Share

6. Segampang Itu

Alexa daritadi tidak membuka pembicaraan begitupun dengan Irvin, mereka hanya sibuk menghabiskan makanan yang tersaji di meja. Sekarang, Alexa sedang berpikir dan menimbang apakah ini waktu yang tepat untuk membicarakan hubungan Irvin dengan Raysha atau bukan. Tapi jika Alexa diam saja, Irvin tidak akan pernah terbuka pikirannya dan akan terus menjadi seseorang yang bodoh karena telah mempertahankan Raysha.

“Irvin...!” panggil Alexa sambil mencoba untuk tersenyum tapi bisa dilihat bahwa senyum yang Alexa tampakan kaku.

Alexa diam beberapa saat sambil menatap mata Irvin yang sedang melihatnya, “Boleh minta tolong sesuatu gak?”

“Apa?”

“Ajarin aku main basket.” Alexa tersenyum kali ini dengan penuh semangat.

“Kapan?”

“Kalau kamu gak sibuk, habis ini aja.”

Irvin terlihat diam seperti sedang berpikir sebelum dia mengangguk setuju, “Yeee. Makasih.”

Alexa kembali melahap makanannya yang ada di meja. Ya, ini yang terbaik. Alexa tidak seharusnya membahas hubungan Irvin terlebih dahulu biarkan Irvin yang nanti bercerita sama dia. Untuk saat ini, tujuan Alexa yaitu membuat Irvin bahagia dan setidaknya bisa melupakan Raysha dan berpaling kepada dia atau siapapun nanti.

Setelah selesai makan, Alexa di ajak oleh Irvin ke lapangan terdekat untuk langsung mengajarinya main basket. Dimulai dari pemanasan terlebih dahulu supaya tubuh mereka tidak kram, dan ini yang Alexa tunggu-tunggu yaitu Irvin mulai mengajarinya basket.

Alexa awalnya hanya melihat Irvin yang sedang bermain basket karena memberi contoh terlebih dahulu, setelah Irvin selesai baru Alexa yang memainkannya. Saat ini mereka sedang melakukan dribbling terlebih dahulu.

“Bukan gitu, Alexa.” Irvin membawa bola yang satunya lagi.

“Jadi dipindahkannya itu  bukan dari telapak tangan tapi ujung jari. Terus jari-jarinya di buka lebar. Lutut juga sedikit menekuk, punggungnya lurus ke depan,” ucap Irvin sambil memberikan contoh.

Alexa hanya menganggukan kepalanya sambil mencoba apa yang Irvin contohkan, “Gini bukan?”

“Jarinya gak gitu juga,” ucap Irvin tertawa karena melihat tangan Alexa yang kaku seperti sebuah serigala yang ingin menerkam mangsanya. Irvin menarik tangan kiri Alexa lalu di pegang dan membenarkan tangannya, “Tangannya lemasin aja, jangan kaku.”

Alexa juga ikut tertawa karena melihat tangannya yang kaku terus di pegang sama Irvin, pasti banyak yang mengira dia modus kepada Irvin untuk mengajarinya basket tapi emang itu kenyataannya dan itu sebuah fakta.

Hari sudah semakin gelap, itu artinya Alexa maupun Irvin harus menyudahi cerita di antara mereka hari ini. menurut Alexa, dia dan Irvin sudah mempunyai kemajuan karena tadi saat mereka main basket, tertawa Irvin sangat lepas yang membuat Alexa sangat takjub dan mengagumi kemampuan dirinya sendiri.

“Susah juga ya, main basket,” ucap Alexa sambil beristirahat dan meluruskan kakinya di lapangan.

“Kan belum bisa, nanti kalau udah bisa pasti bukan susah tapi di ubah jadi ‘ih gampang banget main basket’,” ucap Irvin sambil meniru ucapan Alexa dan duduk di sampingnya.

“Ngeledek, makasih atas nasehat dan kata-kata mutiaranya,” ucap Alexa dengan malas tapi tersenyum.

Irvin tersenyum karena melihat tingkah laku Alexa yang ternyata sangat menggemaskan apalagi saat bayangan-bayangan waktu dia dan Alexa belajar basket kembali hadir dalam pikirannya.

