Home / Romansa / The Fault Between Us / Chapter 9 - Lampu Hijau

Share

Chapter 9 - Lampu Hijau

Author: Putri Wahyuni
last update Last Updated: 2021-09-21 16:56:41

“Kamu kenapa, Lila? Kok senyum-senyum sendiri?” Tanya Widia menginterogasi Kalila saat dia mendapati Kalila tengah membersihkan dapur.

“Eh… I-ibu.” Ucap Kalila gugup dan terkejut disaat bersamaan “Hmm--- Nggak, kok, Bu. Cuma inget obrolan aku sama temen aja.” Jelas Kalila sembari memberikan senyuman lebar kepada Widia.

Widia menepuk bahu Kalila sembari tertawa kecil “Kamu gak bisa bohongi ibu, Nak. Kamu pasti lagi inget Janu, ya?”

“Ha? Nggak, Bu.” Ucap Kalila panik sementara Widia masih saja terus menggodanya.

“Sssttt… Ibu jangan bahas Mas Janu. Nanti ketahuan Bapak sama Bang Adam.” Ucap Kalila sembari meletakkan jari telunjuknya di bibir.

“Suka banget ngalihin kamu.” Ucap Widia terkekeh melihat Kalila masih saja tidak mau mengaku.

Widia merasa bahagia melihat Kalila yang pada akhirnya bisa membuka hatinya kepada seorang pria. Widia mengenal persis bagaimana Kalila yang selalu mengabaikan masalah percintaan di dalam hidupnya.

Bahkan beberapa lelaki mengunjungi kediaman Hendra untuk melamar putri kesayangannya itu. Masing-masing dari mereka ada yang memiliki jabatan sebagai dokter, pengusaha, bahkan pengacara. Namun mereka semua ditolak mentah-mentah oleh Kalila hanya karena alasan ingin fokus mengejar karir dan impiannya.

Kalila mengatakan dirinya tidak punya banyak waktu untuk mengenal cinta terlebih dahulu. Itulah salah satu alasan mengapa Janu merasa sangat beruntung bisa mendapatkan Kalila sepenuhnya.

“Kalila…” Ucap Widia dengan lembut kepada Kalila.

“I-i-iya, Bu?”

“Kamu gak perlu tutupin hubungan kamu dengan Janu. Ibu setuju kok kamu sama dia. Lampu hijau.” Jelas Widia dengan memancarkan senyum yang bahagia.

“Se-serius, Bu?” Tanya Kalila sembari membelalakkan matanya.

“Iya, sayang. Nanti pelan-pelan Ibu bakal bantu kamu buat ngomong sama Bapak dan juga Adam.” Jelas Widia sembari mengusap puncak kepala Kalila.

“Ibu… Terima kasih udah restuin hubungan aku sama Mas Janu. Aku sayang Ibu.” Jawab Kalila yang langsung memeluk Widia dengan erat.

Saat Kalila memeluk Widia, matanya tertuju ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul tujuh lewat tiga puluh menit

“Ibuuuu!!!” Teriak Kalila panik dan melepaskan pelukannya dari Widia.

“Astaga! Kamu kenapa teriak di dekat kuping ibu, Sih?” Tanya Widia kesal.

“Udah jam setengah delapan, Bu. Aku bakalan telat pergi magang!!!” Ucap Kalila yang berlari kecil ke kamarnya.

Kalila mandi dengan sangat cepat, kemudian memakai kemeja putih dan celana hitam berbahan kain. Dia menggerai rambutnya kemudian memasukkan beberapa uang ke dalam tasnya dengan terburu-buru.

“Ibu aku pergi dulu.” Teriak Kalila sembari berlari kecil keluar dari rumahnya.

Kalila melirik arlojinya yang sudah menunjukkan pukul tujuh lewat lima puluh menit “Haduh! Udah jam segini. Pasti gak akan keburu nunggu angkot.” Gumam Kalila kesal.

“Bajaaajjj!!!” tanpa pikir panjang Kalila pun akhirnya berangkat ke kantor dengan bajaj yang pangkalannya hanya beberapa langkah dari rumah Kalila.

