Share

Jebakan

Author: Mirielle
last update Last Updated: 2025-05-14 12:03:48

Chloe baru saja kembali ke apartemennya ketika dia mendengar sebuah ketukan cepat menggema dari pintu. Chloe melempar tasnya ke atas sofa, dia buru-buru membuka pintu karena ketukan itu makin kencang.

Alex berada di balik pintu, gelisah dan panik.

“Kau baik-baik saja?” Chloe melebarkan pintu dan meminta Alex masuk. “Aku baru saja membeli sebuah gaun dan aku pastikan tidak akan mempermalukanmu,” imbuhnya lagi.

Chloe duduk, dia menyandarkan tubuhnya di sofa. Tapi Alex tidak masuk. Dia berdiri di ambang pintu, wajahnya pucat dan Chloe baru menyadari jika tempo napas Alex memburu. Chloe mengernyit, dan dia juga mendapati kedua bola mata Alex memerah seperti habis menangis.

“Semuanya baik-baik saja? Ada apa?” Chloe langsung sigap.

Alex setengah berlari menemuinya, dia menyodorkan selembar surat tagihan dengan tangan gemetar. Chloe mengernyit, dia meraih kertas itu dan masih menatap Alex bingung.

“Ini?”

“Chloe, sepertinya...aku ditipu!”

Chloe membaca kertas itu dengan cepat. Angka di bagian bawah menjadi perhatiannya dan segera membuat jantungnya seakan berhenti. $350.000. Itu adalah jumlah hutang yang harus dilunasi dalam waktu,

“Tujuh hari?” Chloe membelalak, dia menatap Alex, lalu kembali pada kertas di tangannya. “Jika tidak melunasinya selama tujuh hari, maka pihak pemberi pinjaman akan melaporkan ke kepolisian dan menyita semua aset?” Napas Chloe terengah, dia mendongak menatap Alex. “Bagaimana ini bisa terjadi, Alex?”

Alex menggeleng, air matanya jatuh lagi. “Ada seorang investor yang mengaku ingin membiayai proyek risetku untuk program kelulusan,” Alex berkata terbata. “Dia memintaku tanda tangan kontrak kerja sama, tapi ternyata itu adalah perjanjian pinjaman pribadi. Kami menandatangani kontrak di depan notaris dan semua dokumen ini legal. Aku...aku sungguh dijebak, Chloe!”

Chloe membekap mulutnya sendiri, kertas di tangannya jatuh ke lantai. Bagaimana bisa? Darimana dia mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu satu minggu? Lalu detik berikutnya sebuah kejanggalan menghampiri: kenapa ada orang yang ingin menjebak Alex?

“Kau punya musuh?” tanya Chloe, sekedar memastikan.

“Tidak, Chloe. Kau juga tahu aku hanya belajar dan diam di kampus, tidak pernah melakukan sesuatu diluar batas. Sungguh. Pria itu datang ke kampus, menemuiku secara khusus dan mengatakan dia tertarik dengan risetku. Itu saja. Dan... dan semuanya terjadi begitu saja!”

“Kenapa tidak kau beritahu aku lebih dulu?” Chloe terhenyak.

“Aku tidak mau membebanimu terus menerus. Chloe, aku sudah dewasa, aku pikir aku sudah bisa membuat keputusan untuk diriku sendiri. Tapi ternyata...”

Kalimat itu meluluhkan hati Chloe. Dia berdiri, dipeluknya Alex erat. “Kau tidak membebaniku sama sekali, Alex. Begini saja. Aku akan coba tanya ke teman-temanku. Kalau beruntung, aku mungkin akan mendapat pinjaman dari mereka.”

“Tapi...”

“Aku masih punya sedikit tabungan,” potong Chloe cepat, dia tak ingin membuat Alex panik. “Kita pasti bisa melunasinya. Kau tak akan dipenjara, mengerti?”

***

SUV hitam itu berhenti tepat di bawah gedung apartemen yang ditinggali Chloe. Kaca mobil dibiarkan sedikit terbuka, asap tipis rokok mengepul dan keluar lewat celah jendela kaca. Nash duduk tenang, namun matanya menyimpan badai kehidupan yang sulit dibaca.

