Share

Acara Anniversary

Penulis: Beelovers
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-18 06:46:53

Zella berdiri di belakang pintu sambil mengontrol kembali napasnya yang sedikit memburu karena terkejut dengan perlakuan Marcell. Jangan sampai dirinya terjebak oelh lelaki macam Marcell. Perceraian adalah keputusan akhir yang akan di ambil Zella tepat di hari anniversarynya.

"Zella!! Buka Zella!!" teriak Marcell dari arah luar sambil mengetuk keras pintu kamar Zella.

Zella terduduk di belakang pintu kamaranya dan menangis sejadi -jadinya. Ia teringat kata -kata Kakeknya saat itu.

"Queen ... Kamu harus menikah dengan Marcell. Sebab, kalau tidak, maka sia -sialah semua investasi kakek disana." Begitulah pesan Kakek pada Zella yang selalu memanggil namanya dengan sebutan Queen.

"Tenang Kek. Zella ambil semua apa yang nejadi hak Kakek. Biarkan Zella lepas dari lelaki yang tak pernah bersyukur dan tamak ini," ucap Zella lirih sekali.

Suara Marcell masih terus mengetuk keras pintu itu dan sesekali menendang pintu kamar Zella dengan kasar. Tak lama, Marcell pun berhenti berteriak dan menggedor pintu kamarnya. Ternyata, Luna datang dan mulai menggoda Marcell. Pemandangan yang sudah tak asing lagi bagi Zella menatap Marcell setaip malam bercinta denagn Luna.

Muak rasanya melihat hal itu. Bisa -bisanya Marcell melakukan hal hina itu di rumahnya sendiri dan terjadi di kamar pribadinya. Sungguh tak ada otak!!

Keesokkan harinya, Zella keluar dari kamar menunggu Marcell sudah berangkat dan memastikan bahwa suaminya memang benar sudah pergi dari rumah bersama Luna ke kantor. Luna kini bekerja satu kantor dengan Marcell menjadi sekertarisnya. Marcell sengaja mengangkat Luna sebagai asisten pribadinya agar mereka selalu bersama.

Setelah suaminya dan Luna pergi, Zella pun ikut pergi tanpa menyentuh amkanan di rumah. Zella menjadi sangat over protektf pada dirinya sendiri dan tak mau mati konyol seperti yang sering terjadi di film -film yang sering muncul di media sosialnya.

Zella mengurus semua acara anniversarynya sendiri sesuai keinginannya. Mulai dari pemesanan tempat, katering, hingga dekorasi dan tidak lupa Zella menyewa pemain musik dan memasng layar proyektor untuk mengulang kembali kisah manis mereka selama satu tahun ini.

"Nyonya Zella?" panggil seseorang yang memanggil Zella dengan sebutan Nyonya.

Zella yang sedang menatap riasan dekorasi yang mulai terpasang di sekitar panggung pun menoleh ke arah asal suara.

"Betul. Anda siapa?" tanya Zella sopan.

"Saya owner dari Akustik Production. Saya kesini untuk melihat panggungnya biar di sesuaikan dengan jumlah team dan alat musiknya," ucap lelaki tampan itu tersenyum manis.

"Ohhh ... Silahkan," ucap Zella ramah.

"Nama saya Arka," ucap lelaki itu mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

"Zella ...," ucap Zella membalas uluran tangan itu.

Zella menemani ARka untuk melihat seluruh hallroom ini. Zella menunjukkan tempat ini dan itu yang akan di guankan sebagai tempat apa.

"Kalau saran saya, musik bagus di pojok sana. Selain dari pintu masuk terlihat, paling tidak bisa menmani layar polos untuk proyektor," ucap Arka menyarankan.

"Ide bagus juga. Boleh, nanti biar aku minta di ganti lay outnya untuk musik akustik," ucap Zella tersenyum puas emnerima saran Arka.

"Papah ...," panggil seorang anak kecil yang langsung memeluk kaki Papahnya.

"Gea ... Nanny mana?" tanya Arka mencari baby sitter Gea yang tak terlihat.