***

08.30 WIB, Kalila baru saja sampai ke kantornya dan benar saja, dia sudah terlambat selama tiga puluh menit.

“Kamu tahu kamu terlambat, kan?” Ucap Satria, Manager Kalila, yang tiba-tiba duduk di hadapan Kalila.

“I-iya, Pak. Saya tahu. Saya minta maaf--”

“Kamu kenapa? Lagi gak enak badan? Tumben kamu telat. Biasanya kamu anak magang yang paling teladan. Malahan duluan kamu yang datang daripada saya.” Tanya Satria penasaran dan memotong pembicaraan Kalila.

Untuk beberapa saat, Tina tiba-tiba menatap Kalila. Dia berkedip beberapa kali dan memberikan kode kepada Kalila agar Kalila bisa sedikit berbohong mengenai asalan keterlambatannya.

“I-iya, Pak. Sa-sa-saya lagi gak enak badan.” Jelas Kalila berpura-pura, mengikuti arahan dari Tina yang tepat berdiri dibelakang Satria.

“Wah! Harusnya kamu gak usah masuk. Izin aja. Nanti—”

“Gapapa, Pak. Udah mendingan, kok. Makanya saya memutuskan untuk masuk hari ini.”

“Ya sudah kalau begitu. Jaga kesehatan ya kamu.”

Saat Satria sudah tidak menampakkan wujudnya lagi di ruangan Kalila, Kalila pun seketika menghela napas dalam.

“Hadeh! Ini sih antara lo karyawan magang yang teladan atau karena emang Pak Satria yang memang demen sama lo semenjak lo magang disini.” Ucap Sheila menyindir.

“Hih apaan, sih!”

“Semua orang disini juga tau kali perlakuan Pak Satria itu ke elo gimana dan ke karyawan yang lain gimana.” Jelas Sheila

“Bener banget! Gue setuju. Biasanya sih kalo karyawan atau karyawan magang telat, Pak Satria bakal marah. Eh kalo Kalila yang telat malah di perhatiin.” Sambung Tina menyetujui ucapan Sheila.

 “Berisik banget kalian. Udah ah gue mau kerja!” Seru Kalila kesal

***

“Hi, Lila.” Ucap laki-laki yang berada di dalam mobil Rolls Royce yang tak lain adalah Satria.

“Eh… I-iya, Pak?”

“Kamu mau balik, kan? Sama saya saja. Kebetulan saya satu arah ke rumah kamu. Mungkin--”

“Ya ampun gapapa, Pak. Saya nunggu angkot aja.” Jelas Kalila menolak ajakan Satria.

“It’s okay. Sesekali---”

“Sayang, kamu udah nunggu lama? Maaf ya aku telat.” Seketika Janu menghampiri Kalila dan menggenggam tangannya.

“Ma-Mas Janu.” Ucap Kalila terbelalak terkejut menatap Janu yang sudah ada disampingnya.

“Yuk kita masuk ke mobil.” Ucap Janu sembari merangkul tubuh Kalila.

“Oh iya, Sat. Gue sama Kalila duluan, ya.” Ucap Janu memberikan senyuman lebar kepada Satria. Sementara Satria tidak menanggapi ucapan Janu dan langsung menutup kaca mobilnya.

Saat Kalila berada di mobil dan Janu tengah fokus menyetir, otak Kalila pun bertanya-tanya mengenai Janu yang sudah tiba-tiba berada di kantornya.

“Mas kenapa tiba-tiba jemput aku ke kantor?” Tanya Kalila penasaran.

“Gak boleh? Oh kamu maunya di antar sama Satria, ya?” Tanya Janu sesekali melirik ke arah Kalila

“Dih Nuduh sembarangan.” Ucap Kalila kesal sembari melipat kedua tangannya.

“Eh… bentar deh. Mas kenal sama Pak Satria?”

“Kenal. Temen pas SMA. Temen Adam juga.” Jelas Janu.

“Musuhan sama Bang Adam juga?” Tanya Kalila polos.

Janu tertawa kecil saat mendengar pertanyaan Kalila “Oh nggak, kok. Mereka berhubungan baik.” Jelas Janu.

