Share

Lana Ditolak?

last update Last Updated: 2024-10-04 22:02:44

Lana melangkah pelan memasuki sebuah restoran yang telah ditentukan oleh Jefran - papa dari Anya.

Dengan sopan ia menunduk pada pria paruh baya itu. Lana tampak menoleh ke sekitar, rupanya mereka telah memesan semua tempat untuk mereka, pantas saja tidak ada siapapun kecuali mereka dan pelayan.

"Loh, Anya ga datang juga?" tanya Lana. "Pasti masih shock sama kejadian tadi."

Jefran menggeleng. "Dia datang kok, itu ...."

Arah jemari Jefran menunjuk pada putrinya yang berjalan mendekat. Beberapa saat lalu Anya memang minta ijin ke kamar mandi dulu untuk memperbaiki riasannya saya mendengar Lana hampir sampai ke restoran.

Untuk beberapa saat Lana terpana pada penampilan Anya yang berbeda dari biasanya. Di sekolah, gadis itu terlihat polos dan manis, tapi sosok dihadapannya ini sungguh berbeda.

'Lah, baru tau gue. Anya bisa cantik gitu kalo pake dress terus rambutnya di ikat rapi.'

"Eh, ada yang aneh? Kak Lana kenapa liatin aku?" tanya Anya sembari meraih ponselnya, membuka kamera depan untuk melihat pantulan diri.

"Cantik."

Deg.

Lana tak tau mengapa jantungnya berdebar saat mengucap kalimat itu. Baik dirinya maupun Anya juga tau, kedekatan mereka hanya sebatas pekerjaan orang tua, tetapi ... Bisa-bisa nya Lana malah berdebar.

'Pasti efek gugup karna ketemu CEO besar, orang terkaya di kota ini. Ga mungkin lah gue deg-degan karna si Bonchel itu,' batin Lana.

"Lana, saya sangat berterimakasih sama kamu. Berkat kamu, Anya tidak terluka dan mengalami kecelakaan. Dia ini anak kesayangan saya, anak satu-satunya. Saya sangat bersyukur kamu menjadi temannya di sekolah," ujar Jefran.

'Teman?' dalam hati Lana menggerutu. Sejujurnya, ia tak mau datang ke acara makan malam seperti ini yang dianggapnya membuang waktu. 'Yang ada gue selalu buli anak lu.'

Lana bersyukur bahwa orang tuanya terhitung kaya dan mampu menutup mulut orang-orang sehingga tidak menyebarkan masalalu Lana dan Eliyah.

Jika Jefran sampai tau ... Lana tak bisa membayangkan semarah apa papanya nanti.

"Itu, tangan kamu parah?" tanya Jefran, kembali memulai pembicaraan sambil menunggu pesanan mereka dibuat.

Lana menggeleng pelan. "Engga Om, cuma luka beret doang. Ini ga ada apa-apanya buat cowok sejati," ujarnya dengan bangga.

Keuda lelaki itu tertawa, lalu kembali mengobrol santai. Anya hanya menyimak sambil sedikit tersenyum menimpali candaan mereka. Lana menyadari, gadis itu sedikit berubah jika berada di dekat sang ayah.

****

Eliyah menatap ragu ketika Elsa datang ke rumahnya. Perempuan itu sudah memilih tempat sepi dan damai ini sebagai tempat persembunyian selama pulang dari Amerika, tapi siapa sangka tempat yang dikira aman ini justru sangat rawan untuk ditemukan.

"Lu ngapain kelihatan takut gitu?" tanya Elsa. "Kita temen sekelas, lu balik dari Amerika, gue sambut. Baik, kan, gue?"

Eliyah masih diam. Kapan ia pernah berteman dengan Elsa? Yang ada perempuan blasteran dengan rambut pirang mencolok itu justru merundung nya karena disukai Lana.

"Gue pikir lu ga bakal pernah balik ke sini lagi," ujar Elsa.

"Gue butuh ngurus beberapa data," ujar Eliyah pada akhirnya buka suara.

"Lu gak usah sok kul deh," Elsa kembali berkata dengan nada sewot. "Gue tau kok, lu masih ada dendam sama Kak Lana. Lu balik buat ngawasin dia dan cari celah buat balas dendam, kan?"

"Gue gak seburuk lu, Elsa!" kesal Eliyah.

