Share

Bab 3

Author: Elias
Talita dirawat di rumah sakit terdekat Ocarina.

Karena mengalami kerusakan pada rahim, setiap kali datang bulan, dia selalu merasakan sakit yang luar biasa.

Awalnya, setiap kali menjelang haid, dia selalu merasa cemas. John yang tak tega dia kesakitan, sesibuk apapun, dia selalu meluangkan waktu untuk menemaninya tanpa beranjak sedikit pun, menghangatkan perutnya dan membuatkan wedang jahe untuknya.

Karena ada John, lama-lama Talita pun jadi tidak terlalu memperhatikannya lagi. Setiap kali datang bulan, justru John yang selalu mengingatkan duluan, barulah dirinya sadar kalau dirinya akan segera datang bulan.

Namun kali ini, John pun lupa.

Setelah minum obat pereda nyeri, Talita bersandar di ranjang rumah sakit dan memanggil sistem.

“Bantu aku lacak posisi John sekarang.”

[Baik, tuan.]

Bunyi ‘ting’ terdengar dan di kepala Talita muncul peta pelacakan.

John terlihat sedang berada di Jalan Agung. Tiga menit kemudian, dia berpindah ke sebuah gedung bernama Winsor, blok 13.

Itu tempat tinggal Ivy.

Talita membuka tiktok dan mencari akun Ivy, lalu masuk ke siaran langsungnya.

“Selamat datang buat teman-teman yang baru bergabung.”

Ivy melirik jam tangannya, “Tapi sebentar lagi aku sudah mau tutup siarannya, soalnya pacarku mau datang.”

Suara Ivy terdengar manja dan lembut, memberi kesan yang sangat nyaman.

Baru saja selesai dia bicara, suara pintu terbuka terdengar dari sana. Wajahnya langsung berseri-seri penuh suka cita.

Dia mematikan mikrofonnya, mendongak menatap ke samping, matanya berbinar seperti anak anjing yang menanti belaian tuannya.

Detik berikutnya, lengannya dirangkul seseorang. Orang itu langsung menunduk dan menciumnya dengan penuh gairah, seolah tak sabar sedetik pun.

Meski wajah pria itu tak kelihatan, penonton langsung heboh.

[Ahh, manis sekali! Cium lagi, mau lihat!]

[Niatnya hanya mau nonton siaran langsung, malah dapat tontonan romantis seperti ini.]

[Keterlaluan sekali, beraninya ciuman di depan kami! Tapi, aku suka melihatnya!!]

….

Berbeda dari para penonton yang antusias, Talita justru seperti disiram air es. Rasa dingin itu merambat dari dalam, membuat seluruh tubuhnya gemetar hebat.

Pria itu adalah John.

Lengan bajunya yang setengah terlihat di layar adalah baju yang sama yang dikenakan John.

Mengingat bahwa jaket itu masih melekat di tubuhnya satu jam yang lalu, Talita langsung merasa mual.

Di siaran langsung, pasangan itu berciuman hampir satu menit, masih enggan berpisah. Talita pun membalikkan ponselnya dengan kesal.

Beberapa saat kemudian, mikrofon di siaran kembali menyala. Ivy tertawa kecil dengan wajah malu-malu, suaranya terdengar manja,

“Maaf, ya sayang-sayangku, pacarku sudah datang. Aku mau tutup siarannya dulu. Sampai bertemu besok~”

Talita mengambil ponsel dan sempat melihat komentar yang membanjiri layar sebelum siaran ditutup.

[Sudahlah, kami mengerti kok. Nggak mau ganggu kegiatan pasangan muda seperti kalian~]

Talita tersenyum tanpa suara. Di dalam kepalanya terasa seperti ada senar yang dipetik sembarangan, membuat pikirannya berdengung tak karuan.

Malam itu, Talita menginap di rumah sakit, tidurnya sangat tidak tenang.

Saat bangun keesokan paginya, yang pertama dilihatnya adalah John yang tertidur sambil menggenggam tangannya di samping ranjang.

Talita menahan rasa tak nyaman, lalu menarik kembali tangannya pelan.

John langsung terbangun. Melihat Talita sudah sadar, dia buru-buru menggenggam tangannya lagi dengan wajah penuh rasa bersalah.

“Maaf ya, sayang. Beberapa hari ini aku terlalu sibuk sampai lupa kamu lagi haid. Ini semua salahku, aku yang membuatmu menderita.”

