Home / Romansa / The Prosecutor Secret Lust / Ch.01 Perkenalan Panas

Share

Ch.01 Perkenalan Panas

Author: Rein_Angg
last update Last Updated: 2025-03-01 10:58:04

Hari yang panas di kota Los Angeles. Sebuah mobil Bentley mewah berhenti di lapangan parkir depan gedung kehakiman kota ramai penduduk tersebut. Sekian pasang mata sontak menoleh pada kendaraan roda empat berwarna hitam legam. Semua tahu siapa pemiliknya.

Mereka yang berjenis kelamin wanita sontak tersenyum sambil berbisik-bisik pada teman di sebelah, sementara mereka yang berjenis kelamin laki-laki sontak memancarkan aura iri pada pemilik Bentley yang kini mulai menapakkan kaki turun dari mobil.

Jasnya berwarna abu-abu tua. Hem lengan panjang di dalam berwarna hitam dengan dasi perak gelap. Tingginya sekitar 185 sentimeter ke atas dengan rambut hitam barusan disugar menggunakan beberapa jari.

Lelaki berkelas itu melirik namanya yang terletak di depan bumper mobil. Menandakan space parkir ini adalah khusus untuknya.

Xavion Young – Prosecutor Senior.

Nama serta jabatan tertera sangat rapi di plang tersebut. Usianya baru 35 tahun, tetapi sudah menggapai jabatan Jaksa Penuntut Umum Senior. Apa karena dia memang sedemikian piawai menguasai ruang sidang, atau karena ayah, kakek, dan seluruh keluarganya merupakan bagian dari sistem hukum dan politik negara Paman Sam?

“Morning, Xavion,” sapa wanita silih berganti seiring kaki sang lelaki memasuki gedung kehakiman menuju ruang kerjanya di lantai dua.

Xavion mengangguk, hanya tersenyum karena dia tidak ingat nama wanita yang menyapanya. Entah tidak ingat, entah tidak tahu. Yang penting, tetap membalas dengan sebuah senyuman.

Karena saat dia tersenyum seperti itu saja hati para wanita sudah seperti bunga yang kembali bersemi setelah layu dan nyaris mati.

Memang ada sesuatu dalam aura Xavion yang membuat kaum hawa seakan rela bertekuk lutut tanpa alasan yang jelas di depannya. Atau mungkin ... bertekuk lutut di ranjang.

Sudah terbiasa menjadi pusat perhatian di kantornya, Xavion terus melangkah. Bukan salahnya jika dia memiliki paras terlalu tampan hingga diimpikan oleh banyak orang mulai dari yang masih berusia 20 tahun hingga hakim wanita senior nyaris pensiun di usia 55 tahun.

Tubuh gagah berototnya selalu terbalut jas secara sempurna saat di kantor. Nanti, setelah pulang dan dia bersenang-senang di pub bersama dua sahabat, barulah jas itu dibuka dan kita bisa melihat betapa bidang dada lelaki tersebut.

Pagi ini pikirannya sedikit berat karena ada kasus sulit yang sedang ditangani. Sudah tiga bulan terakhir ia mempersiapkan dakwaan terhadap seorang tangan kanan bos mafia terkejam di Los Angeles yang berhasil ditangkap oleh kepolisian.

‘Aku harus segera menyusun dakwaan yang baru karena yang lama rentan terhadap cacat hukum. Kalau saja pihak pembela tahu bahwa laboratorium polisi melakukan kesalahan berupa sample yang terba—‘

“WHAT THE HELL!”

“HOT! FUCKING HOT!”

Mendadak Xavion berteriak kencang ketika ia bertubrukan dengan seorang wanita muda dan bagian perut serta pahanya terasa panas.

Tentu saja panas! Ada kopi berasap mengepul yang tersiram ke tubuhnya.

“Ya, Tuhan! Maafkan saya! Maafkan saya!” pekik perempuan itu sungguh panik.

Rambut hitam kecokelatan tergerai setengah punggung. Make up sederhana di wajah sama sekali tidak menarik. Pemilihan baju kuno bahkan melelahkan untuk dilihat.

Terakhir, tangan ceroboh yangg menumpahkan kopi panas pada Jaksa Penuntut Umum paling terkenal di kota tersebut.

“Apa kamu buta, hah! Di mana matamu!” bentak Xavion. “Fucking janitor!”

