Share

Harus Mau

Penulis: Pesawat Kertas
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-30 19:02:01

Lana langsung menuju ke kelas 2-A di mana Elsa sedang duduk sambil merias wajahnya lagi. Beberapa anak menghampiri Elsa sambil berbisik, "El, itu Kak Lana datang."

Dengan panik Elsa langsung menutup kotak make up nya saat Lana datang dan duduk di sampingnya dengan tatapan tajam.

"Kenapa?" tanya Elsa dengan malu-malu.

"Lu ngapain dorong Anya? Ada masalah?"

"Oh, itu." Elsa langsung memalingkan wajah, malas. "Pagi tadi aku liat Kak Lana jalan bareng sama Anya. Kak, kakak sadar kan kalo aku suka sama kakak, aku cinta sama kakak. Kakak harus hargain perasaan aku," ujar perempuan itu.

"Gak."

Jawaban singkat dari Lana membuat perempuan itu merengut kesal. Ia juga termasuk perempuan yang banyak diinginkan murid laki-laki. Selain terkenal karena pintar, Elsa juga sangat menawan.

'Gue gak tau kenapa Kak Lana ga bisa suka sama gue. Gue gak percaya. Pasti ada cara buta Kak Lana suka sama gue,' batin perempuan itu.

"Gue datang buat peringati lu, jangan ganggu Anya. Atau orang gue bakal ganggu lu juga."

"Eh, aku ... Gak ganggu Anya, Kak." Elsa langsung ciut mendengar ucapan Lana.

Semua orang tua, Lana adalah anak dari donatur terbesar di sekolah ini. Guru sangat menghargai orang tua Lana, dan semua orang tau jika Lana dan empat teman nya itu punya geng yang mereka pimpin.

"Karna lu udah bikin Anya luka, lu juga harus ngerasain rasanya luka kayak gitu," ujar Lana dengan dingin sembari berjalan pergi.

"Kak, aku tadi gak sengaja!" Elsa memohon sembari memegang lengan Lana. "Tapi kan kakak punya aku! Aku hak bisa liat kakak sama perempuan lain!"

"Ngimpi." Lana menepis kasar tangan Elsa. "Jangan mentang-mentang lu anak kepala sekolah, terus lu bebas bertindak. Gue bakal bikin perhitungan kalo lu berani sentuh Anya lagi."

"Aish! Anya bod0h sial4n!" perempuan itu berteriak frustasi.

Dengan santainya Lana meninggalkan kelas yang cukup ramai itu, ia tak perduli ketika anak-anak perempuan mencoba menanyai nya, berusaha menahan Lana agar tidak pergi dari sana.

"Minggir, ganggu!" bentak Lana.

"Lana, lu ngapain bikin masalah sih," ujar Ardiaz yang langsung menghampiri Lana. "Lu tadi nyuruh anak Chaser buat ngebuli Elsa, kan? Dia itu anak kepala sekolah!"

Chaser adalah nama geng yang mereka dirikan bersama. Lan adalah pemimpin mereka, sementara Ardiaz adalah sosok wakil ketua yang merangkap menjadi penerjemah, dan pengurus geng karena tingkah Lana yang sering semena-mena.

"Gue gak takut sama kepala sekolah."

"Gue tau nyokap bokap lu punya duit banyak, tapi gak semua hal bisa diselesaikan sama duit. Kalo misalnya lu didepak dari sekolah, mau jadi apa lu."

"Malah bagus kalo gue dikeluarin dari sekolah, ga usah mikir pelajaran lagi," ujar pemuda itu langsung berjalan pergi.

Ardiaz hanya mengusap wajahnya frustasi. Ia perduli pada Lana, mereka sudah berteman sejak kecil. Namun, emosi Lana benar-benar tidak stabil, dan mudah terprovokasi, itulah yang dimanfaatkan orang untuk mencari masalah dengan geng mereka atau sekedar untuk menjatuhkan Lana.

****

"Anya, kenapa kaki kamu bisa terluka!" Seorang pria paruh baya dengan rambut yang memutih berkata dengan ekspresi serius.

Anya menggeleng pelan. Suasana restoran itu cukup ramai. Kini Anya duduk di hadapan Papa nya dengan pakaian dress mewah berbeda dari dirinya yang serba sederhana di hari biasa.

"Hanya jatuh di sekolah, Pah."

