Pintu lift terbuka, mereka sudah sampai di lantai satu. Xavion melepas gandengannya pada Hanae dan memilih untuk berjalan dengan jarak sekitar setengah meter di antara mereka.Di tengah lobi ada Ezra sedang menunggu. Kedatangan keduanya ditatap lekat, ia segera berdiri dan melangkah mendatangi. Melihat dua pasang mata bengkak, merah, berair, apa yang harus dia katakan?“Bawalah Hanae pergi. Aku serahkan dia padamu. Jaga dan rawat dia dengan baik. Penuhi janjimu padanya seperti di suratmu dulu. Yaitu, membawanya keluar dari panti asuhan dan memberikan kehidupan yang lebih baik,” ucap Xavion menahan sejuta reruntuhan asa.Ezra mengangguk, lalu mengambil koper Hanae dari tangan sahabatnya. Seolah sebuah simbol di mana setelah ini dia yang akan mengurusi semua hal dalam hidup Hanae. “Aku akan menjaganya dengan sangat baik.”Lalu, ia menatap kepada sang adik angkat. “Kita pergi sekarang, ya?”Hanae tak menjawab. Matanya bergerak menatap ke ara
Suara telapak tangan mengenai kulit wajah nyaring memecah udara di kamar hotel. Hanae menampar Xavion yang sejak pertama diam saja tidak mengatakan apa pun sementara mereka akan berpisah.Kata mereka, jika tidak terasa sakit maka itu bukan cinta ....Keduanya saling tatap. Hanae terisak parah, sementara Xavion menangis dalam diam.Cinta pertama bagi keduanya, tetapi takdir mengatakan mereka harus berpisah saat ini. Tak pernah menyangka saat sedang bercinta dengan panas di atas ranjang kalau ternyata di dalam tubuh mereka mengalir darah yang sama. “Please ... maafkan aku, maafkan aku!” rintih Hanae, membelai pipi kakak tirinya dengan jemari gemetar. “Aku tidak bisa seperti ini, tidak mendengar apa pun darimu!”Ia usap warna merah akibat gambar telapak tangannya di pipi Xavion. Mungkin itu adalah bukti betapa dia sangat mencintai sang lelaki ... sebuah tamparan. “Katakan semua ini tidak benar, katakan kamu mencintaiku dan kita ti
"APA!” pekik Hanae melotot dan napas berhenti begitu saja.Tuan Muda Wu menunjukkan surat kedua. “Ini adalah surat dari ibumu yang bernama Violet Cheng kepada Ma’am Lilac. Mereka adalah kakak beradik.”“Bacalah, di surat ini namamu disebut, begitu pula nama Xavion. Di surat itu juga jelas menyatakan kalau kamu dan Xavion adalah kakak beradik satu ayah.”Ezra menghela lirih, “Aku tidak bermaksud memisahkan kalian. Tapi, kalian memang harus berpisah. Kamu tidak mungkin menjalin kasih dengan kakakmu sendiri, ‘kan, Hanae?”Wajah sang wanita muda pucat pasi mendengar ucapan Ezra. Ia segera menyambar surat itu dan mulai membacanya.Kemudian, Ezra berkata dengan berat hati. “Aku akan menunggu di lobi hotel untuk kalian berpisah. Segera kemasi barang-barangmu dan kita pergi dari sini, Hanae.”“Kamu kemarin mengatakan padaku saat kita makan siang di restoran. Bahwa kalau saja kakak angkatmu yang meminta agar kamu pergi dari Xavion, kamu m
Xavion menjemput Hanae di panti asuhan. Wanita itu terkejut dengan wajah sembab kekasihnya. "Ada apa? Kamu kenapa?”Namun, Xavion hanya menggeleng dan berkata, “Aku tidak bisa menjelaskan padamu di sini. Kita kembali ke hotel sekarang. Aku akan menjelaskannya di hotel.”Hanae terhenyak, “Tapi, aku sedang bersama teman-temanku. Kami sedang mengenang Ma’am Lilac. Kami juga akan mempersiapkan upacara pemakaman untuk be—““Sekarang, Hanae!” engah Xavion sedikit membentak. Hatinya sudah terlalu hancur untuk berdebat. Memandang perempuan yang dia cintai, yang sudah dia tiduri, yang ternyata adalah adiknya sendiri. Lelaki mana yang tidak mau gila kalau begini caranya?Terhenyak karena dibentak, ditambah wajah Xavion yang sudah tidak karuan, Hanae tak berani membantah. Meski ia sangat ingin berada di panti asuhan ini untuk menangisi kepergian ibu angkatnya, tetapi situasi sepertinya tidak bisa membuatnya tetap tinggal.“Aku ambil tasku
Jika nanti anakku lahir, tolong kamu ambil dan rawat dia, ya? Beri dia nama seperti permintaan terakhir Billy padaku. Jika wanita beri nama Hanae Tan, jika lelaki beri nama Caesar Tan. Jadikan dia anakmu, tetapi kubur masa laluku jangan sampai dia tahu. Amankan dia dari kejaran Gladys dan keluarganya. Kalau dia sanggup membunuh Billy, dan aku yakin memang dia yang membunuh Billy, maka aku tidak ragu bahwa dia sanggup membunuh bayiku. Dia adalah wanita yang kejam. Di balik kekayaan dan keanggunannya, Gladys adalah seorang monster. Dia bisa menyiksa siapa saja sesuka hati seperti saat dia mencekikku sebelum ini.Hanya ini yang aku minta padamu, Lilac. Jaga bayiku dan asuh dia seperti anakmu sendiri. Kamu adalah adikku yang sangat kusayangi. Aku percaya kamu akan membantuku membesarkan anakku dan Billy. Terima kasih, ya. With Love: Violet Cheng.***Tangan Xavion gemetar saat ia membaca surat itu hingga selesai. Wajahnya pucat pasi di mana
Xavion memandangi surat lusuh di atas meja yang ditunjuk oleh Ezra. Ia merasa oksigen menghilang begitu saja dari dunia pada waktu membaca bagian yang menyatakan bahwa Hanae adalah anak dari Billy Young -ayahnya."Bacalah dari atas supaya kamu mengerti apa yang terjadi sebenarnya pada waktu itu," lirih Ezra. Ia tahu mengungkit tragedi ini menyakitkan bagi Xavion, tetapi sang sahabat harus melakukannya. Meski tak ingin, meski berat, tetapi kenyataannya Xavion membaca surat dari Violet Cheng pada sang adik bernama Lilac Cheng.Dear Lilac, adikku tersayang. Terima kasih karena selalu berada di sisiku selama kasus ini berlangsung. Aku yakin kamu tahu kalau aku tidak bersalah dalam pembunuhan Billy Young. Akan tetapi, biarlah aku menceritakan ulang semuanya padamu.Billy mengalami masalah dalam pernikahannya dengan Gladys selama dua tahun terakhir. Dia tidak pernah menceritakan dengan jelas masalahnya dengan Gladys, aku pun tak ingin mengusik privasin