Bahkan, perempuan itu dikira seorang pembersih oleh Tuan Muda Young saking lusuh penampilannya.

Wanita itu menahan isak. Sebisa mungkin mengatasi kepanikannya. Ia berusaha membersihkan bekas tumpahan kopi di setelan jas mahal dengan menggunakan telapak tangan.

Xavion bisa melihat punggung tangan wanita itu merah melepuh terkena kopi panas yang baru saja tumpah. Akan tetapi, sepertinya segala rasa sakit ditahan saking merasa bersalah padanya.

“Sudah, cukup! Jangan sentuh aku lagi!” bentak Xavion mendorong wanita itu hingga mundur dua atau tiga langkah ke belakang.

Bernapas terengah, wajah kuyu sang perempuan menunduk lesu. Sama sekali tak berani menatap lelaki tinggi besar di hadapannya. “Maafkan saya. Tolong, saya mohon, maafkan saya.”

“The fuck is wrong with you! Tidakkah kamu mempunyai mata, hah!” desis Tuan Muda Young mengusap-usap jas serta celananya yang sudah kotor tidak karuan. “Shit! Ini adalah jas baru! Kamu bodoh sekali!”

Mendongakkan wajah sedikit, mata bundar nampak berkaca-kaca. “Saya akan membawanya ke laundry untuk dibersihkan. Kalau nodanya tidak bisa hilang, saya akan menggantinya.”

Xavion tertawa mengejek, “Kamu? Mau mengganti jas Armani-ku?”

Melihat dari penampilan ketinggalan jaman sang wanita serta berbagai barang murahan yang menempel di tubuh berkulit putih tersebut, yah ... memang sangat meragukan kalau dia bisa memberikan ganti rugi.

“Tidak usah mengganti jas Armani-ku, membayar biaya laundry-nya saja kamu tidak akan sanggup!” lanjut putra dari politisi senior paling terkenal di Los Angeles mendengkus kesal.

Tak menjawab, wanita itu kembali menunduk dan hanya meremas-remas jemarinya sendiri karena gugup serta takut. Mata sang jaksa tampan kembali melihat punggung tangan yang merah dan melepuh.

Kasihan? Entah ... dia masih terlalu marah untuk bisa merasakan apa pun pada wanita tersebut.

Suara hak tinggi menghentak lantai terdengar, disusul seorang wanita memekik kencang. “Ya, ampun, Xavion! Apa yang terjadi padamu! Kenapa bajumu kotor semua!”

Menoleh ke kanan, tampak seorang perempuan cantik, seksi, serta terlihat sangat terpelajar menghampiri. Kalau yang satu ini Xavion sangat tahu siapa, tidak seperti wanita yang barusan menodai jas barunya.

Begitu melihat dua buah cup cofee ukuran medium dan large terkapar di atas lantai dengan posisi tutup terbuka di mana isinya berceceran, wanita itu menjerit lagi.

“Hanae Tan! Kamu memang tolol tidak tanggung-tanggung! Kebodohan dan kecerobohanmu itu natural sekali, ya! Stupid!” bentaknya, bahkan dengan tega mengejek seperti itu.

Kening Xavion mengernyit sesaat, ‘Oh, jadi nama perempuan itu Hanae Tan? Fanty benar, sepertinya wanita itu memang bodoh dan tolol?’ kesalnya ikut memaki dalam hati.

“Maafkan saya, Miss Fanty. Saya sungguh tidak sengaja. Saya berjalan biasa, tetapi Tuan ini mendadak menubruk saya. Beliau berjalan menunduk, tidak melihat saya yang melintas di de—“

“Tutup mulutmu, anak magang sialan!” Wanita bernama Fanty memotong kalimat dengan pedas. “Jadi, kamu mau menyalahkan Xavion atas apa yang baru saja terjadi, hah! Kurang ajar!”

“Apa kamu tidak tahu kalau Xavion adalah bosmu selama magang di gedung kehakiman! Dasar, tolol!”