Iya, mengurus dua perempuan sekaligus, mana mungkin tidak sibuk?

Talita berniat menarik kembali tangannya, tapi John malah menggenggamnya lebih erat.

“Kenapa kamu nggak telepon aku semalam? Aku pulang ke rumah, lihat kamu nggak ada, rasanya panik sekali.”

“Lain kali harus kabarin aku, ya. Nggak ada yang lebih penting dari kamu.”

Dulu, Talita pasti akan menangis tersedu-sedu karena terharu mendengar kalimat seperti itu. Tapi sekarang, dia hanya menatapnya dengan pandangan datar, lalu memalingkan wajah dan memejamkan matanya.

“Aku masih sangat capek, mau istirahat lagi.”

John terdiam, melihat sikap Talita yang begitu dingin, hatinya mendadak gelisah.

“Sayang ….”

Belum sempat lanjut bicara, ponselnya bergetar. Dia pun melirik layar.

Beberapa saat kemudian, John yang tadi menolak pergi dan terus menggenggam tangan Talita, tiba-tiba berubah pikiran.

“Kalau begitu, kamu istirahat dulu, ya. Aku keluar sebentar buat beliin bubur.”

Begitu dia pergi, Talita langsung membuka mata, bangkit dari ranjang dan diam-diam mengikutinya.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terpisah Antara Dua Dunia   Bab 18

    Tatapan John perlahan mulai fokus dan ekspresinya pun menunjukkan sedikit kehangatan.“Apa katanya?”“Katanya besok pagi jam sembilan, dia mau bertemu denganmu di Restoran Maxi untuk bicara lebih lanjut.”Malam itu, meskipun mabuk berat, John tetap tidak tidur nyenyak. Tepat jam tujuh pagi, dia sudah bangun dan langsung bersiap pergi ke Restoran Maxi.Tepat jam sembilan, orang itu datang sesuai janji.Dia adalah seorang pria bule yang fasih berbahasa Indonesia, namanya Ali.Dia menjabat tangan John dengan sopan, lalu mereka langsung masuk ke pembicaraan inti setelah duduk.“Kamu bilang bisa membantuku menemukan istriku?”“Iya, tapi sebelumnya, aku perlu tahu bagaimana kalian bertemu dan bagaimana kamu menyadari bahwa dia menghilang.”John pun menceritakan semuanya secara detail, dari awal pertemuan dengan Talita sampai akhirnya dia pergi.Ali menunduk sejenak, berpikir, lalu berkata, “Aku bisa pastikan bahwa istrimu adalah seseorang dari dunia lain. Dia datang ke dunia ini membawa sist

  • Terpisah Antara Dua Dunia   Bab 17

    John duduk di pantai Ocarina, menatap laut biru yang dalam. Di sekelilingnya berserakan keranjang-keranjang berisi botol kosong yang jatuh tak beraturan.Di pojok Ocarina, jendela pusat layanan wisata yang sudah tua tampak usang, tapi dari dalam terdengar melodi lagu [Hanya Kamu] yang sedang diputar.John mendengarkan iramanya, secara reflek ikut bersenandung pelan, tapi kemudian tiba-tiba terdiam dan tersenyum getir, lalu menenggak alkoholnya lagi.Di belakang, lewat sepasang kekasih muda. Detik sebelumnya, si perempuan masih sibuk bergaya minta difotoin pacarnya. Tapi begitu melihat wajah John, dia langsung berlari mendekat, menggenggam lengan sangat pacar dan berbisik, “Itu John, ‘kan? Artis yang lagi heboh, gara-gara selingkuh itu!”Pacarnya sempat bengong sebentar, lalu tersadar, “Oh! Kamu pernah cerita! Bahkan bilang kalau aku sampai berani selingkuh, kamu bakal gebukin aku sampai mati.”Wanita itu tertawa ngakak, “Pintar, masih ingat juga.”Lalu nadanya berubah, “Tapi nggak ku

