"Roger, apa yang kau lakukan?" teriak Pete dari belakang.
Pete membogem keras wajah Roger. "Kau benar-benar gila Roger," Pete menambah kembali pukulan demi pukulan di wajah Roger.
Tangan Pete menarik kerah baju Roger lalu ia mendorong tepat di meja billiard. "Sudah berapa kali kubilang jangan pernah kau menganggu Grace lagi Roger," teriak Pete menonjok kembali rahang Roger.
"Memangnya kenapa Pete? Apakah kau suka dengan Grace?" Ken mendekati mereka berdua yang sedang asyik bergulat.
Pete melepaskan cengkeraman tangannya pada Roger. "Kau keterlaluan Ken, pantas saja firasat ku datang kemari selalu menghantui ku. Ternyata kau melukai Grace," ucap Pete menoleh ke arah Ken.
"Kau suka dengan Grace? Katakan dimana salahku Pete. Dia pembunuh Jesseli, aku menikah dengan dia hanya untuk balas dendam," Ken tertawa sebal dan melirik tubuh Grace yang sedang terbaring di atas sofa. "Jalang it
Kiss me out of the bearded barleyNightly, beside the green, green grassSwing, swing, swing the spinning stepYou'll wear those shoes and I will wear that dressOh, kiss me beneath the milky twilightLead me out on the moonlit floorLift your open handStrike up the band, and make the fireflies danceSilvermoon's sparklingSo kiss meKiss me down by the broken tree houseSwing me, upon its hanging tireBring, bring, bring your flowered hatWe'll take the trail marked on your father's mapOh, kiss me beneath the milky twilightLead me out on the moonlit floorLift your open handStrike up the band, and make the fireflies danceSilvermoon's sparklingSo kiss meKiss me beneath the milky twilightLead me out on the moonlit floorLift your open handStrike up the band, and
Grace bisa mendengar dengan jelas, bahkan Grace tidak tuli jika suara itu sangat mirip seperti suara Ken. "Kita?" Batin Grace.Grace menoleh kebelakang, ia melihat pria dengan seutas senyum di wajahnya ketika Grace menatap pria tersebut, Grace tak percaya ini. "Ini tidak mungkin," ucap Grace menggelengkan kepalanya pelan."KEEENNN?" Ucap Grace terlihat kebingungan bercampur rasa takut, tentu saja Grace takut jika itu arwah gentayangan Ken."Mengapa kau takut melihatku Grace, lupakah kau jika aku ini suamimu," ucap Ken berjalan pelan menghampiri seorang wanita yang sedang duduk di kursi roda dengan raut wajah tak percaya."Hentikan langkah kakimu atau aku akan teriak!" perintah Grace mulai memundurkan kursi rodanya.Ken menghentikan kursi roda Grace, pria itu sedikit membungkukkan badan menatap mata Grace. "Aku Ken Grace, aku adalah KEN. Apa kau ingat nama itu? Kenzo Jordanio, pri
Di sisi lainEvelyn, Pete dan Grace sedang berkumpul di ruang keluarga, raut wajah mereka terlihat sangat cemas. "Pete kau harus menelpon Ken dan Roger!" perintah Grace, Pete pun mengambil ponselnya di dalam saku untuk menelpon Roger."Roger, apa terjadi sesuatu dengan kalian berdua?" tanya Pete."Semuanya baik-baik saja Pete, tenanglah," balas Roger dari telpon."Apa disana ada Ken?""Dia sedang menyetir Pete, ada apa?"Pete melirik Grace dan menjauhkan ponselnya dari telinganya. "Grace aku akan memberitahu Ken tentang dirimu," ucap Pete, Grace tersenyum mengangguk kecil."Roger tolong katakan pada Ken jika dia akan menjadi seorang ayah," ujar Pete mendekatkan kembali ponsel pada telinganya."Apaaaaaaaa?" Teriak Roger tak percaya di telpon.TetPonsel Roger mati begitu saja. "Shit,"
Grace tak mampu mengeluarkan sepatah katapun, ia hanya mengatupkan bibirnya. "Ken," panggil Roger yang tiba-tiba memasuki toko.Membuat Grace dan Ken menoleh ke arah Roger. "Ada apa Roger?" tanya Ken melihat Roger begitu terburu-buru."Ken aku melihat Mario di depan toko bunga," ujar Roger serius menatap bergantian Ken dan Grace.Tanpa menunggu lama Ken menarik tangan Grace, Ken membayar harga music box yang ia pegang terlebih dahulu di kasir.Ken segera pergi dari sana, Ken menghampiri Pete dan ibunya yang berada di dalam mobil. "Pete kumohon lindungi Grace untukku! aku hanya pergi sebentar," ucap Ken ditujukkan pada Mario, "tenanglah Ken, Grace akan aman bersamaku," balas Pete mengangguk pelan.Ken segera memasukkan paksa tubuh Grace di dalam mobil. "Grace tenanglah, aku akan membalas semua perlakuan Mario terhadapmu," ucap Ken mencium pucuk rambut Grace sekilas sebelum Ken men
Grace bernafas lega, wanita itu sempat berpikir bahwa Ken akan menjambak rambutnya atau menampar pipi di wajahnya.Ken memungut selimut dan bantal di bawah lantai, lalu ia duduk di sofa dengan terus memandang Grace yang sudah tertidur lebih dulu. "Grace apa kau sudah tidur?" Tanya Ken.Grace tidak tertidur, wanita itu hanya berpura-pura menutup matanya. "Grace aku mencintaimu, selamat tidur Grace." Ucap Ken lalu memakaikan selimut di tubuhnya, ia tak perduli tidur nyenyak nya terganggu akan kehadiran Grace malam ini, ia hanya bahagia bisa melihat Grace tidur bersamanya walau tak bisa memeluk Grace.Keesokan harinya...Grace terbangun dari tidurnya, ia melirik jam dinding menunjukkan pukul delapan pagi, Grace ingin sekali melanjutkan tidurnya, namun ia teringat kehadiran Evelyn di rumah ini, Grace tak ingin mengecewakan Evelyn dengan melihat menantunya bangun teramat siang.Wanita
Saat ini Ken sudah sampai di kediaman Pete, pria itu terus mencoba membujuk Grace kembali meski jawaban Grace selalu tidak dan tidak."Pete dimana kau? Ada hal penting yang ingin aku katakan," teriak Ken memasuki ruang tengah."Ken," balas Pete berjalan mendekati Ken dari arah dapur."Pete kumohon bantu aku! Aku tidak mempunyai cara lain untuk membujuk Grace, sedangkan ibuku mendesakku ingin bertemu dengan Grace," Ken memijat pelipis matanya, "kumohon Pete, hanya kau yang bisa membantuku untuk masalah ini," ucap Ken memohon agar Pete ingin membantunya."Aku takkan bisa membantu mu lebih Ken, tapi aku akan mengantar mu ke kamar Grace, kau bisa berbicara sendiri dengannya," tutur Pete lalu ia melangkah menuju pintu kamar Grace, "semoga kau berhasil Ken," ucap Pete dibalas anggukan kecil oleh Ken.Ken menarik napas dalam-dalam, pria itu memegang gagang pintu dan membukanya perlahan,