"Jangan bohong sama Papa. Ada yang bilang kamu di dorong? Memangnya apa kerjaan Lana itu sampai gak tau kalau ada yang ganggu kamu?" ujar Jefran — Papa kandung Anya.

"Tadi Anya lari, gak mau berangkat bareng Kak Lana, jadinya jatuh," ujar perempuan itu masih mencari alasan.

"Anya, jika ada apa-apa kamu bisa hilang sama Papa. Kenapa kamu terus diam nyembunyiin semua sendiri. Kamu pikir kalau kamu terus kabur dari masalah, masalah itu bisa selesai sendiri?" tanya pria yang sudah hafal akan sifat anaknya itu.

"Terimakasih atas perhatian papah."

Jefran menghembuskan nafas panjang. Sejak hari di mana ia menikah lagi, Anya selalu menggunakan kalimat formal padanya, seolah mereka tak pernah dekat. Sebagai seorang ayah, tentu saja ia merasa bersalah.

Keluarga menuntut Jefran untuk memiliki anak laki-laki, sementara istrinya sudah tidak bisa mengandung setelah melahirkan Anya, membuatnya harus kembali menikah.

"Anya, papa benar-benar perduli dengan kamu."

"Anya tau, Pah."

Anya mengerti bahwa papa nya itu menyayangi diri nya. Namun, Anya juga tau bahwa sifat pria itu suka bermain dengan perempuan selain mama nya dan ibu tirinya. Anya sadar sejak awal.

"Ini sudah malam, papa akan antar kamu pulang," ujar Jefran.

Gadis itu mengangguk patuh, lalu mengikuti Jefran keluar dari Restoran. Jefran membantu Anya berjalan karena perempuan itu masih sedikit pincang.

Setelah mendengar kabar tentang Anya yang jatuh di sekolah, Jefran tak bisa menahan diri untuk tidak bertemu dengan putri kesayangannya.

"Bagaimana keadaan mama?" tanya Anya saat mereka berada di salam mobil.

"Mama kamu baik-baik saja. Dia sehat."

'Seandainya mama bisa terima aku seperti dulu, pasti kita bisa tinggal bersama. Walaupun papa menikah lagi, tapi kita masih bisa menjadi keluarga,' batin Anya.

Karena perseteruan diantara mereka, Anya harus tinggal di tempat jauh itu, harus tinggal bersama pengasuhnya sejak SMP.

"Syukurlah, kalau mama sehat."

****

Anya berangkat sekolah dengan mulut merengut kesal. Hari ini ia berangkat diantar papa angkatnya, tidak bisa mengikuti Lana karena lututnya juga masih sakit. Sampai di depan gerbang, pak satpam sudah hampir menutup gerbang karena bel masuk sudah berbunyi.

"Loh, Anya tumben kamu terlambat," ujar Pak Satpam.

"Iya, Pak. Kemarin jatuh jadi lutut sakit banget buat jalan. Tolong ijinin saya masuk, ya?" mohon Anya dengan wajah memelas.

"Iya. Tapi besok jangan terlambat lagi, ya."

Anya mengangguk dengan senyum cerah. Perempuan itu langsung masuk ke halaman sekolah, sementara dari belakang ada seorang perempuan yang menyelonong dan pak Satpam juga tidak bisa berkutik melihat kelakuan Elsa.

Perempuan dengan darah campuran itu memang sangat cantik dengan rambut berwarna pirang dan mata biru, tetapi sifatnya jauh dari kata cantik.

Elsa melewati Jeongin dengan pincang, bahkan perempuan itu membawa tongkat bantu jalan dan kaki yang di perban. Nampaknya perempuan itu terluka parah.

"Pfft, rasain kena karma," batin Anya.

Seolah bisa membaca pikiran, Elsa menghentikan langkah dan menoleh pada Anya. "Puas lu liat gue kayak gini? Ini semua karena sifat caper lu itu!"

"Hah, kenapa karna aku?" tanya Anya kebingungan.

"Gara-gara lu Kak Lana jadi suruh anak-anak Chaser buat buli gue kayak gini!" Perempuan itu menatap nyalang, lalu berjalan pergi meninggalkan Anya.

"Dih berlebihan banget, luka nya cuma segaris, tapi udah pake perban kayak orang kecelakaan gitu." Anya tersentak kaget ketika mendengar Lana berujar dari belakangnya.