"Dih, gak usah sok iye, lu. Gue dateng ke sini buat ngajak lu kerja sama. Lu butuh balas dendam sama Kak Lana, kan? Gue tau caranya."

Seketika manik mata Eliyah membulat. Ia kelas tertarik pada tawaran Elsa, tetapi juga merasa curiga. "Bukannya lu juga suka sama Kak Lana?"

"Iya, gue suka. Makanya gue gak suka Kak Lana deket sama anak itu. Lu boleh jatuhin Kak Lana, biar gue punya kesempatan buat selamatin dia."

Eliyah tersenyum miring. Pemikiran Elsa sangat kekanak-kanakan. Ia tau tak akan mudah membuat Lana berpaling, bahkan saat tak sengaja bertatapan kemarin, Eliyah masih melihat pandangan yang sama di mata pemuda dingin itu.

"Terus lu mau apa?" tanya Eliyah penasaran. "Gue gak mau deket-deket sama Kak Lana ataupun anak itu lagi. Aku tau dia tinggal di sekitar sini."

"Gak, lu diem aja. Biar gue yang bertindak. Kita bakal ciduk Kak Lana waktu ngebuli Anya, terus kita laporin dia ke kepala sekolah. Kalo lu mau jelasin tentang kelakuan Kak Lana ke elu, mungkin lu juga bisa bantu," ujar Elsa.

Eliyah terdiam. Lana sudah keterlaluan saat itu,membuat Eliyah hidup salam ketakutan. Saat ini mentalnya sedikit terobati, ia merasa benci melihat Lana hidup bahagia seolah tak pernah melakukan kejahatan.

"Itu bahaya. Gimana kalo keluarga Kak Lana buru gue? Gue bisa bantu lu, tapi gue gak mau terjun langsung!"

"Oke, kalo gitu lu di belakang gue. Inget, kalo gue butuh bantuan lu, lu harus kasih kerja sama ke gue. Bentar lagi bakal ada study tour ke pantai, itu kesempatan kita buat ciduk kelakuan Kak Lana!"

"Oke."

****

"Loh, Anya ... Kamu tinggal di sini," ujar Elsa saat melihat Anya duduk di ayunan yang terpaut di dahan pohon depan rumah.

"Eh, iya."

"Hampir aku teriak kaget, kamu kayak hantu tau sendirian di depan rumah malm-malam gini," ujar Elsa yang memasuki gerbang pendek rumah Anya yang hanya setinggi pinggang.

"Ini aku lagi lihat bintang." Anya bangun dari duduknya, melihat Elsa yang datang mendekat.

Tak hanya Bima, Lana pun melarangnya untuk berdekatan dengan Elsa. Mereka tidak pernah tau apa yang direncanakan perempuan licik itu.

"Lu Minggu depan ikut study tour?" tanya Elsa.

Anya menunduk dengan raut kecewa. Ia sangat ingin pergi untuk melihat Lana, untuk melihat kegiatan-kegiatan sang pujaan hatinya itu. Namun, kedua orang tua tak mengijinkannya.

"Aku ga dikasih ijin," ujar Elsa.

"Bujuk mereka lah, buktiin kalo lu bisa ikut study tour. Bakal seru banget sih, soalnya Kak Lana bakal main voly juga. Oh iya, malemnya kita bakal camping dan bikin api unggun."

Anya semakin ingin ikut, tapi bagaimana cara meyakinkan orang tuanya?

"Oh, jangan lupa event love letter. Nanti kita bakal ngasih surat rahasia ke orang yang kita suka tanpa kasih tau nama, yang dapat surat paling banyak itu yang menang. Kamu ga penasaran siapa aja yang bakal dapat pesan?"

"A- aku penasaran sih."

"Anyaa ... Masuk, Nak. Sudah malam, kamu bicara dengan siapa?" seorang perempuan paruh baya berbicara dari dalam rumah, langkah terdengar mendekat, membuat Elsa akhirnya berpamitan pergi.

"Itu cuma kakak kelas, kebetulan lewat." Anya berjalan mengikuti mama asuh nya.

"Itu hp kamu bunyi, ada telfon dari Lana,"ujar perempuan itu.

Manik mata Anya memicing. Apa barusan? Lana meneleponnya? Ada perlu apa?

"Yang bener, Ma?" Anya langsung berlarian ke kamarnya dan mengangkat panggilan dari Lana.