“Hah?” Baik Xavion maupun Hanae sama-sama memekik dengan ketidakpercayaan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.02 Rencana Busuk

    “Apa katamu!” engah Xavion menatap tak percaya pada teman satu timnya. “Dia ... aku akan menjadi bosnya?”Fanty mengangguk, “Iya, dia akan menjadi anak buahmu. Dia sedang magang selama tiga bulan di sini dan ditugaskan di tempat kita.”Wanita cantik yang terlihat berpendidikan tersebut melirik malas pada Hanae. Ia terkekeh sambil mengejek, “Aku juga tidak tahu kenapa kita sungguh sial sampai diberi pekerja magang seperti dia!”“Lihat saja! Penampilannya bagai orang yang baru saja keluar dari mesin waktu 500 tahun lalu!” gelaknya mencibir gaya pakaian Hanae yang memang tidak up to date.Yang sedang diejek hanya menunduk sambil meremat jemari sendiri. Selain panas dan melepuh tipis, hatinya pun ikut panas karena ditertawakan oleh Fanty. Akan tetapi, apa yang bisa dia perbuat?Xavion menggeleng, “Aku tidak ada waktu untuk ini! Aku ada sidang pagi ini dan ... fuck! Dan sekarang aku harus berganti pakaian dengan yang baru!”Ia menatap tajam pada Hanae, “Kalau sampai aku kalah di sidang pag

    Last Updated : 2025-03-01
  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.03 Pekerjaan Sia-Sia

    Xavion meregangkan tangan ke atas. Sekujur tubuh dirasa sangat lelah setelah seharian menghdiri dua persidangan dan tiga rapat bersama para petinggi di gedung kehakiman untuk tiga urusan yang berbeda. Mengusap tengkuk, lalu ia menekuk leher ke kanan dan ke kiri. Melemaskan urat serta otot. Memandang jam tangan, sudah pukul sebelas malam. Waktunya untuk pulang. Cukup bekerja hari ini, saatnya mendatangi ranjang di rumah.“Aaah, fuck! Aku benar-benar lupa!” desisnya saat mengangkat ponsel dan melihat sebuah chat dari wanita bernama Pixie.[Lain kalau kalau memang tidak bisa datang tolong kabari aku, ya? Aku seperti orang tolol menantimu sendiri di sini.]Xavion mengurut kening. Bagaimana mungkin dia lupa ada janji untuk bertemu di pub dengan wanita seseksi dan secantik Pixie. Apalagi, ketika mereka berada di atas ranjang maka seisi dunia adalah tempat yang jauh lebih baik. “Aku harus membelikannya barang mahal besok supaya dia mau memaafkanku. Shit, aku ingin merasakan goyangannya kem

    Last Updated : 2025-03-01
  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.04 Dikeroyok Berandalan

    Sadar kalau telah dikerjai dan dibodohi, Hanae menunduk. Ia tidak menjawab apa-apa. Bibir dikulum ke dalam menahan sebuah emosi yang tengah membungkus sekujur batin perihnya. Xavion menggeleng jengah seraya berkata, “Jadi orang itu yang pintar! Aku tidak suka punya karyawan bodoh meski dia hanya sekadar magang! Mengerti?”Tak ada suara, Hanae hanya mengangguk.Merasa perbincangan mereka sudah cukup, Xavion segera melangkah keluar. “Jangan lupa matikan komputer dan lampu setelah selesai! Aku tidak mau bagian umum memarahiku lagi karena masalah komputer dan lampu yang tidak dimatikan selesai bekerja!”Tetap tak ada suara, Hanae lagi-lagi mengangguk dalam diam. Setelah bosnya keluar dari ruangan, barulah ia mulai bersuara.Bukan berkata apa-apa, hanya terisak. Sedih karena sampai jam sebelas malam ternyata hanya mengerjakan sesuatu yang tak berguna. Sedih karena sejak di bangku sekolah hingga bekerja diri selalu mengalami perundungan akibat tidak berasal dari keluarga terhormat.Lebih d

    Last Updated : 2025-03-01
  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.05 Habis Kesabaran

    Hanae meronta sekencang yang ia bisa meski tubuh dicengkeram oleh lima lelaki kampungan yang ingin menodainya. Sudah lelah bekerja 12 jam tanpa makan siang, tanpa makan malam, di penghujung hari justru ia hendak dinodai.Wanita berusia 22 tahun itu masih suci. Hidup di panti asuhan dan memakai berbagai barang bekas dari sumbangan membuat tak ada lelaki ingin mendekatinya. Tidak usah lelaki, wanita saja enggan bersahabat dengannya. Sejak dulu dia hanya berkawan dengan diri sendiri, fokus pada pendidikan beasiswa dan mencoba mengubah nasibnya tanpa bergantung pada siapa pun. Jeritannya sudah dibungkam, jari-jari kotor sudah mulai memasuki balik rok spannya. Ia terus diseret, digeret, dan dijambak paksa menuju pojok jalan yang gelap. Tepat sebelum para lelaki biadab itu menghilang di belokan jalan menuju gang sempit tempat mereka berniat melancarkan aksi mesumnya ....Sebuah Bentley berwarna hitam legam mendekat. Bunyi ban berdecit mencakar aspal terdengar akibat rem yang diinjak sang

