The Calendula

The Calendula

Oleh:  willia ds  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 Peringkat
181Bab
4.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Tiffany Hwang, gadis campuran Indonesia dan Korea Selatan itu harus merasakan pahitnya kehidupan selepas perceraian kedua orangtuanya. Selama lima tahun belakangan tidak ada hal manis yang membuahkan hasil. Terlepas dari segala kemewahan di kota Seoul, ia memilih tinggal bersama Ibunya di Jakarta dan berharap hubungan dengan ibunya ikut membaik. Kepindahannya ke Jakarta membuat hidup Tiffany penuh kejutan. Berawal dari kesalahpahaman tentang surat cinta teman kantornya yang membuat Tiffany harus terlibat dengan David Mahesa, seorang pria berdarah Bali, dimulai. Lingkar takdir kehidupan mereka seperti bercabang namun berakhir pada satu titik yang sama. Pria berkulit sawo matang itu sangat menarik perhatian dengan lesung pipinya. Tapi, isu yang menyebutkan tentang latar belakang keluarga David di Bali yang menjadi buronan Polisi membuat banyak orang enggan mendekatinya. Sosok David yang begitu dingin dan juga misterius membuat Tiffany kesulitan untuk mengelak. Segala cara dilakukan untuk menghindar tapi selalu berakhir pada pria tampan itu. Seiring waktu, Tiffany merasa kinerja jantungnya bermasalah setiap kali berurusan dengan David. Cinta yang hadir akankah semakin bersinar atau malah semakin keruh? Perlahan, alasan kepindahan David ke Ibu kota juga terkuak. Tentang siapa dia dan apa yang terjadi pada keluarganya hingga membuatnya harus melompat jauh ke Jakarta. Tak hanya masalah kehidupan David, tapi rahasia kehidupan Tiffany juga ikut terbongkar, alasan yang menjadi latar belakang perceraian kedua orangtuanya membuat Tiffany merasakan hidup penuh penyesalan yang menyedihkan.

Lihat lebih banyak
The Calendula Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
willia ds
RAMEIN YUKZ
2022-06-10 18:35:20
1
user avatar
willia ds
HALO GUYS!!
2022-06-02 09:03:06
1
181 Bab
Moving
Kisah kita seperti Calendula, penuh kehangatan, romansa cinta, duka dan kesedihan.***Tiffany Hwang, gadis cantik dengan balutan dress berwarna pink itu saat ini sedang berdiri, menatap lurus ke bangunan bertingkat dua di depannya. Sekilas, rumah ini memang terlihat mirip dengan konsep rumah Eropa pada umumnya. Karena, beberapa bulan yang ia tahu jika Anita begitu menyukai hal-hal yang berbau Eropa, entah apa alasannya."Jadi, apakah ibuku tinggal di sini?" Tiffany membuka kaca mata hitamnya perlahan."Tentu saja, ibumu bahkan menyiapkan segalanya untuk membentuk setiap ornamen rumah ini layaknya rumah Eropa sungguhan. Aku tidak mengerti dengan obsesi baru Ibumu itu." "Orang itu sangat suka sekali bepergian ke luar kota dan luar negeri. Aku tidak habis pikir, kenapa dia membuat rumah ini sebegitu mewahnya. Toh, dia sendiri pasti akan jarang menempatinya. Buang-buang uang.""Aku tidak tahu pasti, tapi dari yang pernah aku dengar bahwa
Baca selengkapnya
First time
Tahukah kamu? Bagaimana rasanya tersiksa merindukanmu tapi tak mampu untuk bertemu?***Kepala itu mendongak, menatap gedung pencakar langit yang menjulang tinggi di depannya dengan seksama. Ini kali pertamanya, seorang Tiffany Hwang memulai karirnya setelah pendidikan terakhirnya selesai. Seharusnya, hari ini ia mengurus segala pindahannya, tapi kata sang Ibu biar ia saja dan menyuruh Tiffany fokus untuk hari ini. Kedua tangan Tiffany terlipat di depan dada. Sesekali, ia menatap beberapa karyawan lain yang berlomba-lomba masuk ke dalam karena sepertinya awan akan menumpahkan isinya. Dan, Tiffany cukup mengerti jika beberapa orang meliriknya seraya berbisik. Untuk seukuran karyawan baru, Tiffany tidaklah masuk kategori. Wajahnya angkuh sudah mendapat penghargaan kesombongan. Di tambah lagi tidak ada senyuman melainkan lirikannya yang tajam. "Ayo, Non Tif."Tiffany hanya mengangguk tanpa menunjukkan ekspresi apapun, ia melangkah seraya m
Baca selengkapnya
Meet
