Hoekk ….Hoeekk ….Seila tengah muntah-muntah di kamar mandi, baru saja bangun dia merasa perutnya sangat perih dan ulu hatinya terasa sakit. Alhasil tadi dia buru-buru ke kamar mandi dan tidak lagi dalam pelukan Aksara.“Sayang kamu kenapa?” tanya Aksara yang menyusul Seila ke kamar mandi. Pria ini memijat bagian leher istrinya agar Seila sedikit merasakan lega. Dia khawatir sekali setelah mendengar Seila di kamar mandi tengah muntah-muntah.“Masuk angin mungkin, Yank. Dua minggu di Korea dingin, terus di sini hawanya panas, kecapean di jalan.” Mereka sudah kembali lagi ke indonesia setelah berlibur selama dua minggu. Honeymoon mereka begitu romantis dengan kejutan-kejutan kecil yang Aksara berikan. Seila sampai terharu tapi sebagai balasan keromantisan Aksara, pria itu minta jatah pagi siang dan malam.“Kayanya ini gara-gara topokki yang kamu makan kepedesan deh sebelum kita balik.” Seila sangat menyukai makanan jajanan korea yang pedas-pedas, padahal dia punya penyakit maag, tapi k
Aksara terdiam sesaat menatap manik mata Seila yang indah dengan iris warna coklat, tatapannya dalam dan penuh cinta. Saat bertatapan, tangan Seila menyentuh dada bidang Aksara.Aksara tersenyum senang, wanita yang dia idamkan dari SMA kini telah jadi miliknya. Dia kembali mengecup bibir Seila. Sepertinya sebelum kerja lebih baik dia isi amunisi dulu agar lebih bersemangat. Tampaknya babak awal dia aka berkutat di aset bagian atas tubuh Seila.Kedua bola mata Aksara tertarik memperhatikan bibir berwarna merah jambu milik istrinya, bibir yang empuk itu dia hisap perlahan seolah ingin menikmati sensasi rasa empuk nan menggelitik. Licin, lembut dan hangat, bibir Seila selalu jadi candu Aksara.Seila terbuai akan hisapan yang Aksara berikan hingga dia mendesah pasrah di bawah kuasa sang suami. Bibir wanita ini terbuka sehingga lidah Aksara bisa menjangkau lidah Seila, mengajaknya berdansa di arena relung kata.Perasaan Seila melambung tinggi, pagi-pagi dimanjakan begini rasanya nyaman. Da
“Kok mualnya makin menjadi ya setelah aksara berangkat, apa harus ke dokter?” tanya Seila sambil melihat dirinya di kaca, dia tidak keluar kamar semenjak kepergian suaminya ke kantor.“Tapi kalau ke dokter malas, nggak diantar suami pula.” Dia difasilitasi mobil dan supir tapi Seila enggan pergi sendiri. Kakinya begitu terasa berat untuk melangkah dan matanya dari tadi layu, seperti ingin tidur melulu. Bawaannya males dan ingin serba dilayani.“Kalau manggil Aksara kasihan, nanti dia harus pulang lagi, bolak-balik gitu kan capek, gak mau nyusahin ah.” Seila tidak mau jadi beban, jadi ya sudah lah, mending ditahan sendiri saja.“Nggak mau jadi istri manja yang menyusahkan, ingat Seila kamu harus tetap mandiri.” Seila menguatkan tekad, dia tidak boleh lemah, nanti kalau dia sakit malah merepotkan banyak orang, Seila tidak mau begitu.Sekarang demamnya semakin tinggi, perihnya sampai ke ulu hati. Seila berjalan pelan sambil bersandar ke tembok, jaga-jaga takut dia bisa jatuh, enggan mint
Seila dari siang sampai sore mendekorasi kamarnya agar terlihat indah, dia menggunakan lilin dan bunga mawar merah sebagai hiasan, dia juga bahkan membentuk love dengan kuntum bunga mawar tersebut. Rasa mual dan pusingnya jadi hilang karena Seila sibuk mengerjakan sesuatu, rasa senangnya juga tinggi karena tahu dia sedang mengandung.Sibuk masak dan mendekor sampai membuat Seila lupa waktu dan lupa makan lagi. Padahal dia sudah masak makan malam untuk dimakan berdua dengan Aksara. "Aksara jam segini kok belum pulang sih dia kayaknya lembur deh." Suaminya jam tujuh malam belum datang juga. Biasanya kalau lembur suka bilang-bilang."Kok dia nggak ngasih kabar? Coba telepon deh." Namun sepertinya tidak aktif, hanya ada suara operator saja yang menjawab Seila."Eh nomornya nggak aktif. Apa dia lagi selingkuh?" Mencurigakan, tidak seperti biasanya, sesibuk itukah sampai lupa memberikan kabar. Kenapa suasana hati Seila jadi tidak karuan begini."Kata orang-orang kalau suami nggak ada kaba