    Last Updated : 2025-03-01
  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.06 Ada Yang Tidak Tega

    “Fuck! Fuck!” Xavion memukul setir kendaraannya dan lagi-lagi menginjak pedal rem dengan sangat dalam. Ban mobil mendecit. Raungan deru mesin kembali terdengar seraya kendaraan roda empat tersebut berjalan mundur.Ada seseorang yang tidak tega rupanya!Berhenti tepat di depan Hanae yang masih menangis sambil memandanginya bingung, ia membuka jendela. “Heh, Anak Magang!” Sejujurnya, dia lupa siapa nama gadis itu. Padahal, tadi pagi sempat mendengar namanya dari mulut Fanty. Maka, cukup dipanggil Anak Magang saja. “Y-ya?” jawab Hanae mengusap air mata.“Masuk!” perintah Xavion sambil menatap tajam.Hanae kian bingung. Sebuah perintah yang sama sekali tidak pernah ia bayangkan. Saking bingungnya sampai hanya bisa menatap dengan mata bundar yang membengkak karena lelah dan terus menangis. Dan karena wanita itu hanya diam saja, Xavion makin murka.“APA KAMU TULI! AKU BILANG, MASUK!”Hanae melompat dari kursi halte bus dan langsung berlari menuju kendaraan bosnya. Ia terengah, tidak la

    Last Updated : 2025-03-01
  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.07 Siapa Hanae Sebenarnya?

    Hanae memasuki pintu sebuah rumah panti asuhan. Tangan menggenggam kantong kertas berwarna cokelat.“Apa itu?” tanya seorang wanita renta melirik jinjingan sang mahasiswi. “Burger dan kentang, Ma’am Lilac. Aku dibelikan makan malam oleh bosku!” kekeh Hanae memperlihatkan dengan riang.Wanita tua yang bernama Lilac terdiam sesaat. Seluruh rambutnya sudah memutih, pertanda usia sudah lebih dari setengah abad. Mata lelah itu menatap, “Mobil mewah tadi, itu bosmu mengantar pulang?”“Iya, dia mengantarku pulang. Ma’am tahu? Dia jagoan! Tadi, di halte bus aku sempat didatangi berandalan! Lalu, dia da—““Jangan bermimpi terlalu tinggi, Hanae!” potong Ma’am Lilac. “Mobilnya semewah itu, pasti orang kaya.”“Lalu?” heran Hanae karena mendadak kalimatnya dipotong. “Lalu, jangan berharap apa pun padanya. Bekerjalah dengan keras! Jadikan beasiswamu berguna!” tandas Ma’am Lilac. Sorot matanya memperlihatkan harapan tinggi.Akan tetapi, Hanae masih terlalu polos untuk bisa memahami maksud kepala p

    Last Updated : 2025-03-01
  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.08 Takut Dengan Badut

    Tak ada pilihan. Kedua senior terus menekannya, bahkan mengancam akan memberi nilai jelek. Kalau sampai tidak mendapatkan nilai sempurna saat magang, beasiswanya bisa dicabut dan semua akan menjadi sia-sia. “Maafkan aku karena tidak mengerjakan tugas dengan baik! Akan aku kerjakan semuanya malam ini!” engahnya menahan panik. Kalau nilai magangnya jelek, beasiswa bisa dicabut. Padahal, kurang satu tahun saja sebelum lulus kuliah. Fanty dan Daisy tergelak puas melihat Hanae ketakutan. Mereka tidak ada masalah apa pun sebelumnya dengan perempuan magang tersebut. Akan tetapi, jiwa perundung memanggil selalu mencari yang lemah untuk diinjak.Bisa menginjak orang lain, bisa membuat orang lain takut, bisa membuat orang lain ditertawakan dan malu akan mendatangkan kepuasan tersendiri pada kaum perundung. “Besok adalah hari Sabtu! Kita ada acara keakraban di luar kota. Camping di tepi danau bersama seisi lantai dua ini!” tukas Fanty mendekat, lalu menjewer telinga Hanae.“Aduuuh! Sakit!” pe