“Kamu hebat no debat, kapan-kapan kalau kamu lomba basket ajak aku dong. Terus nanti aku akan teriak gini. ‘Irvinnn semangatt, go Irvin semangat, go semangat, semangat Irvin, go semangat’” teriak Alexa antusias.

Irvin kembali tertawa dengan lepas, “Apa sih Alexa, emangnya kamu gak akan malu teriak gitu?”

“Kenapa harus malu. Kamu kali yang malu.”

“Mmmm, malu gak ya. Malulah.” Irvin kembali tertawa.

Alexa yang melihat itu ikut tertawa dan bersyukur melihat Irvin yang terlihat sangat bahagia, “Awas aja nanti kalau aku udah jago, aku mau ngalahin kamu.”

“Emang bisa?”

“Bisalah, gampang itu mah. Kan murid akan lebih jago dari gurunya.”

“Semangat yang bagus, perlu di pertahankan. Murid halu,” ucap Irvin sambil mengacak-acak rambut Alexa yang membuat Alexa sedikit kaget.

“Terima kasih dan siap laksankan, Guru halu.”

Saat sudah selesai bermain basket, Irvin mengantarkan Alexa pulang dengan aman dan selamat walaupun Irvin melajukan motornya di atas rata-rata karena itupun keinginan Alexa sendiri. Bukan modus, tapi memang kenyataannya Alexa sangat senang sekali jika di bonceng sama orang terus di ajak dan membawanya di atas rata-rata.

“Wihh jago juga ya bawa motornya, terima kasih lagi dan lagi Irvin.” Alexa terlihat mengembalikan helm dengan senyum yang merekah karena bisa di lihat dari sepanjang jalan Alexa begitu sangat bahagia.

Irvin tersenyum, “Mana hp kamu?”

Alexa langsung memberikan hpnya, terlihat Irvin seperti sedang mengetik sesuatu sampai pada akhirnya suara telepon terdengar dari hp Irvin. “Aku udah simpan no hp aku, jadi kita nanti gampang buat belajar basket terus main kekebutannya lagi.”

“Guru halu?” ucap Alexa saat membaca nama kontak Irvin yang tertera di hpnya.

“Murid halu.” Irvin memperlihatkan nama kontak Alexa di hpnya sambil tersenyum, “Jangan diganti.”

Alexa hanya tersenyum sambil menganggukan kepalanya dan mengangkat jempol tangan kanannya. “Siap laksanakan, Guru halu.”

Alexa masuk ke dalam rumahnya dengan sangat bahagia, rencananya sangat-sangat berhasil. Setidaknya sekarang ia sudah berhubungan baik dengan Irvin dan sudah bebas untuk saling mengasih kabar untuk merencanakan pertemuan selanjutnya dan melanjutkan cerita di antara mereka berdua.

Sekali lagi terima kasih Irvin, semangat dan jadilah diri sendiri.

Selamat malam dan selamat beristirahat.

By : Murid halu

Setelah mengirim pesan ke Irvin, Alexa langsung menyimpan hpnya tanpa mempedulikan pesan dan panggilan yang tidak terjawab sebelumnya. Bahkan untuk melihat nama orang yang menerrornya pun dia sangat malas. Saat ini dia hanya ingin membersihkan badannya dan akan langsung tertidur untuk menanti hari esok yang akan lebih indah dan menyenangkan.

Alexa turun dari mobilnya saat sudah sampai di area sekolah, setelah membawa tas dari kursi belakang Alexa langsung melangkahkan kakinya untuk menuju ke kelas dengan senyuman yang tergambar sangat jelas karena semalam dia langsung bermimpi sangat indah dan romantis dengan Irvin. Walaupun itu hanya mimpi, tapi ciuman yang Irvin berikan di keningnya seakan membekas dan begitu sangat nyata sampai-sampai Alexa tidak berhenti-hentinya memegang keningnya di sepanjang jalan.

“Kemana aja semalam?”

Yaron langsung berada di depan Alexa sambil menutup jalan yang akan di lewati oleh Alexa. Tangan yang berada di kening Alexa pun, ia turunkan yang memperlihatkan kerutan-kerutan di daerah keningnya itu. “Tidur,” ucap Alexa santai namun nadanya tidak judes seperti hari-hari kebelakang.

