Home / Romansa / The Prosecutor Secret Lust / Ch.02 Rencana Busuk

Share

Ch.02 Rencana Busuk

Author: Rein_Angg
last update Last Updated: 2025-03-01 11:01:14

“Apa katamu!” engah Xavion menatap tak percaya pada teman satu timnya. “Dia ... aku akan menjadi bosnya?”

Fanty mengangguk, “Iya, dia akan menjadi anak buahmu. Dia sedang magang selama tiga bulan di sini dan ditugaskan di tempat kita.”

Wanita cantik yang terlihat berpendidikan tersebut melirik malas pada Hanae. Ia terkekeh sambil mengejek, “Aku juga tidak tahu kenapa kita sungguh sial sampai diberi pekerja magang seperti dia!”

“Lihat saja! Penampilannya bagai orang yang baru saja keluar dari mesin waktu 500 tahun lalu!” gelaknya mencibir gaya pakaian Hanae yang memang tidak up to date.

Yang sedang diejek hanya menunduk sambil meremat jemari sendiri. Selain panas dan melepuh tipis, hatinya pun ikut panas karena ditertawakan oleh Fanty. Akan tetapi, apa yang bisa dia perbuat?

Xavion menggeleng, “Aku tidak ada waktu untuk ini! Aku ada sidang pagi ini dan ... fuck! Dan sekarang aku harus berganti pakaian dengan yang baru!”

Ia menatap tajam pada Hanae, “Kalau sampai aku kalah di sidang pagi ini, kamu harus bertanggung jawab! Sialan!” desisnya teramat kesal.

Lalu, sang lelaki cepat pergi meninggalkan lokasi panas tempatnya tersiram kopi. Ketika ia melangkah, aroma tubuhnya tertinggal di penciuman Hanae. Sebuah nuansa marine segar membawanya seakan sedang berlari di tepi pantai.

“Heh! Malah melamun!” bentak Fanty mendorong kasar kening Hanae dengan telunjuknya.

“Ma-maaf!” engah Hanae segera menghentikan lamunannya.

Fanty terkikik dan suaranya semakin terdengar merendahkan, “Kamu jangan bermimpi bisa mendapat perhatian dari Xavion!”

“Wanita jelek sepertimua tidak akan dia toleh meski sedetik! Melihatmu saja dia sudah mual, tahu tidak? Kalau kamu sampai berharap bisa mendapatkan perhatiannya meski sedikit, berarti kamu sungguh delusional!”

Hanae tertunduk lesu. Ya, dia tahu memang di mata siapa pun dia tidak cantik. Orang malas melihatnya dan Fanty bukan orang pertama yang berkomentar mengenai gaya berpakaiannya.

Akan tetapi, apa yang mau dia lakukan? Kuliah saja full menggunakan beasiswa pemerintah. Baju yang sekarang dia pakai adalah hasil sumbangan yang diberikan kepala panti asuhan untuknya.

Panti asuhan? Iya, Hanae Liason Tan adalah seorang gadis miskin dari pinggir kota yang keberadaannya terlupakan oleh dunia.

Lahir dari sebuah hubungan gelap kaum kelas atas membuat dia terbuang di panti asuhan tanpa pernah tahu siapa sebenarnya kedua orang tua.

Biaa mendapat kuliah dan sekolah hukum secara gratis saja sudah sebuah keajaiban baginya. Dia sangat tidak ingin mencari masalah.

Hanya saja, sepertinya masalah yang gemar mencarinya. Terbukti dengan menumpahkan kopi di jas mahal sang Prosecutor menawan.

“Bersihkan kotoran ini sekarang juga! Jangan sampai ada kotoran tersisa atau akan mengatakan pada bagian karyawan kalau kamu kerjanya jelek!” ancam Fanty dengan seringai sinis dan tatap muak pada gadis malang tersebut.

Mengangguk, Hanae segera menunduk dan mengambil dua buat cup cofee yang sudah terguling di atas lantai. Meski tangannya terasa perih, tetapi ia tahan semua dan segera mencari cleaning service agar lantai kembali bersih.