    Last Updated : 2025-03-01
  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.09 Menatap Tak Berkedip

    Seorang jaksa senior yang masih berusia cukup muda bernama Ezra Wu terengah dalam hati mendengar nama Hanae. Itu bukan nama yang biasa didengar sehari-hari, bukan?Terlebih, ketika ia mendekat dan menanyakan apa benar nama sang gadis adalah Hanae, ia melihat sesosok wanita yang ternyata ia kenali dari masa lalunya.‘Ya, Tuhan! Ini benar dia!’ pekik Ezra menahan berjuta gempuran di dalam batinnya. Jika saja tidak rajin berolah raga dan memperkuat otot kaki, mungkin saat ini dia sudah terkapar lemas di atas lantai akibat melihat siapa yang ada di hadapan.Namun, seperti ia selalu memperlihatkan ketenangan serta ekspresi dingin di pengadilan agar tidak terbaca oleh lawan, saat ini pun ia melakukan hal yang sama.Semua jerit terkejut serta dentuman dalam batin tak terlihat oleh siapa pun, bahkan oleh Xavion, sahabatnya sendiri. Hanae menaikkan pandang perlahan karena merasa dirinya sedang dipandangi lekat. Melihat setelan jas rapi di dada bidang. Saat pandang kian mendongak, tatap mata

    Last Updated : 2025-03-01

Latest chapter

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.93 Benarkah Hanae Putri Pembunuh

    Orang-orang di restoran cepat mengerumuni Gladys dan mencoba membuat wanita itu sadar kembali. Jessica sampai terisak ketakutan. Dia takut calon mertuanya sakit dan meninggal karena kalau begitu impiannya menikah dengan Xavion bisa dipastikan tinggal menjadi kenangan.Setelah beberapa menit dalam keadaan tidak sadarkan diri, akhirnya Gladys kembali membuka mata. Wajahnya yang pucat pasi menoleh ke kanan dan ke kiri, lalu bertanya apa yang terjadi? Orang-orang membantunya kembali duduk ke atas kursi setelah tadi sempat merosot dan tersungkur ke atas lantai.Jessica perlahan memberi minum air mineral kepada Gladys. “Aunty, Aunty kenapa? Apa Aunty sakit? Aku antar ke rumah sakit, ya?” isaknya bingung.Namun, Nyonya Besar Young menggeleng. “Tidak, tidak usah ke rumah sakit. Aku baik-baik saja. Aku hanya syok karena mengetahui Xavion berhubungan dengan orang miskin bahkan sampai membawa ke rumahnya.”Ia terengah-engah, lalu berkata, “Antar aku pulang saja, Jessica. Aku akan beristirahat di

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.92 Ganti Gladys Yang Pingsan

    Fanty dan Deasy sudah berada di dalam mobil dan mengikuti taksi yang dinaiki Hanae. “Sekarang, kita lihat ke mana dia? Apa kembali ke panti asuhan, atau mungkin dia ke hotel dan menaiki tubuh lelaki hidung belang demi sebuah tas Gucci? Hahaha!” gelak Fanty mencibir.Deasy tentu saja tidak mau ketingalan mencemooh. “Pelacur seperti Hanae harus kita bongkar kedoknya! Dia selalu sok terlihat polos dan tidak bersalah. Dia berhasil menipu Ezra dan Xavion sehingga kita berdua terus yang disalahkan!”“Setelah kita mendapat bukti bahwa dia tidak lebih dari wanita yang suka menjual diri, maka seluruh lelaki di kantor akan memandang rendah padanya! Xavion dan Ezra tidak akan membelanya lagi sampai kapan pun!”Kendaraan terus berjalan. Hanae yang sedang membaca bagaimana cara menjadi nakal bagi pasangan di atas ranjang terus tersenyum berdebar. Meski selisih usia antara dia dan Xavion kurang lebih mendekati 15 tahun, tetapi tentu saja itu bukan masalah. Seandainya saja dia tahu kalau Fanty dan