“Sudah kau lakukan?” Suaranya terdengar berat.

“Ya, Tuan. Anak itu sudah masuk jebakan kita!”

Senyum tipis itu melengkung di bibir Nash. Ketegasan wajahnya menambah sisi kelam dan menakutkan dari dirinya. Tatapannya menusuk, bahkan anak buahnya tidak berani menengok langsung padanya.

Jika dulu dia dikenal karena senyum tipis dan sorot angkuhnya, kini dia dikenal karena kekuasaan dan ketepatannya membaca kelemahan orang. Dalam kurun waktu 10 tahun, dia menjelma menjadi salah satu pria yang paling berkuasa, sosok dibalik Oasis Corporation.

Nash memegang kendali penuh atas Oasis Corp, sebuah perusahaan multinasional yang bergerak di dua bidang utama: Oasis Strategic Security – divisi keamanan & intelijen dan juga Oasis Capital – divisi investasi & akuisisi.

Dia menjaga profil publik tetap bersih melalui CSR dan citra dermawan yang dibangunnya, tapi di balik layar, dua divisi perusahaannya menyimpan banyak konflik, rahasia, dan kekuasaan.

Oasis Strategic Security menyediakan pengamanan pribadi, intelijen bisnis, dan protokol keamanan digital untuk individu berpengaruh: politisi, pengusaha, selebritas. Perusahan ini memiliki divisi rahasia yang menjalankan surveillance, counter-intelligence, dan pengendalian reputasi publik atau media control.

Mereka juga menyediakan jasa “pemulihan skandal” atau menghilangkan jejak klien dengan metode ekstrem, dengan kata lain bisa membongkar skandal masa lalu atau memalsukan bukti untuk menghancurkan musuh. Dan jangan lupakan tim “bayangan” yang betugas melakukan intimidasi, sabotase, dan bahkan pembunuhan terselubung jika klien tidak sanggup membayar.

Tak jauh beda dengan Oasis Strategic Security, Oasis Capital juga sama jahatnya. Perusahaan ini bertugas menyuntikkan dana ke perusahaan kecil atau menengah yang bermasalah, lalu mengambil alih ketika mereka tidak bisa membayar.

Nash menggunakan nama perusahaan palsu atau afiliasi bayangan untuk mengaburkan keterlibatan langsung. Tujuannya tentu saja untuk mengontrol pasar dari balik layar dan menciptakan sistem bisnis yang tunduk padanya.

Biasanya orang dalam menggunakan manipulasi laporan keuangan, insider trading, atau sabotase kompetitor untuk membuat pemilik lama bangkrut. Lalu dia bisa mengambil aset mereka dengan harga murah. Nash juga menempatkan orang kepercayaannya di dalam perusahaan target untuk mempercepat kehancuran internal.

Senyap, diam-diam dan mematikan. Hal ini memberi Nash kekuasaan yang tidak bisa dilawan secara frontal, juga sebuah keluwesan untuk menjadi pahlawan maupun antagonis, tergantung perspektif yang melihat.

Kehidupan membuatnya berjalan dengan jalannya sekarang. Foster menolaknya mentah-mentah karena ibu tirinya ternyata sudah melahirkan anak laki-laki sebelum menikah dengan Foster, dan sejak itu Foster selalu mengatakan jika Nash bukanlah ahli warisnya.

Nash hanya bisa mengandalkan diri sendiri agar dia tetap berada di jalur yang seharusnya, yaitu semua orang harus membungkuk dan menurut padanya, bahkan jika itu Foster sekalipun.

“Bagaimana selanjutnya, Tuan?” Pria itu kembali bertanya.

Nash menyesap rokoknya, menghembuskan asap tipis itu keluar. Dia membuka kaca mata gelapnya lalu menengok ke atas, tepat ke kamar apartemen yang ditempati Chloe. “Selanjutnya, dia akan datang padaku.”

“Kau yakin dia akan datang padamu, Tuan?”