Selama ia mencari cleaning service, tatap melihat ke sekitar pada orang berlalu lalang di gedung kehakiman. Para pengacara, itu cita-citanya. Saat melihat pengacara lelaki atau perempuan ia selalu tersenyum. Berharap suatu hari nanti namanya akan bersinar di gedung ini.

***

“Aku tadi melihat kamu memarahi anak magang yang baru masuk hari ini? Dia kelihatan ketakutan saat kamu marahi!” kekeh Daisy, sahabat Fanty saat mereka duduk berdampingan di depan meja kerja.

Fanty tergelak dan mengangguk. “Hanae adalah wanita terbodoh yang pernah kutemui! Membawa dua gelas kopi saja gagal! Aku heran bagaimana dia bisa mendapat beasiswa pemerintah? Padahal, dia tolol sekali!”

“Mungkin dia jual diri pada petugas yang menentukan beasiswa?” canda Daisy dengan kalimat yang sangat tidak patut.

Keduanya terbahak mendengar gurauan itu. Mereka justru semakin intens menambahi bumbu di cerita karangan mereka sendiri.

“Kita jadi acara weekend camp minggu depan?” tanya Fanty saat telah selesai menertawakan Hanae.

Daisy mengangguk, “Iya, seluruh lantai dua diwajibkan ikut acara keakraban itu. Semua harus ikut, tanpa kecuali!”

Mata Fanty berbinar, “Kalau semua harus ikut, berarti Xavion juga harus ikut, benar?”

“Hmm, dia dan dua sahabat gilanya itu harus ikut. Aku tahu kamu pasti ingin berteriak, karena aku pun demikian!” kikik Daisy mengguncang gemas tubuh Fanty.

“Xavion Young, Ezra Wu, dan Chaiden Black! Ulala! Aku tidak sabar duduk di pinggir api unggun bersama mereka, menatap wajah tampan mereka yang diterpa sinar hangat dari api unggun!” khayal Fanty.

Yang dia sebut adalah tiga pemuda lajang paling terkenal di gedung kehakiman. Di mana kebetulan tiga lelaki itu merupakan sahabat baik yang selalu ke mana-mana bertiga.

Kita baru saja bertemu satu orang, yaitu Xavion Young. Kita belum bertemu dua lainnya.

Daisy mendadak ingin melakukan sesuatu, “Hey, Fanty. Apa anak magang itu juga akan ikut?”

“Seharusnya iya karena dia sudah tergabung di karyawan lantai dua. Kenapa?”

“Aku ada ide untuk membuat malam inagurasi baginya! Kita harus membuat acara keakraban itu menjadi acara yang tidak terlupakan baginya!” kikik Daisy dengan wajah pem-bully yang kental.

Sekadar informasi, ibunya Daisy adalah salah satu hakim senior di gedung tersebut. Ia memiliki back up yang cukup kuat hingga menjadikan dia pihak yang suka menekan orang baru.

Sementara Fanty, dia adalah putri dari asisten gubernur. Bukan kuat lagi, tetapi back up-nya sempurna.

Persahabatan dua wanita dengan keluarga berpengaruh menjadikan mereka duo maut bagi setiap karyawan baru.

“Kita harus plonco Hanae sama seperti kita selalu melakukannya pada semua karyawan magang sebelum dia!” gelak Fanty sambil berbisik.

Deasy tersenyum culas, “Aku sangat setuju!”

***

Sementara itu, di sudut gelap Kota Los Angeles ada seorang lelaki dengan wajah menyeramkan sedang duduk di kursi kerajaan bisnisnya.

“Apa maksudmu kita tidak bisa membeli Xavion Young? Semua jaksa penuntut umum bisa kita beli!”

Suara berat bertanya sambil mengepulkan asap cerutu dari bibir. Ia menyeringai, “Everybody has a price! Semua orang punya harga mereka masing-masing!”

“Aku yakin Xavion Young bisa kita beli! Aku tidak mau dia melanjutkan penuntutan terhadap Maurice!”

