Share

Chapter 1 - What Happened?

Janu menemui Kalila yang sudah terbaring di ruangannya dengan tidak sadarkan diri. Janu menatap kekasihnya itu, tanpa sadar, air matanya pun mulai menetes. Terlihat Janu membuka kacamata dan menghapus air matanya yang tak dapat lagi tertahankan.

Janu terduduk dengan tatapan kosong, dia bertanya-tanya mengapa kekasih sejatinya bisa mengidap penyakit seperti ini. Sebentar lagi Kalila bisa saja lupa sepenuhnya dengan dirinya.

Beberapa menit setelah Janu berada di ruangan, Kalila pun tersadar dan membuka matanya dengan perlahan. Dia melihat setiap ruangan yang tampak begitu asing. Lalu, tatapannya terhenti kepada Janu yang berada di sampingnya.

"Mas..." Ucap Kalila lemah kepada Janu

"Iya, sayang?" Tanya Janu sembari mengusap puncak kepala Kalila.

"Kita ada dimana?"

"Di rumah sakit, sayang."

"Aku kenapa, Mas?"

"Kamu lagi di rawat karna tiba-tiba kamu lupa ingatan waktu ada di mall. Kata dokter kamu mengidap penyakit demensia. Tapi gapapa aku bakalan ada di samping kamu." Jelas Janu sembari melemparkan senyum.

“Aku tadi gak kemana-mana, Mas. Aku di rumah lagi nonton tv. Mas bohong sama aku?” Komentar Kalila dan sontak jawaban Kalila membuat Janu terkejut.

“Nggak, Sayang. Mas gak bohong.” Ucap Janu yang tetap sebisa mungkin untuk tenang di hadapan Kalila.

"Kapan kita pulang ke rumah?" Tanya Kalila menuntut

"Besok kita pulang ke rumah. Kamu sabar dulu, ya, sayang. Mas bakal temenin kamu. Sekarang kamu makan dulu." Jawab Janu sembari mempersiapkan makanan untuk Kalila.

"Iya, Mas."

Saat Kalila tengah menyantap hidangannya bersama Janu, tiba-tiba memorinya mengingatkan akan kejadian masa lalu antara dia dengan Janu.

"Mas Janu? Kamu ngapain disini? Pergi!!! Aku benci kamu!!!" Teriak Kalila kepada Janu. Sontak perlakuan Kalila seperti ini membuat Janu terkejut membelalakkan mata.

"Sayang… Kamu kenapa?" Tanya Janu dengan lembut sembari menyentuh pipi Kalila.

Kalila menghempaskan tangan Janu dengan kasar "Jangan sentuh aku! Aku gak mau kamu disini!!" Teriak Kalila.

"I-iya, sayang. Kamu tenang, ya. Aku bakal tinggalin kamu dulu disini sementara sampai kamu tenang." Jawab Janu dan bergegas meninggalkan ruangan Kalila dengan berjalan perlahan menggunakan tongkatnya.

Adrian mendapati Janu yang baru saja keluar dari ruangan Kalila saat dirinya mendengar teriakan Kalila dari ruangannya “Pak Janu, Bu Kalila kenapa?” Tanya Adrian sementara dua orang suster terlihat masuk ke dalam ruangan Kalila untuk menenangkannya. Janu pun menceritakan perilaku Kalila dengan penuh kebingungan.

Adrian pun tampak menjelaskan kepada Janu mengenai reaksi yang di berikan oleh Kalila “Itu memang efek dari penyakit demensia, Pak. Jika nantinya penyakit Ibu kambuh, dia bisa saja menyakiti dirinya. Seperti yang saya katakan sebelumnya. Hmm—” Dokter Adrian pun tampak berpikir sejenak “Bapak yakin Ibu Kalila tidak memiliki trauma? Mungkin dulu Bapak pernah menyakiti Bu Kalila? Hal itu terlihat jelas dari perilaku yang di tunjukkan sama Bu Kalila, Pak. Perilaku trauma bagaimana Bu Kalila benci saat berhadapan dengan Bapak.” Jelas Adrian.

