Zella berdiri di belakang pintu sambil mengontrol kembali napasnya yang sedikit memburu karena terkejut dengan perlakuan Marcell. Jangan sampai dirinya terjebak oelh lelaki macam Marcell. Perceraian adalah keputusan akhir yang akan di ambil Zella tepat di hari anniversarynya.
"Zella!! Buka Zella!!" teriak Marcell dari arah luar sambil mengetuk keras pintu kamar Zella.Zella terduduk di belakang pintu kamaranya dan menangis sejadi -jadinya. Ia teringat kata -kata Kakeknya saat itu."Queen ... Kamu harus menikah dengan Marcell. Sebab, kalau tidak, maka sia -sialah semua investasi kakek disana." Begitulah pesan Kakek pada Zella yang selalu memanggil namanya dengan sebutan Queen."Tenang Kek. Zella ambil semua apa yang nejadi hak Kakek. Biarkan Zella lepas dari lelaki yang tak pernah bersyukur dan tamak ini," ucap Zella lirih sekali.Suara Marcell masih terus mengetuk keras pintu itu dan sesekali menendang pintu kamar Zella dengan kasar. Tak lama, Marcell pun berhenti berteriak dan menggedor pintu kamarnya. Ternyata, Luna datang dan mulai menggoda Marcell. Pemandangan yang sudah tak asing lagi bagi Zella menatap Marcell setaip malam bercinta denagn Luna.Muak rasanya melihat hal itu. Bisa -bisanya Marcell melakukan hal hina itu di rumahnya sendiri dan terjadi di kamar pribadinya. Sungguh tak ada otak!!Keesokkan harinya, Zella keluar dari kamar menunggu Marcell sudah berangkat dan memastikan bahwa suaminya memang benar sudah pergi dari rumah bersama Luna ke kantor. Luna kini bekerja satu kantor dengan Marcell menjadi sekertarisnya. Marcell sengaja mengangkat Luna sebagai asisten pribadinya agar mereka selalu bersama.Setelah suaminya dan Luna pergi, Zella pun ikut pergi tanpa menyentuh amkanan di rumah. Zella menjadi sangat over protektf pada dirinya sendiri dan tak mau mati konyol seperti yang sering terjadi di film -film yang sering muncul di media sosialnya.Zella mengurus semua acara anniversarynya sendiri sesuai keinginannya. Mulai dari pemesanan tempat, katering, hingga dekorasi dan tidak lupa Zella menyewa pemain musik dan memasng layar proyektor untuk mengulang kembali kisah manis mereka selama satu tahun ini."Nyonya Zella?" panggil seseorang yang memanggil Zella dengan sebutan Nyonya.Zella yang sedang menatap riasan dekorasi yang mulai terpasang di sekitar panggung pun menoleh ke arah asal suara."Betul. Anda siapa?" tanya Zella sopan."Saya owner dari Akustik Production. Saya kesini untuk melihat panggungnya biar di sesuaikan dengan jumlah team dan alat musiknya," ucap lelaki tampan itu tersenyum manis."Ohhh ... Silahkan," ucap Zella ramah."Nama saya Arka," ucap lelaki itu mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan."Zella ...," ucap Zella membalas uluran tangan itu.Zella menemani ARka untuk melihat seluruh hallroom ini. Zella menunjukkan tempat ini dan itu yang akan di guankan sebagai tempat apa."Kalau saran saya, musik bagus di pojok sana. Selain dari pintu masuk terlihat, paling tidak bisa menmani layar polos untuk proyektor," ucap Arka menyarankan."Ide bagus juga. Boleh, nanti biar aku minta di ganti lay outnya untuk musik akustik," ucap Zella tersenyum puas emnerima saran Arka."Papah ...," panggil seorang anak kecil yang langsung memeluk kaki Papahnya."Gea ... Nanny mana?" tanya Arka mencari baby sitter Gea yang tak terlihat.Nanny pun berlari tergopoh -gopoh mencari Gea yang lepas dari genggaman tangannya karena mencari Papahnya."Ma -maaf Tuan. Non Gea lari mencari Tuan," ucap Nanny itu sedikit takut."Ya sudah. Kamu tunggu di mobil denagan supir. Gea biar disini dengan saya," ucap Arka pelan sambil menggendong putri kecilnya yang baru berusia tiga tahun.Nanny itu