“Kenapa pesan sama telepon aku gak di jawab?”

“Oh iya?” ucap Alexa malah balik bertanya sambil mengecek hpnya yang ternyata orang yang menerrornya semalam adalah Yaron. Alexa tersenyum kecut, “Gak buka hp,” ucap Alexa sambil memajukan bibirnya beberapa centi.

“Jangan bohong, aku lihat semalam sekitar jam sembilan kamu aktif.”

Alexa langsung tersenyum kikuk, kenapa ia bisa lupa dengan hal itu. Tentu saja sosial medianya aktif karena mengirim pesan kepada Irvin. “Ya terus? Kenapa sih marah-marah. Masih pagi ini juga, mending sekarang masuk kelas terus belajar.”

Alexa membalikan badan Yaron dan mendorongnya dari belakang, tapi tentu saja tekanan dan berat Yaron tidak membuat Alexa bergerak dengan cepat karena tenaga dan tekanannya tidak sebanding dengan tekanan yang di keluarkan oleh Yaron untuk menahannya supaya tidak bergerak. Alexa terus mencoba untuk mendorong Yaron sampai akhirnya dia kehilangan kendali dan untung saja Yaron langsung membalikan badannya dan langsung membawa Alexa ke dalam dekapannya.

“Ekhem ekhem, ketahuan guru bk mampus kalian. Gak sadar ya kalau ini sekolahan, mana masih pagi lagi. Gak kasian apa sama yang single harus lihat keuwuan orang pagi-pagi gini.”

Suara Nazwa langsung membuat Yaron melepaskan pelukannya yang membuat Alexa juga menjaga jarak. “Yaron tuh,” ucap Alexa menyalahkan Yaron yang kini sedang melihat Alexa dengan tidak percaya karena tidak tahu balas budi.

“Udah-udah-udah, mari kita masuk, pelajaran mau di mulai sebentar lagi. Dan kamu, iya kamu. Jangan terlalu posesif, gak baik,” ucap Nazwa sambil menunjuk ke arah Yaron dan langsung menarik tangan Alexa untuk segera menjauh dan masuk ke dalam kelas.

“Gimana? Kemarin berhasil ngedeketin Irvinnya?” bisik Nazwa setelah sampai dan duduk di bangku yang dengan sengaja menghadap ke arah Alexa.

Alexa langsung memainkan matanya dengan senyuman yang melebar, “Oh tentu saja,” ucap Alexa bangga.

“Soal ngedeketin mah gampang, yang susah itu buat Irvin sadar dan membuatnya putus sama Raysha. Walaupun sebenarnya udah ada lampu hijau, karena ... ya gitu, salah satu sifat para cowok pasti ada aja yang sama kalau berhadapan sama cewek. Walaupun, mungkin gak semuanya ya. Tapi dominannya gitu, dan kayaknya Irvin juga termasuk ke salah satunya.”

Nazwa menganggukan kepalanya mengerti, “Terus sekarang ada rencana apa?”

Belum sempat Alexa menjawab, hpnya bergetar dan dengan cepat Alexa langsung membuka pesan yang tertulis dari “Guru halu.”

Guru halu : Sore ini sibuk? Mau lihat aku lomba basket?

Sebelum menjawab pesan itu, Alexa menampilkan senyuman yang sangat lebar ke arah Nazwa.

Alexa : Boleh..

Saat Alexa sudah membalas, tampilan pesan dilayarnya langsung berubah menjadi ‘typing’.

Guru halu : Nanti aku jemput ke rumah kamu sambil minta izin ke ayah ibu kamu.

Guru halu : Oke.

“Kenapa?” tanya Nazwa penasaran karena melihat sahabatnya yang begitu sangat bahagia sedangkan Alexa hanya tersenyum sambil memainkan matanya tanpa menjelaskan apa yang terjadi, karena biasanya para cewek akan langsung paham walaupun cuma saling melihat mata saja yang membuat Nazwa juga tersenyum.

“Oh shit, segampang itu,” ucap Alexa dan Nazwa bersama-sama dan langsung tertawa lagi.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status