Seorang pria dengan bekas lula di pipi mendekat, kemudian suara seraknya terdengar. “Don Francesco, utusan sudah mencoba mendatangi Xavion Young dan menawarkan harga yang tinggi, tapi gagal. Dia bahkan mengancam akan memenjarakan kita dengan tuntutan percobaan penyuapan!”

Seseorang lelaki lain menambahi, “Xavion Young memang terkenal tidak dapat dibeli oleh mafia. Dia tidak butuh uang karena keluarganya sendiri sudah kaya raya.”

Lelaki yang dipanggil Don Francesco terkekeh bengis. “Kalau dia tidak bisa dibeli dengan uang, berarti kita harus cari kelemahannya!”

“Setiap orang bisa dibeli. Dan kelemahannya yang akan kita jadikan mata uang terbaru untuk membelinya! Hahaha!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.127 Dasar Gelas Champagne

    Tepat saat dia berkata begitu, munculah dua orang polisi masuk ke dalam ruangan. “Selamat siang, saya adalah Letnan Jackman, dan ini Letnan Cruz. Kami yang menyelidiki pembunuhan Lilac Cheng.”“Atas dasar apa kepolisian menahan klien saya?” senyum Corry menghadapi polisi dengan tenang.Salah satu detektif berkata, “Kami berhasil menangkap pembunuh bayaran yan disewa oleh Gladys Young untuk membunuh Lilac Cheng. Dia sudah mengakui semuanya dan memberikan bukti-bukti berupa uang yang diserahkan oleh Nyonya Young di sini.”“Jadi, sepertinya Anda memilih pembunuh bayaran yang salah, Nyonya Young. Karena dia adalah pembunuh bayaran yang menyimpan semua bukti-bukti pembunuhan yang dia lakukan, serta siapa yang menyuruhnya.”Detektis satunya tertawa pelan, “Ya, dia sudah sedia payung sebelum hujan.”Xavion saling pandang dengan Corry sang pengacara. Di mana pembela tersebut merasa kasus ini akan menjadi kasus yang sulit.“Mom? Please, M

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.126 Sebaiknya Mengaku Bersalah

    Mendengar ibunya ditangkap polisi atas kasus pembunuhan Lilac Cheng, betapa terkejut hati Xavion. Ia memang sudah menduga ibunya yang melakukan hal tersebut, hanya saja tidak menyangka akan sampai terungkap oleh polisi. Meninggalkan klinik tempatnya mengetes DNA dengan Hanae, mobil Bentley mewahnya segera meluncur ke kantor polisi tempat ibunya ditahan. Sempat berselisih paham dengan beberapa orang petugas polisi yang melarangnya menemui Gladys, tetapi akhirnya ia diijinkan. Mengingat yang datang adalah jaksa terbaik di Los Angeles, orang yang berjasa memenjarakan banyak tangkapan polisi, maka ia mendapatkan perlakukan khusus. “Jangan lama-lama. Maksimal 10 menit saja dan kamu sudah harus keluar. Dari apa yang aku dengar, ibumu sudah memanggil pengacara terbaik.” Mengangguk, Xavion kemudian bergegas menuju ruang interogasi di mana ibunya sedang disekap di sana. “Mommy!” engahnya saat melihat sang ibu duduk d

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.125 Persaingan Telah Usai

    Ezra memandangi dengan gamang. Meski ada keraguan, tetapi dia juga tahu Xavion tidak segila itu merancang semua kebohongan ini hanya untuk bisa bersama Hanae. Tahu kalau sahabatnya tidak segila itu untuk meniduri adiknya sendiri.“Kita tes DNA siang ini saja. Aku ada sidang sebentar lagi, jadi sebaiknya kita bergegas,” ucap Ezra menghela pasrah. Baginya, kebahagiaan Hanae adalah yang terpenting. Kalau memang ternyata Xavion dan adik angkatnya tidak memiliki hubungan darah, apa haknya untuk melarang mereka bersatu?Bergandengan tangan, Hanae bergelayut mesra di lengan kekar mantan kekasih yang sebentar lagi akan kembali menjadi kekasih. “Xavion,” panggilnya manja.“Apa?” jawab jaksa tampan dengan gemas.“Selama tidak bersamaku, kamu tidak bersama wanita lain, ‘kan?” kikik Hanae berbisik.Tawa Xavion berderai. Tawa lepas pertama yang ia keluarkan dari bibir setelah hampir satu bulan terakhir didera berbagai rasa pilu menyayat.