pun pergi sesuai perintah Tuan Arka. Zella menatap putri kecil Arka dan emncubit gemas pipi gembil itu karena sejak tadi menatap Zella tanpa berkedip."Siapa tadi namanya?" tanya Zella pada Gea."Gea tante," jawab Arka sambil tersenyum."Ohhh ... Gea. Namanya bagus banget. Gea mau makan? Tante pesenin ya? Mau apa?" tanya Zella pelan."Mau Mama ...," ucap Gea denagn suara yang lucu dan imut."Ma -mama? Memang Mamanya kemana?" tanya Zella pelan.Arka diam saja tak menjawab malah bertanya pada putrinya mau makan atau tidak. Zella paham, itu atndanya Arka tidak mau urusan pribadinya di bahas."Gea ... Makan es krim yuk? Deket sini ada tempat es krim yang enak? Mau?" tanya Zella pada Gea yang langsung mengangguk dan meminta gendong pada Zella."Mauu Ma," jawab Gea yang terus memanggil Zella dengan panggilan Mama.Arka hanya menunduk malu dan meminta maaf."Maafkan Gea," ucap Arka tulus."Gak apa -apa. Dia hanya anak -anak yang butuh kasih sayang," ucap Zella lirih.Zella menggendong Gea dengan penuh kasih sayang. Satu tahun pernikahan bersama Marcell terasa sia -sia karena memang Zella tak mau di sentuh setelah tahu Marcell sering bergonta ganti pasangan."Aku mau bawa Gea makan es krim di restoran bawah. Gak apa-apa?" tanya Zella meminta ijin."Gak apa -apa. Nanti aku susul ya. Aku mau tunggu teamku datang. Mereka katanay mau cek lokasi," ucap Arka santai.Zella pun membawa Gea turun menuju restoran untuk membeli es krim dan cemilan lain. Urusannya di hallroom ini juga sudah selesai dan besok Zella akan cek kembali. Setelah ini Zella mau ke perusahaan barunya yang sedang di rintis.***"Enak es krimnya?" tanya Zella pada Gea yang terus meminta di suapi es krim dengan tiga rasa itu.Zella memang hanay memesan satu mangkuk es krim dan jus alpukat untuk dirinya serta kentang goreng."Yummy Mama," ucap Gea yang terus membuat Zella gemas."Kalau enak, makan kentang gorengnya juga. Biar kenyang," ucap Zella pada Gea.Gea mengangguk dan mulai menikmati kentang goreng dan es krim secara bergantian.Cukup lama, Zella dan Gea saling bercanda dan tertawa hingga Gea pun tertidur di pelukan Zella. Zella merasa begitu sangat dekat dan sayang pada Gea. Mungkin naluri kewanitaan dan keibuannya mulai keluar."Maaf menunggu lama. Ehh .. Gea tertidur? Sini biar aku gendong. Kamu pasti lelah," ucap ARka measa tidak enak."Sudah tidak apa -apa. Takutnya kalau di pindah malah etrbangun dan nangis," ucap Zella lembut."Tapi ini terlalu lama. Memangnya kamu tidak ada acara lain? Atau bertemu suamimu?" tanya Arka sedikit ragu."Gak Arka. Suamiku terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Urusan pesta begini saja, ia serahkan padaku," ucap Zella berbohong."Wanita hebat. Kamu begitu mandiri sekali," puji Arka pada Zella."Bukankah para lelaki yang mengajarkannya untuk mandiri dan kuat?" ucap Zella pelan."Maksudnya?" tanya Arka penasaran."Ya, Kalau seperti aku, mau tidak mau di tuntut menjadi mandiri, kuat dan serba bisa, bukan?" ucap Zella menahan getir di dadanya."Ohhh ... Aku pikir apa?" ucap Arka pelan.Zella masih menggendong Gea sambil menepuk -nepuk bokong gadis kecil itu penuh kasih sayang.Sesekali, Zella menatap jam tangannya untuk melihat waktu saat ini. Besok adalah acara anniversarynya, jadi usahanya tidak boleh gagal sama sekali. Perusahaan yang baru ia rintis juga tidak boleh di ketahui oleh Marcell, suaminya."Kenapa? Kamu kayak gelisah? Kalau sibuk, silahkan pulang duluan, biar Gea aku gendong," ucap Arka pada Zella."Gak apa -apa? Aku ada perlu soalnya," ucap Zella merasa tak enak."Gak apa -apa. Gea itu putriku, jadi tak masalah. Aku sudah biasa mengurusnya sendiri sejak Gea bayi," ucap Arka penuh keyakinan."Mengurus sendiri? Istrimu?" tanya Zella dengan cepat karena penasaran.Arka memejamkan kedua matanya sebentar dan membuka kedua matanya kembali. Rasanya malas untuk membahas istrinya yang menurutnya sangat tidak baik itu. Bisa -bisanya ia meninggalkan bayinya sendiri di rumah sakit setelah melahirkan dan pergi entah keman