Jatuh hati tidak pernah bisa memilih. Tuhan memilihkan dan kita hanyalah korban. Kecewa adalah konsekuensi dan bahagia adalah bonus." - Fiersa Besari.***Tampan, kaya raya, pintar, itulah ciri-ciri pria yang sudah hampir punah di dunia. Mungkin, sebagian besar dari mereka masih dapat ditemukan tapi kebanyakan sudah bersegel sold out. Ya, kebanyakan dari mereka sudah memiliki kekasih yang setara dengan tingkat level dan wajahnya. David Mahesa, pria berdarah Bali yang terkenal dengan mata elang juga senyumannya yang menawan. Sebenarnya, bukan hanya kali ini mereka mendapati warga asing dari luar kota. Tapi, David yang paling populer di antaranya."Mr. David. Yuhu..." pekik seseorang di balik pintu yang membuat Tiffany dan Salsha yang sedang asik berbincang berjengit kaget. Tiffany langsung merasakan hawa tidak enak."Astaga, Vina. Apa kau tidak bisa berhenti memanggilnya Mr seperti itu? Terdengar menggelikan." sahut Salsha kesal. Tiffany yang
Baca selengkapnya
Trouble
"Jatuh cinta itu terjadi secara alami dan spontan. Jadi, saat jatuh cinta waktunya emosi yang maju dan logika yang mundur dulu untuk istirahat." - Ollyjayzee***Saat membuka pintu kamarnya, sosok yang pertama kali Tiffany temui adalah wanita paruh baya yang sedang terduduk diam sambil mengamati sebuah kotak musik berwarna pink. Tiffany ingat, itu hadiah dari sang Ayah saat ulang tahunnya yang ke sepuluh."Tiffany? Kau sudah pulang?" Anita meletakkan sebuah kotak musik yang ia ambil dari nakas kecil di samping ranjang. Lalu, bangkit dari duduknya."Sedang apa kau di kamarku?" tanya Tiffany ketus. Sungguh, sebenarnya ia juga ingin seperti anak yang lain yang nampak akur dengan Ibu mereka."Aku sedang bosan. Jadi, aku melihat-lihat kamarmu. Seperti biasa, kau memang selalu rapih menata barang." Tiffany menyilangkan kedua tangannya di depan dada, bersender di ambang pintu. "Bosan? Memangnya sudah semua negara kau kunjungi? Ah, aku tahu. K
Baca selengkapnya
So, lately
"Dear David Mahesa,Maafkan aku telah lancang menulis di atas kertas putih ini, yang spesial di tujukan hanya buat kamu seorang. Susah aku berfikir untuk membuatnya hingga mohon kau sudi untuk membacanya walaupun hanya sekali saja. Ku ukir kata demi kata, dengan rasa berdegug dalam hatiku yang tak menentu. Tapi ini harus aku lakukan, karena aku tak lagi sanggup menahannya. Aku ingin meluapkan semua, perasaan yang kupendam sejak kita pertama berjumpa.Jika boleh aku katakan aku mencintaimu. Apapun jawabanmu aku terima, karena pilihanmu adalah kebahagiaan bagimu yang berarti kebahagiaan aku juga. Jika di terima aku janji untuk setia bersamamu dan jika pun di tolak maka aku tetap akan menjagamu.Sekali lagi aku minta maaf atas kelancangan ku, tapi apa dayaku, ku terlanjur jatuh hati padamu.Yang menanti jawabanmu-""Jatuh hati?" sambung seseorang dari arah belakang Vina, membuat gadis itu terperanjat kaget setengah mati. "Adi
Baca selengkapnya
Crazy Thing
"Hey, Tiffany!" pantau Adit yang membuat Salsha dan Vina yang baru saja hendak ke cafetaria bersembunyi di balik pintu. Kecuali, Tiffany yang malah refleks menoleh ke arah suara, membuat mata Tiffany untuk sekian kalinya beradu tatap dengan pria pemilik mata elang itu. Belum lama memang Tiffany menegaskan bahwa ia ingin menjelaskan semuanya ketika ia bertemu dengan David, tapi di saat sudah terjadi niatannya itu sontak buyar. Pesona pria itu memang luar biasa, hanya dengan tatapan tajam itu membuat bibirnya mati rasa.Tiffany Hwang, gadis berambut panjang gelombang itu mengepalkan tangannya kuat. Ia tidak peduli pada semua orang yang menatapnya dengan berbagai ekspresi. Baginya, tatapan dingin David yang sekarang ini menjadi titik fokusnya. Pria Bali itu sama sekali tidak mengedipkan matanya. Tiffany menelan ludah dengan kasar, untuk pertama kalinya ada seseorang yang berani menatapnya dengan sangat tidak bersahabat. Setelah cukup lama berdebat dengan batinnya, Tiffany berdehem. Ras
Baca selengkapnya
Blow Up
