Seorang gadis terlihat sangat sibuk sekali menggunakan alat canggih yang bisa dilipat, dia tengah mengetik sesuatu dan membereskan banyak berkas.“Sibuk apa sih, Sei?” tanya Jefry saat Seila terlihat sibuk dengan dunianya, padahal mereka tengah berada di klub milik ayah Seila, suara nyanyian DJ dan musik yang ngebit serta gemerlap cahaya lampu disko yang gelap dan warna warni sama sekali tidak mengganggu Seila.“Maklum sedang jadi pengacara, pengangguran banyak acara.” Gadis ini sedang mencari pekerjaan, siapa tahu saja dia bisa bekerja sambil mengurus ibunya dan mengelola klub. Lama-lama jadi mucikari sekaligus menjual diri sendiri membuat Seila lelah, dia ingin terbebas dari dunia malam nan kelam ini, ingin mengukir citra dan kebiasaan baru yang lebih berkelas.Jefry bergelayut manja, dia sedang ingin diperhatikan tapi gadis yang ia sukai tengah sibuk sekali. “Lagi liat apa sih sampe aku di cuekin, gak mau main sama aku gitu?” tanya pria ini sambil mendaratkan dagunya di pundak ka
Deru napas Seila memburu dan irama jantungnya juga seperti tabuhan drum. Gadis ini akan mulai tes tahap pertama hari ini juga. Dia sudah siap menggunakan outfit layaknya pencari kerja yaitu hitam dan putih. Kini kakinya sudah menapak di PT Danuarja, dia lirik antrian pencari kerja ternyata panjang sekali, daripada dapat nomor yang terlalu besar, Seila berlari saja agar dapat antrian tidak terlalu jauh.Bruk …. Tanpa sengaja Seila menabrak orang, entah siapa yang jelas Seila tidak peduli, dia meminta maaf tanpa melirik orangnya siapa. Satu tujuan Seila yakni ingin segera ada di barisan antrian seleksi penerimaan karyawan di PT ini. Seorang pria yang Seila tabrak memasukkan dua tangannya ke saku celana. “Ternyata dunia begitu sempit, kamu datang ke sini juga.”Pria ini pun mendekat ke asistennya lalu berbisik, “Buat tesnya cepat selesai dan wanita tadi harus sampai ke tahap tiga.“Baik, Tuan.” Asistennya mengangguk dan akan segera mengabulkan permintaan sang bos.Seila kira tesnya bak
Seila diterima di perusahaan Danuarja sungguh kabar yang menggembirakan sih, tapi membuat dia sedih juga, tidak sedih bagaimana, dia takut bertemu dengan Aksara setiap hari. Hmmm …. Harusnya tugas dia jadi bagian administrasi mengapa kata orang di telepon dia jadi sekretaris. Tugasnya berarti bersama sang CEO dong, lalu gaji yang ditawarkan juga banyak sekali. Tentu ini uang halal hasil keringat sendiri dan tanpa perlu repot-repot jual diri. Seratus juta belum uang bonus dan asuransi, tapi jam kerja dua belas jam dan hari minggu saja yang libur. “Terima atau enggak, ya?” tanya Seila pada Bila yang tengah berbaring bersamanya, ini hari libur dan mereka ingin malas-malasan di rumah Seila, Bila merindukan juga ibunya Seila, ke sini sekalian menjenguk.“Terima lah, enak lho gaji gede, kerjaan jabatannya tinggi, perusahaan ternama pula, bisa nebas orang-orang julid kalo kerjaan lo sekarang halal.” Teman-teman lama bakal malu lagi kalau menghina Seila.“Masalahnya ini kantor Aksara.” “Ha
Mau sampai kapan Seila bertahan?Sampai kura-kura tidak punya cangkang atau Firaun yang tadinya polosan mendadak pakai kolor dan baju?Sungguh dia kukuh dalam pendirian untuk tidak akan membongkar rahasianya di depan Aksara, rahasia jika dia sudah tidak lupa ingatan lagi.Aksara tidak kalah gentar pula membuat Seila mengaku dan menyerah. Setiap hari tiada tingkah jahil dan memaksanya. Seila dibuat kewalahan menghadapi sikap Aksara yang kadang baik, kadang juga membuat dia kesal.Seila memang sempat ingin menyerah menjadi sekretaris Aksara, tapi dia bukan orang yang akan pasrah dengan apapun yang terjadi. Cukup dulu saja dia lemah, sekarang tidak. Seila akan menghadapinya meski rasa ini pahit.Jefry tentu tidak tahu jika Seila bekerja di perusahaan mantan pacarnya, Angga juga sepertinya belum tahu. Seila menutupinya rapat-rapat dan hanya Bila yang tahu. Kalau dua pria itu tahu bakal runyam urusannya nanti mereka semua pada lebay.Jangan tanya Seila masih punya perasaan pada Aksara atau