Hari yang di tunggu akhirnya tiba. Acara segera akan du mulai. Para tamu undangan juga telah hadir memenuhi hall room hotel tersebut. Alunan musik akustik pimpinan Arka juga menampilkan persembahan yang sangat memukau para tamu undangan.MC acara sudah mulai membuka acara dengan sambutan salam. Azela nampak duduk manis dengan balutan pakaian hitam yang elegan dengan manik mengkilau. Riasan Azela juga nampak sangat berbeda dari biasanya. Malam ini Azela memakai MUA agar dirinya terlihat sangat cantik. Marcell juga telah datang dan duduk di samping Azela. Aluna, kekasih Marcell juga berada tak jauh dari Marcell dengan senyum sumringah berkumpul dengan keluarga besar Marcell termasuk Opa MArcell.Marcell memperkenalkan Aluna sebagai sekertaris hebat yang memiliki multi talenta. Konisi perusahaan yang sdeang tidak baik -baik saja berhasil di manipulasi oleh Aluna agar terlihat baik dan hebat.Setengah jam kemudian, Azela dan Marcell maju ke depan untuk memotong kue tart anniversary mereka
Tatapan Arka begitu sinis kepada Zella. Rasa empati dan simpatinya mulai hilang saat Arka di bentak oleh Zella karena tidak usah mencampuri urusannya."Nanny ... Tolong siapkan kamar untuk tamu kita. Malam ini biar Gea tidur dengan saya di kamar," titah Arka yang pergi begitu saja tanpa bicara sepatah kata pun pada Zella.Gea melambaikan tangannya saat sang Papah menggendongnya erat dan membawanya ke lantai dua menuju kamar pribadi Papah Gea.Zella hanya bisa diam di tempat dan tertegun menatap gadis kecil yang polos sedang bersedih."Nona ... Kemarilah. Kamarmu sudah siap," ucap Nanny yang berjalan menunjukkan kamar untuk Zella pakai malam ini."Iya," jawab Zella sedikit gugup karena terlalu fokus melihat punggung Arka dan Gea yang terus menatapnya seolah meminta tolong.Zella berjalan menghampiri Nanny dan masuk ke dalam kamar tamu itu. Kamar yang cukup luas dan terlihat sangat nyaman untuk di tinggali."Aku Zella, kamu?" tanya Zella mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan gad
Zella sudah menyajikan semua makanan yang ia buat di meja makan. Ada nasi goreng spesial, nugget, dadar telor, kerupuk udang, sosis bakar dan mie kuning."Sudah selesai ... Mandi dulu terus baru makan. Tidak mungkin aku makan pakai baju seperti ini," ucap Zella lirih dan kemudian segera pergi dari ruang makan itu tanpa melihat ke arah depan dan ...Bruk!!"Arghhh ..." teriak Zella yang terjatuh tersungkur di lantai. Daster pendeknya ikut tersingkap ke atas hingga pangkal paha hingga pahanya yang mulus dan putih itu terlihat dengan jelas oleh Arka. Arka sama sekali tak berkedip dan terus menatap tajam ke arah pemandangan indah itu.Zella melotot dan langsung menutup pahanya dengan kedua tangannya."Apa yang kamu lihat?" teriak Zella ketus. Tubuhnya bukan tontonan gratis. Zella terpaksa memakai baju seperti ini karena tidak ada lagi pakaian.Arka mengatupkan kedua bibirnya dan kemudian membalikkan tubuhnya dan mengucap kata maaf kepada Zella. "Maafkan saya."Zella langsung berdiri dan m
