Share

7. PERNIKAHAN

Suara gamelan terdengar dari rumah Mpu Geger. Hari bahagia yang dinanti-nantikan telah tiba. Beberapa waga desa berjalan beriringan menuju tempat hajatan, sementara itu Mpu Geger sebagai tuan rumah telah menyambut kedatangan mereka dengan jamuan dan pertunjukan tari yang ia datangkan langsung dari Blambangan. Pesta itu tergolong mewah jika dibandingkan dengan pernikahan yang pernah digelar oleh warga desa lainnya. Sebagai orang terpandang di desanya, tentu Mpu Geger tak akan mengadakan pesta yang biasa-biasa saja. Apalagi ini adalah pernikahan Utari, putri bungsu kesayangannya.

Damar dan Utari tampak sibuk menyalami tamu yang datang. Utari terlihat cantik dalam balutan busana indah hasil rancangannya sendiri. Semua orang tahu kemampuan Utari dalam membatik, maka ia ingin membuat dirinya istimewa dalam pernikahannya ini lewat karya yang ia buat sendiri. Selendang berwarna hijau semakin menambah sempurna penampilannya di hari bahagia itu. Akhirnya ia dapat merasakan bagaimana rasanya menjadi putri kerajaan walau hanya semalam saja. 

Parwan menatap Damar dari kejauhan. Ia tahu betul dibalik senyum Damar tersimpan beban berat yang harus ia pikul. Parwan mengingat kembali beberapa hari sebelum pernikahan, Damar seperti orang linglung yang kehilangan arah. Ia lebih banyak diam termenung seolah segan melanjutkan hidup. Mulut Damar bisa berkata baik-baik saja, tapi Parwan tahu sahabatnya itu sedang tidak baik-baik saja. Memang, membahagiakan Utari bukanlah perkara yang mudah selama tak ada rasa cinta di hatinya.

Di tengah riuhnya acara, datanglah rombongan berkuda dengan beberapa kereta berbendera kerajaan. Damar terhenyat, apa pun yang berhubungan dengan kerajaan membuat jantungnya berdebar. Apalagi beberapa hari sebelumnya seorang utusan kerajaan datang menyampaikan kabar bahwa putri akan menghadiri pernikahan itu. Damar sangat gugup, ia terus memperhatikan satu per satu orang dalam rombongan itu, namun putri tak kunjung terlihat. Damar tak tahu harus sedih atau bahagia setelah tahu putri tak ada di antara rombongan.

Mpu Geger menyambut para utusan itu dengan bahagia. Ia merasa sangat terhormat karena telah mendapatkan perhatian yang begitu besar dari istana, tak sembarang orang dapat merasakan perhatian macam itu.

"Kami mewakili kerajaan mengucapkan selamat untuk pernikahan putri Anda, Mpu," kata seorang utusan.

"Terimakasih. Sungguh ini suatu kehormatan bagi kami."

"Ini adalah hadiah yang sangat istimewa karena Gusti Putri Sekar Ayu secara pribadi menghadiahkannya untuk putri Anda," kata utusan itu menyodorkan sebuah kotak dengan ukiran emas.

Damar yang sedari tadi hanya diam, langsung terhenyat saat utusan itu menyebut nama Putri Sekar Ayu.

"Putriku sungguh sangat beruntung," jawab Mpu Geger.

"Gusti Putri menitipkan permohonan maaf karena beliau urung hadir."

"Sungguh sangat mulia hati beliau karena begitu memperhatikan rakyat jelata sepeti kami. Tolong sampaikan ucapan terimakasihku untuk Gusti Putri," timpal Utari merasa sangat tersanjung mendapatkan hadiah itu. 

"Baiklah. Kalau begitu kami mohon pamit."

"Mari kuantar ke depan," kata Mpu Geger nampak sangat bahagia.

Malam telat larut,

Seluruh rangkaian acara pernikahan telah selesai dilaksanakan. Suara merdu gamelan masih terdengar samar di luar rumah, menemani beberapa warga yang masih menikmati pesta hingga pagi. Damar dan Utari duduk di ranjang pengantin yang telah dihias dengan bunga-bunga dan wewangian seperti kamar pengantin pada umumnya. Keduanya hanya diam, mereka masih sama-sama canggung dan tak tahu harus bagaimana mengawali malam pertama mereka sebagai sepasang suami istri. Walaupun sudah sah menjadi istrinya, Damar masih ragu untuk menyentuh Utari. Sedangkan Utari masih terus menunggu, dalam hatinya bertanya-tanya mengapa Damar hanya diam. Mengapa Damar tak juga menyentuhnya. 

"Kakang, apa kau lelah ?" tanya Utari berusaha untuk mencairkan suasana. 

"Ah, iya sedikit," jawab Damar canggung.

"Kalau begitu tidurlah." Utari berusaha terlihat baik-baik saja di depan suaminya. 

Damar melihat kekecewaan di raut wajah Utari. Setiap wanita pasti menginginkan malam pertama yang istimewa. Bagaimana pun juga Utari telah menjadi istrinya, ia berhak mendapatkan haknya sebagai seorang istri. Sungguh Damar merasa sangat bersalah karena telah mematahkan hati Utari seperti itu. Inilah yang sebenarnya ia maksud, ia bisa menikahi Utari namun tak bisa membahagiannya. 

"Utari ..." Damar menghampiri Utari yang tidur membelakanginya.

"Iya, Kakang," jawab Utari yang memang belum memejamkan matanya sedari tadi.

Damar mendekatkan tubuhnya pada Utari, sekuat tenaga ia berusaha melawan perasaannya, memaksa raganya untuk menjalankan kewajibannya sebagai seorang suami. Walau berat, Utari harus tetap mendapatkan haknya malam itu, begitu pikir Damar. Namun kenyataannya Damar benar-benar tak bisa.

"Ada apa, Kakang ?" tanya Utari saat Damar tiba-tiba bangkit duduk di tepian kasur.

"Utari, jujur saat ini aku masih terlalu canggung. Aku mengenalmu dari kecil. Kau sudah seperti adikku sendiri. Dan pernikahan ini ..." kata Damar menghela nafas sejenak sebelum melanjutkan kata-katanya. Ia benar-benar takut menyinggung perasaan Utari.

"Maukah kau memberiku sedikit waktu lagi ?" tutup Damar.

"Aku mengerti, Kakang. Aku pun demikian," jawab Utari berusaha menutupi rasa kecewanya. Akhirnya ia tertidur setelah beberapa kali menyeka air matanya diam-diam.

Malam semakin larut, Damar tak kunjung bisa memejamkan matanya. Matanya menyapu ke seluruh bagian kamar, tiba-tiba pandangannya berhenti pada satu benda yang sebenarnya sedari tadi telah menyita perhatiannya, yaitu kotak hadiah yang diberikan oleh Putri Sekar Ayu. Ia penasaran kira-kira apa yang dihadiahkan oleh putri untuk pernikahannya. Diam-diam ia membuka kotak itu saat Utari telah tertidur lelap. Setelah ia buka ternyata isinya adalah selembar kain sutra yang indah. Dari kain itu Damar dapat mencium aroma wewangian khas Putri Sekar Ayu. Ia mengingat betul wangi itu karena belum pernah ada wewangian yang dapat merasuk ke dalam lubuk hatinya yang paling dalam. Tiba-tiba Damar berangan, andai wanita yang dinikahinya hari ini adalah Putri Sekar Ayu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status