Seila membenarkan pakaiannya yang acak-acakan gara-gara Aksara. Gila, kenapa bekas kemerahannya banyak sekali, Seila jadi tidak bisa mengenakan pakaian terbuka saat pesta makan malam nanti gara-gara semua tanda ini.Bodohnya Seila kenapa tidak bisa bertahan sampai titik darah penghabisan sih, jadi buka kartu dan ketahuan kalau bohong kan.Wanita ini mencari tempat duduk single sehingga dia bisa berjauhan dengan pria menyebalkan yang kini sudah kembali jadi pacarnya itu.“Tidak ada kursi single Seila!” ujar Aksara yang sudah duduk manis di bangku pasangan, wajah pria ini seakan tak punya dosa, biasa saja setelah memaksa Seila untuk mengaku, begitu menyebalkan.Apa yang Aksara lakukan tadi? Mirip pria bajingan yang akan memerkosa seseorang gadis. Seila saja sampai sulit membela diri.“Sini duduk, nanti kalau ada goncangan kamu jatoh lho!” Aksara menakut-nakuti.“Ah cuma nakut-nakutin doang.” Seila tak percaya, ini kali pertama dia naik pesawat, apalagi pesawat pribadi.Tapi memang hal i
Seila langsung menutup kedua matanya yang berkaca-kaca itu menggunakan salah satu tangannya. Duh, hatinya lemah banget, mirip kerupuk yang disiram kuah seblak. Langsung lunglai seketika. Kalau dipikir-pikir lagi, perempuan mana sih yang nggak baper dikasi kejutan kayak gitu. Seila juga termasuk.“Seila, jawab dong! Aku nungguin loh, ini.” Aksara mengguncang bahu wanita itu berkali-kali.Ini lagi orang ganteng satu. Gak peka banget sih kalau sekarang otak Seila lagi berpikir keras. Seila bingung. Di satu sisi rasa cintanya pada pria di depan itu masih ada sampai sekarang. Di sisi lain, ia takut kalau Aksara hanya bercanda dengan semua yang ia lakukan sekarang. Tuh kan, Seila galau.“Sayang, jangan ngambek lagi, dong. Maafin aku ya,”Sekali lagi Aksara memanggilnya dengan panggilan Sayang, Seila bisa memastikan kalau dirinya akan langsung meleleh kayak margarin yang dipanaskan. Suara berat Aksara tuh candu. Bikin bulu kuduknya merinding disko.“Yang yung yang yung. Panggil saja Seila, a
Seila menutup wajahnya yang sudah memerah. Entahlah, Seila tidak bisa memastikan apakah wajahnya mirip kepiting rebus atau tomat merah. Aish, ini kali pertama dia dan Aksara berciuman panas setelah status mereka kembali menjadi kekasih. Kalau ditanya, sih, Seila juga suka ciuman ini.Aksara selalu memperlakukan dirinya dengan lembut, terlepas apa yang telah kekasihnya lakukan. Ah, jantung Seila rasanya berdetak dengan kencang saat mengingat dia sudah secara resmi menjadi kekasih Aksara.Mama, Seila udah jadi pacar Aksara lagi.Ingin sekali Seila berteriak seperti itu karena tidak bisa menahan luapan kegembiraan di dalam hatinya. Tangannya yang mencengkeram pakaian Aksara terasa bergetar.“Kamu gugup ya,” goda Aksara setelah tautan bibir mereka terlepas.Seila yang awalnya memejamkan mata karena menikmati momen ini langsung terbuka. Mata indah itu berkedip beberapa kali sembari menatap Aksara yang tengah menatap dengan jahil. Aish, kenal lagi. Malu sekali dirinya ketahuan salah tingkah
Langkah Aksara seringan kapas yang dipakai wanita untuk membersihkan wajahnya dari makeup super tebal yang sering ia lihat, kecuali Seila, ya! Wanitanya itu, selalu terlihat cantik meskipun tidak memakai make up sekalipun. Ya jelas, dong, pacar sendiri kan harus Aksara puji. Bisa ngamuk, tuh, Seila kalau Aksara tidak pernah memuji kecantikan wanita itu. Kalau nggak seringan kapas, seringan permen kapas yang sering dijual abang-abang, boleh juga tuh untuk mencerminkan perasaan Aksara saat ini. Berlebihan nggak, sih, Aksara bilang kayak gitu? Tapi kenyataannya memang begitu, Bambang!Hubungannya dengan Seila telah resmi balikan ditambahkan lagi dengan restu seorang Adipati Danuarja yang tidak lain dan tidak bukan adalah Papanya sendiri membuat perasaan bahagia membuncah di hati Aksara. Kalau saja pertemuan mereka bertiga tadi tidak dipercepat, Aksara pasti akan menangis karena terharu. Perjuangannya selama ini yang penuh dengan keringat, darah dan air mata untuk meyakinkan Seila dan