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.124 Bisa Bersama Kembali

    Ezra merasa heran dengan permintaan Xavion. Apalagi, sahabatnya itu memintanya untuk mengajak Hanae dalam pertemuan mereka. Namun, karena terdengar sangat penting dan mengingat situasi saat ini tidak setenang serta seaman sebelumnya, tidak ada salahnya jika dia memenuhi keinginan tersebut, bukan?Duduk berdampingan dengan adik angkatnya di sebuah meja restoran, Ezra melihat bagaimana wajah Hanae nampak tegang. Tahu kalau sang wanita pasti gugup akan bertemu dengan lelaki yang dicintai.“Itu dia datang,” gumam Ezra menunjuk ke arah pintu masuk.Mata Hanae mengikuti gerakan telunjuk sang kakak. Dari pintu masuk restoran nampak seorang lelaki tinggi besar dan gagah sedang berjalan menggunakan longcoat ke arah meja mereka.‘Tuhan, kenapa dia terlihat semakin tampan?’ engah Hanae menahan rasa pedih dalam hati. Ia remas jemarinya yang ada di bawah meja. Kegugupan melanda, bingung harus bersikap apa.Xavion segera duduk di kursi yang b

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.123 Kebohongan 22 Tahun

    “Bagaimana caramu tes DNA? Ayahmu sudah meninggal dan dikubur selama 22 tahun. Hasil tes DNA ini pasti palsu. Siapa yang memberikannya padamu? Kamu tidak boleh percaya berita bohong seperti ini, Xavion!” engah Nyonya Besar Young masih mencoba keberuntungan di detik-detik terakhir.“What do you think I am, Mom? Stupid? Aku tidak bodoh, Mommy!” kekeh Xavion menatap kian tajam dan benci pada ibunya. “Aku menggali makam Daddy dan melakukan tes DNA sendiri. Hasilnya, sangat akurat dengan semua yang kuketahui akhir-akhir ini!”Gladys terengah. Jika ada pepatah mati kutu, itulah yang dia rasakan sekarang ini. Tidak bisa menjawab apa pun, tak mau mengakui apa pun.“Aku anak siapa, Mommy?” seringai Xavion, meski ia sudah tahu jawabannya. Sunyi, ibunya menunduk dan terdiam.Ejekan Xavion kembali terdengr, “Ironis sekali, bukan? Aku yang biasa disebut Tuan Muda Young ternyata bukanlah putra kandung Billy Young.”“Justru Hanae yang dari pan

  • The Prosecutor Secret Lust   Ch.122 Hasil Tes DNA

    “Hemofilia adalah kelainan yang terjadi akibat keturunan. Orang dengan hemofilia tidak memiliki zat tertentu secara cukup untuk bisa membuat darah beku dan berhenti menetes saat luka,” terang dokter pada Xavion. “Ayah atau ibumu tidak pernah mengatakan ini padamu? Apa sejak kecil kamu tidak pernah terluka?”Xavion terengah mendengar hal itu. Batin sontak mengorek kenangan, mencari apakah ia pernah terluka dan mengalami kondisi hemofilia seperti sekarang.“Aku ... uhm, tergores pisau atau pinggiran kaleng tajam sepertinya pernah. Hanya luka kecil? Aku tidak tahu, aku tidak ingat,” gelengnya bingung. Dokter kemudian menunjuk keningnya. “Bagaimana dengan luka di pojok dahi Anda? Itu seperti bekas jahitan. Mungkin dulu saat kecil Anda pernah mengalami kepala bocor?”Secara reflek, Xavion mengusap kepalanya. Ia rasakan di pojok dahi bahwa memang ada seperti bekas jahitan di mana kulit terasa bergelombang. “Kalau tidak salah, saat usiaku 11 tahun ... a

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status