"Eh Kak Lana beneran yang buat Elsa kayak gitu, demi aku?" tanya Anya dengan mata berbinar.

"Bukan, tapi demi gue sendiri. Kalau keluarga gue udah ga butuh lu, gue juga ga bakal ngebelain lu kayak gini."

"Wah, keluarga ku emang terbaik. Bisa bikin Kak Lana jadi belain aku. Apa aku harus minta papa buat bikin Kak Lana jadi pacar aku?"

"Ogah gue."

"Kak Lana harus mau!" Tanpa sadar Lana sudah membantu Anya untuk berjalan, spontan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Tertangkap Stalker Manis   Apa Akan Bahagia?

    Pagi ini Lana datang ke sekolah dengan wajah murung, membuat Ardiaz menatap keheranan. Kenapa lagi sahabatnya ini."Lah, napa lu udah monyong aja pagi-pagi gini," sapa Ardiaz yang merangkul pundak sahabatnya itu, lalu berjalan bersama menuju gerbang."Lu percaya ga sih kalo orang seganteng gue ini bisa ditolak cewek?"Ardiaz menatap Lana dengan tatapan tajam, menelisik. "Lu ditolak? Emang lu nembak siapa cuy, kok ga koordinasi sama anak-anak, kan bisa kita kasih kejutan biar acara lu makin romantis.""Stress." Lana mendorong Ardiaz menjauh darinya. "Itu, si Anya."Dapat terlihat jelas raut kaget di wajah Ardiaz. Pemuda itu menatap dengan mata terbelalak. "Lu ditolak Anya?"Setelahnya pemuda itu tertawa kencang seolah puas melihat pangeran sekolah yang di tolak cewek cupu. Anya itu biasa saja, tidak secantik Elsa atau Eliyah. Hanya saja, Anya itu manis dan tingkah nya selalu saja mengundang tawa."Seriusan lu nembak Anya? Demi apa? Lu serius kan sama dia?""Ga."Kali ini langkah Lana t

  • Tertangkap Stalker Manis   Lana Ditolak?

    Lana melangkah pelan memasuki sebuah restoran yang telah ditentukan oleh Jefran - papa dari Anya.Dengan sopan ia menunduk pada pria paruh baya itu. Lana tampak menoleh ke sekitar, rupanya mereka telah memesan semua tempat untuk mereka, pantas saja tidak ada siapapun kecuali mereka dan pelayan."Loh, Anya ga datang juga?" tanya Lana. "Pasti masih shock sama kejadian tadi."Jefran menggeleng. "Dia datang kok, itu ...."Arah jemari Jefran menunjuk pada putrinya yang berjalan mendekat. Beberapa saat lalu Anya memang minta ijin ke kamar mandi dulu untuk memperbaiki riasannya saya mendengar Lana hampir sampai ke restoran.Untuk beberapa saat Lana terpana pada penampilan Anya yang berbeda dari biasanya. Di sekolah, gadis itu terlihat polos dan manis, tapi sosok dihadapannya ini sungguh berbeda.'Lah, baru tau gue. Anya bisa cantik gitu kalo pake dress terus rambutnya di ikat rapi.'"Eh, ada yang aneh? Kak Lana kenapa liatin aku?" tanya Anya sembari meraih ponselnya, membuka kamera depan unt

  • Tertangkap Stalker Manis   Ingin Tau Semua

    Selepas bel pulang sekolah berbunyi, semua murid menghambur keluar sekolah, begitupun Anya yang celingukan mencari sopir nya.Sejak kaki nya terluka, ia tak memiliki alasan untuk pergi mengikuti Lana. Kedua orang tua asuhnya meminta agar Anya langsung pulang tanpa bermain dulu."Ck, padahal mau liat Kak Lana dulu," lirih gadis itu. "Mana sih pak Sopir. Kalau ga ada ya udah, aku cari Kak Lana aja."Dengan senyum sumringah Anya menoleh ke sana kemari. Lana biasa jalan kaki sepulang sekolah, pasti tak sulit menemukannya dengan memperhatikan sekitar. Namun, bulannya Lana, yang dia dapati justru sosok perempuan yang malam itu bertemu dengannya dan Lana di zebracross.Perempuan dengan rambut panjang dan lurus, wajahnya sangat cantik, dan tubuhnya gemulai feminim."Aneh. Padahal waktu itu Kak Lana nanya perempuan yang mirip ciri-ciri nya kayak dia, tapi pas ditanya kenal atau engga, justru bilang engga," gumam Anya, masih memperhatikan Eliyah yang berada sedikit jauh darinya.Eliyah yang mer