“Kalo seandainya Adam jodohin kamu sama Satria kamu mau?” Tanya Janu spontan

“HAHAHAHAHAHAHA!!! Apa apaan, sih?!” Kalila pun menggeleng-gelengkan kepalanya dan masih tertawa mendengar pertanyaan konyol yang terlontar dari mulut Janu.

“Ya mereka kan temenan. Sementara Satria suka sama kamu—”

“Gak usah sok tau!”

“Gini gini aku gak bego, Lila. Aku bisa bedain karakter orang. Mana yang keliatan suka dan yang nggak.”

“Mas… Aku lapar. Bisa jangan bahas orang lain, gak?” Ucap Kalila sembari memanyunkan bibirnya

“Oh iya. Apapun itu keputusan Bang Adam, hal itu gak akan berpengaruh sama hubungan kita. I love you more than you know, Mas Janu.” Jelas Kalila sembari mengusap kening Janu dengan lembut.

Me too, Lila.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • The Fault Between Us   Chapter 33 - Kekasih Sejati

    Kehilangan pasangan hidup untuk selamanya bukanlah hal yang mudah. Hal itu pula yang saat ini di rasakan oleh Janu. Saat ini, kehilangan Kalila adalah suatu hal yang paling tidak mungkin untuk di cari.Sudah beberapa hari dari kepergian Kalila, Janu tidak pernah melahap makanannya. Hanya satu sampai dua sendok saja untuk menahan lapar.Setiap harinya, Janu selalu menghabiskan waktu di kamar dengan memandangi foto Kalila dan juga album kenangan yang mereka ciptakan bersama.“Pa, makan dulu. Nanti Papa sakit.”“Papa cuma butuh Kalila.”“Pa, jangan kaya gini. Ikhlasin Mama. Mama udah nulis di surat itu kalo Papa harus ikhlasin Mama.” Tegas Radit kepada Janu.“Mama kalian cantik banget, ya. Selain itu dia wanita yang kuat, tulus, sabar. Papa beruntung punya Kalila di hidup Papa.” Ucap Janu tanpa merespon pernyataan Radit sembari mengusap foto Kalila.“Iya, Pa. Kita paham. Papa makan du

  • The Fault Between Us   Chapter 32 - Curang

    “Lila… Makan dulu, yuk. Aku coba buatin kamu sup ayam.”“Kalila… kamu kecapean ya? Mau makan nanti aja?” Tanya Janu sembari mengusap kepala Kalila. Namun Kalila belum juga bangun dari tidurnya.“Lila…” Ucap Janu lembut. Janu merasa aneh dengan tubuh Kalila yang sedari tadi tidak merespon apa pun, wajahnya pucat serta tubuhnya terasa sangat dingin.“Kalila….”“Dokter Adrian, Kalila kenapa???” Teriak Janu dan sontak dokter Adrian dan suster pun bergegas menuju ke kamar Kalila diikuti dengan Radit dan Dila“Sebentar, Pak.” Ucap Adrian dan langsung memeriksa Kalila.Dokter Adrian menghela napas, dia menatap Janu dengan tatapan iba, seakan tidak tega untuk memberitahu kebenaran kepada pria yang berumur tujuh puluh tahun itu. “Pak Janu…” Ucap Dokter Adrian dengan bersusah payah menelan ludahnya “Ibu Kalila sudah pergi mening

  • The Fault Between Us   Chapter 31 - Holiday

    Tidak terasa sudah beberapa tahun Kalila dan Janu menjadi suami istri sah dan juga tinggal di rumah Janu yang megah itu. Hingga saat ini, anak mereka yang kedua, yaitu Dila. Harus pergi meninggalkan Indonesia untuk melanjutkan gelar sarjananya di London, mengikuti jejak Radit.“Ma, Pa… Dila pergi dulu, ya.” Ucap Dila sembari memeluk Janu dan juga Kalila.“Hati-hati, ya, sayang. Titip salam sama Mas kamu.” Jelas Kalila yang selalu saja mengingat Radit. Dila pun pergi ke bandara dengan sopir pribadinya yang sudah menunggu di halaman rumah.Janu menghela napas saat mobil yang mengantar Dila sudah tidak lagi terlihat dari halaman rumah mereka “Aku seneng banget bisa lihat perkembangan anak kita sama-sama yang bahkan udah merantau sekarang. Makasi ya sayang udah mau ngerawat dan ngejaga anak kita khususnya Radit.” Jelas Janu sembari merangkul Kalila dengan mata Kalila yang tampak sembab akibat melepas anak perempuannya untuk