Sontak Janu terduduk dan melepas kacamatanya. Dia pun membuka memori yang pernah dia ciptakan bersama Kalila dulu. Dan, mengingat setiap kejadian saat dia pernah menyakiti Kalila.

***

W******p Notification (Mas Radit)

"Dila, kamu dimana?" -Radit

"Aku masih di bandara Charles de Gaulle. Mas udah sampe di Jakarta?" -Dila

"Belum. Aku lagi transit di Singapore." -Radit

Dila dan Radit adalah anak dari Janu dan Kalila. Mereka berdua mendengar kabar dari Janu bahwa Kalila mengidap penyakit demensia, penyakit yang membuat Kalila lupa ingatan.

Dila dan Radit memang tidak tinggal di Indonesia. Radit meneruskan bisnis Janu yang ada di Dubai sedangkan Dila menikah dengan laki-laki pilihannya dan menetap di Paris.

Beberapa hari kemudian…

Sesuai dengan kesepakatan Janu dan Adrian, Kalila pun akhirnya menjalani perawatan di rumah dengan Adrian yang menjadi dokter pribadinya dan juga satu orang suster khusus untuk merawat dan menemani Kalila selama 24 jam.

Janu tengah mengusap puncak kepala Kalila dengan tulus saat berada di ruangan Kalila, kamar utama yang saat ini sudah dijadikan ruangan khusus untuk wanita itu. Kalila pun masih terbaring di ranjang dengan jarum infus yang masih tertancap di tangan kirinya. Seketika Dila pun menghampiri Janu yang masih memandang Kalila dengan lekat.

"Pa… Mama masih suka marah-marah ya sama Papa?" Tanya Dila kepada Janu saat dia melihat perlakuan Ibunya kepada Janu beberapa hari yang lalu.

"Iya, sayang. Kata dokter Adrian, perilaku Mama kamu memang gejala dari penyakit yang diderita orang-orang yang mengidap penyakit ini." Jelas Janu melempar senyum kepada anaknya perempuannya itu.

"Papa kenapa gak nyerah aja, sih? Mama gak akan bisa lagi balik kaya dulu. Kemungkinannya kecil banget untuk sembuh, Pa. Mending Papa istirahat aja.  Biar aku sama Mas Radit yang jagain Mama disini. Untuk sementara, Papa jangan masuk ke kamar ini dulu." Jelas Dila.

"Nggak. Papa gak akan pernah ninggalin Mama kamu." Tegas Janu.

"Tapi, Pa. Papa juga butuh istirahat." Komentar Dila kepada Ayahnya dengan raut wajah yang sangat kesal.

“Gak bisa, Dila. Papa mau ada di samping Mama kamu di sisa hidupnya Papa.”

Dila menghela napas melihat respon Ayahnya yang sangat setia menemani Kalila, Ibunya. "Kalo gitu kita makan dulu yuk, Pa. Mas Radit sama dokter Adrian udah nungguin di ruang makan."

Saat Janu, Radit, Dila, dan juga dokter Adrian tengah menyantap makanan di ruang makan, Radit pun seketika menanyakan kondisi Kalila kepada Janu.

"Sebenarnya Mama kenapa sih, Pa? Kenapa Mama bisa benci sama Papa? Padahal Papa gak pernah salah apa-apa dan selalu nemenin Mama sampai saat ini." Ucap Radit dengan raut wajah kebingungan.

“Iya, Mas. Aku juga bingung Mama tuh kenapa sama Papa. Papa selama ini gak pernah nyakitin Mama. Justru Papa dan Mama selalu bersikap romantis.” Ucap Dila menyetujui Radit.

"Nggak, nak. Papa yang salah sampe buat Mama kamu jadi kaya gini. Kalian mungkin memang harus tau apa yang sebenarnya terjadi waktu itu." Jawab Janu sembari menghela napas dalam.

Janu pun menceritakan masa lalunya bersama Kalila di hadapan Radit, Dila, dan Juga Adrian yang sudah menjadi dokter pribadi Kalila.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status