Nanny pun berlari tergopoh -gopoh mencari Gea yang lepas dari genggaman tangannya karena mencari Papahnya.

"Ma -maaf Tuan. Non Gea lari mencari Tuan," ucap Nanny itu sedikit takut.

"Ya sudah. Kamu tunggu di mobil denagan supir. Gea biar disini dengan saya," ucap Arka pelan sambil menggendong putri kecilnya yang baru berusia tiga tahun.

Nanny itu pun pergi sesuai perintah Tuan Arka. Zella menatap putri kecil Arka dan emncubit gemas pipi gembil itu karena sejak tadi menatap Zella tanpa berkedip.

"Siapa tadi namanya?" tanya Zella pada Gea.

"Gea tante," jawab Arka sambil tersenyum.

"Ohhh ... Gea. Namanya bagus banget. Gea mau makan? Tante pesenin ya? Mau apa?" tanya Zella pelan.

"Mau Mama ...," ucap Gea denagn suara yang lucu dan imut.

"Ma -mama? Memang Mamanya kemana?" tanya Zella pelan.

Arka diam saja tak menjawab malah bertanya pada putrinya mau makan atau tidak. Zella paham, itu atndanya Arka tidak mau urusan pribadinya di bahas.

"Gea ... Makan es krim yuk? Deket sini ada tempat es krim yang enak? Mau?" tanya Zella pada Gea yang langsung mengangguk dan meminta gendong pada Zella.

"Mauu Ma," jawab Gea yang terus memanggil Zella dengan panggilan Mama.

Arka hanya menunduk malu dan meminta maaf.

"Maafkan Gea," ucap Arka tulus.

"Gak apa -apa. Dia hanya anak -anak yang butuh kasih sayang," ucap Zella lirih.

Zella menggendong Gea dengan penuh kasih sayang. Satu tahun pernikahan bersama Marcell terasa sia -sia karena memang Zella tak mau di sentuh setelah tahu Marcell sering bergonta ganti pasangan.

"Aku mau bawa Gea makan es krim di restoran bawah. Gak apa-apa?" tanya Zella meminta ijin.

"Gak apa -apa. Nanti aku susul ya. Aku mau tunggu teamku datang. Mereka katanay mau cek lokasi," ucap Arka santai.

Zella pun membawa Gea turun menuju restoran untuk membeli es krim dan cemilan lain. Urusannya di hallroom ini juga sudah selesai dan besok Zella akan cek kembali. Setelah ini Zella mau ke perusahaan barunya yang sedang di rintis.

***

"Enak es krimnya?" tanya Zella pada Gea yang terus meminta di suapi es krim dengan tiga rasa itu.

Zella memang hanay memesan satu mangkuk es krim dan jus alpukat untuk dirinya serta kentang goreng.

"Yummy Mama," ucap Gea yang terus membuat Zella gemas.

"Kalau enak, makan kentang gorengnya juga. Biar kenyang," ucap Zella pada Gea.

Gea mengangguk dan mulai menikmati kentang goreng dan es krim secara bergantian.

Cukup lama, Zella dan Gea saling bercanda dan tertawa hingga Gea pun tertidur di pelukan Zella. Zella merasa begitu sangat dekat dan sayang pada Gea. Mungkin naluri kewanitaan dan keibuannya mulai keluar.

"Maaf menunggu lama. Ehh .. Gea tertidur? Sini biar aku gendong. Kamu pasti lelah," ucap ARka measa tidak enak.

"Sudah tidak apa -apa. Takutnya kalau di pindah malah etrbangun dan nangis," ucap Zella lembut.

"Tapi ini terlalu lama. Memangnya kamu tidak ada acara lain? Atau bertemu suamimu?" tanya Arka sedikit ragu.

"Gak Arka. Suamiku terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Urusan pesta begini saja, ia serahkan padaku," ucap Zella berbohong.

"Wanita hebat. Kamu begitu mandiri sekali," puji Arka pada Zella.

"Bukankah para lelaki yang mengajarkannya untuk mandiri dan kuat?" ucap Zella pelan.