"Eh, ada apa Kak? Maaf lama angkatnya," ujar Anya.

"Lu lama banget sih, gue butuh ngomong penting sama lu.

Di seberang telepon, Lana tentang tiduran di ranjangnya, menelepon Anya dengan santai. "Lu mau ga pacaran sama gue?"

Lana akhirnya mengucapkan kalimat itu, tetapi tak ada jawaban. Anya terdiam, entah mendengar yang Lana katakan atau tidak. Tak lama, panggilan itu berhenti, membuat Lana kebingungan.

"Lah, yang bener aja. Gue ditolak?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ayu Widia Susanti
dasar Elsa rubah .. di tunggu kelanjutannya Thor 🫶
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Tertangkap Stalker Manis   Apa Akan Bahagia?

    Pagi ini Lana datang ke sekolah dengan wajah murung, membuat Ardiaz menatap keheranan. Kenapa lagi sahabatnya ini."Lah, napa lu udah monyong aja pagi-pagi gini," sapa Ardiaz yang merangkul pundak sahabatnya itu, lalu berjalan bersama menuju gerbang."Lu percaya ga sih kalo orang seganteng gue ini bisa ditolak cewek?"Ardiaz menatap Lana dengan tatapan tajam, menelisik. "Lu ditolak? Emang lu nembak siapa cuy, kok ga koordinasi sama anak-anak, kan bisa kita kasih kejutan biar acara lu makin romantis.""Stress." Lana mendorong Ardiaz menjauh darinya. "Itu, si Anya."Dapat terlihat jelas raut kaget di wajah Ardiaz. Pemuda itu menatap dengan mata terbelalak. "Lu ditolak Anya?"Setelahnya pemuda itu tertawa kencang seolah puas melihat pangeran sekolah yang di tolak cewek cupu. Anya itu biasa saja, tidak secantik Elsa atau Eliyah. Hanya saja, Anya itu manis dan tingkah nya selalu saja mengundang tawa."Seriusan lu nembak Anya? Demi apa? Lu serius kan sama dia?""Ga."Kali ini langkah Lana t

  • Tertangkap Stalker Manis   Lana Ditolak?

    Lana melangkah pelan memasuki sebuah restoran yang telah ditentukan oleh Jefran - papa dari Anya.Dengan sopan ia menunduk pada pria paruh baya itu. Lana tampak menoleh ke sekitar, rupanya mereka telah memesan semua tempat untuk mereka, pantas saja tidak ada siapapun kecuali mereka dan pelayan."Loh, Anya ga datang juga?" tanya Lana. "Pasti masih shock sama kejadian tadi."Jefran menggeleng. "Dia datang kok, itu ...."Arah jemari Jefran menunjuk pada putrinya yang berjalan mendekat. Beberapa saat lalu Anya memang minta ijin ke kamar mandi dulu untuk memperbaiki riasannya saya mendengar Lana hampir sampai ke restoran.Untuk beberapa saat Lana terpana pada penampilan Anya yang berbeda dari biasanya. Di sekolah, gadis itu terlihat polos dan manis, tapi sosok dihadapannya ini sungguh berbeda.'Lah, baru tau gue. Anya bisa cantik gitu kalo pake dress terus rambutnya di ikat rapi.'"Eh, ada yang aneh? Kak Lana kenapa liatin aku?" tanya Anya sembari meraih ponselnya, membuka kamera depan unt

  • Tertangkap Stalker Manis   Ingin Tau Semua

    Selepas bel pulang sekolah berbunyi, semua murid menghambur keluar sekolah, begitupun Anya yang celingukan mencari sopir nya.Sejak kaki nya terluka, ia tak memiliki alasan untuk pergi mengikuti Lana. Kedua orang tua asuhnya meminta agar Anya langsung pulang tanpa bermain dulu."Ck, padahal mau liat Kak Lana dulu," lirih gadis itu. "Mana sih pak Sopir. Kalau ga ada ya udah, aku cari Kak Lana aja."Dengan senyum sumringah Anya menoleh ke sana kemari. Lana biasa jalan kaki sepulang sekolah, pasti tak sulit menemukannya dengan memperhatikan sekitar. Namun, bulannya Lana, yang dia dapati justru sosok perempuan yang malam itu bertemu dengannya dan Lana di zebracross.Perempuan dengan rambut panjang dan lurus, wajahnya sangat cantik, dan tubuhnya gemulai feminim."Aneh. Padahal waktu itu Kak Lana nanya perempuan yang mirip ciri-ciri nya kayak dia, tapi pas ditanya kenal atau engga, justru bilang engga," gumam Anya, masih memperhatikan Eliyah yang berada sedikit jauh darinya.Eliyah yang mer