Senyum tipis itu melengkung, sangat jahat. “Tentu saja!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Tertawan Kontrak Panas CEO Arogan   Kau Hamil

    Chloe kembali ke ruang rawat Lori karena ingat ponselnya tertinggal di sana. Tapi ketika dia baru saja masuk, matanya membulat, napasnya tercekat saat mendapati mesin-mesin mati dan kabel-kabel berserak di lantai. Dia menjerit panik, lututnya terhempas ke lantai saat dia mencoba menghubungkan kabel-kabel itu lagi.“Tidak ... Jangan ... Mom, bertahan ...”Tangan Chloe gemetar, air matanya mengalir deras. Dia tak tahu bagaimana memasangnya karena dia tak paham medis sama sekali. Chloe berteriak panik, selang ventilator itu diambilnya lagi namun dia tak berani memasukkannya ke mulut Lori.Di luar, Daisy kembali duduk diantara Nash dan Adrian dengan wajah lelah yang dibuat-buat. Dia melap tangannya, mengambil satu butir obat dari dalam tas –tapi itu hanya vitamin biasa-, dan dia meminumnya di depan Nash dan Adrian.“Kau yakin tidak mau ke dokter?” Nash terlihat khawatir karena wajah Daisy pucat.“Tidak.” Daisy menggeleng pelan. “Oh iya, omong-omong, aku mendengar suara ribut-ribut dari ru

  • Tertawan Kontrak Panas CEO Arogan   Rencana Sempurna

    “Kau sudah mendengarnya?” Adrian menyandarkan tubuh, speaker ponselnya menyala dan dia meletakkan benda pintar itu di atas meja. “Dia tidak sengaja melakukannya. Kita memang tak pernah memberitahu saol Chloe pada dia bukan?”Nash menghela napas panjang. Sejak awal pembicaraan Daisy dan Adrian, dia sudah mendengarnya dari ponsel Adrian yang sengaja tersambung ke ponselnya. Nash merasa Daisy memiliki motif lain sehingga dia selalu memojokkan Chloe.Tapi ternyata ini hanya kesalahpahaman.“Aku mendengarnya,” gumam Nash.“Dia memang menyukaimu dan dia sudah mengakuinya. Tapi dia juga mengatakan dia tak akan melakukan apa pun, hanya agar kau bahagia. Apakah itu sudah cukup untuk menjadi alasan bagimu untuk percaya lagi padanya?”“Well, aku curiga padanya bukan hanya sekali dua kali. Entah kenapa aku merasa Daisy tidak sesederhana yang kita lihat. Tapi, mungkin saja kali ini aku salah.”“Kalau begitu, apakah hubungan pertemanan kita sudah baik-baik saja?”“Selama dia tidak menyentuh Chloe,

  • Tertawan Kontrak Panas CEO Arogan   Tidak Semudah Itu

    “Kau yakin akan melakukannya lagi?”Adrian menatap Daisy sungguh-sungguh saat wanita itu menemuinya di kantor pribadi yayasan miliknya. Dibandingkan kantor pribadinya di Vel’s Company, ruangan ini cukup sempit. Tapi disinilah Adrian merasa dirinya utuh, tak perlu berpura-pura tegar untuk menghadapi para manusia serakah itu.Daisy mengangguk lagi. “Sudah ku pikirkan,” katanya.“Kau memutuskan pensiun menjadi seorang influencer 4 tahun lalu karena kemauanmu sendiri. Sekarang, kau memutuskan kembali. Kenapa?”“Karena yayasanmu butuh dana.” Daisy menatapnya. “Aku bisa membantumu dengan kembali menjadi influencer.”“Tapi kau juga tahu kalau 4 tahun lalu, kau...”“Sampai kapan aku bersembunyi di balik kepahitan itu?” Daisy tersenyum. “Sudah empat tahun, Adrian. Aku sudah lebih kuat, berkat kau dan Nash. Lagipula, kali ini aku tak akan memiliki manager, jadi kau tak perlu khawatir. Dan topik yang akan ku bahas bukan lagi tentang kecantikan dan dunia wanita, melainkan yayasanmu ini.”Adrian m

  • Tertawan Kontrak Panas CEO Arogan   Dia Kakak Tirimu!