"Maksudnya?" tanya Arka penasaran.

"Ya, Kalau seperti aku, mau tidak mau di tuntut menjadi mandiri, kuat dan serba bisa, bukan?" ucap Zella menahan getir di dadanya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • The Queen Janda Pirang   TAMAT

    Itulah Adzan. Lelaki pemberani dan kuat yang tak akan menyerah dalam situasi apapun. Adzan adalah lelkai yang menjaga harga diri keluarganya. Baginya keluarga adalah prioritasnya. Barang siapa yang mengganggu keluarganya, maka akan berhadapan dan berurusan dengan dirinya.Adzan sudah mematika mesin motornya dan turun masuk ke dalam gedung tua. Disana terlihat Marko sedang bersantai dan minum -minuman keras bersama komplotannya."Marko!! Kamu apkan Ainul!!" ucap Adzan dengan suara yang begitu keras dan lantang. Adzan masuk ke dalam gedung sendirian. Reza dan teman -temannya bersembunyi di tempat lain sesuai arahan Adzan tadi.Marko meletakkan botol minumannya di atas meja dan bangkit berdiri untuk melihat siapa yang memanggil namanya dengan berani. Kedua matanay menyipit dan emnatap tajam ke arah Adzan."Kamu? Adzan bukan?" tanya Marko dengan suara tak kalah lantang.Sebagai pemimpin genk motor, Marko tak boleh terlihat lemah didepan anak buahnya. Apalagi yang datang adalah orang asing

  • The Queen Janda Pirang   seratustujuhbelas

    "Umi kenapa sih, Kak?" tanya Ainul pada Adzan yang sambil mencuci piring. Adzan sedang mengelap meja makan dan menutup smeua sisa makanan denagn tudung saji."Umi cuma lelah aja. Cepat Ainul, kamu juga harus istirahat terus belajar. Besok hari terakhir ujian. Kmau harus semangat," titah Adzan lalu menyapu ruang makan dan menyeruknya dan membuang sampah."Iya Kak. Oh ya, Memang Kakak mau ke Mesir juga?" tanya Ainul lembut sambil mencuci tangannya setelah selesai mengerjakan tugasnya."Iya. Biar mimpimu kamu tidak terhenti," ucap Adzan kemudian lalu membuatkan susu untuk Ainul.Adzan memberikan susu itu pada AInul dan menyuruhnya cepat masuk ke dalam kamar. Adzan juga masuk ke dalam kamarnya dan belajar untuk hari terakhir ujian.***Pagi ini, suasana rumah sudah kembali seperti biasa. Pinka dan Sean hanay membeli makanan dari ujung gang rumahnya. Hari ini, Sean ingin memanjakan istrinya agar tidak memasak dan membiarkan membeli semuanya."Tumben makanannya begini," ucap Fatima menatap

  • The Queen Janda Pirang   seratusenambelas

    Satu jam sudah Ainul bercerita tentang semuanya. Tak ada satu cerita pun yang di lewatkan oleh Ainul. Awal mula cerita tentang Marko dan ancaman Marko hingga Ainul bisa terjebak dalam kehidupan malam MArko.Adzan terdiam sesaat. Ia mencari solusi yang tepat dan cara untuk bicara denagn baik tanpa menimbulkan masalah baru bagi Ainul."Jadi benar itu anak Marko?" tanya Adzan pada AInul yang mengangguk pasrah sambil menunduk.Kedua mata Ainul sudah basah dan tak bisa lagi membendung air mata itu. Adzan memebrikan sapu tangannya kepaad Ainul."Ini ... Hapuslah air mata kamu. Jangan bersedih Ainul. Semua yang sudah terjadi itu adalah takdir. Sekarang bagaiaman kita menyikapi maslaah itu sebagai ujian dan pendewasaan. Ada Kakak, kita bisa cari solusi bersama. Kamu sekarang maunya gimana?" tanya Adzan pada Ainul.Ainul sedang menghapus air matanay dan cairan dari hidung yang keluar begitu saja. Lalu mengangkat wajahnya dan menatap Adzan dengan malu. Wajaah Ainul sudah memerah karena menahan