“Sekarang kita tujuannya mau ke mana Nyonya?” tanya pak supir pada Seila yang sedang duduk sambil menangis, sudah kelihatan banget kalau patah hati dan kabur dari rumah suami. Pak supir gak usah tanya lagi Seila punya masalah apa.“Ke rumah teman saya, dia di Menteng.” Ongkosnya juga paling habis seratus ribu, Seila masih punya uang lebihan seratus ribu lagi dalam bentuk cash, jika habis nanti dia ambil uang dari ATM, untung uang hasil kerjanya dia simpan baik-baik, bisa buat bekal hidup tanpa Aksara, sayangnya tidak banyak, apalagi untuk kebutuhan bayi. “Baik.”Seila melirik tas berwarna hitam yang dia beli saat pertama kali dapat uang gaji dari perusahaan Aksara. “Gak nyangka aku cuma punya ini doang, tas buluk, dompet sama kartu ATM.” Seila tidak sadar kalau dia tidak investasi berupa barang dan saham, kalau begini dia menghidupi anaknya seorang diri dari mana? Harus kerja jangan jadi pengangguran.“Tas mewah, baju mahal, uang sama kartu kredit, semuanya milik Aksara, aku nggak be
"Kita udah sampai!" ujar Bila pada Sila di depan vila tua pesisir pantai bali. Sesuai tujuan mereka, akan menenangkan diri dan lari dari Aksara.Mereka sengaja berangkat menaiki kapal laut agar Aksara tidak bisa melacak keberadaan Seila karena namanya tidak terdaftar dalam lost penumpang pesawat, untung bayi yang ada di dalam perut tidak rewel.Setelah naik kapal mereka naik mobil dan sekarang sampaikan di visa pinggir pantai yang tidak ramai wisatawan."Ini nggak seburuk yang lo ceritain kok." Menurut Seila rumah ini tidak menyeramkan, malah terkesan homey, bangunan lama tapi kokoh dan asri, ya tinggal di potong2 saja rumput liatnya agar tidak terkesan seram."Ada swalayan kan, Bil? Gue pengen beli susu ibu hamil sama pengen beli kebutuhan sayuran dan persediaan lain." Saat berangkat ke sini mereka tak banyak membawa barang, cuma sedikit baju itu pun untuk Seila pakai, Bila hanya menemani satu malam saja karena besok kerja dan takut membuat Aksara curiga."Ada kok, jalan juga bisa ke
Tolong kasih bintang 5, komen dan follow aku ya, Terima kasih!“Terjadi kesalahpahaman. Aku sedang kelelahan dan Seila sedang hamil, jadi kami sama-sama sensitif.” Dua-duanya memang sedang dalam keadaan tidak baik.“Hah …. Seila sedang hamil?” Surya kaget sekaligus senang, kaget karena anaknya kabur, senang karena Seila hamil. Sekarang ibu hamil yang satu itu ada dimana? Surya merindukan Seila dan takut Seila kenapa-napa. “Anakku, kasihan sekali. Dia tidur dimana dan sudah makan belum ya?” Di rumah Seila diperlakukan seperti ratu, di rumah suaminya malah disia-siakan, Surya jadi ingin marah pada Aksara.“Kalau terjadi sesuatu pada dia bagaimana?” tanya Surya emosi, dia pegang kerah baju Aksara kanan dan kiri, matanya tajam setajam elang memandang menantunya ini.“Ayah tidak akan memaafkanmu jika Seila kenapa-napa.” Anak satu-satunya yang sangat dia jaga malah sekarang pergi tanpa kabar, tidak biasanya Seila seperti ini, seua gara-gara Aksara, dulu kecelakaan juga gara-gara Aksara.“D
“Dari mana aja lo sehari satu malam ini?” tanya Aksara ketus, ini cowok tiba-tiba udah nongol aja di parkiran rumah Bila. Aksara seperti jelangkung, datang tak diundang pulang tidak diantar. Bila jelas kaget dong, pas buka pintu pas bener Aksara nongol nodong nanya Bila habis dari mana. “Astaga, lo nongol udah kaya setan.” Bila mengusap dadanya karena tiba-tiba jantungnya seolah kena setrum mendadak. Kaget melihat Aksara, untung ganteng, kalo jelek pasti nyeremin.“Jawab!” ujar pria itu lagi agak mendesak, biarin dia ketus, nyeremin dan ngagetin, biar Bila ngaku Seila ada dimana. Pengen tahu nih, Bila bakal menyembunyikan keveradaan Seila atau tidak. “Lo nanya gue?” tanya Bila balik sambil mengedipkan matanya cepat. Dia takut kedatangan Aksara kali ini ingin menanyakan soal Seila, kemarin mamanya bilang suami Seila datang ke rumah, semalam Bila sengaja menginap menemani Seila sambil menghindari kedatangan Aksara.“Gue a- abis ada keperluan.” Bila berlagak ketus, pokoknya jangan taku