Kalea tertawa saat Adel menceritakan kejadian lucu yang dialaminya. Saat ini mereka berada di rumah Kalea. Berhubung orang tuanya sedang tidak ada di rumah, dia ingin bersenang-senang. Bahkan kondisi rumah sudah seperti kapal pecah. Tapi tenang saja, dalam sekejap rumah ini bisa kembali seperti semula."Sayang banget Oliv gak bisa ikut. Coba kalau kita bertiga di sini, tambah seru," kata Kalea menghentikan tawanya."Dia lagi kerja part time.""Iya, sih. Tapi sekali-kali dia itu harus bolos kerja. Cari hiburan." "Kalau bolos nanti gak dapet gaji. Lo jadi ikut ke pesta pernikahan Pak Bayu, kan?" Adel sambil meraih ponselnya. "Sekarang tanggal sepuluh. Kalau gak salah lusa acaranya."Pak Bayu adalah dosen mereka di kampus. Saking dekatnya dengan semua anak didik, dosen tersebut mengundang mahasiswa/mahasiswi yang belajar bersamanya. Termasuk Kalea dan juga Adel. Usia Pak Bayu juga tidak terlalu tua. Baru menginjak 30 tahun."Jadi,
"Kak El!"Seorang gadis remaja berlari ke arahnya dengan seragam sekolah yang dikenakan. Dengan sigap Elkan menangkap tubuh mungil yang menubruk tubuhnya tersebut. Ia tertawa pelan saat sang adik mengomel karena Elkan baru datang.Belina Klyne Cyrano atau yang kerap dipanggil Ibel. Adik perempuan satu-satunya yang masih duduk di bangku SMA. Dia selalu bersikap manja pada kakaknya. Namun tak jarang mereka bertengkar karena Belina menganggap Elkan adalah Kakak yang menjengkelkan."Mama sama Papa mana?" tanya Elkan melepas pelukan."Kayaknya ada di dalam. Aku juga baru pulang sekolah." Pria tersebut merangkul bahu adiknya dan dibawa masuk ke dalam rumah. "Ganti baju dulu. Kalau udah, nanti Kakak mau ajak kamu jalan-jalan.""Ke mana?""Terserah kamu."Saking semangatnya Belina langsung bergegas ke kamar untuk berganti pakaian. Sedangkan Elkan pergi menuju ke ruang keluarga. Benar saja, orangtuanya sudah berada di sana. Sepasang suami istri itu meminta agar putra sulungnya menghampiri mere
Aduh, ini charger mana, sih?" Kalea membuka laci meja belajarnya untuk kesekian kali mencari benda tersebut. Ponselnya hampir mati, tapi sejak tadi caharger miliknya belum ketemu. Padahal malam nanti dia mau menghubungi orang tuanya."Tadi pagi itu ada di atas meja, terus gue masukin ke tas..." Gadis itu menepuk keningnya sendiri. "Loker! Yah, ketinggalan di loker kampus."Bukan sekali, dua kali, Kalea membawa benda tersebut ke kampus. Biasanya untuk ikut mengisi daya, namun tadi siang dia menyimpannya di loker. Bersama dengan tumpukan buku miliknya. Tidak mungkin dia pergi ke kampus sekarang hanya untuk mengambilnya, kan? Ini sudah sore, jadi Kalea harap charger milik Papa atau Mamanya tertinggal di rumah. Gadis itu pergi ke kamar orang tuanya namun tetap tidak ada. Sedangkan ponselnya sudah menunjukan angka 5%."Paket!" teriak seseorang dari luar rumah."Paket apaan? Perasaan gak ada yang pesen paket."Meski begitu d
Kejadian kemarin membuat Kalea terus memikirkannya. Elkan pikir dia tidak bisa membalasnya? Tapi sayangnya Kalea tidak akan menunjukan secara terang-terangan balasan yang akan diberikan. Kalea akan masuk ke dalam permainan pria itu.So, mari bersenang-senang mulai hari ini."Dari sekian banyak laki-laki di dunia ini, kenapa gue harus liat dia diawal hari?"Kalea mengunci pintu rumahnya siap pergi menuju ke butik. Hari ini dia tidak akan pergi ke kampus. Lagipula dosen pengajarnya yang tidak bisa hadir. Kalea juga bisa bersiap untuk acara nanti malam.Di luar sana Elkan juga baru saja bersiap pergi menuju ke kantor. Ia menyapa Kalea dengan sedikit berteriak. "Mau ke kampus? Mau pergi sama siapa? Gimana kalau berangkat sama saya?"Kalea sama sekali tak menjawab. Bahkan menoleh pun tidak. Dia mencoba untuk menganggapnya seperti angin lalu. Namun sepertinya Elkan masih gencar untuk mendapat jawaban."Ayolah, kamu masih marah soal kem