  • The Fault Between Us   Chapter 30 - Jangan Pergi

    “Aku benci kamu, Mas Janu. Pergi dari sini!!!” Teriak Kalila kepada Janu sementara Radit menahan tubuh Kalila yang sedari tadi ingin memukuli Ayahnya.“Lila, aku sayang kamu. Kita udah baikan, sayang. Aku gak pernah tinggalin kamu lagi.” Lagi-lagi, Janu tidak pernah menyerah menyebutkan kalimat itu.Dila mendekati Kalila dan Radit yang tengah susah payah menahan tubuh Kalila.“Kamu siapa?” Kalila melontarkan pertanyaan itu kepada Dila dan sontak hal itu membuat Dila terbelalak terkejut.“Aku Dila, Ma. Anak Mama.” Ucap Dila sembari mencoba menyentuh tangan Kalila.“Nggak!” Seru Kalila sembari menghempaskan tangan Dila kasar “Anak aku Cuma Radit. Kamu pasti orang suruhan Mas Janu buat ambil Radit dari aku, ‘kan?”Dila menatap Kalila dengan tatapan kecewa, bagaimana bisa Kalila hanya mengingat Radit? Apakah dari dulu Radit memang selalu jadi anak kesayangan Kalila? Di

  • The Fault Between Us   Chapter 29 - Menikah

    Kalila akhirnya menikah dengan Janu, namun bukan pernikahan seperti ini yang di impikannya dulu. Dia memimpikan pernikahan dimana keluarganya masih ada di sampingnya. Satu-satunya keluarga yang dia punya saat ini hanyalah Rangga, Adiknya.Pernikahan Janu dan Kalila di adakan di rumah orangtua Janu, rumah Rostiana dan juga peninggalan Gunadhya. Pernikahan yang di gelar pun tampak sederhana dan hanya beberapa kerabat terdekat saja yang hadir dalam acara pernikahan itu, seperti permintaan Kalila. Bertolak belakang dengan Janu yang menginginkan pernikahan yang mewah. Namun, apa pun itu, dia menurunkan egonya, yang terpenting dia bisa hidup bersama Kalila.“Hei, kak. Kenalin ini pacar aku. Namanya Mentari.” Ucap Rangga yang sudah berada di hadapan Kalila dengan menggenggam tangan MentariKalila pun terbelalak terkejut melihat adiknya itu menggandeng tangan seorang wanita di hadapannya “Loh… Bukannya---” Seketika pembicaraan Kalila

  • The Fault Between Us   Chapter 28 - Manusia Kaku

    Ruangan sidang pengadilan, sebuah ruangan dimana setiap orang selalu mengadu nasib atas permasalahan yang di hadapi dan juga nasib mereka yang berada pada keputusan hakim yang selalu memutuskan setiap perkara yang mereka miliki.Ya, Kalila sedari tadi tengah memperhatikan penjelasan Rangga yang sedang menyelesaikan kasus kliennya. Mereka berdua terlihat sangat professional tanpa memandang latar belakang sebagai keluarga.Setelah persidangan selesai, Kalila dan Rangga pun bertemu di salah satu restaurant untuk makan siang bersama seperti yang sudah mereka janjikan."Kakak yakin balikan sama Mas Janu?" Tanya Rangga saat dia tengah mengunyah nasi ayam."Iya. Aku balik demi Radit." Ucap Kalila namun tatapannya kosong.Rangga bukanlah anak kemarin sore yang bisa di bodoh-bodohi dan di bohongi seperti itu. Apalagi, tuntutan pekerjaan Rangga yang sudah menggeluti dunia hukum dan bertemu banyak kasus akan sangat mudah sekali melihat hati Kalila ba

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status