  • Terpisah Antara Dua Dunia   Bab 16

    Talita terbangun dari kehampaan yang membingungkan dan mendapati dirinya terbaring di atas pasir. Dia menyipitkan mata, menunggu sampai matanya beradaptasi dengan cahaya, lalu perlahan duduk dan melihat sekeliling.Ocarina?Bukan, ini pantai Pulau Melur di dunia asalnya, tempat terakhir yang dia kunjungi sebelum pergi ke dunia lain.Dia berdiri dan menatap garis pantai yang membentang tanpa ujung, perasaannya menjadi tidak menentu.Sama-sama laut, tapi rasanya memang berbeda.Tiba-tiba, terdengar suara “ting” di dalam kepalanya, lalu muncul suara sistem, [Selamat datang kembali, tuan tercinta. Anda telah kembali ke dunia asal. Di dunia ini, keinginan yang anda inginkan dalam misi sebelumnya telah diwujudkan oleh sistem.][Mulai sekarang, perjalanan misi dinyatakan selesai. Semoga kita bisa bertemu lagi suatu saat nanti.]Seketika, kilatan cahaya putih menyilaukan matanya, disusul rasa sakit di pelipisnya dan kemudian semua jejak sistem pun lenyap dari pikirannya.Talita terpaku di temp

  • Terpisah Antara Dua Dunia   Bab 15

    “Aku benar-benar mencintainya, itu sungguhan, sama sekali bukan akting. Dia itu seperti hidup baruku, aku nggak bisa kehilangannya. Lagu [Hanya Kamu] itu memang hanya untuknya, tapi ….”Saat berkata sampai situ, suara John bergetar hebat. Dia menarik napas dalam-dalam beberapa kali untuk menstabilkan emosinya.“Tapi, aku tetap mengkhianatinya. Enam tahun saling kenal, tiga tahun pernikahan, aku tidak puas dengan hubungan yang terlalu datar. Aku berselingkuh dengan pemeran wanita di MV lagu [Hanya Kamu], karena dia sangat mirip dengan istriku waktu muda.“Dia terus terang bilang kalau dia mengagumiku, mengagumi cintaku pada istriku, bahkan iri pada istriku punya suami sepertiku. Dia beberapa kali menunjukkan ketertarikan, memberi sinyal dan aku jadi hilang arah, bahkan melakukan kesalahan.”“Sekali lagi aku minta maaf. Aku benar-benar sadar betapa besar kesalahan yang kuperbuat dan aku nggak akan mengulanginya lagi. Aku minta tolong semuanya bantu aku mencari istriku, dia … mungkin melo

  • Terpisah Antara Dua Dunia   Bab 14

    “Tapi kamu benar-benar nggak tahu diri. Berani-beraninya menantang Talita? Kalau hanya menggugurkan anak tanpa kasih pelajaran sedikit, mana cukup?!”Usai bicara, John menghempaskan dagunya dengan kasar, lalu mengeluarkan tisu dan mengelap jarinya dengan ekspresi jijik. Tak peduli bagaimana Ivy berteriak histeris dari belakang, dia tetap melangkah keluar dari rumah sakit tanpa menoleh sedikit pun.Begitu masuk mobil, bos dari agensi langsung meneleponnya.“John, bagaimana ceritanya soal selingkuh itu? Kamu gila, ya? Sudah tahu salah, malah membongkar aib sendiri?!”John menarik napas dalam-dalam, “Selingkuh itu memang salahku. Daripada nantinya dibongkar orang lain dan menyebar di internet, lebih baik aku yang mengakuinya. Setidaknya bisa sedikit mengurangi dampak negatifnya.”Di balik telepon, lawan bicaranya terdiam lama. Akhirnya hanya terdengar helaan napas berat, “Sudahlah, kamu ke kantor sekarang. Kita bahas cara menanganinya.”Begitu telepon ditutup, John memijat pelipisnya yang

  • Terpisah Antara Dua Dunia   Bab 13

    “Nggak berani keluar? Jadi kamu sendiri pun tahu sudah banyak berbuat salah dan sekarang malah ketakutan?”“Berani-beraninya bohong bilang pacarmu selingkuh dan kamu hanya mau pertahankan anak itu. Nggak takut kena karma?!”“Iya! Padahal kami sudah percaya sekali denganmu. Ternyata kamu hanya memanfaatkan kami untuk kepentinganmu sendiri!”Semakin dibicarakan, suasana pun semakin panas. Salah satu fans yang tidak tahan dan akhirnya melayangkan pukulan.Begitu satu orang mulai, yang lain pun ikut menyerbu.Situasi menjadi kacau balau.John berdiri di samping, menonton semuanya dengan ekspresi datar. Tapi, ada yang melihatnya dan langsung melayangkan satu pukulan juga, “Kamu juga bukan orang baik! Gayanya saja suami idaman, mencintai dan perhatian pada istri, ternyata aslinya busuk!”John merasakan sakit di wajahnya, tapi dia tidak membalas, bahkan tidak menghentikan mereka.Karena yang dikatakan mereka benar, dirinya memang bajingan.Keributan berlangsung sekitar lima menit, sampai akhi