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch 91 Masih Terus Dibuntuti

    “Kalau kamu masih memikirkan yang bernama Raze bangsat itu, lihat saja apa yang bisa kuperbuat padamu! Dan kalau sampai dia datang untuk membawamu pergi, lihat saja apa yang bisa kuperbuat padanya!”“Mulai sekarang, kamu tidak boleh ke mana-mana kecuali bersamaku, Little Rabbit! Dan kamu tidak boleh lagi kembali ke panti asuhan sialanmu itu! Di sana, kamu mengenang dia, ‘kan? Kamu mengingat semua hal indah yang dia lakukan untukmu, bukan? Fucking shit!”Kembali menyeringai lebih menyeramkan, ultimatum dibuat dengan sangat jelas. “Jangan bermain denganku! Berani melanggar perintahku, kamu akan kubuat sangat menyesal seumur hidup!”Cekikannya pada leher Hanae dilepas, lalu berdiri terengah-engah. Tatap melihat wanita cantik itu menangis sesenggukan sambil memegangi leher yang baru saja ia sakiti. Gemuruh di dada Xavion bak tornado melanda perkebunan, sangat bising. Tak berkata apa-apa lagi, ia keluar kamar sambil membanting pintu. Menaiki tangga menuju kamarnya di lantai dua, rasa cemb

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.92 Bakar Surat Itu!

    Sepulang dari panti asuhan menjenguk Ma’am Lilac, Hanae memasuki kamar tidur pertamanya. Disebut kamar tidur pertama karena sejak ia menyatu dengan Xavion, mereka tidur bersama setiap hari, tidak terpisah seperti sebelumnya.Suara Ezra tadi siang terngiang di telinga, “Kalau kakak angkatmu itu yang meminta kamu pergi dari Xavion, apa kamu mau melakukannya?”Tersenyum pedih, ia keluarkan sebuah surat usang ditulis 15 tahun lalu. Ditulis sebelum seorang remaja lelaki tampan bermata sipit seperti dirinya bernama Raze dijemput oleh orang tua angkat menggunakan mobil mewah. Hanae membacanya kembali dengan mata berkaca-kaca. Kelebatan memori berjalan begitu saja. Saat Raze selalu melindunginya dari siapa pun yang berniat menyakiti. Remaja lelaki yang diaku sebagai kakak angkat Hanae begitu menyayanginya. Tak jarang pula Raze memberikan sebagian makanannya kepada Hanae jika ada donatur yang datang dan memberi sumbangan berupa kue atau makanan lezat lainnya bagi anak-anak panti asuhan.“Kam

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.91 Identitas yang Dirahasiakan

    Menaiki taksi online menuju rumah panti asuhannya, Hanae tidak tahu kalau ada satu mobil sedan berwarna merah tua mengikuti dari belakang. Sejak menjadi kesayangannya Xavion, ke mana-mana dia menaiki taksi dan bukan lagi bus seperti dulu. Uang bukan lagi masalah baginya setelah sebuah kartu hitam diberikan padanya. Ah, bagaimana tidak cinta kalau sudah begini? Tampan, gagah, mapan, posesif sekaligus perhatian. Di luar semua keangkuhan dan keras kepala serta kekasarannya, Xavion memang nampak sedemikian sempurna untuk dimiliki, bukan?Ia turun dari taksi dan berjalan masuk tanpa menoleh ke belakang. Tanpa tahu ada dua wanita di dalam mobil sedan merah tua mengambil beberapa foto dari jarak jauh menggunakan ponsel. “Panti Asuhan Blessed Mother Marry,” gumam Fanty mengetik nama dari panti asuhan tersebut di ponselnya. Ia kirim gambar yang sudah diambil berkali-kali ke seorang wanita.Jessica menerima laporan itu. Ponselnya berbunyi, segera ia buka, lalu mengerutkan kening. Dalam hati

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.90 Cemburu Terus

    “Mungkin saja!” kekeh Hanae sambil menghapus air mata yang ia tidak mau lagi teteskan. Tidak mau membuat Ezra lebih khawatir lagi padanya. “Aku selalu menurut pada kakak angkatku itu sejak kecil. Kalau dia yang memintaku pergi dari Xavion, mungkin aku akan menurut.”Ucapan Hanae sebenarnya hanyalah gurauan biasa, asal terlontar karena dia sama sekali tak berpikir kakak angkatnya akan datang untuk memintanya menjauhi Xavion. Akan tetapi, tidak demikian dengan Ezra yang terus menatap dengan napas terengah, bahkan tangan terkepal di bawah meja. Jelas ada emosi tertentu yang sedang dia tahan agar tidak meledak keluar. “Sudah waktunya kembali ke kantor. Sebentar lagi jam makan siang berakhir,” ucap Hanae, meneguk minumannya hingga habis, kemudian berdiri.Ezra pun berdiri, hendak menjejeri dan bersama kembali ke kantor. Ada beberapa karyawan kejaksaan lain menyapa mereka. Rupanya tempat makan itu sudah biasa didatangi oleh orang-orang dari kejaksaan.Namun, ponselnya berbunyi dengan sang