Marcell tak bisa melepaskan Zella begitu saja. Ada banyak hal yang membuat Marcell tetap harus mempertahankan Zella.Kedua tangan dan kaki Zella sudah terikat di ranjang kamar tamu. Kamar yang biasa Zella tempati. Istri SAH Marcell yang terasa seperti menumpang dirumah besar itu.Mulutnya juga dibungkam dengan kain agar teriakan Zella tak mengganggu.Kedua mata Zella terus menatap tajam ke arah Marcell dengan Aluna, kekasih Marcell yang terus menempel pada Marcell."Mulai berani kamu sama aku? Hah!!" bentak Marcell pada Zella.Zella hanya menggelengkan kepalanya pelan dan tetap menatap Marcell. Marcell berjalan menghampiri Zella dan duduk ditepi ranjang lalu membuka sumpalan kain yang menutup mulut Zella."Kamu pikir, aku akan biarkan kamu pergi begitu saja? Setelah kamu berhasil mempermalukan aku dimalam anniversary kita? Ternyata malam itu sudah kamu buat sandiwara besar hingga Kakek tahu semuanya. Lalu kamu pergi, kamu menceraikan aku dan aku akan gigit jari tak mendapatkan sepeser
"Kamu lapar?" tanya Arka melirik sekilas ke arah Zella."Ekhemm ... Iya," jawab Zella meratp sedih pada nasibnya."Kita makan dulu ya. Kebetulan, Nanny sudah tidak bekerja lagi dirumah," ucap Arka tetap fokus mengendarai mobilnya."Kenapa?" tanya Zella penasaran."Ada sesuatu," jawab Arka tak mau menjelaskan lebih lanjut.Zella mengangguk kecil dan menangkap tubuh mungil Gea yang langsung melompat dari arah depan ke arahnya."Mama kenapa pergi. Gea sedih," cicit Gea dengan manja sambil memeluk Zella. Arka menatap Zella yang kebingungan untuk bersikap dari kaca spion tengah.Zella mengusap kepala Gea yang terus memegang Zella dengan sangat erat karena takut pergi menjauh seperti kemarin."Maaf ya, Gea. Mama kemarin harus pergi karena ada sesuatu hal," ucap Zella terlihat sedikit tertekan menjawab.Gea hanya mengangguk kecil dan emmejamkan kedua matanya. Rasanya nyaman sekali berada didalam pangkuan Zella. Gea menikmati hubungan batin antara Ibu dan anak.Siang ini, Arka, Zella dan Gea
Arka masih berdiri sambil menyeruput kopi yang baru saja ia buat sendiri. Zella menatap Arka dari arah samping dengan bibir yang sedikit menganga membentuk bulatan seperti huruf O.Arka melirik ke arah Zella dan menyipitkan kedua matanya menatap lekat ke arah wanita yang kini ikut tinggal bersamanya."Kenapa? B aja kali. Aku mengajak kamu menikah, bukan karena cinta, ini semua demi Gea, itu hal yang paling utama. Kedua, Kita ini hidup satu rumah, satu atap dan bahkan satu kamar. Aku tidak ingin ada orang yang memfitnah macam-macam. Paham ya?" ucap Arka menegaskan.Sebenarnya sulit mengatakan kebohongan itu. Ucapan yang sama sekali tak sesuai dengan isi hati itu sungguh menyakitkan hatinya. Tapi, Arka tidak mau dianggap sebagai lelaki yang mudah jatuh cinta karena ada celah."Eumhh ... Oke. Tapi, Aku belum resmi bercerai. Lagi pula, kalau surat cerai itu sudah terbit. Tidak mungkin aku langsung menikahi kamu, Mas Arka. Apa kata orang nanti? Bisa-bsia orang akan berpikiran macam-macam s
Hidup Zella seolah berhenti lagi setelah masuk ke dalam perangkap Marcell. Malam itu, Marcell sengaja memberikan air mineral pada Zella dan ternyata minuman itu sudah di campur dengan obat perangsang.Terlihat samar siapa yang ada di dalam Zella saat itu. Zella benar benar tidak ingat. Zella hanya ingat ia terbangun dan sudah berada di Apartemen Arka kembali.Malam itu terasa nikmat dan begitu cepat. Zella seperti di bawa terbang ke angkasa yang begitu tinggi. Hanya hembusan napas hangat dan aroma wangi yang cukup kental khas dalam indera penciuman Zella. Namun, Kedua mata Zella seperti sulit terbuka dan melupakan hal itu.Zella merasa tubuhnya lelah dan lemah. Bagian intinya juga begitu terasa sakit dan perih. Ada sesuatu yang hilang dari dalam diri Zella namun tak tahu apa itu.Hanya saja, Sejak saat itu Zella tak lagi bisa bertemu dengan Arka. Apartemen itu begitu sepi dan sunyi. Arka hanya meninggalkan secarik surat yang terlipat dengan rapi. Zella cukup terkejut membaca itu semua