  • Terpisah Antara Dua Dunia   Bab 12

    “Dia itu selingkuhan, bahkan berani menantang istri sah, sampai akhirnya ….”Wajah John langsung pucat, matanya memancarkan rasa sakit dan tidak sanggup melanjutkan kalimatnya.Para fans yang ada di sekelilingnya menatap layar ponselnya. Di rekaman layar itu, foto yang muncul jelas-jelas adalah John dan Ivy.Padahal mereka tahu kalau John sudah berkeluarga dan terkenal sangat mencintai istrinya.Seketika, semua orang terdiam, tak sanggup mencerna gosipan besar ini.Soalnya, orang itu adalah selebgram yang sudah mereka ikuti bertahun-tahun dan satunya lagi adalah sosok suami penyayang yang selama ini dipuji baik di dalam maupun luar dunia hiburan.Butuh waktu cukup lama, sampai ada yang akhirnya sadar dari keterkejutannya.“Jadi, kamu yang selingkuh dari istrimu dan selingkuhannya itu Ivy?”Ekspresi John tampak canggung. Dia menggertakkan gigi, lalu menjawab, “Benar, aku akui itu dan kalian semua hanya dijadikan alat oleh Ivy.”“Cerita soal pacarnya selingkuh dan memaksanya menggugurkan

  • Terpisah Antara Dua Dunia   Bab 11

    Baru satu menit setelah unggahan itu diposting, sudah banyak fans yang memberikan tanda suka dan komentar. [Ada apa dengan Ivy? Apa yang terjadi?][Ada yang menyakitimu? Bilang sama kami, kami akan membelamu!][Jangan takut, kami akan selalu mencintaimu! Kamu masih punya kami!]….Melihat komentar yang penuh perhatian dan dukungan itu, hati Ivy sedikit lebih tenang.Semuanya belum sampai di titik terburuk, dia masih punya jutaan fans.Ivy membalas komentar beberapa orang secara acak.“Pacarku selingkuh … dan perempuan itu mengancamnya dengan nyawa supaya dia putus denganku.”“Aku mengandung anak dari pacarku, tapi dia malah menyuruhku menggugurkan kandungan gara-gara perempuan lain ….”“Satu-satunya yang kupunya sekarang adalah anak ini, dia darah dagingku. Dia mungkin bisa tega, tapi aku nggak bisa … aku nggak mau kehilangan anakku ….”“Aku harus bagaimana? Aku takut sekali, benar-benar nggak tahu harus bagaimana ….”Dengan penuh air mata, Ivy memutarbalikkan fakta tanpa sedikit pu

  • Terpisah Antara Dua Dunia   Bab 10

    Jantungnya berdebar kencang saat mencari-cari sosok Talita di sekitar.Namun, tidak ketemu.Tatapannya meredup, lalu berbalik dan mengendarai mobil Talita ke kantor polisi.Polisi memeriksa rekaman dashcam dan CCTV di sekitar Ocarina dalam radius yang cukup luas.Rekaman menunjukkan bahwa Talita turun dari mobil pada pukul 11:53 malam, mengambil foto, lalu memainkan ponselnya sebentar, kemudian memasukkannya ke dalam saku.Setelah itu, dia berjalan menuju laut, masuk ke area yang tidak terjangkau kamera. Setelah itu, dia pun tidak keluar lagi dan juga tidak muncul di CCTV mana pun.Tak ada catatan penggunaan kendaraan, menginap di hotel atau transaksi keuangan.“Kemungkinan besar Bu Talita melompat ke laut.”“Kami akan mengirim tim untuk mencari di area perairan ini, tapi laut di sini dalam dan banyak karang tajam. Kalau benar dia melompat, kemungkinan untuk selamat nyaris nggak ada .”Mendengar itu, jantung John terasa seperti ditusuk. Rasa panik langsung menyeruak, membuat seluruh tu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status