dokumen di
Sara sudah sampai di kantor, di sampingnya sudah ada koper miliknya, rencananya mereka akan menginap selama 3 hari satu malam. Bryan bilang mereka berangkat dari kantor sama-sama dan akan diantarkan oleh supir pribadi pemuda itu. Jam masih menunjukkan pukul setengah 7 pagi dan para karyawan sudah mulai berdatangan. Gadis itu menunggu di lobi sambil memainkan ponselnya, tak lama kemudian Erham dan temannya datang. Sara menyapa mereka sedangkan teman pemuda itu yang menjadi asisten pribadi Bryan hanya melengos pergi saat gadis itu belum selesai menyapa pemuda itu. Gadis itu hanya mengedikkan bahunya saja, "Bryan sebentar lagi sampai, kamu udah sarapan?"Gadis itu menggelengkan kepalanya karena tadi.Pemuda itu mengajak Sara sarapan nasi kuning.Baru saja Erham pesan nasi uduk, pemuda dapat pesan dari Bryan kalau dia sebentar lagi akan sampai. Dia langsung meminta ibunya untuk membungkusnya saja dan makan di mobil. Sara sedang memainkan ponsel di dekat tiang. Dia diminta Erham untu
Keesokan harinyaMereka sudah siap dan sedang berangkat menuju ke arah perusahan klien untuk rapat. Yang membuat gadis itu aneh, Bryan terlihat gugup hari ini, biasanya pemuda itu akan bersikap tenang dan memainkan tabnya. Erham yang paham dengan kebingungan gadis itu mengirimkan pesan pada gadis itu. Sara yang terkejut merasakan ponselnya yang bergetar langsung memeriksa ponselnya. Takut-takut kalau ada pesan penting, dia mengerutkan keningnya lalu menoleh ke arah Erham. Setelah itu dia membuka pesannya dan hanya mengangguk saja, lalu dia memasukkan ponselnya ke dalam saku blezernya lagi. Lalu dia membuka bahan materi yang akan mereka bawakan nanti, tak lama mereka sampai dan pemuda semakin terlihat gugup membuat gadis itu menahan tawanya. Lucu saja melihat pemuda itu yang gugup seperti itu, Bryan berjalan duluan sedangkan Erham dan Sara berjalan berdampingan di belakang pemuda itu. Setelah sampai di depan resepsionis, Sara berdiri di samping pemuda itu dan bilang kalau mereka
Setelah selesai mengecek email dan mengirimkan kembali kerjaannya itu ke Bryan, Sara bisa beristirahat meski hanya satu jam.Saat ini dia sedang ada di kafe bersama dengan Erham dan Bryan yang sibuk dengan tab dan laptop masing-masing. Gadis itu diapit oleh kedua pemuda tampan dan dingin. Menurutnya pesona pemuda itu tetap kalah dengan pesona Bryan, mereka mempunya pesona sendiri. Kenapa dia jadi memikirkan pesona kedua pemuda tampan itu? Dia menepuk pelan sebelah pipinya dan mencoba untuk kembali fokus bekerja. Mereka tidak ada bertemu klien hari ini, seharusnya mereka bertemu dengan klien dari Australia sekarang, tapi tidak jadi karena pesawatnya mendadak delay dan baru bisa terbang besok. Alhasil Sara harus merombak ulang jadwal pertemuan mereka, sebenarnya gadis itu nganggur saat ini. Sampai dia bermain game tanpa sepengetahuan Bryan, Erham tau tapi pemuda itu diam saja. Sampai dia dibuat kesal dan terkejut karena ada email masuk dari Fitri, gadis itu memintanya untuk memban
Mereka makan malam bersama dan sejak tadi Bryan curi-curi pandang pada gadis itu, dia hanya ingin memastikan kalau gadis itu baik-baik saja. Sara menyadari gerak-gerik pemuda itu dan dia menghiraukanya. "Kamu tidak apa-apa? Kata Bryan kamu mempunyai phobia" tanya pemuda itu pada Sara yang duduk di depannya. Sara sempat tersentak mendengar perkataan Erham dan reflek menganggukan kepalanya. "Aku baik-baik aja, aku emang punya phobia karena kecelakaan kecil saat masih SD," sahutnya santai. Erham hanya mengangguk saja, "Kecelakaan apa sampai membuat kamu phobia seperti itu?" pertanyaannya itu membuat Erham menepuk sebelah paha pemuda itu. Sebagai isyarat pada pemuda itu untuk tidak menanyakannya. Bryan sempat menoleh ke arah Erham sekilas dan menatap lagi ke arah Sara. Terlihat gadis itu seperti tidak nyaman dengan pertanyaan pemuda itu, "Kalau tidak mau jawab tidak apa-apa, saya hanya ingin tau dan bisa antisispasi" sahutnya santai. "Terjebak seperti tadi, bedanya saat itu aku sam
Keesokan harinyaSara terbangun dari tidurnya dan dia merasa ada yang aneh. Gadis itu mengumpulkan nyawanya beberapa detik, setelah itu dia menuju ke kamar mandi. Tak lama dia keluar dari kamar mandi dan duduk di depan meja rias, dia mengeringkan rambutnya sambil melakukan ritual skin care paginya.Yang dia dengar kalau pagi ini Bryan ada urusan pribadi dan tidak mengajak mereka berdua. Setelah selesai dia menuju ke atas kasur. Dia mengambil ponselnya dan tabnya, ia akan bekerja tipis-tipis sambil mendengarkan lagu.Dia hanya mengecek email-email masuk, memberi jadwal pada klien setelah itu dia tidak ada kerjaan lagi sampai Bryan balik ke hotel. Baru saja dia akan mematikan tabnya, dia mendapat email dari Bryan. Dia langsung mengeceknya. Karena dia kurang paham gadis itu langsung menghubungi Bryan. "Halo Kak, ini maksudnya apa ya?"[Kamu kirimkan saja foto-foto itu dan siapkan jadwalnya]Gadis itu mengangguk paham, "Baiklah kalau begitu,"[Kamu sudah baik-baik saja?]Mendengar per