Tiffany membanting gelas kaca itu di atas meja dengan kencang sampai Salsha yang ada di sampingnya terperanjat kaget."Aish, kau mengagetkanku saja!" omel Salsha seraya mengelus dadanya."Dia benar-benar menyebalkan! Rasanya, aku ingin mengacak habis wajahnya sampai tidak berbentuk lagi." geram Tiffany seraya mengepalkan kedua tangannya.Salsha menghela napas, setelah menjelaskan apa yang terjadi padanya dan David sore tadi, Tiffany nampak uring-uringan, kilat marah terpancar mengerikan dari matanya."Sudahlah, kau percuma jika terus seperti ini."Salsha tahu, sifat temperamen Tiffany turun dari sang Ayah, begitu marah saat sesuatu benar-benar mengusik hidupnya."Jika, kau masih ingin berusaha menjelaskan semuanya lagi pada David, datanglah ke kantor sejak pagi karena biasanya, David selalu datang lebih awal."Tiffany berdecak, "Aku rasa itu bukanlah pilihan yang tepat. Dia itu menyebalkan. Bagaimana bisa dia pergi begitu saja saat aku ingin menjelaskan semuanya?""Kau hanya perlu men
Baca selengkapnya
Spread
David melirik ponselnya yang menyala, tertera nama sang Paman yang memenuhi layar. Meninggalkan pekerjaannya dan mengangkat panggilan itu."Halo?""Aku hanya memberitahu bahwa kabar Ibumu semakin lama semakin mengkhawatirkan, David. Sudah dua hari belakangan ini, dia sama sekali tidak mau menyentuh makanannya.""Tolong bujuk Ibu, Paman. Dia tidak bisa terus-terusan di infus seperti itu. Dia juga butuh nutrisi dari makanan.""Aku sudah membujuknya, tapi aku memang harus mencobanya lagi. Lalu, bagaimana dengan pencarianmu? Kau sudah menemukan gadis itu?"Kedua mata pria itu menatap lurus, menembus kaca dinding pembatas yang langsung menampilkan ruangan Divisi Keuangan. Namun, bukan itu yang menjadi titik fokusnya tapi gadis berambut panjang dengan bandana merah yang kini nampak uring-uringan di mejanya. Tanpa sadar, David menarik sudut bibirnya ke atas, meninggalkan dua lubang yang selalu membuat para gadis terpesona."Aku sudah menemukannya, Paman." ucap David tanpa mengalihkan pandang
Baca selengkapnya
Rare
"Jika, kau sudah mengerti maksudku apa, seharusnya kau juga tahu bahwa sekarang kau sudah menjadi milikku, Tiffany. Bukankah begitu?" Perkataan David satu itu membuat semua orang mendelik juga menjerit kaget, termasuk Tiffany sendiri. Tiffany menggelengkan kepalanya, heran. Pria di hadapannya ini yang sialnya tampan sungguh gila! Bagaimana bisa orang yang sama sekali tidak mengenal pun dapat menjalin sebuah hubungan dalam kurung waktu tidak lebih dari dua puluh empat jam! "Kau salah paham, surat-""Ah, aku sangat lapar." David memotong ucapan Tiffany seraya memegang perutnya. Semua gadis yang ada di sana berkedip, bersama Tiffany membuat mereka melihat untuk pertama kalinya sang bos tampan berlagak seperti anak kecil yang merengek."K-kau-""Ayo! Temani aku.""Kau gila?!" Tiffany memekik, kali ini ia tidak bisa menutupi raut terkejutnya."Kau sangat menggemaskan, Tiffany. Tapi, aku sangat lapar dan aku ingin kau temani.""Aku tidak mau!" "Oh, ayolah. Kita ini sudah sepasang kekasi
Baca selengkapnya
Bad Thing
Berada di belakang kantor, jauh dari pusat keramaian jalanan ibu kota membuat taman kecil ini menjadi tempat favorit para karyawan saat sedang tengah hari seperti ini. Duduk di kursi dengan semilir angin yang berhembus, menerbangkan helai rambut Tiffany yang sedang menikmati makan siangnya. Saat ini, taman sedang ramai-ramainya karena sudah jam makan siang. Menurut gadis itu, tidak ada yang membuatnya kecewa sepanjang ia memperhatikan sekitar, apalagi hanya selisih satu lorong untuk pergi membeli makanan di cafetaria. Tempat ini memang sangat cocok untuk bersantai, melepas penat dari pekerjaan.Kepala gadis itu memutar ke arah lorong yang terhubung dengan kantin. Sebenarnya, Tiffany tidak sendirian di sana, ada Vina dan juga Salsha yang sedang membeli jus. Namun, gerakan matanya terhenti pada sosok pria yang sedang berjalan ke arahnya dengan wajah datar seperti biasa. Tiffany terdiam. Pikirannya seketika terasa kosong saat pria itu memilih duduk di kursi kosong di sebelahnya. Demi
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status