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.89 Kakak Angkat Tersayang

    Hanae sedang makan siang sendirian di sebuah kedai kecil berjarak beberapa ratus meter dari kantor. Ia sengaja menghindari pertemuan dengan Jessica setelah apa yang terjadi terakhir kali. Ada perih di hati mengetahui Xavion akan bertemu dengan seorang wanita dan memilih gaun pengantin. Tahu dia hanyalah kekasih gelap yang diberi janji akan menjadi satu-satunya suatu hari nanti. Dan oleh karena itu dia tidak berhak untuk menuntut lebih. Namun, sebagai seorang wanita biasa, apalagi yang baru saja merasakan cinta ... pedihnya kenapa sangat mengiris kalbu?‘Bagaimana ini? Kenapa aku justru merasa seperti menjadi wanita perusak rumah tangga orang? Tapi, benar kata Xavion, aku tidak merusak siapa pun. Dia ditunangkan dengan Jessica juga bukan atas inisiatifnya sendiri, dia dipaksa.’Dengan bodohnya, Hanae jusrtu googling gaun pengantin dan berpikir kira-kira model apa yang akan dipilih oleh Jessica? Dan apakah wanita itu memilih sendiri atau Xavion akan turut memilihkan?Membayangkan kedu

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.87 Mencari Donatur Hanae

    Berat rasanya dada Tuan Muda Young mendengar ini, tetapi ia harus memainkan kartunya dengan baik. “Hmm, memilih gaun pengantin di mana?”Dengkus kasar meluncur begitu saja dari bibir Hanae. Wajahnya dilanda kecemburuan dan rasa sakit mendengar pertanyaan itu. Kekhawatiran pun muncul tentang apakah ia benar hanya akan menjadi kekasih rahasia entah hingga kapan.“Akan kukabari tempatnya besok. Aku masih merundingkan dengan ibuku dan ibumu,” jawab Jessica dengan senyum tercantik di wajahnya. “Fine, bye,” jawab Xavion, lalu mematikan sambungan. Ia menoleh pada Hanae, lanjut dengan merengkuh jemari lentik. “Jangan cemburu, kamu tahu aku tidak mencintainya.”“Hmm, whatever ....”“Kalau kamu terus cemberut seperti itu, aku terpaksa membuatmu menjerit nikmat saja supaya tidak cemberit lagi, deal?” rajuk sang lelaki, tertawa kecil dan menggoda kekasihnya.Hanae melirik, ingin tertawa, tetapi juga masih kesal sangat. Akan tetapi, ia kemudian berpikir apalah dirinya, siapalah dia jika ingin men

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.86 Kita yang Menjalaninya

    “Kenapa? Kenapa aku harus meninggalkannya? Apa yang sebenarnya terjadi?” geleng Hanae. Tentu saja dia tidak mau meninggalkan lelaki yang baru saja bercinta dengannya untuk pertama kali. Lilac terengah, mata berkaca-kaca, nyaris terisak. Terlihat jelas wanita itu sedang mencari alasan. Lalu, ia berucap sama parau dengan sebelumnya, “Dia bosmu, dan aku melihat kalian datang dengan kendaraan mahal. Dia pasti orang kaya, bukan?”“Orang kaya tidak akan mau berhubungan dengan orang miskin rendahan seperti kita, Hanae! Dia mungkin sedang tergila-gila padamu, tapi keluarganya akan menentangmu! Mereka bahkan bisa saja melakukan semua cara untuk menyingkirkanmu!” Hanae menggeleng tak mau percaya, “Xavion sudah bilang dia akan mencari solusi untuk permasalahan kami. Ibunya memang tidak menyukaiku, kata dia ibunya memang tidak suka dengan orang mis—““TENTU SAJA IBUNYA TIDAK AKAN MENYUKAIMU! SAMPAI MATI DIA TIDAK AKAN MENYUKAIMU!”Mendadak Ma’am Lilac berteriak sangat kencang dan matanya meloto

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status