  • The Queen Janda Pirang   seratuslimabelas

    Adzan tetap setia menunggu Ainul didepan ruang BK. Setelah mencari tahu, ternyata Ainul sedang mengerjakan ujian kemarin yang memang tidak dikerjakan karena tidak masuk.Adzan sudah menyuruh beberapa teman- temannya di Panti untuk mencari tahu keberadaan Marko. Ada kabar berita yang cukup membuat Adzan terkejut.Satu jam kemudian Ainul keluar dari ruang BK dengan wajah lesu dan tubuh yang etrlihat lemas. Adzan menyodorkan susu kotak untuk IAnul setelah melihat Ainul keluar dari ruang BK."Minumlah biar tubuhmu gak lesu begitu. Kasiha janinmu," bisik Adzan pada Ainul.Ainul menatap Adzan yang tidak menatap Ainul dan hanya menyodorkan susu kotak tanpa harus menatap adiknya. Adzan tak tega melihat wajah Ainul yang begitu terlihat kelelahan."Makasih," jawab Ainul pasrah. Ia menerima susu kota itu dan menancapkan sedotan dilubang kotak itu dan menyeruput nikmat. Susu strawberry yang begitu dingin dan manis sungguh membuat kerongkongan Ainul kembali basah dan mEnghilangkan rasa dahaga yang

  • The Queen Janda Pirang   seratusempatbelas

    Ainul masuk ke dalam sekolah dengan perasaan marah terhadap Adzan. Kedua kakak adik itu biasanya selalu akur dan harmonis. Tapi, kini keduanya bagai kucing dan anjing yang siap menerkam satu sama lain.Adzan yang begitu sayang pada AInul terlalu posesif. Ainul yang sedang tertimpa masalah juga egois menyembunyikan masalahnya itu sendirian saja tanpa ingin diketahui oleh siapapun."Ainul? Kamu kenapa kemarin gak masuk? Dipanggil guru BK katanya ingin susulan kapan?" ucap teman Ainul yang memberikan informasi langsung dari gurunya."Oh oke. Makasih ya, Vin. Aku kesana sekarang," ucap Ainul yang merasa ada sesuatu yang tak beres. Dadanya bergemuruh dan perasaannya tiba -tiba menjadi tidak enak.Ainul mengetuk pintu ruangan BK dan dari dalam terdengar sahutan Bu Eri yang menyuruhnya segera masuk."Masuk!""Maaf Bu. Ibu panggil Ainul?" tanya Ainul kemudian."Ohh Ainul? Iya. Ibu cari kamu. Sini masuk. Kemarin kamu tidak masuk kenapa? Tidak ada permohonan ijin atau surat keterangan sakit dar

  • The Queen Janda Pirang   seratustigabelas

    Keesokan paginya, Adzan tetap merencanakan semua apa yang telah ia rencanakan bersama anak panti untuk mengikuti Ainul kemana pun perginya seharian ini. Adzan sudah duduk manis disalah satu kursi makan sambil menikmati sarapan paginya. Pikiran Adzan jelas sedang bercabang sejak kemarin. Kenapa dihari penentuan nasibnya untuk lulus malah dihadapkan pada masalah besar seperti ini.Sean sudah masuk ke ruang makan untuk sarapan pagi bersama ketiga buah hatinya. Fatima menyusul dengan wajah serius dan Ainul belum nampak sama sekali batang hidungnya. Ada perasaan penasaran dihati Adzan dan ingin menghampiri Ainul ke kamar gadis itu. Tapi Adzan tetap berusaha tenang dan tidak tereburu -buru dengan segala egonya. Ia tidak ingin membuat Pinka, Uminya menjadi khawatir. Perempuan setengah baya itu terlalu peka untuk urusan kecil seperti ini."Mi ..," panggil Abi setelah menyeruput kopi hitam.Pinka pun masuk ke ruang makan sambil tergopoh -gopoh dan membawa telor dadar di piring besar."Iya Bi?

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status