  • Tertangkap Stalker Manis   Si Caper

    "Ayo, gue gendong. Ini jam pertama udah mau mulai." Abin tiba-tiba merangkul Anya dari samping, lalu mencubit pipi gemas gadis itu."Ish, kak Bima apaan sih."Lana mengalihkan pandangan, jengah. Entah mengapa kehadiran Bima membuatnya kesal, pemuda itu pun melangkah cepat meninggalkan Anya yang tengah sibuk naik ke punggung Bima untuk digendong.'Halah, sok baik banget,' batin Lana. 'Caper.'Sementara Anya terkikik gemas berada di gendongan Bima. Sudah sangat lama sejak sepupu nya itu menggendongnya di belakang."Kak, kamu ga bilang ke Papa kan tentang luka di lutut ku ini?" tanya Anya."Engga. Sebenernya gue mau ngomong langsung sama Elsa buat ga ganggu lu, tapi ternyata keduluan si Lana."Anya mengeratkan pelukannya di punggung Bima, lalu berbisik. "Kak, kayaknya luka di kaki Kak Elsa parah, ya. Aku jadi merasa bersalah.""Lah, ngapain merasa bersalah. Lu harusnya bersyukur ada orang yang mau ngelindungi lu. Ada orang yang perduli sama lu. Emangnya selama ini selain gue, paman, sama

  • Tertangkap Stalker Manis   Harus Mau

    Lana langsung menuju ke kelas 2-A di mana Elsa sedang duduk sambil merias wajahnya lagi. Beberapa anak menghampiri Elsa sambil berbisik, "El, itu Kak Lana datang."Dengan panik Elsa langsung menutup kotak make up nya saat Lana datang dan duduk di sampingnya dengan tatapan tajam."Kenapa?" tanya Elsa dengan malu-malu."Lu ngapain dorong Anya? Ada masalah?""Oh, itu." Elsa langsung memalingkan wajah, malas. "Pagi tadi aku liat Kak Lana jalan bareng sama Anya. Kak, kakak sadar kan kalo aku suka sama kakak, aku cinta sama kakak. Kakak harus hargain perasaan aku," ujar perempuan itu."Gak."Jawaban singkat dari Lana membuat perempuan itu merengut kesal. Ia juga termasuk perempuan yang banyak diinginkan murid laki-laki. Selain terkenal karena pintar, Elsa juga sangat menawan.'Gue gak tau kenapa Kak Lana ga bisa suka sama gue. Gue gak percaya. Pasti ada cara buta Kak Lana suka sama gue,' batin perempuan itu."Gue datang buat peringati lu, jangan ganggu Anya. Atau orang gue bakal ganggu lu j

  • Tertangkap Stalker Manis   Jangan Ganggu Anya

    Anya menggeleng kasar. Ia menatap ponselnya. "Kalau terjadi sesuatu sama aku, Kak Bima pasti tau lokasi ku ada di sini, jadi gak masalah kalau aku pingsan. Pasti Kak Bima tau," bisik Anya dalam kesendirian.Perempuan itu memanjat tembok samping gerbang sekolah, lalu memasuki bangunan yang sudah sepi dan gelap itu. Ia menyalakan senter hp dan menutup telinganya dengan kedua tangan.Air mata mengalir basahi pipi. Ia tak bisa berpikir apapun lagi selain berjalan melewati lorong-lorong sepi. Air mata mengalir deras basahi pipi, diikuti suara isak tangis yang terdengar jelas dalam kesunyian."Kenapa rasanya lorong itu jauh banget," tangis Anya.Sementara itu di dalam gudang, samar-samar Lana mendengar tangis perempuan yang sangat nyata. Pemuda itu sesekali menepuk nyamuk yang mengigit lengannya. Ia semakin mendekat ke pintu, memperjelas pendengaran."4njir, itu beneran suara kuntilanak? Gak, gue gak percaya hantu. Ini pasti ulah Bima." Meski berkata demikian, sebenarnya Lana sudah berkerin

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status