Elkan melangkahkan kakinya menuju sebuah gedung, pesta pernikahan. Dia datang bersama Jonan dan Deon yang menjadi pusat perhatian. Karena sebagian tamu undangan pasti kenal dengannya.Matanya tak sengaja menatap seorang gadis yang berdiri tepat di depannya. Kalea, dia berada di sana. Penampilannya terlihat berbeda dari biasanya. Malam ini auranya memancarkan kesan feminim. Tubuh mungil yang selalu mengenakan pakaiam oversize, kini menampilkan lekuk tubuhnya. "Selamat malam nona," sapanya tersenyum menggoda.Seakan tak mau kalah, kedua temannya juga ikut menyapa. "Hai, Sista!" ucap mereka serentak.Kalea menatap mereka tanpa ekspresi apapun. Bohong, dalam hatinya dia sedang berdebat. Antara ingin memuji mereka yang terlihat tampan, atau bertahan dengan ego yang menyebalkan. Ingat Kalea, mereka semua adalah buaya darat."Kalian ada di sini?" "Kita juga diundang," celetuk Jonan."Oh, God. Harusnya tadi gue gak datang," gu
Arti kata pesta itu apa? Acara hiburan, sebuah perayaan, atau tempat dimana kita bisa menemukan teman baru? Diantara itu semua Kalea tidak tau yang mana arti dari pesta sesungguhnya. Dia hanya menikmati begitu saja. Karena terus dibujuk oleh tiga pria di depannya, Kalea menyerah. Dia meminta pendapat pada Adel dan Oliv sebelum mengambil keputusan. Terutama untuk Oliv yang paling tidak bisa pulang malam. Tapi untungnya Oliv tidak keberatan. Itu semua berkat Adel yang ikut membujuknya.Mereka penasaran bagaimana cara Elkan dan kedua temannya itu menikmati pesta. Jadi tiga gadis itu hanya ikut bergabung di salah satu meja di ujung."Jadi, nama kalian siapa? Waktu itu kita belum sempat kenalan.""Gue udah lupa nama lo," jawab Kalea santai.Deon mengulurkan tangannya. "Saya Deon, dan yang itu Jonan. Kalau Elkan gak harus saya kenalin juga, kan?""Saya Adel, ini Oliv, dan yang nyebelin itu Kalea," jawab Adel cepat sambil menerima uluran tangannya."Nama yang cantik untuk orang yang cantik.
Pagi ini Elkan bangun lebih awal untuk membuat sarapan sendiri. Meski terlihat tidak meyakinkan, sebenarnya Elkan bisa memasak beberapa menu kesukaannya. Untuk jaga-jaga saat asisten rumah tangganya tidak bisa masuk kerja seperti ini."Aaaa!"Teriakan dari lantai atas membuatnya terkejut. Elkan mencuci tangannya terlebih dahulu sebelum bergegas menyusul ke arah suara tadi,.yang berasal dari kamarnya. Memastikan jika tidak terjadi sesuatu di sana.Sebagai informasi, semalam Elkan membawa Kalea ke rumahnya. Dia sudah mencari kunci rumah milik Kalea di dalam tas gadis tersebut, namun tak juga ditemukan. Karena saat itu Kalea juga sedang mabuk, jadi tak pikir panjang untuk Elkan membawa Kalea ke rumah.Di dalam kamar sana terlihat Kalea yang menutupi tubuhnya dengan sebuah selimut. Elkan mencoba menahan tawa saat gadis itu berguling di atas kasurnya. Entah apa yang sedang dilakukan Kalea saat ini."Kamu sudah bangun?" tanya Elkan masuk ke dalam kamar. Kalea langsung menghentika aksinya. I
Kalea mendorong pria di depannya. Setelah melakukan ciuman yang panas Kalea baru sadar apa dilakukannya. Gadis itu menjauh sambil mengatur nafasnya yang tak beraturan.Sementara itu Elkan terkihat mengusap bibirnya yang basah karena saliva. Elkan tidak bohong jika ciuman tadi memang memabukan untuknya. Dari cara Kalea membalas sepertinya ini yang pertama untuk gadis itu. Ah, rasanya Elkan tidak terima ciuman itu berakhir begitu saja."i think, you look like you've never been kissed," bisiknya dari samping. "but you're so charming, girl."Kalea membuang wajahnya ke samping dengan menghela nafas kasar. "You're bastard!""Yes, I'am baby," jawab Elkan santai. "Jadi itu memang ciuman pertama? Tidak buruk juga, walaupun kamu tidak membalasnya tadi. Kita harus coba lagi lain waktu.""In your dream!""Of course. In my dreams we'll kiss and go fuck so hard!"Kalea membulatkan matanya. Ingin sekali Kalea memukul mulut kotornya itu. Memang gila pria di depannya ini. Dia tau Elkan hanya ingin ber