    “Kamu yakin wanita muda waktu itu adalah Chloe?”Helena terkesiap saat Daisy memberitahunya kebenaran itu. Matahari terik bersinar di atas kepala mereka, membuat Daisy menyipitkan mata dan menaungi wajah untuk menghindari cahaya itu mengenai wajahnya secara langsung.“Chloe mengatakannya sendiri padaku!” tegas Daisy. “Aku mendengarnya dengan sangat jelas. Dan melihat bagaimana respon Nash dan Adrian yang terlihat datar, mereka berdua pasti sudah tahu masalah ini.”“Hebat juga Nash.” Helena mendesah, dia melipat kedua tangan di dada. “Aku terlalu meremehkan pria itu. Harusnya aku tahu dia tidak akan menikahi wanita secara random. Harusnya aku tahu ada sesuatu di balik pernikahan mereka.”Ada jeda sebentar, Helena melirik Daisy, memperhatikan secara detail perubahan ekspresinya. “Tapi, kenapa kau terlihat gugup?” Helena bertanya lagi.“Aku tak gugup. Hanya saja aku agak kaget mendegar jika Nash tahu siapa wanita dalam video itu sejak awal.”“Kau tidak sedang was-was bahwa Nash akan mene

  • Tertawan Kontrak Panas CEO Arogan   Lebih Dulu Mencintaimu

    Setelah pembicaraan menyakitkan itu usai dan Chloe tidur di kamar, Nash memilih pergi ke ruang kerjanya di ruangan berbeda, tepat di sebelah kamar tidur mereka. Pintu kayu kokoh itu tertutup dengan rapat setelah Nash masuk, menciptakan gema sedikit di dalamnya.Sejak menikah, ruang kerja ini adalah ruangan yang dilarang Nash untuk dimasuki Chloe. Dan hingga detik ini, Chloe tak pernah menginjakkan kaki di sana. Bukan karena Nash memiliki dokumen perusahaan penting di sana, tapi karena ruangan itu sudah seperti bagian kedua dari dirinya yang tak pernah dia buka pada siapa pun.Ruangan itu menyimpan ribuan rahasia pribadinya –termasuk pada wanita yang kini mengisi hidupnya dengan luka dan kebisuan.Dengan langkah berat dia berjalan menuju meja kerja, menyalakan lampu kecil diatasnya. Dia menyandarkan pinggul di sisi meja, menyalakan rokok dan menghisapnya dalam-dalam. Dia menikmati sensasi menenangkan itu sesaat sebelum dia membuka laci paling dasar dan mengeluarkan satu buah bingkai fo

  • Tertawan Kontrak Panas CEO Arogan   Aku Akan Jadi Rumahmu

    Chloe tak merespon, jemarinya saling memilin lembut di atas pangkuannya.“Aku tahu aku berhutang banyak padamu. Terlalu panjang tahun-tahun yang ku habiskan untuk menaruh dendam yang salah, dan kesalahpahaman ini terlalu lama terpendam. Aku tahu, ini semua salahku, dan tentang Daisy...”“Aku tak mau mendengar namanya,” potong Chloe cepat dengan nada merengut.Nash menahan senyum, dia bergumam, “Tapi kau harus mendengarnya. Aku ingin meluruskan semua ini. Daisy tak tahu kalau...” Nash berhati-hati, kali ini, dia tak mau kata-katanya akan melukai perasaan Chloe. “Intinya, aku tidak memberitahunya soal ini.”“Tapi kalian dekat!”“Sudah ku bilang ini hanya karena aku pernah menyelamatkan dia. Hanya itu. Kedekatan kami hanya teman biasa.”“Pria brengsek,” sungut Chloe.Nash mendengarnya. tapi alih-alih marah, dia malah tersenyum. Setelah selesai mengeringkan rambut Chloe, dia mematikan mesin dan meletakkannya di atas meja. Dia berputar pelan, menarik kursi Chloe agar menghadap ke arahnya,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status