  • Tertangkap Stalker Manis   Si Caper

    "Ayo, gue gendong. Ini jam pertama udah mau mulai." Abin tiba-tiba merangkul Anya dari samping, lalu mencubit pipi gemas gadis itu."Ish, kak Bima apaan sih."Lana mengalihkan pandangan, jengah. Entah mengapa kehadiran Bima membuatnya kesal, pemuda itu pun melangkah cepat meninggalkan Anya yang tengah sibuk naik ke punggung Bima untuk digendong.'Halah, sok baik banget,' batin Lana. 'Caper.'Sementara Anya terkikik gemas berada di gendongan Bima. Sudah sangat lama sejak sepupu nya itu menggendongnya di belakang."Kak, kamu ga bilang ke Papa kan tentang luka di lutut ku ini?" tanya Anya."Engga. Sebenernya gue mau ngomong langsung sama Elsa buat ga ganggu lu, tapi ternyata keduluan si Lana."Anya mengeratkan pelukannya di punggung Bima, lalu berbisik. "Kak, kayaknya luka di kaki Kak Elsa parah, ya. Aku jadi merasa bersalah.""Lah, ngapain merasa bersalah. Lu harusnya bersyukur ada orang yang mau ngelindungi lu. Ada orang yang perduli sama lu. Emangnya selama ini selain gue, paman, sama

  • Tertangkap Stalker Manis   Harus Mau

    Lana langsung menuju ke kelas 2-A di mana Elsa sedang duduk sambil merias wajahnya lagi. Beberapa anak menghampiri Elsa sambil berbisik, "El, itu Kak Lana datang."Dengan panik Elsa langsung menutup kotak make up nya saat Lana datang dan duduk di sampingnya dengan tatapan tajam."Kenapa?" tanya Elsa dengan malu-malu."Lu ngapain dorong Anya? Ada masalah?""Oh, itu." Elsa langsung memalingkan wajah, malas. "Pagi tadi aku liat Kak Lana jalan bareng sama Anya. Kak, kakak sadar kan kalo aku suka sama kakak, aku cinta sama kakak. Kakak harus hargain perasaan aku," ujar perempuan itu."Gak."Jawaban singkat dari Lana membuat perempuan itu merengut kesal. Ia juga termasuk perempuan yang banyak diinginkan murid laki-laki. Selain terkenal karena pintar, Elsa juga sangat menawan.'Gue gak tau kenapa Kak Lana ga bisa suka sama gue. Gue gak percaya. Pasti ada cara buta Kak Lana suka sama gue,' batin perempuan itu."Gue datang buat peringati lu, jangan ganggu Anya. Atau orang gue bakal ganggu lu j

  • Tertangkap Stalker Manis   Jangan Ganggu Anya

    Anya menggeleng kasar. Ia menatap ponselnya. "Kalau terjadi sesuatu sama aku, Kak Bima pasti tau lokasi ku ada di sini, jadi gak masalah kalau aku pingsan. Pasti Kak Bima tau," bisik Anya dalam kesendirian.Perempuan itu memanjat tembok samping gerbang sekolah, lalu memasuki bangunan yang sudah sepi dan gelap itu. Ia menyalakan senter hp dan menutup telinganya dengan kedua tangan.Air mata mengalir basahi pipi. Ia tak bisa berpikir apapun lagi selain berjalan melewati lorong-lorong sepi. Air mata mengalir deras basahi pipi, diikuti suara isak tangis yang terdengar jelas dalam kesunyian."Kenapa rasanya lorong itu jauh banget," tangis Anya.Sementara itu di dalam gudang, samar-samar Lana mendengar tangis perempuan yang sangat nyata. Pemuda itu sesekali menepuk nyamuk yang mengigit lengannya. Ia semakin mendekat ke pintu, memperjelas pendengaran."4njir, itu beneran suara kuntilanak? Gak, gue gak percaya hantu. Ini pasti ulah Bima." Meski berkata demikian, sebenarnya Lana sudah berkerin

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status